Bab 1. Rumah sakit. *** Gadis berambut panjan lurus hitam legam dengan poni kedepan menatap ruang icu dengan cemas bola mata barwana coklatnya menahan butiran bening akan tumpah dari kelopak matanya, ia lalu mendongak menahan sesak dihatinya jika pertahanannya runtuh saat itu juga maka siapa yang akan menenangkan adiknya yang menangis tak ingin kehilangan Bundanya yang sedang berjuang antara hidup dan mati di dalam sana"Kak, Bunda tidak akan pergi kali ini kan?" ucap sang adik keatakutan. Gadis itu memaksakan senyumnya lalu berucap, "Kita doakan Bunda ya, Dek kuat melawan penyakitnya." "Selalu kak, aku selalu berdoa semoga bunda cepat sembuh. Aku rindu tawa Bunda dulu, Rumi ingin kita kumpul di rumah lagi bukan di rumah sakit terus seperti ini. Aku Rindu masakan Bunda."Aulia mengangguk mengiayakan, ia pun merindukan hal itu, sejak dua tahun terakhir mereka bergantian menjaga Bundanya di rumah sakit, meskipun selalu disibukkan untuk bekerja. Pulang kuliah ia pun kerja
Baca selengkapnya