Share

7. Bukan keinginan Aulia

Author: Penrasi
last update Last Updated: 2023-08-15 19:09:00

Aulia meletakkan makanan diatas meja seraya menghapus air matanya mencoba bersabar menguatkan hati. Ia meremas kantong plastik itu. Hatinya teriris mendengar perkataan begitu menyakitkan dari perempuan yang sangat dicintainya.

"Rumi, kamu berjanji sama Bunda nak!"

Aulia masih mematung mendengarnya. Sekuat tenaga agar terlihat baik-baik saja. Ia lalu berusaha menuangkan makanan itu ke mangkuk. Ia menghembuskan napas panjang.

"Arumi!" tegasnya mendesak perempuan itu.

Arumi menatap kakaknya mengerti yang dimaksud bundanya adalah Aulia, Bundanya sedang menyinggungnya karena memilih menikah saat umurnya masih sangat mudah. Masa depannya masih panjang yang ditakutkan oleh ibunya Aulia memutuskan untuk berhenti kuliah dan melepaskan semua mimpi-mimpinya.

"Rumi berjanji Bu—bunda," ungakapnya terbata-bata.

Saat Aulia berbalik Faris menatapnya lurus mengisyaratkan apakah dirinya baik-baik saja. Aulia mengangguk sebagai jawaban sebagai bentuk kalau dirinya baik-baik saja.

Aulia mendekati bankar tersebut akan menyuapinya namun lagi-lagi perempuan berbalik memunggunginya sebagai bentuk penolakan.

"Mah," panggilnya dengan suara bergetar terbata-bata.

Alex memegang punggungnya lalu mengambil alih piring tersebut. Ia mengisyaratkan perempuan itu untuk duduk di sofa saja agar akan mengambil alih menyuapi Marwah.

"Maafkan aku sudah merenggut masa depan Marwah, tapi saya berjanji tidak akan menyuruhnya untuk menyelesaikan pendidikannya dan membebaskannya untuk meraih cita-citanya."

Ia masih enggan untuk berbalik tak percaya begitu saja dengan ucapannya. Hatinya sudah terlanjur kecewa.

"Kalian pulanglah. Biarkan saya istirahat dengan tenang dan jangan datang ke sini lagi."

Pertahanan Aulia runtuh saat itu juga, mendengar kata pengusiran dari ibunya. Dunianya kini telah hancur, tempat yang dianggapnya rumah sekarang pintunya sudah ditutup serapatnya. Ia keluar menyadarkan dirinya di dinding meringkuk menangis sejadi-jadinya.

Alex mendesah panjang memberikan piring itu ke Rumi lalu menyusul Aulia menyemangatinya. Sampai saat ini berpikir bahwa wanita itu sungguh amat kuat.

"Kita pulang saja. Biarkan ibumu tenang. Percuma juga terus di sini saat ibumu sedang marah itu akan mempengaruhi kondisinya juga. Kita coba datang lagi besok atau lusa saja."

Alex menyarankan untuk pulang tak ingin suasana di sana semakin panas, dalam keadaan seperti ini lebih baik kalau mereka saling menghindar saja dulu.

"T—tapi bu—"

"Kita lebih baik pulang aja dulu. Kalau kamu terus di sini yang ada kalian saling menyakiti. Bunda sakit hati karena menaruh kekecewaan atas keputusanmu dan kamu sendiri juga terluka karena perkataan Bundamu. Bunda akan marah kalau mihatmu karena luka dihatinya jalan satu-satunya kali ini adalah menghindar saja dulu."

Aulia pun nurut, membuntuti Alex dari belakang dengan wajah murung menunduk. Saat Alex berhenti aulia menabrak punggung pria itu.

"Jalannya di sampingku. Orang-orang terus menatapku aneh seakan aku adalah penjahat di sini."

Aulia mendongak menatap laki-laki tinggi di depannya yang berstatus suminya. Ia sedikit mengeryitkan kening dan melirik ke samping beberapa tatapan aneh dilayangkan padanya.

"Bukannya kau memang penjahat dihidupku, setelah kau masuk ke hidupku semuanya jadi seperti ini berantakan."

Alex tertawa kecil mendengarnya, ia tak marah sama sekali mendengarnya cukup legah mendengar gerutunya. Setidaknya Aulia tidak menyimpan semua beban dalam hatinya sendiri.

"Aku memang pembawa sial, tapi aku memberikan bantuan untuk hidupmu."

"Ini bukan bantuan, tapi lebih ke penipuan!" tukasnya lagi.

"Penipuan yang menguntungkan." Alex merangkul pundak istrinya medekapnya agar lebih dekat seraya berbisik. "Setidaknya aku tidak meninggalkanmu saat masa sulitmu. Bukan hanya sekadar kata penyemangat yang berkedok motivasi."

***

Aulia menatap ke basmen parkiran alex menghentikan mobilnya, ini bukan rumah tempat pulang kali ini, mengernyitkan kening menatap apartemen berwarna coklat hitam tersebut.

"Ini—"

"Malam ini kita nginap di apartemenku. Aku tidak ingin membuat suasan hatimu semakin hancur karena harus berhadapan dengan keluargaku."

Ia tak menyangka kalau laki-laki itu masih memikirkannya senyum tipis muncul di bibirnya ternyata apa yang dipikirkan Aulia tentangnya tidak seburuk itu. Ia mengambil selimut dan bantal di samping alex sedang berbaring, dirinya memutuskan untuk tidur di sofa.

"Dalam perjanjian tidak ada tertulis kita pisah ranjang!"

Aulia mematung mengedipkan matanya memutar kembali otaknya mengigat kembali perjanjian kontrak yang sudah disepakatinya. Ia mendengus memgembalikan selimut dan bantal itu.

"Bagaimana kamu bisa memberikanku anak kalau kita pisah ranjang, tidak masuk akalkan kalau anaknya tiba-tiba jadi."

Aulia mendengus mendengarnya, dengan terpaksa naik ke tempat tidur berbaring di samping laki-laki itu. Ia terus meremas erat ujung selimutnya cemas bagaimana jika malam ini Alex benar melakukan hal itu. Ia menghembuskan napas panjang lalu menarik selimut menutupi kepalanya mencoba tidur.

Ahhh!!

Teriaknya lalu secapat berdiri di depan tempat tidur saat satu tangan Alex melingkar di depan tangannya.

"Ada apa?" tanyanya kebingungan, alex pun ikut duduk karena panik.

"Jangan lakukan malam ini aku belum siap …"

Alex mengucek matanya belum mengerti masih mengantuk, bahkan kurang paham dengan kalimat oleh Aulia. Apakah mengigau sampai melantur, maksudnya kata belum siap.

Aulia memandang Alex dengan mata mengantuk tiba-tiba saja terdiam. Memerhatikan lagi kondisi laki-laki itu, mata memerah, sulit terbuka dengan rambut berantakan laki-laki itu ternyata sudah tidur.

"Kamu lagi mimpiin apa sih. Malam-malam gini teriak-teriak tidak jelas."

"Um, itu, itu …," Aulia mulai merasa malu dengan hal itu menggaruk kepalanya.

"Ini sudah jam berapa aku mau kerja tugas dulu."

Aulia menatap Alex turun dari tempat tidurnya masih gugup. Seincipun tatapannya tak beralih sama sekali dari badan suaminya itu tetap waspada.

Aulia menghembuskan napas panjang legah merutuki kebodohannya kali ini. Ia meneguk air putih menenangkan pikirannya. Lalu kembali naik ke tempat tidur.

"Ya, ampun malu banget untung aja Kak Alex tidak paham sama sekali. Kalau dia tahu bisa mampus aku diketawain, bisa-bisa dia berpikir aku sudah tidak sabaran," batin Aulia kembali menutup wajahnya selimut malu.

Ia mendengar suara pintu terbuka sudah tahu kalau Alex sudah keluar dari kamar mandi ia memejamkan matanya terpaksa namun setelah beberapa detik mendengar suara ketikan laptop membuatnya legah dan rileks memejamkan matanya.

****

Alex membuat kopi untuk dirinya menahan rasa lelah dan ngantuknya, tugasnya belum selesai namun sudah sangat mengantuk. Sekarang menunjukkan pukul 4 pagi, kembali melanjutkan tugasnya. Tidak berselang lama tugasnya selesai ia memutuskan untuk istirahat sejenak menikmati secangkir kopinya. Merasa baikan memutuskan untuk membasuh wajahnya lalu memasak.

Ia memeriksa di kulkasnya apa yang dimasak kali ini. Hanya ada telur, mie semua sayur-sayuran itu sudah layu. Ia membuangnya ke tempat sampah.

Kali ini akan memasak mie dan omelet saja. Setidaknya perut mereka ada yang mengganjal pagi ini untuk kembali kuliah. Semua masakan itu sudah tersaji di atas meja. Ia berjalan ke kamar menemukan Aulia masih lelap tidur. Ia menggelengkan kepalanya dibalik sikapnya yang tenang ternyata perempuan itu memiliki kebiasaan tidur ngeri. Bantal berakan di lantai, selimut di ujung tempat tidur dan juga badannya terlentang kedua kakinya terbuka lebar.

"Um, Aulia sudah pagi. Kamu ada kuliah hari ini?"

Aulia melap ilernya dan menggaruk pipi kanannya meraba-raba mencari selimut. Alex menyaksikan itu hanya tertawa kecil saja.

"Ini benaran biniku?" gumamnya masih tak menyangka.

Bajunya terangkat menampilkan perut putih rata. Alex semkin menggelengkan kepalanya memeperbaiki poisis bajunya, tanpa sadar perempuan itu mulai risih dalam tidurnya membuka matanya.

Alex terjungkal ke lantai akibat temdangan dialayangakan padanya.

"Kau beraninya menyetuhku saat sedang tidak sadar!" tunjuk Aulia ke Alex.

Alex mengusap pinggangnya seraya berucap. "Kamu pikir aku akan tertarik dengan badanmu yang rata itu! Aku hanya ingin memperbaiki bajumu yang terangkat kalau terus dibiarkan kamu bisa masuk angin karena Ac sangat dingin."

"Halah alasan kau mengatakan tak tertarik padaku tapi liatlah, kau mengingkan anak dariku!" serkas Aulia memutar bola matanya

Alex terdiam beberapa detik perkataan Aulia berhasil membumkamnya. "Kalau bukan karena harta warisan Ayah aku takkan mau menikah denganmu!"

Aulia terdiam, tak menyangka akan mendapatka ucapan menohok hatinya semenyedihkan itukah setiap takdirnya kalau saja bukan karena desakan keadaan.

Related chapters

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   8. Ego masing-masing

    "Jika bukan lagi keluargaku bisa kupercaya maka siapa lagi?"Aulia*******Aulia menatap ibunya dari luar pintu merasakan sesak dalam hati. Ia memegang dadanya sesak saat ibunya tertawa lepas dengan arumi ingin sekali rasanya masuk ke dalam meminta maaf atas semua pilihannya. Selama ini sudah berusahan memberikan terbaik untuk Marwah namun sekejap mata kepercayaan itu hilang hanya satu kesalahan. Ia lalu berbalik meninggalkan kamar tak ingin marwah mengetahui kalau saja sedang berada di luar memantaunya."Mah, kau selalu mengajarkanku untuk hal-hal baik padaku tapi kau lupa caranya mengajarkan mempercayai keputusan anak-mu. Kau melupakan itu mah, sampai keputusan yang kuambil secara tiba-tiba membuat hatimu sakit sedalam ini. Bahkan rumah yang kuanggap rumah tempat paling nyaman ternyata adalah luka yang kubuat karena hilangnya kepercayaan itu. Mah kau berhasil mendidik kami tapi bisakah kali ini percayakan semua pada keputusan ini. Kalau bukan lagi mamah yang bisa menyakinkanku lalu

    Last Updated : 2023-08-16
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   10. kesenjangan status

    "Sebanarnya kamu menyukaiku atau tidak? Di satu sisi kau begitu baik dan perhatian tapi di sisi lain kau suka mengabaikanku."Aulia*****Alex tersemyum saat Aulia terdiam dan menatapnya lembut bahkan marahnya mulai reda. Ia mengambil tangannya lalu meremasnya kecil. "Aku tahu kamu sedang kesal dengan alasanku, tapi percayalah aku melakukam ini demi kebaikan kita." Aulia kembali lagi menepis tangannya menjauh. "Kebaikan apa! Lihatlah cara ibumu menuduh keluargaku tadi," ungakpanya semakin tak terima perlakuan wanita itu"Kalau begitu biarkan aku meminta maaf mewakili ibuku." Aulia membuang wajahnya tak terima kenapa harus Alex yang meminta maaf semua tidak akan ada artinya dan tidak memberikan pengaruh sama sekali."Aku tidak mau menerima permintaan maafmu mewakili ibumu. Apa gunanya jika sang pelaku terus melakukan penghinaan pada keluargaku. Selain itu kamu belum untung penjelasan ke aku.""Bagaimana bisa aku menjelaskan padamu kalau kamu saja masih marah seperti ini." "Yasud

    Last Updated : 2023-08-16
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Apa gunanya Status pernikahan ini?

    "Aku tidak butuh pengakuan atas hubungan palsu ini."Aulia*****"Sumpah candaanmu gak lucu lex," ucap Ridwan menggelengkan kepala tidak percaya sama sekali. Meskipun ekspresi Alex sangat serius tapi tidak akan mudah percaya secepat itu selain itu jari manisnya masih kosong belum tersematkan cincin di sana. "Aku serius!" Alex berusaha menyakinkan teman-temannya."Sudahlah jangan buat moodku hancur dengan candaan recehmu." Ridwam menimpali lalu meminum kopi masih belum percaya. Kalau pun itu terjadi kenapa tidak mengundang mereka berdua lalu siapa perempuan yang itu. Tak ada berita yang meliput tentang pernikahannya tidak seperti pernikahan kakaknya dulu yang tersebar secara cepat di media. Itu karena orang pengaruh ke dua orang tuanya. Siapa yang tidak mengenal corp sejahtera salah satu perusahaan besar di indonesia dan juga ibunya yang merupakan desainer terkenal. "Gak usah menampilkan ekspresi seperti itu karena kami sama sekali tidak akan percaya loh," tegur Ridwan lagi kesal

    Last Updated : 2023-08-17
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   aku bukan benalu

    "Aku memang mengingkan pernikahan dan ingin menjadi istri yang baik untuk ku dengan penuh keharmonisan tapi kisah indah sudah berakhir dalam angan-anganku saja"Aulia****"Dari mana kamu tahu tentang itu?" tanya alex menatap aulia yang diam saja. "Berita itu sudah menyebar di kampus. Bahkan anak-anak masih saja heboh mempertayakan siapa perempuan itu." Alex lalu mengambil hpnya yang berdering sejak tadi, mengeryitkan kening menatap nomor baru yang menghubunginya. Ia mengangkat telpon itu tak lupa meloadspekernya karena masih harus memeriksa data perusahaan dari ayahnya. "Hal—""Kak alex berita itu bohongkan? Kakak masih sendiri kan?" Alex terdiam mendengar seorang wanita menelponnya menangis sesengukan.Aulia menghembuskan napas panjang, baru saja beberapa hari menikah bahkan dirinya belum disentuh sama sekali tapi kali ini mendengar regekan seorang perempua dari ponsel. "Apa pentingnya kalian ingin tahu urusan pribadiku?" sanggah alex lagi. Matanya melirik Aulia yang menegang

    Last Updated : 2023-08-18
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   aku masih punya harga diri

    "Tidak usah Ayah!" Tolak Aulia juga merasa tidak enak dengan tawaran dari Andika. Selain itu juga sudah tersinggung dengan ucapan Laila.Alex memandang Aulia cukup lama meminta penjelas dari sorot mata. "Aulia hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yah." Aulia menggelengkan kepalanya kesal bukan itu yang diinginkan sekalipun bekerja dirinya tak mau dibawah naungan orang tua Alex, meskipun sikap Andika beda jauh dari perempuan yang dibencinya tapi tetap saja canggung dan malu. Aulia hanya ingin berdiri di kakinya sendiri. Tak melibatkan keluarga Alex lagi dengan urusannya, semakin jauh durinya masuk ke keluarga itu semakin sakit hatinya akan menumpuk dan akan susah untuk keluar. "Oh begitu menjadi ibu rumah tangga yang baik juga pekerjaan mulia, tapi suatu saat kalau kamu ingin bekerja bisa menghubungi ayah. Apalagi setelah kamu lulus sayang ijasahmu, nagnggur saja, Nak." Aulia hanya mengangguk saja sebagai jawaban agar tidak menyinggung hatinya lalu tak ingin mengecewakan Andik

    Last Updated : 2023-08-19
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   ibu adalah rumah bagi anak-anaknya

    "Ibu adalah rumah bagi anak-anaknya tapi rumah tertutup untukku" Aulia****Alex sudah mencari Aulia di sekitar kampus bahkan beberapa kali keluar masuk kelasnya dan bertanya ke teman-temannya apakah melihat namun mereka semua bingung tidak menemukan sosok dicarinya seharian ini, bahkan kedua sahabatnya juga tidak dikampus. Sudah beberapa kali juga menghubungi ponselnya namun tidak aktif. Ia mengusap rambut beberapa kali stress. Kali ini tidak akan memaafkan mamah dan Lalila kalau istrinya kenapa-napa. "Bro, kenapa sih menanyakan Aulia sejak tadi mana udah kayak orang stress banget! Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Ahmad bertanya penasaran meskipun tidak suka. "Bukan urusan kalian berdua!" ungkap Alex serkas matanya terus ke arah gerbang memperhatikan maha siswa yang lewat."Aulia itu perempuan baik-baik yang ku kenal. Ia takkan mau menghabiskan waktu yang tak penting dengan sembarang orang bahkan hanya ada 3 orang yang selalu ditemaninya. Gak sembarang orang bisa masuk ke k

    Last Updated : 2023-08-20
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   mengapa jalan takdirku seperti ini?

    "Ketika salah satu keluarga terlalu ikut campur dengan rumah tangga kita maka kita tidak akan tenang"Aulia****"Kenapa kau mencariku," Aulia menyinpan obat merah itu dan tersenyum ke adiknya. Ia mengusap kepalanya dengan lembut. "Aku khawatir dengan kondisimu. Maaf—""Jangan bahas itu di depan adikku, itu urusan kita" potong Aulia cepat. Ia tak ingin Rumi mengetahui apa yang dialaminya tidak mau membuatnya cemas menambah bebannya lagi. "Rumi, dengarkan kakak apapun yabg sudah bunda lakukan jangan pernah membecinya ya dek, ia takut kita salah langkah. Sekarang aku sudah berkeluarga harapan Bunda tinggal kamu saja. Lain kali diam saja jangan melawan bisa saja lebih parah dari ini. Selain itu pikirannya sedang kacau memikirkan sembuh juga kecewa dengan keputusan yang kuambil," nasehat Aulia padanya. "Tapi kak, Bunda sudah keterlaluan kali ini." "Tidak! Bunda melakukan itu karena masih marah dan kecewa. Biarkan saja sampai tenang. Jangan buat Budan stress akan menghambat kesembuha

    Last Updated : 2023-08-22
  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Ulah Alex

    "Aku sudah lelah dengan semua, bukan menyerah tapi hanya mengikuti alur hidup"Aulia****Tok!Tok!Tok!Aulia menautkan keningnya mendengar ketukan dari luar siapa datang tengah malam begini sudah menunjukkan pukul 2 malam. Ia bergegas mengintip ke jendela kamarnya menemukan seorang laki-laki tengah berdiri kedinginan karena hujan yang lebat. Ia memfokuskan pandangan meperhatikan postur tubuhnya. Ia menutup mulutnya tak menyangka yang datang adalah Alex. Ia segera keluar kamar membukakan pintu. "Ngapain datang ke sini?" Alex menghentikan langkahnya di depan pintu mendapatkan pertayaan tak enak itu. "Istriku di sini sendirian, jadi aku datang menemaninya. Kalau terjadi apa-apa aku juga yang repot nanti diteter banyak pertayaan dari ayah dan ibumu." Aulia memutar bola mata malas lalu bersedekap dada, jawaban yang dilontarkan Alex selalu saja asal bicara apa yang dikeluarkanya selalu tak berbobot. Ia beranjak mengambil baju ganti untuk suaminya."Ganti, habis itu bersihkan lantai yang

    Last Updated : 2023-08-23

Latest chapter

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Penyebab Trauma

    Dua belas tahun lalu seorang gadis kecil menangis dipojok kamar menyaksikan berdebatan antara ke dua orang tuanya, di mana sang ibu sedang hamil dan sbentar lagi akan melahirkan. Ia ketakutakn meringkuk memegang lututnya ketakutan memyaksikan pertengkaran yang sedang terjadi di depan matanya. Umurnya yang menginjak 7 tahun itu harus meliat bagaimana ibunya di pukul dan ditampar hingga dibentak oleh Ayahnya. “Dasar kau istri tidak berguna! Harusnya saat aku pulang kerja kau menyambutku dengan baik, tapi apa kau malah bertanya tentang perempuan yang jalan denganku. Bahkan memasak pun kau tak kerjakan!”“Harusnya kau sadar! Kau sudah tidak menjalankan tugasmu sebagai sorang suami, bahkan memberikan uang untuk membeli beras saja kau tak berikan! Beberapa temanku yang suaminya kerja denganmu sudah belanja bulanan. Sedangkn kau sendiri tidak memberikan sepersen pun padaku! Selain itu aku hanya bertanya baik-baik tentang wanita itu, mas. Tapi reaksimu berlebihan.”Plak! Satu tampara

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   menolak

    Alex menatap kdua perempuan itu bergantian sejak kapan merka bisa akrab seperti itu, aulia pun tak pernah cerita tentang Maudy. Ia tidak menyangka semua usahanya untuk membuat keduanya tidak saling mengenal dan tidak berkomunikasi gagal mereka bahkan sangat terlihat akrab dan terlihat dekat. Bahkan maudy terlihat pemilih dalam berteman dengan mudahnya akrab seakan mereka sudah saling mengenal lama.“Kalian sudah lama mengenal?” tanya alex pelan agar tidak menimbulka kecurigaan.0Maudy merangkul pundak Aulia senang. “Gak lama amat sih baru seminggu aja, itupun ketemunya waktu yang kurang berkesan ‘kan Aulia.”Aulia memaksakan senyumnya mendegar itu, memang benar. Ia menarik dirinya menjauh dari maudy risih diperhatikan seintens itu.“Wish asik ni, kalau begini, bisa tuh gabung dengan kami juga dong, kesempatan aku buat dekat dengan Aulia jalannya makin mulus aja,” seru Ahmad. Merasa memiliki kesempatan berdekatan dengan aulia.Tatapan melotot dilayangkan oleh Alex tak setuju tak i

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hampir ketahuan

    “Aulia,” panggil Maudy berulang kali karena perempuan itu diam melamun setelah menanyakan sudah lama atau kerja di sana.“Hah? Ya, ada apa kak?” “Aku bertanya loh kok malah begong sih, lagi mikirin apa?”“Ah, itu kakak motor aku sore ini bisa langsung diambil gak sih, soalnya penting bangat.” Kilahnya mencoba mengalihkan topik tak ingin terlalu jauh membahas tentang kejadian beberapa hari lalu saat mereka bertemu diapartemen tanpa sengaja dan harus berbohong.“Oh itu, aku akan mengabarinya kalau sudah dikampus. Palingan juga gak lama kalau hanya bannya bocor.”“Aku boleh minta nomornya kak? Kalau ke kesana sore ini gak akan susah lagi." Pinta aulia berusaha agar tidak terus menyusahkan Maudy ada rasa tak enak dalam dirinya terus merpotkan perempuan itu, selain itu dirinya juga tidak terbiasa menjadi pribadi yang indepent semuanya dilakukan sendiri.“Gak usah nanti aku yang hubungi dan kita ke sana barengan.” Aulia menggelengkan kepalannya menolak bantuan itu. “Aku aja yang ke san

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Andai saja semuanya tidak seperti ini

    Menghela napas panjang menatap kepergian Aurel kembali menertralkan detak jantungnya yang kembas kempis berdetak cepat karena menahan emosi tak ada maskud untuk menyinggung ibunya tapi apa yang dilakukannya sudah keterlaluan. Netranya memerhatikan Aulia sibuk membersihkan tumpahan teh itu, ia meraih tangannya menatap luka yang kena air panas tersebut.“Harusnya kamu obati dulu lakamu, kalau terus dibiarkan akan semkin parah.”Aulia menarik tangannya menjauh lalu melanjutkan membersihkan meja tersebut. Alex tak tahan karena Aulia mengabaikan luka tersebut menyetaknya menuju kamar menyururhnya untuk duduk. “Kalau ada luka seperti ini harusnya langsung kamu obati jangan dibiarkan begitu saja, gak baik.”Aulia diam menunduk saja tidak memberikan respon apapun. Sejak kepergian mertuanya itu terus saja bungkam membuat Alex mengeryitkan kening saat pulang pantai dia baik-baik saja.“Ada apa sejak tadi kok kamu diam saja sih?” tanya alex merasa ada yang aneh dengan perempuan itu.Tida

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   senyuman manis Aulia

    Aulia menyipratkan air alut ke arah Alex dengan tawa bahagia seakan masalah antara meraka sudah tiada lagi dengan segaja, senyum dibibirnya pun ikut tersinggung. Beberapa kali Alex terpesona dengan senyumnya yang manis, bahkan dibuat terpana dengan lesung pipi yang dimilikinya. “Kak Alex kok melamun aja sih” tegur Amlia mendorong laki-laki itu mendekat ke arah aulia.Alex terus memerhatikan Aulia menatap penuh kagum dan sorot mata lembut ke arahnya, ia terus dibuat terpoesona senyuman masnis peremuan itu, senyuman yang jarang sekali diliat menyadari ternyata perempuan itu selain memiliki gigi yang rapi juga memiliki lesung pipi di bawah bibirnya dengan bentuk titik. Bibrinya pun ikut terangkat menyaksikan senyum manis itu berharap akan selalu terbit. Perempuan itu sangat bahagia saat bermain dipantai karena seja kecil orang tuanya selalu membawanya ke pantai. Alex berharap bisa terus melihat senyuman indah itu.“Cantik,” puji Alex lalu menyiramnya dengan air laut. Perempuan itu m

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hampir ketahuan

    Aku merindukan masa kecilku tertawa tanpa beban, semakin deawasa dunia menujukkan kekejamannya, saat aku mencoba untuk mencari makna atas apa yang terjadi semakin hatiku dibuat risau semua begitu abu-abu tak mengerti sama sekali”Arumi*****mingu pagi Arumi, marwah, dan alex memutuskan untuk berlibur jalan-jalan ke salah satu tempat wisata di Makassar yaitu pantai akkarena mereka memutuskan untuk pergi lebih awal karena jarak antara apartemen mereka cukup jauh memakan cukup lama, walupun pantai akkarena sangat terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya tapi ingin menikmati keindahan pantai berpasir hitam tersebut sejak kecil Arumi dan Aulia sangat menyukai pantai dan juga langit mereka akan menghbisakan waktu seharian bermain di diata spasir seraya menikmati pemandan dan jajanan di sana.“is, kok mereka lama bangat sih,” gumam arumi menggerutu berdiri di depan mobil Alex cukup lama. “Andaikan saja aku tau kalau akan menunggu lama begini lebih baik aku minta kunci mobil

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   kamu salah Alex

    Aulia memasuki apartemen mereka membwa barang belaja bulanannya sekilas melirik ke arah Arumi cemberut memayungkan bibirnya kesal. Menaikkan alisnya sebelah bertanya-tanya apa yang sudah terjadi namun tak mau ambil pusing mengayunkan kaki menuju dapur."Kak Aulia," teriak Arumi mengelegar membuatnya menghela napas panjang. Ia keluar, matanya melotot mendapatkan Alex menutup mulut Arumi. Ia melangkah mendekat dan menepis jari-jarinya melepaskan tangannya "Apa yang kau lakukan pada adikku! Mau membunuhnya?" Arumi mengangguk setuju dengan prrnyataan itu. Semakin memanas-manasinya memprovikasi yang terjadi. "Mana mungkin aku mau membunuh adikku iparku sendiri. Kakaknya segalak singa lapar. Sama halnya aku mencari mati." Arumi menahan tawa mendengar senyum tipis mulai terbit di bibir perempuan itu."Kak Alex mengancamku kalau membocorkan selesai di telpon seorang perempuan."Alex melototkan matanya tak percaya berani mengadu sudah mengingatkannya untuk tidak memberitahukan masalah

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   jandikan tombak luka dan trauma menutup mulut merendahkan kita

    "Jangan menyesali apa yang terjadi dengan jalan hidupmu apalagi itu tentang keluarga broken home tapi jadikan tombak menuju suksessmu membungkam semua mulut merendahkanmu.Alex¤¤¤"Hai berhenti jangan mengatakan itu, kalau kamu membenci semua hal pada padamu baik itu hidupmu, dirimu dan takdirmu maka akan membuatmu hancur," Alex mencoba menyadarkan Aulia yang terus saja bergumam putus asa. "Kamu tidak akan tau bagaiamana jadi aku Alex!" tukas Aulia menatap nanar laki-laki itu "Aku memang tidak tau apapun tentang kamu Aulia tapi, bahkan aku tidak akan pernah tau bagaimana masa lalumu itu, tapi yakinlah dibalik ujianmu ini ada kebahagiaan yang menantimu jangan jadikan masa lalumu sebagai penghambat masa depanmu."Aulia tertawa mengejek. "Masa depan? Bahkan kau saja sudah menghancurkannya sekarang. Apalagi yang aku punya sekarang!" sahutnya lagi mengingat pernikahan paslu ini. Alex terdiam tak lagi bisa berkomentar, sudah berusaha untuk menghibur dan menyemangatinya tapi lagi-lagi

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hadirmu hanya memberikan luka!

    "Aulia sudah semester berapa?" tanya Amelia, ia menghentikan kunyuhannya dengan antusias menjawab pertanyaan itu."Alhamdulillah udah mau masuk semester 3 kak.""Loh masih maba yah, aku kira tadi udah semester 4 loh kita setingakat." Maudy tertawa kecil sudah salah menilai tentang perempuan itu."Masuk organisasi apa? Kalau ada sosialisasi bisa barengan." Aulia terdiam sejenak menggaruk pipinya tak gatal karena tidak mengambil organisasi apapun bukan karena tidak ingin masuk tapi dulu sibuk bekerja sampai tak ada waktu mengurus hal tersebut hanya fokus ke kerjaan dan keluarganya saja."Ah, itu kak. Aku gak ambil organisasi apapun," jawab Aulia canggung. "Kenapa? Masuk organisasi itu bagus loh." "Aku sibuk kerja kak sampai tak ada waktu mengurusnya." "Oh, gitu. Kamu kerja sambil kuliah buat bayar uang kuliahmu?" Aulia mengangguk tanpa ragu tersenyum canggung. "Bagus dong masih muda sudah punya pengalaman kerja. Andainya aku juga bisa kuliah sambil kerja bisa merasakan bahagianya

DMCA.com Protection Status