Home / Pernikahan / Pernikahan yang Tak diinginkan / aku masih punya harga diri

Share

aku masih punya harga diri

Author: Penrasi
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Tidak usah Ayah!" Tolak Aulia juga merasa tidak enak dengan tawaran dari Andika. Selain itu juga sudah tersinggung dengan ucapan Laila.

Alex memandang Aulia cukup lama meminta penjelas dari sorot mata. "Aulia hanya ingin menjadi ibu rumah tangga yah."

Aulia menggelengkan kepalanya kesal bukan itu yang diinginkan sekalipun bekerja dirinya tak mau dibawah naungan orang tua Alex, meskipun sikap Andika beda jauh dari perempuan yang dibencinya tapi tetap saja canggung dan malu. Aulia hanya ingin berdiri di kakinya sendiri. Tak melibatkan keluarga Alex lagi dengan urusannya, semakin jauh durinya masuk ke keluarga itu semakin sakit hatinya akan menumpuk dan akan susah untuk keluar.

"Oh begitu menjadi ibu rumah tangga yang baik juga pekerjaan mulia, tapi suatu saat kalau kamu ingin bekerja bisa menghubungi ayah. Apalagi setelah kamu lulus sayang ijasahmu, nagnggur saja, Nak."

Aulia hanya mengangguk saja sebagai jawaban agar tidak menyinggung hatinya lalu tak ingin mengecewakan Andik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   ibu adalah rumah bagi anak-anaknya

    "Ibu adalah rumah bagi anak-anaknya tapi rumah tertutup untukku" Aulia****Alex sudah mencari Aulia di sekitar kampus bahkan beberapa kali keluar masuk kelasnya dan bertanya ke teman-temannya apakah melihat namun mereka semua bingung tidak menemukan sosok dicarinya seharian ini, bahkan kedua sahabatnya juga tidak dikampus. Sudah beberapa kali juga menghubungi ponselnya namun tidak aktif. Ia mengusap rambut beberapa kali stress. Kali ini tidak akan memaafkan mamah dan Lalila kalau istrinya kenapa-napa. "Bro, kenapa sih menanyakan Aulia sejak tadi mana udah kayak orang stress banget! Apa yang sudah kamu lakukan padanya?" Ahmad bertanya penasaran meskipun tidak suka. "Bukan urusan kalian berdua!" ungkap Alex serkas matanya terus ke arah gerbang memperhatikan maha siswa yang lewat."Aulia itu perempuan baik-baik yang ku kenal. Ia takkan mau menghabiskan waktu yang tak penting dengan sembarang orang bahkan hanya ada 3 orang yang selalu ditemaninya. Gak sembarang orang bisa masuk ke k

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   mengapa jalan takdirku seperti ini?

    "Ketika salah satu keluarga terlalu ikut campur dengan rumah tangga kita maka kita tidak akan tenang"Aulia****"Kenapa kau mencariku," Aulia menyinpan obat merah itu dan tersenyum ke adiknya. Ia mengusap kepalanya dengan lembut. "Aku khawatir dengan kondisimu. Maaf—""Jangan bahas itu di depan adikku, itu urusan kita" potong Aulia cepat. Ia tak ingin Rumi mengetahui apa yang dialaminya tidak mau membuatnya cemas menambah bebannya lagi. "Rumi, dengarkan kakak apapun yabg sudah bunda lakukan jangan pernah membecinya ya dek, ia takut kita salah langkah. Sekarang aku sudah berkeluarga harapan Bunda tinggal kamu saja. Lain kali diam saja jangan melawan bisa saja lebih parah dari ini. Selain itu pikirannya sedang kacau memikirkan sembuh juga kecewa dengan keputusan yang kuambil," nasehat Aulia padanya. "Tapi kak, Bunda sudah keterlaluan kali ini." "Tidak! Bunda melakukan itu karena masih marah dan kecewa. Biarkan saja sampai tenang. Jangan buat Budan stress akan menghambat kesembuha

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Ulah Alex

    "Aku sudah lelah dengan semua, bukan menyerah tapi hanya mengikuti alur hidup"Aulia****Tok!Tok!Tok!Aulia menautkan keningnya mendengar ketukan dari luar siapa datang tengah malam begini sudah menunjukkan pukul 2 malam. Ia bergegas mengintip ke jendela kamarnya menemukan seorang laki-laki tengah berdiri kedinginan karena hujan yang lebat. Ia memfokuskan pandangan meperhatikan postur tubuhnya. Ia menutup mulutnya tak menyangka yang datang adalah Alex. Ia segera keluar kamar membukakan pintu. "Ngapain datang ke sini?" Alex menghentikan langkahnya di depan pintu mendapatkan pertayaan tak enak itu. "Istriku di sini sendirian, jadi aku datang menemaninya. Kalau terjadi apa-apa aku juga yang repot nanti diteter banyak pertayaan dari ayah dan ibumu." Aulia memutar bola mata malas lalu bersedekap dada, jawaban yang dilontarkan Alex selalu saja asal bicara apa yang dikeluarkanya selalu tak berbobot. Ia beranjak mengambil baju ganti untuk suaminya."Ganti, habis itu bersihkan lantai yang

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   menyalahkan diri sendiri

    Aulia mengumpulkan jawabannya lalu keluar dengan lesu sesekali mengusap air butiran bening berhasil lolos, rasanya sakit meskipun sudah terikat dengan pernikahan yang sah tapi semua didasari hitam diatas putih. Selain itu seperti menjual dirinya karena membutuhkan uang. "Aku apa bedanya dengan perempuan di luar sana yang menjual diri demi uang, bedanya aku hanya diikat dengan status pernikahan. Hanya status." Ia melangkah gontai menuju kamar mandi memastikan lagi apakah itu benar ulah Alex dalam hatinya semoga saja ruam-ruam alergi, tapi selama ini tidak memiliki alergi apapun. Sesampainya di toilet buru-buru menguncinya dan melepaskan syal tersebut. Perhatahannya runtuh sekali lagi benar saja itu adalah bekas bibir seseorang. Ia meringkuk di dinding toilet menangisi dirinya. Ia tak pernah menyangka seperih ini hatinya saat disentuh alex, dunianya hancur karena laki-laki itu dicintainya dan hanya menginginkan seorang anak darinya. Hal ini menjadi pukulan terberat selama ini terlal

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   berita baik & buruk

    "Hal paling menyakitkan ketika baru saja aku bahagia dengan kabar baik lalu mendapatkan kabar lebih buruk lagi"Aulia*****"Dari mana saja kamu malam begini baru pulang!" Aulia tersentak baru melangkahkan kakinya ke pintu sudah dibentak oleh mertuanya menatap Arlojinya baru masuk magrib belum pulang larut malam. Ia hanya diam mematung di depan pintu menunduk menahan tangis, selain bentakan Aurel yang membuatnya kacau rasanya berat untuk bertemu dengan Alex. Kakinya seakan ingin pergi dari rumah ini. "Seharusnya sebelum magrib kamu sudah ada di rumah bukannya keluyuran tidak jelas. Mau jadi wanita apa kamu, hah! Jangan sampai kau mencemari nama baik keluarga saya cukup kau terlahir miskin menjadi beban di keluarga ini!Butiran bening berhasil keluar dari kelopak matanya, sudah tak tahan lagi bahunya bergetar namun rasa iba seakan tak ada untuknya aurel semakin memojokkannya. "Jangan pikir dengan kamu menjual kesedihan dapat meluluhkan saya. Saya tahu itu hanya air mata sandiwara s

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   penyesalan tak berujung

    Aulia mengayunkan kakinya cemas juga ketakutan, tangannya begetar hebat belum siap mendengar apapun yang terjadi. Ia menatap rungan di mana ibunya sedang ditagani, kakinya terasa lemas tak sanggup lagi membopong tubuhnya melangkah saja sudah tak sanggup lagi. Butiran bening itu tak hentinya keluar, badai ujian terus saja menghantam mental dan fisiknya. Namun, sekarang adalah ujian paling membuatnya ketakutan. Meskipun sudah berada di situasi seperti ini berulang kali tapi rasanya belum siap sama sekali mendengar kabar yang akan disampaikan oleh dokter, setiap kali kabar baik keluar diringi dengan kabar lebih buruk lagi. Aulia pun tahu kalimat itu hanyalah penenang sesaat agar tidak terlalu syok mendengar selanjutnya agar patah semangat, sedih berlarut. Namun, tetaplah sia-sia. Hati siapa yang tak akan hancur ketika kehilangan ibunya, tentu saja semua orang merasakan hal yang sama perginya salah satu orang tua di hidup kita tak karuan karena peran keduanya sangatlah penting. Ibu adala

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   pelanggaran perjanjian

    Setelah kepergian Alex, aulia termenung lama memikirkan perkataanya sekarang Rumi adalah tanggung jawanya satu-satunya tempat untuk pulang, tapi apakah mampu menjalankan peran itu sedangkan dirinya saja sedang berada di situasi yang sulit, ia menghembuskan napas panjang lama semoga saja kelak tidak kalah dengan keadaan masih ada arumi yang harus diurus. Ia mengulurkan tangan membangunkan Rumi untuk masuk ke apartemen istirahat, fisik dan mentalnya pasti kelelahan."Dek, tidurnya di apartemen jangan di sini." "Bunda," gumam Rumi dalam tidurnya. Mata aulia kembali lagi berkaca-kaca, juga sangat rapuh bahkan merasakan sosok itu masih hidup tapi nyatanya telah tiada. Ia masih belum bisa menerima kepergian Marwah. "Dek, bangun." Aulia terus menguncang tubuhnya. Netra Arumi terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk, ia melirik parkiran apartemen mengeryitkan kening sedang di mana? Ini bukanlah rumah mereka. "Kak, sekarang kita di mana? Ini sudah malam Bunda pasti marah kalau kit

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Kami memang tak pernah dianggap

    "Luka paling menyakitkan ketika sang pelaka adalah keluarga sendiri"Aulia***Aulia menatap malas kedatangan kedua sahabatbya heboh dengan apartemen ditrmpatinya karena salah satu apartemen elit dan mewah. Bahkan mereka memgang beberapa perlengkapan yang harganya bisa membeli rumah, mobil dan tanah."Wis gila hidupmu berubah 180 derajat." puji Faris masih terkesima."Udah jangan di sentuh terus kalau ada yang jatuh aku yang kena imbasnya sama paksu entar ribet. Untung kalau gak di suruh ganti rugi," jelas Aulia sibuk membutkan jus. "Eh, kalian udah dengar gak sih, kak Maudy udah balik dari study tournya udah aktif seperti dulu lagi.""Wish, akhirnya berbie kampus balik lagi." Aulia mengerutkan kening, siapa bierbie kampus yang mereka maksud nama yang disebutka tak pernah di dengarnya selama ini mungkin karena kurang update sama sekali tentang kampus. "Siapa berbie kampus?" Widya dan Faris refleks menipuk jidat Aulia bersamaan. Suatu keajaiban tidak mengenal Maudy. Perempuan ter

Latest chapter

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Penyebab Trauma

    Dua belas tahun lalu seorang gadis kecil menangis dipojok kamar menyaksikan berdebatan antara ke dua orang tuanya, di mana sang ibu sedang hamil dan sbentar lagi akan melahirkan. Ia ketakutakn meringkuk memegang lututnya ketakutan memyaksikan pertengkaran yang sedang terjadi di depan matanya. Umurnya yang menginjak 7 tahun itu harus meliat bagaimana ibunya di pukul dan ditampar hingga dibentak oleh Ayahnya. “Dasar kau istri tidak berguna! Harusnya saat aku pulang kerja kau menyambutku dengan baik, tapi apa kau malah bertanya tentang perempuan yang jalan denganku. Bahkan memasak pun kau tak kerjakan!”“Harusnya kau sadar! Kau sudah tidak menjalankan tugasmu sebagai sorang suami, bahkan memberikan uang untuk membeli beras saja kau tak berikan! Beberapa temanku yang suaminya kerja denganmu sudah belanja bulanan. Sedangkn kau sendiri tidak memberikan sepersen pun padaku! Selain itu aku hanya bertanya baik-baik tentang wanita itu, mas. Tapi reaksimu berlebihan.”Plak! Satu tampara

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   menolak

    Alex menatap kdua perempuan itu bergantian sejak kapan merka bisa akrab seperti itu, aulia pun tak pernah cerita tentang Maudy. Ia tidak menyangka semua usahanya untuk membuat keduanya tidak saling mengenal dan tidak berkomunikasi gagal mereka bahkan sangat terlihat akrab dan terlihat dekat. Bahkan maudy terlihat pemilih dalam berteman dengan mudahnya akrab seakan mereka sudah saling mengenal lama.“Kalian sudah lama mengenal?” tanya alex pelan agar tidak menimbulka kecurigaan.0Maudy merangkul pundak Aulia senang. “Gak lama amat sih baru seminggu aja, itupun ketemunya waktu yang kurang berkesan ‘kan Aulia.”Aulia memaksakan senyumnya mendegar itu, memang benar. Ia menarik dirinya menjauh dari maudy risih diperhatikan seintens itu.“Wish asik ni, kalau begini, bisa tuh gabung dengan kami juga dong, kesempatan aku buat dekat dengan Aulia jalannya makin mulus aja,” seru Ahmad. Merasa memiliki kesempatan berdekatan dengan aulia.Tatapan melotot dilayangkan oleh Alex tak setuju tak i

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hampir ketahuan

    “Aulia,” panggil Maudy berulang kali karena perempuan itu diam melamun setelah menanyakan sudah lama atau kerja di sana.“Hah? Ya, ada apa kak?” “Aku bertanya loh kok malah begong sih, lagi mikirin apa?”“Ah, itu kakak motor aku sore ini bisa langsung diambil gak sih, soalnya penting bangat.” Kilahnya mencoba mengalihkan topik tak ingin terlalu jauh membahas tentang kejadian beberapa hari lalu saat mereka bertemu diapartemen tanpa sengaja dan harus berbohong.“Oh itu, aku akan mengabarinya kalau sudah dikampus. Palingan juga gak lama kalau hanya bannya bocor.”“Aku boleh minta nomornya kak? Kalau ke kesana sore ini gak akan susah lagi." Pinta aulia berusaha agar tidak terus menyusahkan Maudy ada rasa tak enak dalam dirinya terus merpotkan perempuan itu, selain itu dirinya juga tidak terbiasa menjadi pribadi yang indepent semuanya dilakukan sendiri.“Gak usah nanti aku yang hubungi dan kita ke sana barengan.” Aulia menggelengkan kepalannya menolak bantuan itu. “Aku aja yang ke san

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Andai saja semuanya tidak seperti ini

    Menghela napas panjang menatap kepergian Aurel kembali menertralkan detak jantungnya yang kembas kempis berdetak cepat karena menahan emosi tak ada maskud untuk menyinggung ibunya tapi apa yang dilakukannya sudah keterlaluan. Netranya memerhatikan Aulia sibuk membersihkan tumpahan teh itu, ia meraih tangannya menatap luka yang kena air panas tersebut.“Harusnya kamu obati dulu lakamu, kalau terus dibiarkan akan semkin parah.”Aulia menarik tangannya menjauh lalu melanjutkan membersihkan meja tersebut. Alex tak tahan karena Aulia mengabaikan luka tersebut menyetaknya menuju kamar menyururhnya untuk duduk. “Kalau ada luka seperti ini harusnya langsung kamu obati jangan dibiarkan begitu saja, gak baik.”Aulia diam menunduk saja tidak memberikan respon apapun. Sejak kepergian mertuanya itu terus saja bungkam membuat Alex mengeryitkan kening saat pulang pantai dia baik-baik saja.“Ada apa sejak tadi kok kamu diam saja sih?” tanya alex merasa ada yang aneh dengan perempuan itu.Tida

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   senyuman manis Aulia

    Aulia menyipratkan air alut ke arah Alex dengan tawa bahagia seakan masalah antara meraka sudah tiada lagi dengan segaja, senyum dibibirnya pun ikut tersinggung. Beberapa kali Alex terpesona dengan senyumnya yang manis, bahkan dibuat terpana dengan lesung pipi yang dimilikinya. “Kak Alex kok melamun aja sih” tegur Amlia mendorong laki-laki itu mendekat ke arah aulia.Alex terus memerhatikan Aulia menatap penuh kagum dan sorot mata lembut ke arahnya, ia terus dibuat terpoesona senyuman masnis peremuan itu, senyuman yang jarang sekali diliat menyadari ternyata perempuan itu selain memiliki gigi yang rapi juga memiliki lesung pipi di bawah bibirnya dengan bentuk titik. Bibrinya pun ikut terangkat menyaksikan senyum manis itu berharap akan selalu terbit. Perempuan itu sangat bahagia saat bermain dipantai karena seja kecil orang tuanya selalu membawanya ke pantai. Alex berharap bisa terus melihat senyuman indah itu.“Cantik,” puji Alex lalu menyiramnya dengan air laut. Perempuan itu m

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hampir ketahuan

    Aku merindukan masa kecilku tertawa tanpa beban, semakin deawasa dunia menujukkan kekejamannya, saat aku mencoba untuk mencari makna atas apa yang terjadi semakin hatiku dibuat risau semua begitu abu-abu tak mengerti sama sekali”Arumi*****mingu pagi Arumi, marwah, dan alex memutuskan untuk berlibur jalan-jalan ke salah satu tempat wisata di Makassar yaitu pantai akkarena mereka memutuskan untuk pergi lebih awal karena jarak antara apartemen mereka cukup jauh memakan cukup lama, walupun pantai akkarena sangat terkenal dengan pemandangan matahari terbenamnya tapi ingin menikmati keindahan pantai berpasir hitam tersebut sejak kecil Arumi dan Aulia sangat menyukai pantai dan juga langit mereka akan menghbisakan waktu seharian bermain di diata spasir seraya menikmati pemandan dan jajanan di sana.“is, kok mereka lama bangat sih,” gumam arumi menggerutu berdiri di depan mobil Alex cukup lama. “Andaikan saja aku tau kalau akan menunggu lama begini lebih baik aku minta kunci mobil

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   kamu salah Alex

    Aulia memasuki apartemen mereka membwa barang belaja bulanannya sekilas melirik ke arah Arumi cemberut memayungkan bibirnya kesal. Menaikkan alisnya sebelah bertanya-tanya apa yang sudah terjadi namun tak mau ambil pusing mengayunkan kaki menuju dapur."Kak Aulia," teriak Arumi mengelegar membuatnya menghela napas panjang. Ia keluar, matanya melotot mendapatkan Alex menutup mulut Arumi. Ia melangkah mendekat dan menepis jari-jarinya melepaskan tangannya "Apa yang kau lakukan pada adikku! Mau membunuhnya?" Arumi mengangguk setuju dengan prrnyataan itu. Semakin memanas-manasinya memprovikasi yang terjadi. "Mana mungkin aku mau membunuh adikku iparku sendiri. Kakaknya segalak singa lapar. Sama halnya aku mencari mati." Arumi menahan tawa mendengar senyum tipis mulai terbit di bibir perempuan itu."Kak Alex mengancamku kalau membocorkan selesai di telpon seorang perempuan."Alex melototkan matanya tak percaya berani mengadu sudah mengingatkannya untuk tidak memberitahukan masalah

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   jandikan tombak luka dan trauma menutup mulut merendahkan kita

    "Jangan menyesali apa yang terjadi dengan jalan hidupmu apalagi itu tentang keluarga broken home tapi jadikan tombak menuju suksessmu membungkam semua mulut merendahkanmu.Alex¤¤¤"Hai berhenti jangan mengatakan itu, kalau kamu membenci semua hal pada padamu baik itu hidupmu, dirimu dan takdirmu maka akan membuatmu hancur," Alex mencoba menyadarkan Aulia yang terus saja bergumam putus asa. "Kamu tidak akan tau bagaiamana jadi aku Alex!" tukas Aulia menatap nanar laki-laki itu "Aku memang tidak tau apapun tentang kamu Aulia tapi, bahkan aku tidak akan pernah tau bagaimana masa lalumu itu, tapi yakinlah dibalik ujianmu ini ada kebahagiaan yang menantimu jangan jadikan masa lalumu sebagai penghambat masa depanmu."Aulia tertawa mengejek. "Masa depan? Bahkan kau saja sudah menghancurkannya sekarang. Apalagi yang aku punya sekarang!" sahutnya lagi mengingat pernikahan paslu ini. Alex terdiam tak lagi bisa berkomentar, sudah berusaha untuk menghibur dan menyemangatinya tapi lagi-lagi

  • Pernikahan yang Tak diinginkan   Hadirmu hanya memberikan luka!

    "Aulia sudah semester berapa?" tanya Amelia, ia menghentikan kunyuhannya dengan antusias menjawab pertanyaan itu."Alhamdulillah udah mau masuk semester 3 kak.""Loh masih maba yah, aku kira tadi udah semester 4 loh kita setingakat." Maudy tertawa kecil sudah salah menilai tentang perempuan itu."Masuk organisasi apa? Kalau ada sosialisasi bisa barengan." Aulia terdiam sejenak menggaruk pipinya tak gatal karena tidak mengambil organisasi apapun bukan karena tidak ingin masuk tapi dulu sibuk bekerja sampai tak ada waktu mengurus hal tersebut hanya fokus ke kerjaan dan keluarganya saja."Ah, itu kak. Aku gak ambil organisasi apapun," jawab Aulia canggung. "Kenapa? Masuk organisasi itu bagus loh." "Aku sibuk kerja kak sampai tak ada waktu mengurusnya." "Oh, gitu. Kamu kerja sambil kuliah buat bayar uang kuliahmu?" Aulia mengangguk tanpa ragu tersenyum canggung. "Bagus dong masih muda sudah punya pengalaman kerja. Andainya aku juga bisa kuliah sambil kerja bisa merasakan bahagianya

DMCA.com Protection Status