Setelah kepergian Alex, aulia termenung lama memikirkan perkataanya sekarang Rumi adalah tanggung jawanya satu-satunya tempat untuk pulang, tapi apakah mampu menjalankan peran itu sedangkan dirinya saja sedang berada di situasi yang sulit, ia menghembuskan napas panjang lama semoga saja kelak tidak kalah dengan keadaan masih ada arumi yang harus diurus. Ia mengulurkan tangan membangunkan Rumi untuk masuk ke apartemen istirahat, fisik dan mentalnya pasti kelelahan."Dek, tidurnya di apartemen jangan di sini." "Bunda," gumam Rumi dalam tidurnya. Mata aulia kembali lagi berkaca-kaca, juga sangat rapuh bahkan merasakan sosok itu masih hidup tapi nyatanya telah tiada. Ia masih belum bisa menerima kepergian Marwah. "Dek, bangun." Aulia terus menguncang tubuhnya. Netra Arumi terbuka perlahan menyesuaikan cahaya yang masuk, ia melirik parkiran apartemen mengeryitkan kening sedang di mana? Ini bukanlah rumah mereka. "Kak, sekarang kita di mana? Ini sudah malam Bunda pasti marah kalau kit
Read more