Ini adalah tentang Zayra, si gadis miskin yang berhutang budi pada Tuan besar kaya raya bernama Abrisam Daneswara. Karena kebaikan Tuan Sam semenjak dia kecil, Zayra harus membayarnya dengan menjadi istri untuk seorang Abidzar Khafi Daneswara—putra tunggal Tuan Sam yang merupakan calon penerus perusahaan textile terbesar nomor dua di benua Asia. Lantas, bagaimana kisah rumah tangga Zayra dengan Abidzar si Tuan Muda Arogan? Apakah gadis itu akan disiksa mentalnya secara perlahan? Ataukah gadis itu hanya diperlakukan semena-mena? Bagaimana jika gadis itu dijadikan pemuas berahi plus babu serbaguna? Bisakah Zayra melawan?
Lihat lebih banyakAbidzar tampan? Jelas jawabannya adalah ya! Pria itu lahir dari pasangan suami-istri berwajah rupawan. Ayahnya tampan khas pria Asia Tenggara, berbadan tegap, dengan mata gelap memesona. Ibunya pula berkulit putih, hidung mancung khas wanita Timur Tengah, serta senyum indah menenangkan dengan dagu terbelah. Gen terbaik dari dua orang itu, menyatu dengan sempurna sehingga visual Abidzar sukses memabukkan mata kaum hawa. Sayangnya, sinyal ketampanan yang demikian sama sekali tak berpengaruh lebih pada Zayra. Memang, gadis itu mengakui wajah suaminya jauh di atas rata-rata, tapi baginya, ketampanan wajah bukan prioritas untuk membuatnya terpana. Buktinya, Zayra tetap bisa memasang lipstik dengan benar meski penampilan Abidzar tampak paripurna dari bayangan yang dipantulkan cermin tempatnya berhias. “Tolong ambilkan parfum berbotol lonjong itu, Istriku.”“Panggilan yang anda sematkan untuk saya barusan terdengar ambigu, Tuan. Salah-salah, orang akan berpikir bahwa anda benar-benar me
Tawaran damai dari Zayra ditolak mentah-mentah oleh Abidzar. Itu pula nan menjadi alasan mengapa Zayra kembali ke setelan awal hubungannya dengan sang tuan muda, tak lain dan tak bukan, layaknya anjing dan kucing. Saling menggonggong-mengeong dengan nada tinggi tak berkesudahan, serta saling cakar melampiaskan amarah juga pembalasan dari kekalahan di waktu yang lalu. Persis seperti yang terjadi di ruang kerja nan ditempati Manager Pemasaran Perusahan Raksasa Dantex Group a.k.a Abidzar Khafi Daneswara. “Kau, kenapa kau ada di sini?” tanya Abidzar syok, sekaligus merasakan aura tak mengenakkan terhadap kehadiran Zayra di hadapannya. Satu pekan tinggal bersama, tentu membuat Abidzar hafal di luar kepala bagaimana tabiat si istri sementara. “Menumpang BAB,” balas Zayra berwajah datar. Namun, ekspresi tersebut berubah murka secepat kilat kala si wanita melihat Abidzar mengangguk seolah percaya. “Tentu saja bekerja!” Zayra membanting tumpukan berkas di tangannya ke meja kerja san
“Whoa!” Abidzar berseru keras. Matanya mengerling pada Zayra dan berucap, “Kau beringas sekali, Sayang!” Jelas, si suami hanya menyindir. “Sudah saya katakan, dilarang minta berhu—” PletakZayra menjitak kening Abidzar kencang. “Nyonya Ruhi yang bilang, anda selalu tidur hanya dengan bokser. Saya tidak mau anda sembarang lagi menaruh celana seperti kemeja tadi. Jadi, tak perlu bertingkah seolah naga anda itu menggiurkan. Ukurannya pun kecil, anda tak usah terlalu bangga.”“Sembarangan sekali kau bilang kecil. Tahu dari mana memangnya? Lihat saja tak pernah!” “Tak perlu melihat langsung, nanti saya muntah!” “Awas saja kau ketagihan!”“Tidak akan!”Sudah lah, Abidzar hilang akal. Dia langsung saja membuka celananya di hadapan Zayra, bahkan berniat menunjukkan naganya supaya tak lagi diejek.Namun, gerakan pria itu terhenti begitu Zayra bertanya, “Bagaimana rasanya ludah sendiri?” Saraf-saraf otak Abidzar kembali tersambung dan dia mengumpat begitu sadar telah dibodohi. Zayra pun be
Tak bisa menolak, tak bisa mengelak. Itulah keadaann Abidzar dan Zayra yang kini duduk bersisian di ranjang luas dalam kamar sang Tuan Muda Daneswara. Mereka hanya diam sambil menghela napas lantaran masih di tahap coba menerima keadaan, di mana keduanya telah sah menjadi sepasang suami-istri sejak setengah jam lalu.Ya, keinginan Tuan Sam berjalan mulus dan secepat kilat. Hanya berselang sehari saja sejak berhasil membuat Zayra berkata setuju, pernikahan pun digelar meski ala kadarnya. Jelas, itu bukan karena mereka yang tak mampu, melainkan sebab syarat dari sang putra yang sulit sekali dijinakkan. Dalam otak tuan dan nyonya Daneswara kala itu hanya pernikahan sah di mata agama dan negara lah yang jadi prioritas. Masalah mengumumkan pernikahan, bisa dilakukan belakangan. Sadar bahwa diam-diaman tak menyelesaikan masalah, Zayra meminta atensi Abidzar lantaran ingin memastikan masa depan. “Bagaimana jalannya pernikahan ini nantinya, Tuan Muda?” “Sudah jelas, status kita hanya seba
“Selamat malam, Tuan,” sapa Zayra begitu dipersilakan masuk ke ruang kerja Tuan Besar Daneswara yang berada di lantai tiga. “Akhirnya kamu datang juga, Zayra. Maaf membuatmu ke mari malam-malam begini.” Tuan Abrisam pun mengajak Zayra duduk ke sofa, semata supaya perbincangan mereka berjalan lebih santai. Saat Zayra mengangguk atas ucapan maafnya, beliau pun menyambung kata, “Saya benar-benar tak bisa tidur rasanya. Kali ini, kelakuan Abidzar membuat saya hampir mati berdiri. Kamu sudah mendengar ceritanya, bukan?""Ya," Zayra menjawab singkat. Sehingga Tuan Sam tak mampu menahan lidahnya untuk membeberkan, "Bisa-bisanya anak itu tidak jadi merilis produk terbaru kita yang sudah disiapkan dengan sempurna dari segala aspek, hanya karena istri sekretarisnya melahirkan dadakan. Ya Tuhan, padahal dia hanya tinggal—ah, sudahlah. Memikirkan hal itu lagi, membuat saya malu menampakkan wajah di hadapan dewan direksi perusahaan."“Saya turut menyayangkan hal tersebut, Tuan,” ucap Zayra pela
Pukul sebelas malam, Zayra tiba di mansion mewah bertingkat lima yang tak lain adalah kediaman orang paling berjasa dalam pencapaian kariernya. Wanita muda itu menyeret koper begitu turun dari taxi, dan disambut oleh salah satu petugas keamanan untuk diantarkan sampai ke depan pintu utama.Sembari menunggu pintu dibukakan, Zayra merapikan kerah cardingan-nya yang sedikit melorot. Tepat setelah penampilannya kembali baik, gadis itu balik badan sebab mendengar daun pintu telah dibukakan.“Selamat ma—” Zayra terdiam seketika. Dia pikir, yang membukakan pintu adalah maid, rupanya bukan. Segera, gadis itu memasang senyum sopan pada sosok jangkung berwajah rupawan yang kini berdiri persis di hadapan. “Selamat malam, Tuan Muda. Maaf sudah merepotkan anda membukakan pintu.” Ah, basa-basi, Zayra sebenarnya kurang menyukai hal tersebut, tetapi harus dilakukannya demi kenyamanan bersama. Gadis itu masih tak beranjak, sekadar sopan santun menunggu balasan dari putra sang pemilik rumah. Namun, ap
Pukul sebelas malam, Zayra tiba di mansion mewah bertingkat lima yang tak lain adalah kediaman orang paling berjasa dalam pencapaian kariernya. Wanita muda itu menyeret koper begitu turun dari taxi, dan disambut oleh salah satu petugas keamanan untuk diantarkan sampai ke depan pintu utama.Sembari menunggu pintu dibukakan, Zayra merapikan kerah cardingan-nya yang sedikit melorot. Tepat setelah penampilannya kembali baik, gadis itu balik badan sebab mendengar daun pintu telah dibukakan.“Selamat ma—” Zayra terdiam seketika. Dia pikir, yang membukakan pintu adalah maid, rupanya bukan. Segera, gadis itu memasang senyum sopan pada sosok jangkung berwajah rupawan yang kini berdiri persis di hadapan. “Selamat malam, Tuan Muda. Maaf sudah merepotkan anda membukakan pintu.” Ah, basa-basi, Zayra sebenarnya kurang menyukai hal tersebut, tetapi harus dilakukannya demi kenyamanan bersama. Gadis itu masih tak beranjak, sekadar sopan santun menunggu balasan dari putra sang pemilik rumah. Namun, ap
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen