Share

Bab 3. Perintah Zayra

Penulis: Mianirah
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-03 09:31:01

Tak bisa menolak, tak bisa mengelak.

Itulah keadaann Abidzar dan Zayra yang kini duduk bersisian di ranjang luas dalam kamar sang Tuan Muda Daneswara.

Mereka hanya diam sambil menghela napas lantaran masih di tahap coba menerima keadaan, di mana keduanya telah sah menjadi sepasang suami-istri sejak setengah jam lalu.

Ya, keinginan Tuan Sam berjalan mulus dan secepat kilat. Hanya berselang sehari saja sejak berhasil membuat Zayra berkata setuju, pernikahan pun digelar meski ala kadarnya.

Jelas, itu bukan karena mereka yang tak mampu, melainkan sebab syarat dari sang putra yang sulit sekali dijinakkan. Dalam otak tuan dan nyonya Daneswara kala itu hanya pernikahan sah di mata agama dan negara lah yang jadi prioritas. Masalah mengumumkan pernikahan, bisa dilakukan belakangan.

Sadar bahwa diam-diaman tak menyelesaikan masalah, Zayra meminta atensi Abidzar lantaran ingin memastikan masa depan. “Bagaimana jalannya pernikahan ini nantinya, Tuan Muda?”

“Sudah jelas, status kita hanya sebatas di atas kertas,” jawab Abidzar datar. “Jangan pernah berharap lebih!”

Si Tuan Muda beranjak dari ranjang, membuka laptopnya dan menunjukkan sebuah dokumen pada Zayra.

Baru membaca judulnya saja, Zayra langsung menatap tak percaya pada Abidzar. “Yang benar saja, Tuan Muda? Harusnya tak perlu berlebihan begini, pakai acara surat perjanjian segala. Tidak usah berdrama.”

“Ini bukan drama, tapi alur yang harus kita jalani,” tegas Abidzar balas menatap Zayra jengkel. “Saya hanya tidak mau kau mengambil kesempatan dalam kesempitan, jadi baca poin-poinnya dengan baik. Setelah itu, tuliskan juga poin-poinmu di sana. Saya tidak mau lagi disebut arogan, karena label itulah yang membuat saya harus terjebak dengan pernikahan tak masuk akal denganmu ini.”

Seketika, Zayra mendengkus. Dia kesal lantaran Abidzar bersikap seolah hanya dialah yang dikorbankan. Enggan membuat keributan di malam pernikahan, Zayra pun membaca poin-poin dari Abidzar.

Isinya sudah jelas pasaran, seperti syarat pernikahan sementara lainnya yang melarang kedua belah pihak mencampuri urusan pribadi satu sama lain. Lalu, mereka juga dilarang menyebarkan kabar pernikahan pada siapa pun. Tanpa pikir panjang, tentu Zayra tak keberatan.

Masuk ke poin nomor tiga, Zayra tergelak setelah membacanya.

“Apanya yang lucu?” tanya Abidzar mulai merasa otak Zayra telah bermasalah. Mereka sedang membahas hal serius, bagaimana bisa gadis itu tiba-tiba tertawa?

Zayra pun menjelaskan, “ Di sini dikatakan, 'Pihak kedua dilarang meminta hubungan intim.' Anda terlalu percaya diri, Tuan! Seolah saya berminat saja pada anda!”

“Lebih baik mengantisipasi supaya kau tak lupa diri!”

Zayra tak lagi berkomentar, jawaban Abidzar cukup bisa dimakluminya dengan baik.

Gadis itu pun membaca poin ke empat, yang menyatakan bahwa, “Pernikahan antara pihak pertama dan pihak kedua hanya akan berlangsung sampai pihak pertama berhasil menjadi Direktur Utama perusahaan Dantex Grup. Setelah itu tercapai, maka pihak kedua tak berhak untuk menunda perceraian.”

Mengenai itu, Zayra hanya mengangguk setuju. Tujuannya menerima permintaan Tuan Sam juga hanya karena itu.

Merasakan tak ada poin Abidzar yang membuatnya rugi, Zayra pun mengetikkan poin-poinnya.

Maka gantian, Abidzar membaca poin-poin tersebut. “Pihak pertama wajib mengikuti program penggemblengan kepribadian yang diprakarsai langsung oleh pihak kedua. Hal ini supaya pihak pertama bisa lebih sopan dan beradab—”

Abidzar memutus bacaannya di sana. Dia mendelik pada Zayra yang menatapnya tanpa gentar. “Kau pikir saya ini tidak tahu adab, hah?”

“Cara anda bertanya barusan sudah menjawabnya, Tuan,” balas Zayra enteng.

“Saya bersikap sebagaimana lawan bicara saya bersikap,” sangkal Abidzar lagi. “Saya tidak menyetujui poin ini. Kau itu licik, mentang-mentang mendapat kepercayaan dari Papa dan Mama saya, kau bisa saja semena-mena dan sok memperbudak saya.”

“Saya tidak berniat memperbudak anda, jika itu yang anda takutkan.” Dari duduk di sisi Abidzar, Zayra pun berpindah. Dia khawatir tak bisa menahan diri untuk tidak mencakar-cakar wajah tengil si tuan muda yang kini telah resmi menjadi suaminya itu.

“Jika anda menunjukkan attitude baik selama masa pernikahan sementara ini, baik dalam hal personal maupun pekerjaan, baik di rumah maupun di perusahaan, maka anda akan selamat, itu saja kuncinya, ” tutur Zayra kemudian.

Maka tanpa lagi mendebat, Abidzar segera mencetak dokumen tersebut menjadi selembar kertas. Dia pun menempelkan dua materai, lalu menyuruh Zayra membubuhkan tanda tangan di tempat seharusnya.

Zayra lekas menurut, tetapi dibuat geram sebab setelah menandatangani dokumen tersebut, dirinya malah disuruh untuk melakukan cap, mulai dari jempol, sampai juga tiga jari. “Apa tidak sekalian anda scan mata saya juga, Tuan?”

“Saya sudah mengantuk, kau tak usah mencari-cari alasan untuk lebih lama berdekatan dengan saya. Pesonamu yang kata Papa saya meluber-luber itu tak mempan sama sekali!”

“Siapa juga yang mau begitu? Anda terlalu percaya diri, Tuan!” Setelah berkata demikian, Zayra pun beranjak membersihkan diri di kamar mandi milik Abidzar. Bagaimana lagi, Tuan Abrisam dan Nyonya Ruhi sudah mewanti-wanti untuk bersikap sebagaimana menantu semestinya.

Keluar dari ruang ganti, Zayra dihadapkan dengan penampakan Abidzar yang tidur menelungkup dengan kedua tangan dan kakinya terbuka lebar. Lekas, gadis itu membangunkan si pemilik kamar.

Alih-alih terjaga, Abidzar hanya berkata, “Kau tidur di sofa saja, jangan harap saya sudi berbagi ranjang denganmu. Sudah syukur saya mengizinkanmu menggunakan kamar mandi di kamar ini, jangan maruk jadi manusia!”

“Saya cuma mau bilang, kemeja anda jangan ditaruh sembarangan!”

“Terserah saya!” Abidzar yang semula menelungkup, kini menatap Zayra sebal. “Lagi pula kau tak akan repot, besok pagi ada maid yang akan membereskannya. Untung besar 'kan, kau menjadi Nyonya Muda di sini?”

Seketika, Zayra melipat tangan di dada.

“Tak perlu sok galak, nikmati saja status sementaramu sebelum habis waktunya nanti,” ujar Abidzar mencemooh, lalu kembali berbaring di ranjang kebesarannya.

Zayra pun menarik Abidzar agar bangun kembali. Jelas, Abidzar marah padanya, tetapi si gadis tak terpengaruh, justru dialah yang lebih galak. “Mulai sekarang, maid dilarang masuk ke kamar ini!”

“Apa hakmu mengatur-atur?”

“Hak absolut sebagai seorang Nyonya Muda.” Zayra mendekatkan wajah garangnya pada Abidzar yang memelotot.

Gadis itu hanya ingin berkata, “Seperti perkataan anda tadi, saya harus menikmati status sementara ini. Jadi mulai sekarang, urus semua hal pribadi anda sendiri, jangan manja!”

Tanpa mengindahkan ancaman si istri, Abidzar santai sekali membaringkan tubuh dan bergumam, “Seolah saya akan patuh saja.”

“Ya, anda akan patuh!” Tanpa membuang waktu, Zayra menyeret Abidzar turun dari ranjang. Wanita muda itu terus menarik tangan si Tuan Muda dan memaksanya memungut kemeja yang pria itu campakkan sembarangan di lantai.

Sekuat apa pun Abidzar meronta, Zayra tak mau kalah. Jadilah, dalam kamar itu dipenuhi sumpah serapah dengan si Tuan Muda yang diseret paksa.

Tak puas perkara kemeja, Zayra masih tak membiarkan Abidzar lepas. Gadis itu menahan langkah si suami yang sudah hendak kembali tidur dengan sebuah ultimatum keras, “Buka celana anda sekarang!”

Bab terkait

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 4. Mari Berdamai!

    “Whoa!” Abidzar berseru keras. Matanya mengerling pada Zayra dan berucap, “Kau beringas sekali, Sayang!” Jelas, si suami hanya menyindir. “Sudah saya katakan, dilarang minta berhu—” PletakZayra menjitak kening Abidzar kencang. “Nyonya Ruhi yang bilang, anda selalu tidur hanya dengan bokser. Saya tidak mau anda sembarang lagi menaruh celana seperti kemeja tadi. Jadi, tak perlu bertingkah seolah naga anda itu menggiurkan. Ukurannya pun kecil, anda tak usah terlalu bangga.”“Sembarangan sekali kau bilang kecil. Tahu dari mana memangnya? Lihat saja tak pernah!” “Tak perlu melihat langsung, nanti saya muntah!” “Awas saja kau ketagihan!”“Tidak akan!”Sudah lah, Abidzar hilang akal. Dia langsung saja membuka celananya di hadapan Zayra, bahkan berniat menunjukkan naganya supaya tak lagi diejek.Namun, gerakan pria itu terhenti begitu Zayra bertanya, “Bagaimana rasanya ludah sendiri?” Saraf-saraf otak Abidzar kembali tersambung dan dia mengumpat begitu sadar telah dibodohi. Zayra pun be

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-05
  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 5. Tekad Baja Abidzar

    Tawaran damai dari Zayra ditolak mentah-mentah oleh Abidzar. Itu pula nan menjadi alasan mengapa Zayra kembali ke setelan awal hubungannya dengan sang tuan muda, tak lain dan tak bukan, layaknya anjing dan kucing. Saling menggonggong-mengeong dengan nada tinggi tak berkesudahan, serta saling cakar melampiaskan amarah juga pembalasan dari kekalahan di waktu yang lalu. Persis seperti yang terjadi di ruang kerja nan ditempati Manager Pemasaran Perusahan Raksasa Dantex Group a.k.a Abidzar Khafi Daneswara. “Kau, kenapa kau ada di sini?” tanya Abidzar syok, sekaligus merasakan aura tak mengenakkan terhadap kehadiran Zayra di hadapannya. Satu pekan tinggal bersama, tentu membuat Abidzar hafal di luar kepala bagaimana tabiat si istri sementara. “Menumpang BAB,” balas Zayra berwajah datar. Namun, ekspresi tersebut berubah murka secepat kilat kala si wanita melihat Abidzar mengangguk seolah percaya. “Tentu saja bekerja!” Zayra membanting tumpukan berkas di tangannya ke meja kerja san

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26
  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 6. Abidzar Sebleng

    Abidzar tampan? Jelas jawabannya adalah ya! Pria itu lahir dari pasangan suami-istri berwajah rupawan. Ayahnya tampan khas pria Asia Tenggara, berbadan tegap, dengan mata gelap memesona. Ibunya pula berkulit putih, hidung mancung khas wanita Timur Tengah, serta senyum indah menenangkan dengan dagu terbelah. Gen terbaik dari dua orang itu, menyatu dengan sempurna sehingga visual Abidzar sukses memabukkan mata kaum hawa. Sayangnya, sinyal ketampanan yang demikian sama sekali tak berpengaruh lebih pada Zayra. Memang, gadis itu mengakui wajah suaminya jauh di atas rata-rata, tapi baginya, ketampanan wajah bukan prioritas untuk membuatnya terpana. Buktinya, Zayra tetap bisa memasang lipstik dengan benar meski penampilan Abidzar tampak paripurna dari bayangan yang dipantulkan cermin tempatnya berhias. “Tolong ambilkan parfum berbotol lonjong itu, Istriku.”“Panggilan yang anda sematkan untuk saya barusan terdengar ambigu, Tuan. Salah-salah, orang akan berpikir bahwa anda benar-benar me

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-29
  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 1. Pria yang Tak Pernah Berubah

    Pukul sebelas malam, Zayra tiba di mansion mewah bertingkat lima yang tak lain adalah kediaman orang paling berjasa dalam pencapaian kariernya. Wanita muda itu menyeret koper begitu turun dari taxi, dan disambut oleh salah satu petugas keamanan untuk diantarkan sampai ke depan pintu utama.Sembari menunggu pintu dibukakan, Zayra merapikan kerah cardingan-nya yang sedikit melorot. Tepat setelah penampilannya kembali baik, gadis itu balik badan sebab mendengar daun pintu telah dibukakan.“Selamat ma—” Zayra terdiam seketika. Dia pikir, yang membukakan pintu adalah maid, rupanya bukan. Segera, gadis itu memasang senyum sopan pada sosok jangkung berwajah rupawan yang kini berdiri persis di hadapan. “Selamat malam, Tuan Muda. Maaf sudah merepotkan anda membukakan pintu.” Ah, basa-basi, Zayra sebenarnya kurang menyukai hal tersebut, tetapi harus dilakukannya demi kenyamanan bersama. Gadis itu masih tak beranjak, sekadar sopan santun menunggu balasan dari putra sang pemilik rumah. Namun, ap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03
  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 2. Berharap Pada Abidzar

    “Selamat malam, Tuan,” sapa Zayra begitu dipersilakan masuk ke ruang kerja Tuan Besar Daneswara yang berada di lantai tiga. “Akhirnya kamu datang juga, Zayra. Maaf membuatmu ke mari malam-malam begini.” Tuan Abrisam pun mengajak Zayra duduk ke sofa, semata supaya perbincangan mereka berjalan lebih santai. Saat Zayra mengangguk atas ucapan maafnya, beliau pun menyambung kata, “Saya benar-benar tak bisa tidur rasanya. Kali ini, kelakuan Abidzar membuat saya hampir mati berdiri. Kamu sudah mendengar ceritanya, bukan?""Ya," Zayra menjawab singkat. Sehingga Tuan Sam tak mampu menahan lidahnya untuk membeberkan, "Bisa-bisanya anak itu tidak jadi merilis produk terbaru kita yang sudah disiapkan dengan sempurna dari segala aspek, hanya karena istri sekretarisnya melahirkan dadakan. Ya Tuhan, padahal dia hanya tinggal—ah, sudahlah. Memikirkan hal itu lagi, membuat saya malu menampakkan wajah di hadapan dewan direksi perusahaan."“Saya turut menyayangkan hal tersebut, Tuan,” ucap Zayra pela

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-03

Bab terbaru

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 6. Abidzar Sebleng

    Abidzar tampan? Jelas jawabannya adalah ya! Pria itu lahir dari pasangan suami-istri berwajah rupawan. Ayahnya tampan khas pria Asia Tenggara, berbadan tegap, dengan mata gelap memesona. Ibunya pula berkulit putih, hidung mancung khas wanita Timur Tengah, serta senyum indah menenangkan dengan dagu terbelah. Gen terbaik dari dua orang itu, menyatu dengan sempurna sehingga visual Abidzar sukses memabukkan mata kaum hawa. Sayangnya, sinyal ketampanan yang demikian sama sekali tak berpengaruh lebih pada Zayra. Memang, gadis itu mengakui wajah suaminya jauh di atas rata-rata, tapi baginya, ketampanan wajah bukan prioritas untuk membuatnya terpana. Buktinya, Zayra tetap bisa memasang lipstik dengan benar meski penampilan Abidzar tampak paripurna dari bayangan yang dipantulkan cermin tempatnya berhias. “Tolong ambilkan parfum berbotol lonjong itu, Istriku.”“Panggilan yang anda sematkan untuk saya barusan terdengar ambigu, Tuan. Salah-salah, orang akan berpikir bahwa anda benar-benar me

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 5. Tekad Baja Abidzar

    Tawaran damai dari Zayra ditolak mentah-mentah oleh Abidzar. Itu pula nan menjadi alasan mengapa Zayra kembali ke setelan awal hubungannya dengan sang tuan muda, tak lain dan tak bukan, layaknya anjing dan kucing. Saling menggonggong-mengeong dengan nada tinggi tak berkesudahan, serta saling cakar melampiaskan amarah juga pembalasan dari kekalahan di waktu yang lalu. Persis seperti yang terjadi di ruang kerja nan ditempati Manager Pemasaran Perusahan Raksasa Dantex Group a.k.a Abidzar Khafi Daneswara. “Kau, kenapa kau ada di sini?” tanya Abidzar syok, sekaligus merasakan aura tak mengenakkan terhadap kehadiran Zayra di hadapannya. Satu pekan tinggal bersama, tentu membuat Abidzar hafal di luar kepala bagaimana tabiat si istri sementara. “Menumpang BAB,” balas Zayra berwajah datar. Namun, ekspresi tersebut berubah murka secepat kilat kala si wanita melihat Abidzar mengangguk seolah percaya. “Tentu saja bekerja!” Zayra membanting tumpukan berkas di tangannya ke meja kerja san

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 4. Mari Berdamai!

    “Whoa!” Abidzar berseru keras. Matanya mengerling pada Zayra dan berucap, “Kau beringas sekali, Sayang!” Jelas, si suami hanya menyindir. “Sudah saya katakan, dilarang minta berhu—” PletakZayra menjitak kening Abidzar kencang. “Nyonya Ruhi yang bilang, anda selalu tidur hanya dengan bokser. Saya tidak mau anda sembarang lagi menaruh celana seperti kemeja tadi. Jadi, tak perlu bertingkah seolah naga anda itu menggiurkan. Ukurannya pun kecil, anda tak usah terlalu bangga.”“Sembarangan sekali kau bilang kecil. Tahu dari mana memangnya? Lihat saja tak pernah!” “Tak perlu melihat langsung, nanti saya muntah!” “Awas saja kau ketagihan!”“Tidak akan!”Sudah lah, Abidzar hilang akal. Dia langsung saja membuka celananya di hadapan Zayra, bahkan berniat menunjukkan naganya supaya tak lagi diejek.Namun, gerakan pria itu terhenti begitu Zayra bertanya, “Bagaimana rasanya ludah sendiri?” Saraf-saraf otak Abidzar kembali tersambung dan dia mengumpat begitu sadar telah dibodohi. Zayra pun be

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 3. Perintah Zayra

    Tak bisa menolak, tak bisa mengelak. Itulah keadaann Abidzar dan Zayra yang kini duduk bersisian di ranjang luas dalam kamar sang Tuan Muda Daneswara. Mereka hanya diam sambil menghela napas lantaran masih di tahap coba menerima keadaan, di mana keduanya telah sah menjadi sepasang suami-istri sejak setengah jam lalu.Ya, keinginan Tuan Sam berjalan mulus dan secepat kilat. Hanya berselang sehari saja sejak berhasil membuat Zayra berkata setuju, pernikahan pun digelar meski ala kadarnya. Jelas, itu bukan karena mereka yang tak mampu, melainkan sebab syarat dari sang putra yang sulit sekali dijinakkan. Dalam otak tuan dan nyonya Daneswara kala itu hanya pernikahan sah di mata agama dan negara lah yang jadi prioritas. Masalah mengumumkan pernikahan, bisa dilakukan belakangan. Sadar bahwa diam-diaman tak menyelesaikan masalah, Zayra meminta atensi Abidzar lantaran ingin memastikan masa depan. “Bagaimana jalannya pernikahan ini nantinya, Tuan Muda?” “Sudah jelas, status kita hanya seba

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 2. Berharap Pada Abidzar

    “Selamat malam, Tuan,” sapa Zayra begitu dipersilakan masuk ke ruang kerja Tuan Besar Daneswara yang berada di lantai tiga. “Akhirnya kamu datang juga, Zayra. Maaf membuatmu ke mari malam-malam begini.” Tuan Abrisam pun mengajak Zayra duduk ke sofa, semata supaya perbincangan mereka berjalan lebih santai. Saat Zayra mengangguk atas ucapan maafnya, beliau pun menyambung kata, “Saya benar-benar tak bisa tidur rasanya. Kali ini, kelakuan Abidzar membuat saya hampir mati berdiri. Kamu sudah mendengar ceritanya, bukan?""Ya," Zayra menjawab singkat. Sehingga Tuan Sam tak mampu menahan lidahnya untuk membeberkan, "Bisa-bisanya anak itu tidak jadi merilis produk terbaru kita yang sudah disiapkan dengan sempurna dari segala aspek, hanya karena istri sekretarisnya melahirkan dadakan. Ya Tuhan, padahal dia hanya tinggal—ah, sudahlah. Memikirkan hal itu lagi, membuat saya malu menampakkan wajah di hadapan dewan direksi perusahaan."“Saya turut menyayangkan hal tersebut, Tuan,” ucap Zayra pela

  • Pernikahan Sementara Tuan Arogan & Nona Perfeksionis   Bab 1. Pria yang Tak Pernah Berubah

    Pukul sebelas malam, Zayra tiba di mansion mewah bertingkat lima yang tak lain adalah kediaman orang paling berjasa dalam pencapaian kariernya. Wanita muda itu menyeret koper begitu turun dari taxi, dan disambut oleh salah satu petugas keamanan untuk diantarkan sampai ke depan pintu utama.Sembari menunggu pintu dibukakan, Zayra merapikan kerah cardingan-nya yang sedikit melorot. Tepat setelah penampilannya kembali baik, gadis itu balik badan sebab mendengar daun pintu telah dibukakan.“Selamat ma—” Zayra terdiam seketika. Dia pikir, yang membukakan pintu adalah maid, rupanya bukan. Segera, gadis itu memasang senyum sopan pada sosok jangkung berwajah rupawan yang kini berdiri persis di hadapan. “Selamat malam, Tuan Muda. Maaf sudah merepotkan anda membukakan pintu.” Ah, basa-basi, Zayra sebenarnya kurang menyukai hal tersebut, tetapi harus dilakukannya demi kenyamanan bersama. Gadis itu masih tak beranjak, sekadar sopan santun menunggu balasan dari putra sang pemilik rumah. Namun, ap

DMCA.com Protection Status