CEO Mencari Cinta

CEO Mencari Cinta

last updateLast Updated : 2021-09-26
By:  MeyyisCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.7
28 ratings. 28 reviews
273Chapters
28.7Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ilham dan Tias dipertemukan dalam keadaan yang tidak terduga. Akibat salah sangka, maka mereka menjadi saling terkait. Tias yang patah hati karena suaminya yang jarang pulang, menjadi terbiasa dengan kehadiran Ilham bosnya. Demikian Ilham yang kaku menjadi mencair karena kehadiran Tias. Apa yang terjadi selanjutnya? Apakah mereka ahirnya bersatu?

View More

Chapter 1

Pertemuan Memalukan

Suara desingan peluru terdengar memekakan telinga saat Tias dan beberapa rekan satu tim keluar dari dalam gedung. Satu kali, masih menyasar kejendela. Suara desingan yang kedua, hampir saja mengenai kepala Tias.

“Awas!” Pria itu menarik tubuh Tias ke dalam pelukannya, dan membalik agar menjadi perisainya. Tias berkedip melihat rupa cowok itu. Garis wajah yang tegas dengan rahang yang kokoh tergambar jelas. Tias seperti melihat orang itu di suatu tempat. Tapi, di mana? Wanita itu terdiam dalam pelukan lelaki itu.

Suara desingan peluru tidak  berhenti juga. Masih dalam pelukannya, lelaki itu membawa tubuh Tias untuk berlindung di dalam gedung. Dia menarik tubuh wanita berseragam batik itu untuk menuju ke dalam gedung. Tanpa suara apapun, lelaki bermata coklat itu tetap memeluk Tias, meskipun sudah aman di dalam gedung. Lelaki itu melongok keluar, seolah memastikan sang penyerang sudah pergi atau belum.

“Terima kasih.” Suara Tias terdengar, sehingga lelaki itu baru menyadari, telah memeluk wanita itu. Tanpa basa-basi, lelaki itu menghempaskan tubuh Tias. Tanpa berkata apa pun, lelaki berpotongan undercut itu melenggang pergi ke lantai dua.

“Tuan, maaf. Anda mau kemana?” tanya Tias.

Lelaki itu hanya menoleh, kemudian melanjutkan langkahnya. Tias geram, menyaksikan ulah pria itu. Lelaki itu memang sudah menolongnya. Tapi, dia pergi ke lantai atas? Ruangan yang terdapat hanya milik CEO dan staf-staf penting. Ini jam pulang kantor. Tentu saja, dia curiga.

“Tuan, tunggu sebentar. Anda tidak bisa ke sana!” cegah Tias.

Lelaki itu tampak acuh. Dia tetap saja melenggang meninggalkan Tias. Wanita yang mengenakan fantofel berhak sepuluh centi meter warna coklat itu berlari mengejar lelaki yang bertubuh seratus delapan puluh centi.

“Tuan, maaf ... anda tidak bisa masuk!” cegah Tias.

“Apa hak mu melarangku?”

Lelaki itu besuara, membuat Tias terkesima. Suaranya tegas berkharisma, didukung dengan perawakannya yang tinggi dan menawan.

“Maaf, Tuan. Itu ruangan CEO. Tidak sembarang orang bisa masuk,” cegah Tias.

“Kalau aku CEO-nya?” tanya lelaki itu.

“Ah, tidak mungkin. Jangan mentang-mentang sudah menyelamatkan, terus saya bisa lengah membiarkan anda masuk ruangan CEO itu. Mau berbuat jahat, ya? Karena menurut pak Saefudin, besok baru CEO datang.” Tias kekeh dengan pendapatnya, bahwa pria di depan wajahnya tersebut bukanlah CEO yang baru.

“Jangan sok tahu, kalau tidak tahu,” sarkas lelaki itu.

Kedua tangannya dimasukkan ke dalam saku celananya.  Dia tidak lagi memiliki keinginan untuk masuk ke dalam ruangan itu. Dia hanya berdiri di depan ruangan yang paling besar, di antara ruangan yang lainnya.

“Hai, maaf, ya. Tidak perlu nyolot. Saya bicara baik-baik dengan anda dari tadi. Tapi, balasannya apa?” Tias mulai naik pitam.

Lelaki itu hanya tertawa. Dia mengeluarkan tangannya dari dalam sakunya, seraya berbalik untuk memutar knop pintu. Melihat lelaki yang tidak tahu sopan santun itu akan masuk, Tias mengahlanginya.

“Jangan kurang ajar!” Tias memegang tangan lelaki itu. Lelaki dengan kulit putih cenderung kuning itu menarik tubuh Tias dan berbisik.

“Kamu akan menyesal, Nona. Dan pelukan tadi, akan terulang.”

Tias terpaku. Aliran darahnya terasa membeku. Wanita itu tidak ingat lagi tujuannya berada di depan ruangan itu. Bisikan lelaki itu membuatnya terpana. Tapi, kemudian tersadar dia mengerjap-ngerjapkan matanya.

“Tuan, eh ... aduh kecolongan gue.” Lelaki itu sudah masuk dan mengunci pintunya, agar Tias tidak masuk. Lelaki itu tersenyum. Dia laksana anak-anak yang berhasil menjahili temannya. Ini sangat menyenangkan, demikian batin lelaki itu berbisik.

Tias mondar-mandir tak karuan. Dia bingung harus melakukan apa. Ada dia di sini, tapi ada penyusup tidak bisa mengatasi. Hanya gara-gara terpana dengan suara lelaki itu, yang mirip seseorang di masa lalunya, versi dewasa. Tias mendadak punya ide untuk menelpon Pak Saefudin.

Pak Saefudin adalah CEO yang lama, baru saja pensiun. Namun, karena belum ada yang dapat menggantikannya, maka jabatan itu dilelang ke beberapa instansi termasuk swasta. Kebetulan pria itu menginginkannya,  masuklah pria itu menduduki jabatan. Pria itu dari golongan wiraswasta. Sebuah pucuk pimpinan harus selalu dipegang oleh orang yang kompeten di dalamnya.

“Tias, apakah pak Ilham sudah datang? Dia keponakanku. Bagaimana? Ganteng ‘kan orangnya?” tanya Saefudin.

Gleg ... terdengar saliva diteguk dengan kasar karena susah ditelan oleh Tias. Berarti, pria itu beneran CEO yang baru. Tias berkali-kali membenturkan kepalanya sendiri ke tembok. Kemudian dia mengerjap-ngerjapkan matanya tidak percaya.

“Mati gue!”

Hingga tiba-tiba pintu di buka. Ilham melihat aksinya dan mengerutkan keningnya.

“Dia? Ah ... wanita  Biarin gue kerjain.” Ilham berkata dalam hatinya, sambil tersenyum.

“Kamu belum pergi juga? Masih mau jadi pahlawan kesiangan?” Lelaki yang mungkin bernama Ilham itu bersandar di daun pintu, kemudian menyilangkan tangannya bersedekap di depan dadanya, kaki satunya berjinjit dengan ujung sepatu sebagai tumpuannya sehingga membentuk lengkungan.

“Eh, anu itu. Anu, saya ... saya mau minta maaf. Maafkan saya, Pak.” Tias menundukan kepalanya.

Ilham tidak menggubrisnya, kemudian berlalu meninggalkan wanita itu. Tias masih terpaku di tempat itu. Kemudian, menggebug dahinya sendiri karena merasa kacau. Bisa-bisanya dia memberi kesan buruk pada pertemuan pertama dengan bosnya.

Tias menyandarkan tubuhnya di dinding. Dia merasa ini bencana. Mana kaku banget orangnya. Kekhawatiran merayapi relung jiwanya, hingga tak bersisa kebahagiaan secuil pun. Bunyi ledakan terdengar sampai di telinganya, hingga dia tersadar dan lari keluar. Gedung itu ada di lantai lima, sehingga dirinya harus turun dulu untuk melihat di mana ada sumber ledakan.

Lift terbuka. Tias masuk ke dalamnya. Akan tetapi, beberapa menit kemudian lampu mati  akibat dari ledakan tersebut, ada saluran kabel yang putus sehingga seluruh kota harus di matikan sementara, sampai perbaikan selesai.

Lampu mati. Tias ketakutan. Wanita itu paling tidak suka sendiri apalagi dalam kegelapan. Tias mulai merasa mual dan menggigil. Ilham yang baru sampai di tempat parkiran menyadari akan adanya keadaan bahwa terjadi pemadaman lampu. Dia teringat, Tias masih di atas. Lelaki yang memakai jas formal itu berlari ke arah pintu keluar lift, namun tidak menemukan Tias. Kemudian, dia naik tangga untuk memastikan Tias baik-baik saja. Akan tetapi, nihil juga. Tidak mungkin, Tias dapat membalap langkahnya. Lagi pula, parkirnya tidak jauh dari mobilnya. Dan tadi, dilihat masih ada motornya di sana.

Lelaki bermata hazel itu terbelalak. Berarti, Tias berada di dalam lift yang macet. Lelaki itu turun kembali untuk memanggil satpam untuk menyalakan jen set. Kebetulan atau memang rencana Tuhan. Jen set juga mati. Hingga Ilham frustasi. Satpam itu memberikan ide untuk memanggil tukang yaitu pemadam kebakaran saja. Usul satpam di terima.

Ilham mondar-mandir karena merasa cemas. Lelaki itu bahkan tidak henti-hentinya meletakkan tangannya di keningnya, bertanda rasa was-was menguasai relung jiwanya. Dia merasa menyesal meninggalkan wanita itu. Hasrat hati, ingin mengerjai wanita itu tapi dia sendiri yang merasa sangat kahwair sekarang. Akhirnya, petugas datang. petugas pemadam kebakaran berseragam orange menuju ke depan lift untuk membantu membuka pintu lift. Menggunakan mobil sebagai generator, memunculkan listrik untuk mengoprasikan mesin las. Ilham menggigit bibir bawahnya karena merasa cemas.

Note : Ini novel baru dari Meyyis ya kawan semoga suka. Kamu bisa hubungi di 088216076937 jika ingin berkomunikasi dengan penulis.

                

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
96%(27)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
4%(1)
9.7 / 10.0
28 ratings · 28 reviews
Write a review
user avatar
Josep Tjuatja
good story ............
2021-07-27 01:56:59
4
user avatar
Damayanti Yayan
lama sekali
2021-07-17 21:01:18
2
user avatar
Senada
Hay kk, sukses terus yah. Maaf mau numpang promo. siapa tau kk² disini berkenan untuk mampir juga kecerita aku. "Radit dan Tia" by Senada. Berharap banget atas kehadirannya. terimakasih 🥰🙏🥰🥰
2021-06-03 13:38:47
2
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-22 12:25:12
3
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-21 20:11:44
2
user avatar
RitA
Muantap, kakk. Lanjooot
2021-05-18 02:13:16
2
user avatar
Albi Andri
Padamu Ilham 😀😀
2021-05-18 02:10:13
2
user avatar
cintya
Cieeeee bucin
2021-05-18 02:07:29
1
user avatar
Arziki
Selalu keren kakk thor
2021-05-18 02:05:09
1
user avatar
Febri Yan
Nexxxxxt kakk
2021-05-18 02:01:07
1
user avatar
Dian Ayu
Nggak sabar
2021-05-18 01:59:13
1
user avatar
Uud cantik
Jangan lama upnya kak
2021-05-18 01:56:54
1
user avatar
Indah Dien
Lanjoooot kakk
2021-05-18 01:53:36
1
user avatar
Yolanda
Masih setia kakk, next
2021-05-18 01:50:24
1
user avatar
Cinta Tata
Jangan lama up kakk
2021-05-18 01:47:52
1
  • 1
  • 2
273 Chapters
Pertemuan Memalukan
Suara desingan peluru terdengar memekakan telinga saat Tias dan beberapa rekan satu tim keluar dari dalam gedung. Satu kali, masih menyasar kejendela. Suara desingan yang kedua, hampir saja mengenai kepala Tias. “Awas!” Pria itu menarik tubuh Tias ke dalam pelukannya, dan membalik agar menjadi perisainya. Tias berkedip melihat rupa cowok itu. Garis wajah yang tegas dengan rahang yang kokoh tergambar jelas. Tias seperti melihat orang itu di suatu tempat. Tapi, di mana? Wanita itu terdiam dalam pelukan lelaki itu. Suara desingan peluru tidak  berhenti juga. Masih dalam pelukannya, lelaki itu membawa tubuh Tias untuk berlindung di dalam gedung. Dia menarik tubuh wanita berseragam batik itu untuk menuju ke dalam gedung. Tanpa suara apapun, lelaki bermata coklat itu tetap memeluk Tias, meskipun sudah aman di dalam gedung. Lelaki itu melongok keluar, seolah memastikan sang penyerang sudah pergi atau belum. “Terima kasih.” Suara Tias terdengar, sehingga lelaki
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more
Wanita Masa Lalu
Ilham membelalkkan matanya ketika melihat tubuh itu terkulai lemas. Lelaki itu adalah Ilham sang CEO baru Dia langsung mengangkat tubuh ringkih itu untuk di bawa keluar dari lift. Riuh suara petugas memberikan jalan pada Ilham untuk menyingkirkan orang-orang yang berkerumun. Jauh di gedung ke dua pemadam yang lain sedang berkutat memadamkan api akibat ledakkan. Seorang pria teridentifikasi melakukan bom bunuh diri. Baru dugaan sementara. Ilham tidak peduli. Dia lebih peduli dengan wanita di gendongannya itu. Ilham meletakkan tubuh ringkih itu di lobi depan. Orang-orang berkerumun. Ilham meraih minyak kayu putih yang disodorkan oleh seseorang. Masih dalam pelukannya lelaki itu mengusapkan minyak kayu putih ke berbagai anggota tubuh untuk membuat Tias terjaga. Tidak berapa lama,Tias membuka mata dan bingung. Mengapa berada di pelukan seorang lelaki.“Maaf ...” Tias melepaskan pelukannya. Dia menunduk dan terlihat salah tingkah. Ilham membiarkan suasana canggung itu
last updateLast Updated : 2021-04-20
Read more
Kesepian
“Terima kasih banyak, Pak. Maaf merepotkan.” Ilham hanya mengangguk saja. Dia berbalik, kemudian masih memandang sekitar. Ilham melepas maskernya, untuk lebih menikmati suasana sekitar. Masa pandemi seperti ini, memakai masker menjadi keharusan.  Segala yang ada pada Tias mengingatkan dirinya pada seorang remaja yang dia cari selama ini. Remaja putri bernama Divia yang dahulu selalu menarik perhatiannya. Remaja itu selalu mengendap-endap saat Ilham dan teman-temannya latihan bela diri. Anehnya perempuan itu bisa menyerap semua ilmu yang dia pelajari dari hasil mengintipnya itu.Setelah Ilham pergi, rumah ini selalu sepi tanpa penghuni. Setiap pulang kerja, hanya kehampaan terlihat tanpa adanya tawa yang menghiasi. Seorang wanita yang hanya bagai serpihan kaca yang retak seribu tanpa dapat disatukan lagi. Hatinya terkoyak dan menjerit. Mau protes, kepada siapa? Memang kesalahan ada pada diri wanita tersebut katanya. Wanita mandul itu yang selalu didengungkan o
last updateLast Updated : 2021-04-21
Read more
Dasar Sinting
 Dia mendendangkan lagu janji suci dengan sudut mata yang sudah meleleh. Disisir rambut panjangnya dengan hati-hati. Rontok? Ah, mungkin stres penyebab yang terjadi. Dia semakin tergugu dan membenamkan diri di meja riasnya. Setelah tangisnya tumpah, beranjak ke meja makan untuk merayakan sendiri hari kebesaran pernikahannya. Disulut lilin dengan pemantik api. Cahayanya menerangi ruangan itu. Dimatikan lampu agar suasana lebih dramatis. Nyanyi sendiri, untuk menghibur hati.“Happy birthday ... happy ...” Suara seraknya tidak mampu dilanjutkan. Semua tercekat di tenggorokan dengan tangis yang makin mencair membebani benaknya. Ditiup lilin kemudian  Dipotong kue bergambar bola tersebut. Warna coklat terlihat menarik, dia tidak suka coklat. Setelah dipotong, seolah memberikan kepada seseorang dan meletakkannya kembali. Sama seperti waktu kecil saat main.“Ini kue untukmu. Potongan pertama spesial untuk orang yang sepesial.” Tergugu
last updateLast Updated : 2021-04-22
Read more
Jaim
“Pak, saya tidak bawa. Bagaimana mau ganti?” Tias terlihat frustrasi. Tidak dipungkiri lelaki di depan wajahnya ini selalu membuatnya gondok setengah mati. Bukan kali ini saja. Seminggu dia menggantikan CEO lama, sudah seperti neraka terasa suasana kantor. Jika bukan karena atasannya, mungkin sudah disamck down lelaki bertubuh jangkung itu.“Gampang saja. Sekarang naik!” Tias tetap bergeming. Dia tidak mau satu mobil hanya berdua dengan buaya darat menyebalkan itu. Bagaimana tidak, lelaki sarap itu selalu membuatnya fr emosi tingkat tinggi. Kalau dalam mobil berduaan selama setengah hari, bisa-bisa jantungnya Kolaps mendadak. Dia belum mau mati.“Kok bengong? Ayo!” Ajak Ilham sambil berbalik ke arah Tias, karena wanita itu hanya diam di tempat.“Bapak yakin, kita cuma berdua? Siapa yang nyetir?” tanya Tias sebaga
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more
Bos Galak Menyebalkan
“Apa kamu bilang?” Tias mengernyitkan dahinya. Dia tidak bilang apa-apa? Tias hanya berkata dalam hati. Eh, kok bisa tahu?.“Maksud, Bapak?” tanya Tias dengan penuh heran.“Kamu pasti ngatain saya di hati kamu ‘kan?”“Tidak, Pak. Mana berani saya?” Tias menunduk karena takut. CEO yang baru itu sungguh terlalu killernya. Tidak tahu apa, kalau dia sedang patah hati karena suaminya tidak pulang semalaman. Duh, rasanya ingin menjambak rambutnya yang sangat tebal itu. Gedeg banget rasanya menghadapi spesies macam pak Ilham itu. Dia terdiam di kursi itu, dengan melirik blok name yang ada di meja itu. Ilham Sanjaya Sasmita. Tertulis dengan huruf kapital dan berbentuk balok seperti orangnya lempeng dan kotak seperti itu dalam pikirny
last updateLast Updated : 2021-04-23
Read more
Ilham Terluka
Tiba-tiba bannya kempis sehingga membuat mobil itu terasa oleng. Ilham menepikan mobilnya, kemudian turun memeriksa. Dia menghembuskan nafas kasar. Ternyata bannya kempes. Dia mengambil serep ban kemudian dengan tangan perkasanya mulai memutar pengait ban dan memulai menggantikan dengan yang baru. Baru akan mengganti, tiba-tiba ada tiga lelaki menghampiri mereka.“Tidak boleh parkir di sini. Semua ada aturannya. Kalian harus membayar.” Tias mengerutkan kening. Melihat dari gelagatnya,ada ketidakberesan pada mereka. Tias turun dari mobil, kemudian siaga jika ketiga lelaki itu akan berbuat semena-mana. Tangannya sudah gatal ingin memberi tanda perkenalan pada lelaki di depannya itu, yang sudah belagu.“Maaf, mas-mas. Kami ‘kan kempes bannya. Bukan karena ingin parkir. Kalau memang harus membayar, kami akan bayar.” Kawanan lelaki dengan baju warna hitam dan tato dimana-mana itu memandang mesum pada diri Tias. Seakan-akan Tias adalah mangsa em
last updateLast Updated : 2021-04-24
Read more
Keresahan Tias
Lelaki tua itu terlihat mengobati Ilham dengan berbagai alat yang Tias sendiri asing melihatnya. Yang pertama diliahat, lelaki itu menyedot dengan peralatan seperti pumping ASI untuk entah mengambil apanya, darah kehitaman keluar dari tubuh Ilham memenuhi pumping itu. Mungkin, menghisap racun yang masuk, demikian perkiraan Tias.p“Itu apa, Pak?” tanya Tias. “Ini adalah obat untuk pembekuan darah. Dia terkena racun bisa ular. Saya belum tahu, Neng ular apa. Tapi, akan kasih penawar dulu, untuk bisa bertahan hingga rumah sakit.” Lelaki tua itu menumbuk dedaunan untuk dibubuhkan ke lukanya Ilham. Hari sudah semakin sore. Akan tetapi, mau tidak mau dia harus melanjutkan perjalanan untuk mncari rumah sakit terdekat.“Pak, apakah ada bengkel terdekat?” tanya Tias.“Adanya bengkel motor, Neng. Kalau bengkel mobil tidak ada di daerah ini bahkan belum ada yang punya mobil kecuali pak lurah.” Wanita deng
last updateLast Updated : 2021-04-25
Read more
Kau Mirip Dia
Tias sesekali menoleh ke belakang, dilihat Ilham mulai menggerakkan kepalanya, mungkin mulai sadar. Ingin rasanya memegang tangannya dan memberikan semangat. Dia tidak tega melihat bosnya itu merasa kesakitan seperti ini.“Duh, apa yang ku pikirkan?” Tias menepuk jidadnya. Dia kembali fokus ke jalan untuk mencapai rumah sakit. Bekas hujan dan longsoran tanah membuat ban mobil sulit berputar karena licin. Dia sulit mengendlikan mobilnya. Nafas memburu karena adrenaline mulai berpacu. Dia berhenti sejenak.“Ya Allah, Tuhanku bantu saya.” Keyakinan itu tampak teguh. Dia mulai menginjak pedal gasnya sangat dalam. Setelah sekitar setengah jam berputar-putar di bagian lumpur, akhirnya dapat lolos juga. Dia berhenti mengatur napasnya. Sedangkan Ilham di belakang masih terlelap. Mungkin terlalu sakit, sehingga dia tidak dapat membuka matanya secara langsung.“Hufff ... sesuatu banget, Pak ... sudah malam, jalanan licin pula. Semoga sudah se
last updateLast Updated : 2021-04-26
Read more
Kamu Sialan
Wanita dengan baju lusuh itu meletakkan barang-barangnya di meja kemudian menghambur ke kamar mandi. Dia mandi dengan air dingin agar lebih segar. Dilihat sudah pukul delapan malam, setelah selesai mandi. Beribadah dulu, setelah seharian melewatkan ibadah karena musibah itu. Tuhan maha tahu. Jadi, sekarang dia akan menggantinya ibadah yang terlewat. Cukup lama dia bersujud, hingga sampai Ilham tersadar.“Semakin lama, kamu semakin mirip dengan dia. Wanita yang paling aku cari selama ini. Ah, atau mungkin cintaku sudah beralih padamu, Tias. Bolehkah aku berangan-angan? Jika kau menjadi milikku?” Karena berpikir demikian, maka perutnya kram. Ilham meringis karena hal itu. Tias yang baru saja selesai reflek berlari mendekatinya.“Bapak tidak apa-apa?” tanya Tias.“Hanya nyeri sedikit saja, Yas. Kamu sudah selesai?” Tias tersenyum. Ah, senyum itu membuat hatinya sangat berantakan.Tias kembali jalan ke arah sajadah dan muke
last updateLast Updated : 2021-04-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status