Share

Kesepian

Penulis: Meyyis
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-21 05:11:16

“Terima kasih banyak, Pak. Maaf merepotkan.” Ilham hanya mengangguk saja. Dia berbalik, kemudian masih memandang sekitar. Ilham melepas maskernya, untuk lebih menikmati suasana sekitar. Masa pandemi seperti ini, memakai masker menjadi keharusan.  Segala yang ada pada Tias mengingatkan dirinya pada seorang remaja yang dia cari selama ini. Remaja putri bernama Divia yang dahulu selalu menarik perhatiannya. Remaja itu selalu mengendap-endap saat Ilham dan teman-temannya latihan bela diri. Anehnya perempuan itu bisa menyerap semua ilmu yang dia pelajari dari hasil mengintipnya itu.

Setelah Ilham pergi, rumah ini selalu sepi tanpa penghuni. Setiap pulang kerja, hanya kehampaan terlihat tanpa adanya tawa yang menghiasi. Seorang wanita yang hanya bagai serpihan kaca yang retak seribu tanpa dapat disatukan lagi. Hatinya terkoyak dan menjerit. Mau protes, kepada siapa? Memang kesalahan ada pada diri wanita tersebut katanya. Wanita mandul itu yang selalu didengungkan oleh suami saat bersama. Sudah hilang klembutan dari dalam diri suaminya untuknya.

“Assalamualaikum.” Meskipun tidak ada yang menjawab,  mengucap salam sebelum masuk kerumah menjadi rutinitasnya. Dia menyalakan lampu. Rasa pusing yang menderanya beberapa menit yang lalu, sudah tidak terasa lagi. Bukan sakit kepala, akan tetapi hanya perasaan sepi yang tersisa.

Aroma sepi yang menyeruak menjadikan dirinya selalu dirundung kegalauan. Senja ini, rintik gerimis mengguyur kota tanpa adanya jeda untuk berhenti seolah menggambarkan suasana hati yang kelabu. Dibuka jendela untuk melihat tetesan kecil-kecil yang menimpa dedaunan. Hujan masih sama. Dia mengguyur tanpa henti setiap Januari. Ini tepat sepuluh tahun dia menikah. Ah, kata orang ulang tahun pernikahan. Karena di tanggal lima Januari sepuluh tahun lalu, suara ijab menggema di telinganya.

Akan tetapi, kue ulang tahun yang menghiasi hari ulang tahun pernikahannya penuh kehampaan. Ulang tahun itu dirayakan dengan kesunyian saja. Dia masih setia di depan jendela. Wanita berambut hitam itu tersenyum melihat kedua ayam jantan dan betina yang saling dukung untuk mencari perlindungan diri dari timpaan air hujan.

Hujan semakin lebat dan menyayat. Wanita dengan bola mata hitam arang itu masih setia di depan jendela. Walau dingin menyambangi kulitnya, tidak peduli dirinya tetap menyukai hujan. Tetesan airnya memancar dari langit tanpa henti bagai shower raksasa.

Senja tak terlihat menjingga karena hujan mendominasi warnanya. Kelabu hanya kelabu dan abu-abu seperti hatinya yang tidak pernah bisa penuh setiap saat. Dia masih berharap, ya berharap suaminya datang memberikan senyum seperti waktu-waktu itu. Tapi, tidak. Tidak ada senyum yang membuncah jika pulang. Yang ada hanya pertengkaran dan ketegangan.

Setelah puas memandangi hujan, wanita dengan baju kerja yang masih menempel di tubuhnya itu, melucuti pakaiannya bergegas untuk mandi. Air shower yang mengguyur dari ujung  kepala membuat hawa dingin menyeruak. Tapi, ketidakpedulian menjadi solusi saat ini untuk meredam rasa remuk yang menyayat. Menjerit, ingin menjerit. Tapi siapa yang bisa mendengar? Hanya ruang kosong tidak berpenghuni menepi dalam teriakannya.

Handuk berwarna kebiruan diraihnya dari gantungan untuk menutup tubuhnya. Bertanda, sekarang sudah usai ritual membersihkan diri. Berjalan melewati pintu menuju ke sebuah almari kayu dengan ukiran naga di setiap pintunya. Mengingatkannya saat sebelum menikah. Dia mengembuskan napas basahnya untuk menghilangkan jejak lamunannya. Semakin sakit jika ingatan itu melayang ke masa silam.

Dres warna kuning telur menjadi pilihannya. Setelah dalaman masuk ke tubuhnya, sekarang giliran dres kuning dipasangkan. Berjalan ke depan kaca. Di bersihkan wajah kemudian sedikit make-up tipis untuk menyamarkan kerutan tipis yang timbul akibat sering berpikir keras.

Dia seorang wanita dewasa bernama Tias Divia Lestari. Usia menginjak tiga puluh dua tahun. Pekerjaan jangan di tanya lagi. Wanita dengan rambut basah yang panjang terurai itu seorang  asisten CEO di perusahaan PT. Gema Pratama.

Wanita dengan dres kuning itu berjalan menuju dapur. Meskipun sudah tahu ujungnya, tetap saja kue anniversary dan juga makanan mewah sudah tersedia. Tidak masak memang. Wanita dengan rambut yang masih basah itu membelinya sebelum pulang dari pekerjaannya tadi, ditemani atasannya yang menolong.

“Semoga, malam ini Bang Galih pulang.” Padahal sudah tahu ujungnya, tapi harapan masih tetap ada. Ditata lauk pauk di atas meja. Semua masakan kesukaan sang lelaki. Ada cumi asam pedas, rendang daging, ayam olah bumbu pedas, capcay dengan selada sayur, segelas susu jahe.

“Susu jahenya nanti saja kali, ya? Kalau dingin tidak enak.” Sudah sedia semua di atas meja. Untuk menghindari kotoran dan serangga, ditutup dengan tudung saji. Kue anniversary dipersiapkan di atas meja  dengan lilin angka satu dan nol di jejerkan menjadi sepuluh. Kue kesukaan suaminya. Ya, semua serba kesukaanya untuk menarik hati sang lelaki. Kue karakter bola yang di dalamnya balackforest yang legit dan manis. Coklat pagar menghias di seluruh pinggiran kue dengan pita warna biru sebagai pemanis dan pengencang.

Masih pukul tujuh. Dia masih setia duduk di meja makan sambil memainkan ponselnya. Difoto semua hidangan kemudian di unggah di story aplikasi yang berlogo warna hijau tersebut. Dengan caption sepuluh tahun menjadi sejarah yang tidak pernah bisa terulang kebahagiaannya. Semua komentar membanjiri chatnya. Dibales satu-satu semua sahabatnya yang memberi komentar.

Bukan, bukan mereka saat ini yang ditunggu. Tetapi, Galih Restu Hutapea seorang keturunan batak yang udah sepuluh tahun menjadi suaminya. Bukan berarti abai akan sahabatnya. Tentu saja, kebahagiaan diperhatikan oleh para sahabat. Akan tetapi, harapannya kali ini suaminya. Dirinya yang diinginkan.

Satu jam berlalu tidak ada tanda-tanda suaminya akan pulang. Karena tidak sabar, dibuka aplikasi warna hijau kemudian mengirimkan chat kepada sang lelaki.

“Assalamualaikum, Abang. Apakah abang pulang? Aku menunggu.” Lama dirinya menanti jawaban. Gelisah mulai menggerayangi setiap nadinya. Malam ini saja. Tolong berikan ketegasan pada hubungan ini. Mau dibawa kemana? Lelah menyelubungi hati setiap kali diabaikan. Setengah sepuluh, chat itu dibaca. Centang biru terlihat. Akan tetapi, balasan tidak kunjung datang.

“Bang, aku masih istrimu ‘kan?” Kekesalan rupanya menjadi bencana. Dibalaslah chat itu, akan tetapi menghantam hati. Dadanya sangat sesak merasakan balasan chat itu. Bukan kemesraan apalagi kata-kata manis meminta maaf, akan tetapi cacian yang keluar dari rentetan tulisan itu.

Sudut mata Tias menggenang semakin berat. Hanya malam ini dirinya menginginkan suaminya. Selanjutnya tidak lagi. Malam ini, akan menjadi sejarah apakah hubungan ini bersemai kembali ataukah di pangkas. Namun, rupanya keberuntungan tak jadi miliknya. Bukan salah satu jawaban yang dia terima, akan tetapi makian yang menyesakan dada. 

“Jalang sialan! Jangan ganggu gue! Kalau mau dianggap istri, kasih gue bayi. Baru bisa kuanggap istri. Dasar tak berguna!” Wanita dengan rambut yang mulai mengering itu beranjak dari kursinya. Kemudian menyisir rambutnya. Dilihat kembali refleksi wajahnya di depan cermin. Cantik, masih sama cantik karena selalu menyisihkan sebagian rizkinya untuk perawatan.

Dia mendendangkan lagu janji suci dengan sudut mata yang sudah meleleh. Disisir rambut panjangnya dengan hati-hati. Rontok? Ah, mungkin stres penyebab yang terjadi. Dia semakin tergugu dan membenamkan diri di meja riasnya. Setelah tangisnya tumpah, beranjak ke meja makan untuk merayakan sendiri hari kebesaran pernikahannya. Disulut lilin dengan pemantik api. Cahayanya menerangi ruangan itu. Dimatikan lampu agar suasana lebih dramatis. Nyanyi sendiri, untuk menghibur hati.

“Happy birthday ... happy ....”

Note : Sedih ya? Apa salah jika akhirnya Tias nanti selingkuh? Beri komentar ya teman-teman. Bisa japri pula di 088216076937

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kenn Divers
good im happy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • CEO Mencari Cinta   Dasar Sinting

    Dia mendendangkan lagu janji suci dengan sudut mata yang sudah meleleh. Disisir rambut panjangnya dengan hati-hati. Rontok? Ah, mungkin stres penyebab yang terjadi. Dia semakin tergugu dan membenamkan diri di meja riasnya. Setelah tangisnya tumpah, beranjak ke meja makan untuk merayakan sendiri hari kebesaran pernikahannya. Disulut lilin dengan pemantik api. Cahayanya menerangi ruangan itu. Dimatikan lampu agar suasana lebih dramatis. Nyanyi sendiri, untuk menghibur hati.“Happy birthday ... happy ...” Suara seraknya tidak mampu dilanjutkan. Semua tercekat di tenggorokan dengan tangis yang makin mencair membebani benaknya. Ditiup lilin kemudian Dipotong kue bergambar bola tersebut. Warna coklat terlihat menarik, dia tidak suka coklat. Setelah dipotong, seolah memberikan kepada seseorang dan meletakkannya kembali. Sama seperti waktu kecil saat main.“Ini kue untukmu. Potongan pertama spesial untuk orang yang sepesial.” Tergugu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-22
  • CEO Mencari Cinta   Jaim

    “Pak, saya tidak bawa. Bagaimana mau ganti?” Tias terlihat frustrasi. Tidak dipungkiri lelaki di depan wajahnya ini selalu membuatnya gondok setengah mati. Bukan kali ini saja. Seminggu dia menggantikan CEO lama, sudah seperti neraka terasa suasana kantor. Jika bukan karena atasannya, mungkin sudah disamck down lelaki bertubuh jangkung itu.“Gampang saja. Sekarang naik!” Tias tetap bergeming. Dia tidak mau satu mobil hanya berdua dengan buaya darat menyebalkan itu. Bagaimana tidak, lelaki sarap itu selalu membuatnya fr emosi tingkat tinggi. Kalau dalam mobil berduaan selama setengah hari, bisa-bisa jantungnya Kolaps mendadak. Dia belum mau mati.“Kok bengong? Ayo!” Ajak Ilham sambil berbalik ke arah Tias, karena wanita itu hanya diam di tempat.“Bapak yakin, kita cuma berdua? Siapa yang nyetir?” tanya Tias sebaga

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-23
  • CEO Mencari Cinta   Bos Galak Menyebalkan

    “Apa kamu bilang?” Tias mengernyitkan dahinya. Dia tidak bilang apa-apa? Tias hanya berkata dalam hati. Eh, kok bisa tahu?.“Maksud, Bapak?” tanya Tias dengan penuh heran.“Kamu pasti ngatain saya di hati kamu ‘kan?”“Tidak, Pak. Mana berani saya?” Tias menunduk karena takut. CEO yang baru itu sungguh terlalu killernya. Tidak tahu apa, kalau dia sedang patah hati karena suaminya tidak pulang semalaman. Duh, rasanya ingin menjambak rambutnya yang sangat tebal itu. Gedeg banget rasanya menghadapi spesies macam pak Ilham itu. Dia terdiam di kursi itu, dengan melirik blok name yang ada di meja itu. Ilham Sanjaya Sasmita. Tertulis dengan huruf kapital dan berbentuk balok seperti orangnya lempeng dan kotak seperti itu dalam pikirny

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-23
  • CEO Mencari Cinta   Ilham Terluka

    Tiba-tiba bannya kempis sehingga membuat mobil itu terasa oleng. Ilham menepikan mobilnya, kemudian turun memeriksa. Dia menghembuskan nafas kasar. Ternyata bannya kempes. Dia mengambil serep ban kemudian dengan tangan perkasanya mulai memutar pengait ban dan memulai menggantikan dengan yang baru. Baru akan mengganti, tiba-tiba ada tiga lelaki menghampiri mereka.“Tidak boleh parkir di sini. Semua ada aturannya. Kalian harus membayar.” Tias mengerutkan kening. Melihat dari gelagatnya,ada ketidakberesan pada mereka. Tias turun dari mobil, kemudian siaga jika ketiga lelaki itu akan berbuat semena-mana. Tangannya sudah gatal ingin memberi tanda perkenalan pada lelaki di depannya itu, yang sudah belagu.“Maaf, mas-mas. Kami ‘kan kempes bannya. Bukan karena ingin parkir. Kalau memang harus membayar, kami akan bayar.” Kawanan lelaki dengan baju warna hitam dan tato dimana-mana itu memandang mesum pada diri Tias. Seakan-akan Tias adalah mangsa em

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-24
  • CEO Mencari Cinta   Keresahan Tias

    Lelaki tua itu terlihat mengobati Ilham dengan berbagai alat yang Tias sendiri asing melihatnya. Yang pertama diliahat, lelaki itu menyedot dengan peralatan seperti pumping ASI untuk entah mengambil apanya, darah kehitaman keluar dari tubuh Ilham memenuhi pumping itu. Mungkin, menghisap racun yang masuk, demikian perkiraan Tias.p“Itu apa, Pak?” tanya Tias.“Ini adalah obat untuk pembekuan darah. Dia terkena racun bisa ular. Saya belum tahu, Neng ular apa. Tapi, akan kasih penawar dulu, untuk bisa bertahan hingga rumah sakit.” Lelaki tua itu menumbuk dedaunan untuk dibubuhkan ke lukanya Ilham. Hari sudah semakin sore. Akan tetapi, mau tidak mau dia harus melanjutkan perjalanan untuk mncari rumah sakit terdekat.“Pak, apakah ada bengkel terdekat?” tanya Tias.“Adanya bengkel motor, Neng. Kalau bengkel mobil tidak ada di daerah ini bahkan belum ada yang punya mobil kecuali pak lurah.” Wanita deng

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-25
  • CEO Mencari Cinta   Kau Mirip Dia

    Tias sesekali menoleh ke belakang, dilihat Ilham mulai menggerakkan kepalanya, mungkin mulai sadar. Ingin rasanya memegang tangannya dan memberikan semangat. Dia tidak tega melihat bosnya itu merasa kesakitan seperti ini.“Duh, apa yang ku pikirkan?” Tias menepuk jidadnya. Dia kembali fokus ke jalan untuk mencapai rumah sakit. Bekas hujan dan longsoran tanah membuat ban mobil sulit berputar karena licin. Dia sulit mengendlikan mobilnya. Nafas memburu karena adrenaline mulai berpacu. Dia berhenti sejenak.“Ya Allah, Tuhanku bantu saya.” Keyakinan itu tampak teguh. Dia mulai menginjak pedal gasnya sangat dalam. Setelah sekitar setengah jam berputar-putar di bagian lumpur, akhirnya dapat lolos juga. Dia berhenti mengatur napasnya. Sedangkan Ilham di belakang masih terlelap. Mungkin terlalu sakit, sehingga dia tidak dapat membuka matanya secara langsung.“Hufff ... sesuatu banget, Pak ... sudah malam, jalanan licin pula. Semoga sudah se

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • CEO Mencari Cinta   Kamu Sialan

    Wanita dengan baju lusuh itu meletakkan barang-barangnya di meja kemudian menghambur ke kamar mandi. Dia mandi dengan air dingin agar lebih segar. Dilihat sudah pukul delapan malam, setelah selesai mandi. Beribadah dulu, setelah seharian melewatkan ibadah karena musibah itu. Tuhan maha tahu. Jadi, sekarang dia akan menggantinya ibadah yang terlewat. Cukup lama dia bersujud, hingga sampai Ilham tersadar.“Semakin lama, kamu semakin mirip dengan dia. Wanita yang paling aku cari selama ini. Ah, atau mungkin cintaku sudah beralih padamu, Tias. Bolehkah aku berangan-angan? Jika kau menjadi milikku?” Karena berpikir demikian, maka perutnya kram. Ilham meringis karena hal itu. Tias yang baru saja selesai reflek berlari mendekatinya.“Bapak tidak apa-apa?” tanya Tias.“Hanya nyeri sedikit saja, Yas. Kamu sudah selesai?” Tias tersenyum. Ah, senyum itu membuat hatinya sangat berantakan.Tias kembali jalan ke arah sajadah dan muke

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • CEO Mencari Cinta   Mengejar Bayangmu

    “Lama am ...” Ilham tidak dapat melanjutkan perkataannya. Diawasi lekat-lekat iris mata Tias yang masih menyisakan butiran bening menggenang di sana. Ilham sangat tahu, bahwa wanita itu bukan dalam keadaan baik-baik saja. Mengapa bisa demikian? Sebentar lagi, akan tahu jawabannya. Ilham memilih untuk mengawasi lewat gerak iris matanya yang mulai menunduk karena diperhatikan. Dia adalah wanita yang didamba. Bahkan lelaki dengan kumis tipis tersebut rela meninggalkan jabatan sementara mengurus perusahaan keluarga demi mengejar cintanya. Apakah dia sudah tahu, jika Tias sudah tak sendiri?“Kau menangis? Apa terjadi sesuatu?” Tias menggeleng. Dia wanita beragama. Tahu, bahwa menceritakan aib rumah tangganya pada laki-laki lain itu tidak dibenarkan. Tapi, mata tidak dapat berbohong. Lelaki itu melihat bahwa sang wanita sedang menderita. Ilham mencari cara lain agar Tias terpancing untuk bicara. Ilham adalah seorang pemimpin di sebuah perusahan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-27

Bab terbaru

  • CEO Mencari Cinta   Kebahagiaan Yang Tanpa Henti

    “Sepertinya, sudah waktunya.”“Oh, Galih maaf, aku harus membawanya.” Ilham menggendong sang istri untuk keluar dari pesta itu dia sangat panik. Sedangkan orang-orang juga memandang ke arah kepergian mereka. Ada bisik-bisik doa dari mereka, semoga baik-baik saja.***Meyyis_GN***Ilham langsung memasukkan tubuh sang istri ke dalam mobilnya. Keringatnya bercucuran, karena merasa tegang. “Huff … aduhhh ….”“Tahan, Sayang. Kamu kesakitan begitu. Ya Allah, semoga ….”“Mas, konsen nyetir … hufff ….” Tias menarik napas dan mengembuskan dengan berlahan lewat muluah.“Ahh … sabar, Sayang. Papa sedang berusaha, kita ke rumah sakit, ya?” Tias mengelus perutnya dan menahan rasa sakit yang teramat hebat. Dia menggigit bibir bawahnya. Ahirnya, lelaki itu

  • CEO Mencari Cinta   Konteraksi

    “Kamu tidak perlu mengajariku, kamu tahu … Mas Galih tidak akan pernah menyukai gaya itu lagi. Aku akan selalu membuatnya puas, sehingga tidak akan ada waktu lagi untuk memikirkan hal lain selain diriku. Apalagi, memikirkan masa lalu yang menjijikkan.” Mira sepertinya bukan lawan yang sangat tanggung bagi Milea. Dia tersenyum dan mulai berbalik turun. Kepala Milea sudah panas dan berasap. Ingin dia meledak sekarang, tapi tunggu nanti, hingga seluruh orang fokus pada makanannya, itu akan lebih mudah.Milea turun. Dia mengambil gelas dan sendok dan menabuhnya. Mereka semua melihat ke arah Milea. “Mohon perhatiannya, permisi!” Galih sudah tidak tahan lagi, tapi Mira mencegahnya.“Jangan, Mas. Biarkan dia berbuat semaunya. Nanti dia sendiri yang akan malu.” Galih mengangguk.“Kalian tahu, kedua mempelai? Mereka adalah pembatu dan suamiku, ups aku lupa … tepatnya mantan.

  • CEO Mencari Cinta   Tak-Tik Milea

    “Sudahlah, aku siap mendengarmu kapan saja. Tapi tidak sekarang, pengantin priamu sudah menunggu.” Mira bangkit dibantu oleh Tias. Mereka keluar menuju pelaminan. Karpet merah yang membentang menambah suasana dramatis, bagai ratu sejagad. Tias membantu memegang gaunnya, dengan anggun Mira melewati sejegkal demi sejengkal karpet merah itu. Kelopak mawar ditabur dari kanan dan kiri. Di ujung sebelum mencapai puncak Galih sudah siap menyambut pengantinnya dengan stelan jas tuxedo.***Meyyis_GN***Jangan lupa musik pengiring yang membuat suasana semakin sakral. Seluruh pasang mata berpusat ke arah kedatangan pengantin. Bisik-bisik terdengar, sehingga membuat suasana hati Milea semakin panas.“Kalian nora, pengantin ya cantik, tapi tidak alami.” Yang ada di sebelah Milea tersenyum sinis.“Kau iri? Makanya jangan berulah.” Milea yang sedang marah rasanya ingin meledak da

  • CEO Mencari Cinta   Pengantin

    “Tidak ada, hanya sedikit merasa menekan perut.” Ilham menggangguk.“Mau makan apa? Biar aku ambilkan, sebelum pengantin wanita keluar dan kita akan sibuk memandangnya.” Tias mencubit pinggang suaminya.***Meyyis_GN***“Sepertinya aku mau sate saja. Tapi tolong lepaskan dari tusuknya, ya? Kata mama tidak boleh orang hamil makan langsung dari tusuknya.” Ilham tersenyum. Dia meninggalkan sang istri duduk sendiri dan mengambilkan makanannya yang sudah dipesan istrinya. Lelaki itu dengan elegan menuju ke tempat prasmanan.“Oh, mantan istrinya Mas Galih diundang semua ternyata?” Milea mendekati Tias. Tias tersenyum.“Sebagai mantan istri, tentu masih berkewajiban menjaga tali silaturahmi ‘kan? Bagaimana pun, pernah tidur satu ranjang, jadi tidak ada salahnya kalau berbaik hati mengucapkan selamat pada wanita yang menggantikan menemaninya t

  • CEO Mencari Cinta   Pernikahan

    “Satu minggu terasa sangat lama. Sabar ya, Sayang. Kamu akan puas setelah ijab-kabul.” Galih menunjuk miliknya dan tersenyum setelah tatanan rambut selesai. Siang ini, dia akan bermanja-manja dengan Mira. Dia memiliki energi baru untuk memulai sebuah kehidupan. Senyumnya merekah membuai siang yang terasa terik, namun baginya berbalut dengan kesejukan. Dia sduah merindukan sentuhan wanita, menyata kulitnya yang begitu sensitif dengan rangsangan.Galih mempersiapkan pernikahan ini dengan sangat baik. Dia menyewa jasa wedding organizer terbaik untuk mempersiapkan pernikahan ini. Di gedung hotel ternama, sudah disusun acara dengan sangat baik. Galih mengenakan stelan jan warna hitam, karena memang konsepnya internasional. Dia mengenakan tuxedo itu dan memandang penampilannya sendiri di depan cermin. “Ini untuk yang ke tiga kalinya aku mengucapkan ijab kabul. Semoga ini yang terakhir.” Galih berdoa salam hati. Dia membetulkan dasi kupu-k

  • CEO Mencari Cinta   Rindu Sentuhan (21+)

    “Aku ingin lihat! Pertontonkan saja!” Galih mengatakannya tanpa menoleh, dia melenggang pergi. Milea terasa meledak. Dia mengumpat sejadi-jadinya dan membuang benda apa saja ke arah kepergian Galih. Galih merasa lega setelah ancaman kepada Milea tersebut terlaksana. Dia menjadi geli sendiri, pernah tergila-gila pada wanita sejenis itu. Galih menyetir mobilnya dengan cepat menuju ke rumah, harus memastikan kekasihnya baik-baik saja.Galih langsung berlari menuju ke dalam rumah. Dia melihat kekasihnya sedang menggendong putranya, membuat dirinya lega. “Ada apa? Ada yang tertinggal?” Galih menggeleng. Dia memeluk sang istri dari belakang.“Aku mengkhawatirkanmu.” Mira mengerutkan keningya.“Mengkhawatirkanku? Kenapa?” Karena Gibran sudah tenang, maka dia menurunkan anak itu ke lantai yang dilapisi karpet tebal.“Milea tadi datang ‘kan?” M

  • CEO Mencari Cinta   Ancaman

    Mira luruh ke kursi. Dia menyadari, bahwa serangan dari Milea itu normal. Namun dia berpikir lagi, apakah yang dikatakan oleh Milea itu benar? Bahwa dirinya merebut Galih dari tangan Milea? Mira mengingat kembali, kapan mulai saling jatuh cinta dan menyesap indahnya ciuman nikmat.Milea pergi dari rumah Galih dengan tersenyum smirk. Dia yakin pasti Mira merasa tertekan. Dia mengenal Mira selama beberapa tahun, wanita itu berhati baik. Dia pasti akan merasa bersalah dengan tekanan yang diberikan oleh Mira.Sementara itu, Galih menyaksikan aksi manatan istrinya lewat CCTV yang memang sengaja dia pasang. Galih pernah menjadi manusia paling brengsek di muka bumi ini, jadi dia sangat hafal dengan trik brengsek yang dimainkan oleh Milea. Dia menarik napas untuk menenangkan syarafnya. Galih menyuruh ajudannya untuk menyiapkan mobil pribadinya. Dia akan mencari MIlea untuk memberinya pelajaran yang akan wanita itu sesali seumur hidupnya.

  • CEO Mencari Cinta   Dasar Gundik

    “Aku mencintaimu, apa pun yang kau inginkan akan aku lakukan. Apalagi hanya menemani tidur,” bisik Ilham. Lelaki itu tidak berapa lama kemudian terlelap ke alam mimpi menyusul sang istri. Terkadang memang bumil akan sedikit manja.***Meyyis_GN***Milea tidak terima dengan penolakan dari Galih. Dia mencari tahu penyebabnya, bahkan menyelidiki. Dia menemukan Mira sebagai pengasuh dari putranya yang dicintai Galih. Dia menunggu Galih pergi kerja. Pagi itu, terlihat Galih sedang berpamitan dengan Mira. Lelaki itu mencium kening Mira. Semakin terbakar hati Milea.“Kamu lihat nanti! Kalian terlalu enak menikmati masa pacaran, hingga lupa dengan aku yang sakit hati.” Milea menggenggam tanggannya dengan erat, hingga kukunya menancap ke telapak tangannya.“Sayang, jangan lupa kunci rumah. Jangan biarkan siapa pun masuk. Kecuali aku meneleponmu dan memperbolehkan dia masuk.

  • CEO Mencari Cinta   Gagal Tidur

    “Kan bisa mengingatkan baik-baik, kenapa harus teriak, sih?” protes Tias.“Aku nggak teriak, Sayang. Maaf, ih jangan nangis, dong!” Tias sudah hampir nangis karena ucapan Ilham yang agak bernada tinggi. Dasar bumil!Ilham meraih tubuh sang istri yang hampir bergoyang karena menangis. “Ah, seperti inikah orang hamil? Kenapa selalu saja sensitif,” batin Ilham.“Aku akan menggendongmu,” ucap Ilham. Lelaki itu memang sangat memanjakan sang istri. Walau Tias begitu sedikit ceroboh dan jorok, namun lelaki itu tidak masalah untuk membereskn kekacauan yang dibuat oleh istrinya. Terkadang, memang kekurangan pasangan kita yang menjadi dasar pemicu pertengkaran. Tapi tidak dengan Ilham. Dia menjadikan kekurang sang istri sebagai semangat. Terkadang, sepulang kerja dia harus rela membereskan beberapa kekacauan istrinya.Sebenarnya, kadang Tias sudah h

DMCA.com Protection Status