Share

Bab 149

Kemeja putih Gavin langsung ternodai oleh warna merah dari darah.

Ayana menangis meminta maaf sambil menatapku dengan penuh kebencian dan ledekan tawa yang mengerikan keluar dari tenggorokannya.

Pelayan yang mendengar suara itu berlari masuk, membungkuk, dan mengangguk untuk meminta maaf. Kalau saja aku tidak meminta mereka semua pergi, insiden ini tidak akan terjadi.

Gavin tampak tidak merasakan rasa sakit.

Dia memiliki temperamen yang sangat dingin, kontur wajahnya yang tajam tidak menunjukkan ekspresi sama sekali, dan sepasang matanya yang hitam menatapku dengan tenang.

Cahaya di matanya tampak padam saat dia membuka mulutnya. “Aku akan membayar utang pada kalian dengan darahku, oke?”

Dia terluka di bagian pinggangnya. Lokasinya tidak berbahaya, tetapi darahnya terus mengalir keluar.

Yang lain menyarankannya untuk segera pergi, tetapi dia tetap menatapku, seolah menunggu jawabanku.

Aku terhuyung dan jatuh ke kursi. Di balik jantung yang berdebar kencang itu ada ketenangan yang belum
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status