Share

Bab 154

Semakin gugup seseorang, semakin besar kemungkinan untuk berbuat kesalahan.

Aku ingin sekali melarikan diri sehingga aku berlari terburu-buru sampai lupa mengangkat ujung rokku. Akibatnya, aku tersandung dan terjatuh.

Sintia berlari keluar ruangan setelah mendengar suara itu.

“Ouch!” serunya. “Kenapa kamu terjatuh?”

Dia datang membantuku berdiri. “Hati-hati, kalau kamu terluka, Gavin bisa sedih.”

Aku menundukkan kepada dan menghapus air mataku. Saat aku mendongak lagi, aku menatapnya sambil tersenyum dan mengucapakan terima kasih.

Aku tahu kalau saat ini aku pasti terlihat penuh dengan kekurangan, tetapi aku adalah orang yang tangguh sejak kecil. Meskipun mataku merah dan penuh air mata, aku tidak mau menunjukkan kelemahanku di depan orang yang sudah mempermalukanku.

“Sama-sama. Kita sudah saling kenal, jadi kita jadi teman, kan?”

Sintia mendorongku sambil tersenyum, menuju ruangan Gavin.

Aku tidak bisa menggambarkan perasaanku saat aku berjalan ke arahnya selangkah demi selangkah. Aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status