Share

Bab 198

Bagaimana hal-hal berkembang tampak tidak masuk akal. Apakah Sintia mengira akulah yang menyebabkan dia terluka?

Dia menatapku dengan mata merah, tubuhnya bergerak sedikit, sementara dia menangis, dan keringat dingin keluar seperti spons yang diperas.

Apa yang terjadi padanya ini akan sulit diterima oleh siapa pun.

Aku bisa mengerti perasaannya dan aku hanya bisa mencoba menghiburnya. “Itu bukan aku, tolong beri aku waktu agar aku bisa …”

Sebelum aku sempat menyelesaikan kata-kataku, dia tidak bisa menahan diri untuk berteriak sekeras-kerasnya, “Siapa lagi kalau bukan kamu!”

Dia mengerahkan seluruh tenaganya, menggertakkan giginya seolah ingin mencabik sepotong dagingku. Aku teringat kembali di saat beberapa kali kami bertemu sebelumnya. Dia periang, murah hati, percaya diri, dan seksi, tetapi dia tidak pernah sengsara seperti ini sebelumnya. Seolah-olah rasa sakit sudah menguasai tubuhnya dan dia tidak bisa menahannya lagi.

Aku merasa sedikit menyesal. Aku pikir, aku datang terlalu ce
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status