Tiba-tiba, pandanganku terasa gelap. Aku menyandarkan kepalaku ke batu nisan karena kesakitan. Rasanya seperti ada jarum yang menusuk pelipisku. Beberapa kenangan yang terlupakan perlahan-lahan kembali …Sintia Jane, pantas saja dia terlihat tidak asing, pantas saja aku merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Gavin tampan dan berasal dari keluarga kaya. Aku bahkan tidak bisa menghitung jumlah pelamar yang ada sejak dia masih kecil dan aku bahkan tidak mengingatnya.Ketika aku masih muda, aku selalu berpikir bahwa orang seperti dia, anak berharga, bukanlah sesuatu yang bisa diraih oleh manusia biasa.Namun, bisa ada juga hal yang tidak terduga terjadi. Suatu hari, dia menyelamatkan seorang gadis yang diganggu oleh teman-teman sekelasnya. Kemudian, untuk melindunginya, dia mengizinkan gadis itu untuk lebih dekat dengannya dan bahkan membiayainya untuk pergi ke luar negeri …Aku rasa, dia tampan sekaligus baik hati. Jadi, gadis itu adalah Sintia Jane …Ayana berkata dengan nada
Ayana tiba-tiba tersentak dan diikuti oleh bunyi gaduh yang terdengar dari panggilan telepon itu.“Kakak!”Ponselnya seakan-akan disembunyikan dan suaranya teredam.Gavin bicara perlahan, tetapi tegas, “Dokter bilang kalau dia tidak bisa menemukanmu di mana-mana? Apa yang sedang kamu lakukan?”Suara Ayana bergetar. “A … aku sedang menelepon.”“Telepon siapa?”“Aku menelepon Chelsea.”Ketika namaku disebut, terjadi keheningan sejenak, dan nada suaranya menjadi lebih dingin. “Apa yang ingin kamu bicarakan dengannya?”“Aku mau dia mengungkap kesalahanku sehingga orang-orang di internet yang akan menghakimiku, bukan Chelsea. Aku melihat berita di internet bahwa Edward berlutut dan menangis di depan rumah mantan istrinya dan suasananya menjadi memanas lagi. Aku tidak tahan melihat Chelsea terganggu karena pekerjaannya. Dia baru saja memenangkan gugatan.”Aku berkedip ragu, apakah aku salah dengar. Aku begitu marah hingga tertawa.Aku tahu bahwa perceraian aktor dan aktris terkenal akan mema
Suara lelaki itu rendah. “Tidurlah kalau kamu lelah. Aku akan bersamamu.”Sesaat sebelum aku kehilangan kesadaran, aku terus menggelengkan kepala dalam hati. Ini pasti bukan Kenzo, kalau tidak, bagaimana suaranya bisa memiliki kekuatan untuk menenangkan orang.Yang kurang baik adalah Kenzo pasti melihat ekspresiku yang tertekan dan aku tidak tahu bagaimana dia akan menertawakanku.Tapi itu tidak masalah. Aku bahkan bisa menerima kenyataan bahwa Gavin ingin punya anak dengan wanita lain, jadi sarkasme Kenzo tidak ada apa-apanya.Aku sangat lelah. Setelah kembali ke rumah, setelah selama ini sering bolak-balik ke pengadilan tanpa henti, lalu aku mengalami malam yang sangat mendebarkan. Sampai sekarang, emosiku naik turun. Aku berkata pada diri sendiri bahwa sudah waktunya untuk tidur.Setelah itu, aku menyerah, mencondongkan tubuh ke pelukan Kenzo dan kehilangan kesadaran sepenuhnya.Aku bermimpi ketika aku dan Gavin baru saja menikah, Ayana sakit parah. Sejak saat itu, dia selalu muncul
Kenzo menegakkan tubuhnya, menatapku, dan berkata dengan senyum palsu, “Kamu yang gila. Kamu tidur seperti babi. Aku memanggilmu untuk bangun dan makan. Aku membangunkanmu berkali-kali, tetapi kamu tidak bangun-bangun juga!”…Apakah aku tidak ada harga dirinya?“Tidak, aku tidak lapar!”Aku menyingkap selimut dan berusaha bangun dari tempat tidur, tetapi aku sadar kalau pakaian yang kupakai bukan lagi gaun unguku, melainkan kemeja pria berwarna putih …Aku tercengang.Bahkan seperti ada kekosongan dalam pikiranku.Aku berteriak dan menutupi tubuhku dengan selimut secepat mungkin. Aku menatap Kenzo dengan tatapan berapi-api. Aku tidak bisa menahan diri untuk tidak menunjuknya dengan jari telunjukku dan bertanya, “Di mana pakaianku?”“Haha!” Kenzo meletakkan tangannya di pinggangnya dan menyipitkan matanya lalu tertawa. “Kamu tidak berpikiran kalau kamu bisa tidur di tempat tidurku dengan pakaian kotormu itu, kan! Aku bahkan merasa ikut kotor saat aku memelukmu.”Dia mengatakannya seaka
Kenzo mencengkeram pergelangan tanganku dan aku mencoba melepaskan diri, tetapi dia sangat kuat.“Kamu mau memukulku?”“Aku tidak mau lagi berbicara denganmu, keluarlah, tinggalkan aku!”“Ini tempat tinggalku!”“Kalau begitu minggirlah, aku mau pergi!”Kenzo tiba-tiba tertawa, “Dasar tidak berperasaan!”Sesaat setelah itu, dia memegang tanganku dan tiba-tiba mendorongku ke tempat tidur. “Chelsea, aku akan berusaha sekuat tenaga hari ini. Aku lebih suka membiarkanmu membenciku seumur hidupmu daripada membiarkanmu bersama Gavin lagi!”Wajahku yang pucat terpantul di pupil matanya yang berwarna cokelat tua itu. Aku melihatnya memejamkan mata dan menundukkan kepalanya tanpa ragu.Aku memalingkan kepalaku untuk menghindarinya, bibirnya mendarat di bantal samping wajahku, menekan tubuhku dan membuat tubuhku gemetar.Rasanya seolah-olah aku dan dia belum pernah sedekat ini sebelumnya, sedekat itu hingga selimut tipis tidak bisa menutupi jantung kami yang berdebar kencang.Entah kenapa, keheni
Aku tidak pernah menyangka apa yang terjadi antara aku dan Gavin akan diketahui oleh semua orang.Terutama pria dan wanita dewasa, kenapa mereka bertengkar karena masalah perasaan emosional?Sangat memalukan!Gavin perlahan menoleh, tatapannya dingin, bagaikan sebuah pedang yang memancarkan cahaya dingin. “Kamu menggigitku demi dia?”Ada rasa darah di mulutku, bukan karena aku menggigit pergelangan tangannya, tetapi karena otot-ototnya terlalu tegang dan membuat gusiku berdarah.Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan gigitanku.Aku perlahan mengangkat kepalaku dan dari tatapan penuh tanya Gavin, aku langsung mengerti bahwa kemarahan dan kemurkaannya sama sekali tidak disebabkan oleh perasaannya.Mungkin dia tidak tahan karena aku telah mencoreng harga dirinya. Dia merasa bahwa aku telah berselingkuh, yang merupakan penghinaan besar yang tidak bisa ditanggung oleh pria mana pun!Dia selalu menjalani hidup dengan mulus dan mungkin dia tidak pernah mengalami hal memalukan seperti ini se
Aku sedikit terkejut. Aku tidak menyangka Gavin akan mengatakan hal itu kepadaku.Bersamaan dengan napasnya, aku perlahan menjadi tenang, seakan dia tidak peduli dengan kenyataan kalau aku merasa seperti langit sudah runtuh.Hal-hal itu hampir membuat otakku meledak. Jelas itu adalah masalah antara dua orang, tetapi hanya aku yang dibuat bingung.Aku terpaksa tersenyum dan mulai memakai jas Gavin. “Apa yang kamu inginkan dariku?”Aku memalingkan kepala dan melihat ke luar jendela. Aku tidak tahan lagi menatap Gavin, lalu menatap darah yang mengalir dari pinggangnya. “Cari tempat dan turunkan aku, lalu kamu kembali ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Saat kondisimu sudah pulih, kita akan bercerai.”Ini lumayan wajar, kan?Aku merasa puas dalam hati. Aku memainkan peran sebagai wanita independen di era baru dengan sempurna. Dia juga seharusnya senang karena aku tidak protes dengannya tentang Sintia.Aku begitu puas diri sehingga aku pun berpikir bahwa aku begitu bebas dan tenang.
Ini bukan sebuah ciuman.Lebih seperti hukuman yang mencekikku.Aku dikelilingi oleh bau darah dan aku tidak bisa membedakan apakah itu dari tubuh Gavin atau dari mulut kita berdua.Singkatnya, itu adalah hal yang lebih buruk daripada ciuman apa pun yang pernah ku rasakan.Itu sangat buruk sampai-sampai aku berkhayal sesuatu yang konyol dan tidak masuk akal.Berkhayal kalau dia akan mati di hadapanku dengan sisa kekuatan yang dimilikinya.Sepertinya aku sudah terbiasa dengan tatapan matanya yang terus menerus dan dia menarikku ke sisi sampingnya untuk dicium ketika dia tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan.Aku sudah terbiasa dengan senyumannya yang lembut dan sopan serta dengan perlakuannya kepadaku sebagai istrinya.Tiba-tiba, aku menyadari bahwa aku telah dijinakkan oleh Gavin.Dengan pengalaman “kali pertama” yang tak terhitung jumlahnya bersamaku, dia memberiku perasaan baru tentang cinta dan membuatku sadar bahwa cinta bertepuk sebelah tangan tidak ada artinya dan bahwa cinta