Share

Bab 152

Rumah sakitnya terasa menyeramkan, koridornya sepi, dan lampu kuning redup belum diganti ke mode cahaya yang terang.

Pada saat ini, hanya bayangan samar yang mengikutiku dan aku terhuyung-huyung menuju ruang rawat inap pribadi di lantai paling atas rumah sakit.

Badanku yang sudah berjongkok semalaman perlahan menghangat karena detak jantung yang kencang dan kakiku yang dingin pun perlahan terasa kembali saat berlari.

Ada seorang pria yang batuk-batuk di ruangan. Hatiku terasa gelisah. Haruskah aku menuangkan segelas air untuk Gavin saat aku masuk?

Saat aku bernapas dan berpikir, kakiku seakan terpisah dari tubuhku. Rasa kebas yang hebat menjalar dari telapak kaki dan tidak bisa digerakkan sama sekali.

“Ahem.”

Batuk Gavin berlanjut.

Dengan berat hati, aku mengangkat ujung rokku, seolah-olah hanya dengan melihatnya, aku bisa tahu bahwa kakiku masih ada.

Aku melangkah pelan di atas karpet tebal, tidak tahu mana yang lebih menyiksaku, rasa sakit yang menusuk tubuhku atau batuk ringannya.

T
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status