Share

Bab 7

Winnie mengerutkan bibirnya dan menjawab, "Sonya, aku benar-benar nggak bisa merelakan wajah itu."

"Intinya, Julian bukan Jacob. Kalau kamu tetap menikah dengannya, kamu hanya akan diselingkuhi terus olehnya. Ck, ternyata aku hebat sekali ya, ucapanku bersajak!" kata Sonya.

Pada saat ini, Winnie menerima sebuah pesan masuk. Dia pun membuka WhatsApp dan melihat kiriman foto dari Chelsea.

Di foto itu, Julian sedang berdiri dengan Chelsea di depan meja di toko perhiasan dan Chelsea sedang mengulurkan tangannya sambil menanyakan sesuatu pada pria itu.

Winnie memperbesar foto ini dan melihat sebuah cincin di jari tengahnya Chelsea.

Tanpa disadari, dia mencengkeram ponselnya.

Sonya pun berseru, "Winnie, cepat cerai dengannya! Kamu punya banyak sekali foto yang dikirimkan Chelsea di ponselmu. Begitu kamu mengekspos foto-foto itu, Chelsea akan terbukti menjadi selingkuhan! Bagaimana pasangan bajingan itu bisa mendapatkan kembali citra baik mereka?"

Winnie mengernyit sambil berkata, "Biarkan aku berpikir sebentar."

Winnie mengetahui maksud Chelsea mengirimkan foto-foto tersebut padanya, yaitu untuk memberitahunya bahwa dia akan segera ditinggalkan oleh Julian.

Chelsea berharap agar Winnie bisa lebih sadar diri dan merelakan posisinya secepat mungkin.

Melihat pasangan yang serasi di foto itu, Winnie merasakan dilema dalam hatinya.

Dia berjalan ke depan jendela dan berdiri di posisi itu dari matahari terbenam hingga langit mulai gelap.

Dia masih tidak rela untuk melepaskan wajahnya Julian karena setiap dia melihat pria itu, dia baru merasa seakan-akan Jacob Fabian masih hidup.

Dalam sekejap, waktu satu minggu berlalu begitu saja. Selama ini, Winnie tidak pernah menghubungi Julian, Julian juga tidak pernah pulang.

Keduanya saling mengabaikan satu sama lainnya.

Hari ini, baru saja Winnie mengakhiri panggilan dengan Jemma, dia menerima dua kiriman foto.

Saat dia melihat nama yang familier itu, dia membukanya.

Foto pertama agak gelap. Seorang pria sedang bersandar di sofa dengan mata terpejam, tiga kancing kemejanya terbuka, menunjukkan tulang selangkanya, membuatnya terlihat sangat menggoda.

Seorang wanita duduk berdempetan dengannya sambil bersandar di bahunya. Wanita itu menatap ke arah kamera dengan ekspresi bangga dan penuh provokasi.

Foto kedua diambil dari sudut pandang orang ketiga, pria di foto itu seperti sedang memeluk wanita itu dan memiringkan kepalanya untuk mencium wanita itu.

Winnie mengerutkan bibirnya, dia merasa sakit hati.

Pada saat ini, Chelsea mengirimkan sebuah pesan padanya: "Kak Julian mengatakan bahwa dia menginginkanku, jadi nanti, kami akan pergi ke hotel."

Winnie mengenali tempat ini, yaitu ruangan pribadi tempat Julian sering berkumpul dengan temannya.

Chelsea pernah mengirimkan foto tempat ini untuknya dan memamerkan padanya bahwa Julian membawa Chelsea pergi bersenang-senang tanpanya.

Winnie terdiam sejenak, lalu memakai cincin pernikahannya dan pergi ke kamar untuk mengambil kunci mobil. Kemudian, dia langsung berangkat.

Setengah jam kemudian, dia sudah tiba di depan pintu ruangan 212 di Blue Avenue.

Ruangan ini sangat kedap suara, tetapi Winnie bisa membayangkan suasana penuh kesenangan dan kemewahan di dalam ruangan.

Dia langsung membuka pintu, sehingga suara nyanyian Harry Carter yang memekakkan telinga seketika berhenti dan tatapan semua orang tertuju pada Winnie.

Harry menekan tombol di pengendali jarak jauh, sehingga lampu warna-warni di ruangan ini berubah menjadi cahaya lampu pijar.

Dia berkata dengan sangat kesal, "Eh, bukankah ini manajer dari Departemen Humas di Perusahaan Lowie? Karena dia pegawai di Perusahaan Lowie, dia bisa masuk sesukanya, ya? Dia nggak tahu aturan di ruangan pribadi ini, ya? Cepat keluar dan ketuk pintu lagi!"

Winnie mengabaikan kritikan pria itu dan menatap pria dan wanita yang duduk di sofa.

Ekspresi pria itu gelap, sedangkan wanita di sampingnya sedang menatap Winnie dengan tatapan menghina.

Saat Harry hendak mendorong Winnie, Winnie mengangkat tangan kirinya.

Harry seketika tercengang. Cincin di jari manis wanita ini sangat mirip dengan cincinnya Julian.

Dia memang sudah minum banyak, tetapi dia tidak buta. Dia menoleh dan menatap Julian sambil tertawa dan berkata, "Kak Julian, cincin kalian seperti cincin pasangan, jangan-jangan dia istrimu, ya?"

Winnie berjalan maju sambil berkata, "Julian Lowie, apakah kamu berani memberi tahu mereka aku siapa?"

Tanpa menjawab pertanyaan Winnie, Julian berkata dengan kesal, "Kamu membuntutiku, ya?"

Winnie melirik sekilas ke arah Chelsea dan tersenyum sinis sambil berkata, "Memangnya aku perlu membuntutimu? Chelsea selalu mengirimkan foto mesra kalian berdua dan memberitahuku perkembangan hubungan kalian."

Ekspresi Julian seketika menggelap. "Winnie, kamu sungguh keterlaluan, berani sekali kamu memfitnah Chelsea di hadapan umum."

Chelsea berkata dengan sedih, "Kak Julian, jangan mengatai Kak Winnie seperti itu. Semuanya salahku. Setiap aku merasa sedih atau nggak senang, aku selalu mencarimu. Tapi, aku nggak kenal dengan siapa pun di Kota Juvana. Dengan kondisi kesehatanku sekarang, entah berapa lama aku masih bisa hidup."

Sambil berbicara, air matanya pun mengalir.

Winnie tertawa dengan menghina dan berkata, "Kamu akan panjang umur."

Julian merasa tidak senang melihat sikap Winnie yang agresif. Dia pun hendak menegur Winnie.

Namun, Winnie langsung menjulurkan ponselnya ke hadapan Julian.

Mata Chelsea seketika terbelalak. Dia tidak menyangka bahwa Winnie akan menunjukkan foto-foto itu di depan umum.

Kalau begitu, citra polos yang dia bangun dengan susah payah akan langsung hancur.

Chelsea tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi. Dia pun langsung pergi merebut ponselnya Winnie.

Namun, Winnie melangkah ke samping untuk menghindari Chelsea dan langsung melemparkan ponselnya pada Julian.

Chelsea ingin mengambilnya, tetapi saat tangannya hendak menyentuh ponsel itu, sebuah tangan yang tegas langsung mengambil ponsel itu.

Dengan gerakan jari tangan Julian, foto-foto ambigu yang diambil dari sudut pandang yang tersembunyi pun melintas di depan matanya.

Tujuan orang yang mengambil foto-foto ini sudah sangat jelas.

Jika dia tidak terlibat dalam hal ini, saat dia melihat foto-foto ini, dia pasti akan memikirkan hal yang tidak-tidak.

Terlebih lagi, foto terakhir itu diambil di ruangan ini. Dia dan Chelsea terlihat seakan-akan mereka sedang berciuman.

Julian menggertakkan giginya dan melihat ke satu sisi. Seorang artis kecil bergegas menunduk, tetapi kedua tangannya jelas-jelas bergetar.

Dari sudut panjang foto itu diambil, seharusnya dialah yang mengambil foto tersebut.

Julian mengangkat kepalanya dan menatap Chelsea yang terdiam di hadapannya. Dengan suara yang sangat dingin, dia bertanya, "Kamu yang kirim foto-foto ini?"

Chelsea tahu bahwa berbohong pada saat seperti ini tidak lagi berguna. Dia seketika menangis sambil berkata, "Apa salahnya kalau aku berbuat seperti itu? Kak Julian, kamu sama sekali nggak mencintainya! Dia hanya nggak tahu malu, makanya dia nggak melepaskanmu! Aku hanya ingin membantumu!"

Dia memelototi Winnie dan berseru, "Kak Julian nggak mencintaimu! Kenapa kamu masih nggak bercerai dengannya, dasar wanita jalang!"

Pada saat ini, terdengar suara tamparan yang keras di dalam ruangan ini.

Chelsea ditampar hingga wajahnya berpaling ke satu sisi. Dia menatap wanita lemah di hadapannya ini dengan tatapan tidak percaya. Dia tidak menyangka bahwa wanita ini ternyata begitu kuat.

Segalanya terjadi dalam waktu sekejap.

Winnie menatap Julian yang berdiri dengan ekspresi dingin dan berkata, "Kamu mau membalaskan dendam kekasihmu, ya?"

Chelsea memegang pipinya dengan satu tangan dan merangkul lengan pria itu dengan tangannya yang lainnya.

Dia berkata dengan sangat sedih, "Kak Julian ...."

Saat Winnie melihat bahwa pria ini tidak berniat untuk menyerang dirinya, dia menatap Chelsea dan berkata, "Berdasarkan perjanjian pranikah kami, masih ada waktu empat bulan hingga hari perceraian kami. Kuharap kamu nggak terus bertingkah seperti wanita simpanan lagi!"

Seusai berbicara, dia langsung keluar dari ruangan ini tanpa menoleh sama sekali.

Chelsea tidak menyangka bahwa Julian tidak membantunya menghukum Winnie, dia pun tahu bahwa perbuatannya sudah membuat pria ini tidak senang.

Baru saja dia hendak mengucapkan sesuatu, Julian menarik lengannya dan langsung berjalan ke luar.

"Kak Julian!" seru Chelsea.

Ini pertama kalinya Julian tidak membujuknya. Dia pun mengentakkan kakinya dengan penuh amarah.

Suasana di dalam ruangan menjadi aneh. Tatapan semua orang pun tertuju pada dirinya.

Chelsea selalu bersikap polos dan lemah lembut. Namun, kejadian malam ini hanya membuktikan bahwa dia hanya bersikap sok suci.

Begitu pula dengan artis papan bawah yang mengambil fotonya.

Sejujurnya, di kalangan ini, status sebagai istri resmi atau selingkuhan tidak penting, hal terpenting adalah sikap pria tersebut.

Julian pergi mengejar Winnie, artinya Winnie tetap saja penting baginya. Oleh karena itu, sikap semua orang terhadap Chelsea menjadi lebih dingin.

Harry pun seketika merasa agak tersadar. Dia bertanya pada semua orang, "Istri rahasia Kak Julian ternyata Bu Winnie, ya?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status