Share

Bab 5

"Bu, kenapa teriak-teriak? Dari luar pun suaramu terdengar." Leyka mengerutkan keningnya sambil berkata, "Kamu bertengkar dengan Ayah?"

"Aku malas bertengkar dengannya! Aku kesal dengan anak bernama Nathan itu. Bisa-bisanya bocah kampungan sepertinya datang untuk membatalkan pertunangan, menyebalkan sekali!" kata Qaila dengan marah.

"Membatalkan pertunangan?"

"Tadi kamu nggak di rumah. Pria yang dijodohkan oleh kakekmu datang untuk membatalkan pertunangan!" kata Taslim.

"Kita yang membatalkan pertunangan. Taslim, kamu salah bicara!"

"..."

Mendengar Nathan datang untuk membatalkan pertunangan, suatu emosi muncul di hati Leyka. Meskipun dia tidak peduli dengan pria yang belum pernah dia temui ini, dia tetap kesal!

"Leyka, anak itu nggak layak untukmu, nggak usah dipikirin! Nanti aku akan menyuruh bibimu memperkenalkan pria baik untukmu!" kata Qaila.

"Aku nggak bilang mau menikah!"

Ekspresi Leyka berubah muram. Setelah selesai berbicara, dia langsung masuk ke dalam kamarnya dengan kesal.

...

Setelah meninggalkan rumah Keluarga Leonel, Nathan pergi ke toko obat tradisional terbesar di Kota Nuansa, Apotek Flora!

Apotek ini milik keluarga tunangan terakhirnya, Callie Sergio. Keluarga Sergio sudah menekuni bidang kedokteran selama beberapa generasi dan sangat terkenal di Kota Nuansa!

Begitu masuk ke dalam toko, Nathan mencium aroma khas obat-obatan.

Siang hari, toko tidak terlalu ramai.

Nathan melihat sepasang pria dan wanita yang duduk di meja kasir sedang mengobrol, kebetulan wanita itu adalah Callie.

"Halo, Nona Callie!"

"Siapa kamu?"

Callie memandang Nathan dengan heran sambil bertanya, "Pak, kamu datang untuk berobat?"

"Nggak, aku datang untuk membatalkan pertunangan," jawab Nathan sambil tersenyum.

"Membatalkan pertunangan?"

Callie dan pria yang duduk di sampingnya sontak berseru, para karyawan lain di toko pun menoleh ke arah mereka.

Nathan tidak berbasa-basi, dia langsung menyerahkan akta pertunangan kepada Callie.

"Callie, biar kulihat!"

Begitu melihat akta pertunangan itu, pria itu tercengang!

"Kamu, kamu pria yang dijodohkan ayahku dengan Callie?" Pasya Sergio memandang Nathan dengan kaget. Anak ini adalah calon menantunya?

"Siapa Anda?"

"Aku ayahnya Callie."

"..."

Wajah Nathan memerah. Sepasang ayah dan anak ini tampak sangat berbeda. Callie memiliki wajah yang anggun dan kulit yang cerah, dia terlihat seperti gadis dari daerah Selatan.

Sedangkan Pasya tampak seperti orang dari daerah Utara. Dia tidak gemuk, tetapi cukup berisi!

Callie tersipu malu, dia menggigit bibirnya sambil bertanya dengan pelan, "Ayah, tunangan apaan?"

"Anak ini adalah tunangan yang dipilihkan Kakek untukmu sepuluh tahun yang lalu ...."

"Hah!"

Callie berseru sambil menatap Nathan, jantungnya berdebar kencang!

Bagaimana bisa muncul seorang tunangan?

Ketika masih kecil, dia pernah mendengar hal ini. Namun, setelah beranjak dewasa, dia mengira orang tuanya sedang bercanda dan tidak menganggap serius. Tak disangka, hari ini Nathan akan datang mencarinya!

"Pak Pasya, Nona Callie, aku datang untuk membatalkan pertunangan, kalian nggak usah takut padaku."

"Eh ... Nathan, ayahku masih berada di luar kota dan belum pulang. Bisakah kita membicarakan hal ini di lain hari?" kata Pasya dengan ekspresi masam.

Dia adalah anak patuh yang tidak berani melawan keputusan ayahnya!

Kalau sampai ayahnya tidak setuju, kerja kerasnya selama dua puluhan tahun akan terbuang sia-sia.

"Nggak usah repot-repot, aku batalkan secara sepihak!" jawab Nathan.

Pasya terdiam.

Begitu pula dengan Callie dan para karyawan di toko.

Semuanya mengira Nathan sudah gila. Callie sangat cantik dan Keluarga Sergio merupakan keluarga besar di Kota Nuansa, bisa-bisanya Nathan ingin membatalkan pertunangan ini secara sepihak?

Saat ini, tiba-tiba terdengar kebisingan dari pintu. Dua pria berbaju hitam mengangkat seorang pria berlumuran darah masuk ke dalam toko dan mengantarnya ke hadapan Pasya.

"Tolong ... Dokter, tolong!"

Pasya menatap pria yang terluka, lalu mengerutkan keningnya sambil bertanya, "Apa yang terjadi?"

"Kakakku diserang oleh musuh, tolong selamatkan dia!"

Pria yang berbicara sangat gagah, sekujur lengannya dipenuhi dengan tato elang. Dia tampak seperti seorang preman.

Preman lainnya berpenampilan serupa. Tubuh kedua preman itu berlumuran darah, mereka tampak sangat mengenaskan!

Seorang dokter wanita ketakutan hingga bersembunyi di balik meja kasir ....

"Ini ... Pak, pasien terluka parah seperti ini, kalian seharusnya membawanya ke rumah sakit!" kata Pasya.

"Jangan beromong kosong, selamatkan kakakku. Kalau nggak, aku akan membakar tokomu!" seru pria bertato dengan marah.

"Ayah, biar aku saja!"

Tak disangka, Callie akan mengusulkan diri untuk mengobati pasien.

Dia menyuruh pria bertato itu membaringkan pasien ke atas lantai, lalu membuka kelopak mata pasien dan mulai memeriksa pasien.

Nathan tertegun sejenak. Kemudian, dia baru ingat bahwa Callie adalah seorang dokter pengobatan modern yang tidak meneruskan bisnis pengobatan tradisional milik keluarganya.

Semuanya menahan napas, mereka takut Callie akan membuat para preman itu marah.

Seperti kata pepatah, hal yang ditakuti senantiasa terjadi!

Callie tidak sengaja menyentuh leher pasien yang terluka. Alhasil, darah mengalir deras. Untungnya, seorang perawat yang berada di dekat mereka sangat jeli dan langsung menutup luka pasien dengan kain kasa!

"Cepat panggil ambulans, sepertinya pembuluh darah di leher pasien putus!" kata Callie pada pria bertato itu.

"Apa?"

"Wanita jalang, kamu harus mengganti nyawa Kak Hugo!"

Mendengar ucapan ini, pria bertato itu langsung marah dan mengangkat tangannya untuk menampar Callie!

Callie ketakutan hingga wajahnya memucat, dia berdiri diam di tempat.

Tiba-tiba, pria bertato itu menyadari bahwa tangannya tidak dapat digerakkan. Dia berbalik dan melihat Nathan sedang menahan pergelangan tangannya!

"Nggak baik pukul wanita," kata Nathan dengan tenang.

"Kamu, kamu cari mati. Cepat lepaskan aku!" seru pria bertato dengan suara nyaring.

Dia ingin menarik kembali tangannya, tetapi tangan Nathan seperti tang besi yang kuat. Sekuat apa pun dia meronta, dia tidak bisa melepaskan tangannya.

Melihat situasi ini, preman lainnya berteriak dan hendak menyerang Nathan.

"Orang ini masih bisa diselamatkan. Kalian mau berkelahi denganku atau menyelamatkan saudara kalian?" tanya Nathan dengan nada dingin.

"Benarkah?" Preman itu menghentikan aksinya.

"Kalau kamu ingin menyelamatkan saudaramu, tunggulah di samping!" Nathan melepaskan tangannya, lalu pria bertato itu mundur beberapa langka. Kalau bukan karena dipapah oleh preman lainnya, dia pasti sudah jatuh ke lantai.

Namun setelah mencoba untuk melepaskan diri, dia tahu bahwa Nathan bukan orang biasa.

"Dokter, kalau kamu bisa menyelamatkan Kak Hugo, Grup Balleno pasti akan membalas budi!" kata pria bertato sambil menggertakkan gigi.

"Diam, kamu nggak lihat aku sedang mengobati pasien?"

"..."

Semuanya kaget dan penasaran dengan latar belakang Nathan. Mengapa Nathan terkesan lebih garang dari para preman ini?

Nathan jongkok untuk memeriksa pria yang terbaring di atas lantai, lalu menoleh ke arah Pasya sambil berkata, "Pak Pasya, tolong ambilkan kain kasa dan alkohol!"

"Baik!"

Barang-barang ini tersedia di toko. Pada saat yang sama, dia tidak yakin pemuda ini menguasai keterampilan medis.

Namun detik berikutnya, Pasya tahu bahwa dugaannya salah.

Nathan mengeluarkan jarum perak di tubuhnya, lalu menusukkan beberapa jarum ke tubuh pasien dan menepuk tubuh pasien dengan ujung jari. Alhasil, darah berhenti mengalir!

Semuanya dikejutkan oleh adegan ini!

Teknik Jari Matahari?

Sebelum semuanya tersadar, tangan Nathan melintasi sendi tangan dan kaki pasien dengan gesit, seperti seekor naga yang melesat di tengah laut.

"Klik! Klik!"

Sendi yang patah kembali ke posisi semula ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status