"Cepat buka cangkirnya!" desak para penonton.Tanpa sadar, bandar itu menelan air liur. Dia memegang cangkir dadu dengan satu tangan dan perlahan-lahan membuka tutup cangkir dengan tangan lainnya.Mata semua orang tertuju pada dadu. Terlihat tiga angka lima, angka kembar lagi!"Astaga! Angka kembar lagi, orang ini sungguh hebat!""Haha! Hari ini klub nggak beruntung, mereka rugi lebih dari seratus miliar!""Sobat, kamu dewa judi?"Semuanya kaget, bahkan film pun tidak semenarik ini!Pria berkacamata yang memasang taruhan dua ratus juta lebih bersemangat dari Nathan. Wajahnya berlinang air mata, dia langsung memeluk Nathan dan mengecup wajah Nathan!"Sobat, terima kasih banyak!" kata pria berkacamata itu dengan gemetaran."..."Nathan mengerutkan kening sambil menyeka wajahnya. Bisa-bisanya orang ini membalas kebaikannya dengan sebuah ciuman?Pikiran bandar menjadi kosong dan tubuhnya gemetaran. Saat ini, dia baru menyadari bahwa Nathan bukan orang biasa!"Sobat, selanjutnya harus pasan
"Tangan Ajaib, kalau bukan besar, kecil maupun angka kembar, bagaimana menentukan hasil taruhannya?" tanya Nathan sambil tersenyum tipis."Eh ...."Tangan Ajaib menatap Nathan dengan curiga, lalu membisikkan sesuatu pada pria berjas sebelum berkata, "Kalau bukan keduanya, aku akan memberimu keuntungan lima kali lipat?""Meskipun keuntungannya lebih kecil, nggak masalah. Besok aku masih bisa datang!""..."Manajer yang mendengar ucapan ini hampir muntah darah. Dia berkata dalam hati, 'Besok aku nggak akan mengizinkanmu masuk. Kalau kamu datang beberapa kali lagi, kasino ini akan bangkrut!'"Nak, pasang taruhanmu!""Seratus miliar, nggak ada satu pun angka di dalam cangkir!" kata Nathan dengan tenang.Timo yang berada di samping tertegun sejenak, lalu mengingatkan, "Kak Nathan, ada tiga dadu di dalam cangkir. Mana mungkin nggak ada angka!""Kamu nggak tahu apa-apa, lihat saja!"Akhirnya Barra yang sedari tadi diam bersuara. Selain itu, dia juga tersenyum nakal ....Mendengar ucapan ini,
"Kamu kenal bos kami?"Mendengar nama Parviz, ekspresi manajer itu berubah drastis."Tentu saja kenal. Katakan padanya Nathan memenangkan banyak uang di kasino, apa dia mau memberikan uang ini padaku!""Apa, kamu ... kamu yang namanya Nathan?""Ya, cepat hubungi majikanmu!""..."Manajer itu sangat kesal, tetapi dia tidak berani membantah. Bahkan bosnya pun takut dengan pemuda di hadapannya ini!Pada saat yang sama, Parviz sedang duduk di ruang kerja sambil menunggu kabar kematian Nathan.Tiba-tiba, pengawal pribadinya berlari masuk untuk membisikkan sesuatu."Apa?"Parviz membelalakkan matanya dengan kaget. Dia bangkit dari kursi dan ekspresinya berubah muram.Melihat reaksinya, Shareef pun bertanya, "Pak Parviz, apa yang terjadi?""Pak Erryl sudah mati!""Nggak mungkin, bukannya Pak Erryl pergi mencari Nathan?"Shareef kaget. Karena Erryl adalah yang paling kuat di antara semua pelindung Empat Keluarga Besar. Bagaimana mungkin meninggal?"Ayo pergi lihat!"Parviz tidak bisa tinggal d
"Tangan Ajaib sudah pergi, dialah yang kalah dari Nathan dan mengakibatkan kasino harus ganti rugi sebanyak ini!""Berengsek!"Parviz marah hingga sekujur tubuhnya gemetaran. Namun ketika melihat mayat Erryl, dia hanya bisa menggertakkan giginya sambil berkata, "Berikan padanya, berapa banyak pun, berikan padanya!""Bos, berikan semuanya? Lebih dari empat ratus miliar, loh!" Manajer itu tercengang. Kenapa hari ini bos sangat murah hati?"Lakukan sesuai perintahku. Kalau kamu berani bertanya lagi, aku akan membunuhmu!""..."Setelah berkata demikian, Parviz mengakhiri panggilan dengan marah.Shareef yang berada di samping kaget saat mendengar Nathan memenangkan lebih dari empat ratus miliar dari Klub Superior!"Pak Parviz, segera hubungi orang di Kota Kanari. Anak itu terlalu kuat, kita bukan tandingannya!""Biar kucoba!" Parviz mengangguk.Namun, kali ini setelah dia menceritakan seluruh kejadian, orang di ujung lain telepon langsung berkata dengan marah."Aku bisa menjamin Empat Kelua
"Aduh, sakit sekali!""Hehe, dalam pengobatan tradisional, sakit adalah pertanda baik, bertahanlah!""Benarkah? Kalau begitu lebih kuat, yang penting bisa membuatku nyaman!""..."Di bawah terik matahari, Nathan berjalan menuju sebuah rumah kayu dan mendengar percakapan ini.'Gila!''Siang bolong begini, apa yang dilakukan oleh lelaki tua dan wanita cantik itu?'Nathan mengkhawatirkan lelaki tua itu, dia segera membuka pintu dan masuk. Alhasil, dia dikejutkan oleh pemandangan di depannya!Seorang wanita cantik bertubuh indah sedang berbaring di atas kasur. Nathan mengenalnya, dia adalah seorang janda yang mengelola toko kelontong di kaki Gunung Sangar.Lelaki tua berambut putih yang mengenakan jubah polos duduk di ujung kasur, dia sedang memijat wanita itu dengan penuh semangat!Lelaki tua itu melirik Nathan sambil bertanya dengan ekspresi datar, "Kamu sudah pulang?""Kamu, kamu sedang memijatnya?" Nathan tertegun, adegan ini berbeda dengan dugaannya!"Tentu saja!"Lelaki tua itu langs
"Maaf, aku, aku nggak sengaja!"Keisya Sutama ketakutan hingga wajahnya memucat. Dia berkendara dengan kecepatan tinggi karena terburu-buru untuk pergi ke rumah sakit. Tak disangka, malah terjadi kecelakaan seperti ini."Hanya minta maaf? Kamu menabrak adikku, cepat ganti rugi!" seru preman berkepala botak itu."Benar, benar, cepat ganti rugi!""Kalau nggak mau ganti rugi, tinggalkan mobilmu!"Para preman lainnya menimpali, seolah-olah mereka tidak akan menyerah sebelum mendapatkan uang."Kalian, berapa yang kalian inginkan?" Menghadapi situasi ini, Keisya menjadi panik.Setelah berpikir sejenak, preman berkepala botak itu menjawab, "Berikan satu miliar, kami langsung membiarkanmu pergi!""Aku, aku nggak bawa begitu banyak uang!"Mendengar angka satu miliar, para penonton pun gempar. Pria yang ditabrak terlihat baik-baik saja, tetapi mereka malah meminta ganti rugi sebanyak satu miliar. Bukankah ini keterlaluan?"Kalian meminta uang sebanyak itu? Kalian ingin memerasnya?" kata seorang
"Apa!?"Seluruh anggota Keluarga Sutama kaget dan tidak bisa menerima kenyataan ini."Profesor, tolong pikirkan cara untuk menyelamatkan ayahku. Ulang tahun ayahku yang ke-80 masih belum dirayakan!""Apa akan ada harapan kalau diobati di luar negeri?" tanya Erland dengan cemas.Kalau Dhafir meninggal, Keluarga Sutama akan kehilangan pilar utama. Bisa dibayangkan betapa hancurnya mereka!"Kecil kemungkinan. Penyakit Tuan Besar Dhafir sudah mencapai stadium akhir, sekalipun diantar ke luar negeri, nggak akan sembuh.""Kakek!"Mendengar ucapan ini, Keisya langsung menerjang ke pelukan Dhafir sambil menangis histeris."Gadis bodoh, nggak usah menangis. Lahir, tua, sakit, mati itu hukum alam." Dhafir menepuk bahu Keisya sambil menghiburnya dengan lembut.Seketika, suasana di dalam ruangan menjadi sangat mencekam."Tuan Besar Dhafir masih bisa diselamatkan, mungkin aku bisa membuatnya hidup beberapa tahun lagi!" Akhirnya, Nathan pun bicara."Kamu, siapa kamu?""Nak, siapa yang mengizinkanmu
"Ayah, apa yang kamu bicarakan? Kapan aku bilang mau menikah dengannya!" seru Keisya dengan malu."Nona Keisya, nggak usah khawatir! Aku datang untuk membatalkan pertunangan!" Nathan berkata sambil tersenyum, "Tuan Besar Dhafir, sekarang aku belum berencana untuk menikah, jadi aku datang untuk membatalkan pertunangan ini!""Eh ... Nathan, apa Keisya menyinggung perasaanmu hingga membuatmu ingin membatalkan pertunangan?" ujar Dhafir dengan panik."Ya, kalau benar begitu, aku akan menyuruh Keisya minta maaf padamu!"Erland mengerutkan kening. Bagaimana mungkin dia rela kehilangan menantu hebat seperti Nathan."Nona Keisya nggak menyinggungku, sekarang masih ada urusan lain yang perlu kutangani, maaf!" kata Nathan dengan terus terang."..."Semuanya dikejutkan oleh ucapan ini dan curiga bahwa Nathan merasa Keisya kurang cantik?Melihat Nathan bersikeras ingin membatalkan pertunangan, Keisya pun kesal. Ada banyak pria yang ingin mengejarnya di Kota Nuansa, tetapi Nathan malah menolaknya. K