Share

Bab 12

"Jangan terburu-buru, aku akan menangani mereka!"

"Kak Nathan, kalau begitu aku akan memberikan dukungan penuh!"

"Jangan khawatir, akan ada banyak kesempatan!" kata Nathan sambil tersenyum sinis.

Karena belum menemukan pendukung Keluarga Lutso, dia akan mulai dari Empat Keluarga Besar!

Saat ini, terdengar suara teriakan dari dalam restoran Jerta. "Manajer, aku nggak peduli siapa di dalam, cepat keluar, aku mau makan!"

"Pak Dalton, mohon maaf, hari ini ruang eksklusif nggak dibuka untuk umum."

"Bagaimana kalau aku menyiapkan ruang pribadi untukmu?"

Manajer tahu identitas tamu ini tidak sederhana, jadi dia menjelaskan dengan sabar.

"Kamu nggak mengerti bahasa manusia? Kuberikan waktu satu menit, cepat usir orang di dalam sana. Kalau nggak, aku akan menghancurkan tokomu ini!" seru Dalton Keltano dengan keras.

Tamu lain yang mendengar keributan ini pun keluar untuk memeriksa situasi.

Setelah melihat orang yang membuat keributan adalah Dalton, semuanya mundur.

Karena Dalton terkenal suka membuat keributan di Kota Nuansa. Dia mengandalkan status Empat Keluarga Besar untuk bertindak semena-mena, hampir tidak ada orang yang berani menyinggungnya.

"Bajingan mana yang berani membuat keributan di restoranku!" Mendengar kebisingan di luar, Timo pun kesal. "Kak Nathan, kalian makan dulu, aku pergi menangani bajingan di luar!"

"Aku ikut denganmu!"

Nathan pun penasaran siapa yang berani membuat keributan di toko Timo, pemuda yang disebut sebagai "Raja Rusuh" ini.

Keduanya berjalan ke lobi dan menemukan pria yang berseteru dengan manajer restoran masih muda, baru berusia dua puluhan tahun.

Dia memakai kacamata bingkai emas dan tampak seperti orang berpendidikan. Namun, sebenarnya dia adalah pemuda sombong dan angkuh!

"Pak Yoshi, kalau kamu basa-basi lagi, aku akan menghajarmu!"

Setelah Dalton selesai berbicara, dua pria kekar melangkah maju dengan ganas. Karena tidak mencapai kesepakatan, mereka sudah siap untuk berkelahi.

"Aku yang akan menghabisimu!"

Sebelum manajer berbicara, Timo sudah melayangkan tendangan ke arah Dalton.

Tendangan mendadak ini membuat Dalton terkapar di lantai dan marah!

"Sialan, beraninya kamu menendangku? Apa kamu tahu siapa aku?" Dalton bangkit dari tanah, dia memandang Timo dengan rahang yang mengeras.

"Nggak ingin tahu!"

"Cepat pergi dari sini. Beraninya membuat keributan di restoranku, kamu sudah bosan hidup!"

Kalau restoran ini bukan miliknya, Timo sungguh ingin menancap pisau ke tubuh Dalton.

"Habisi dia!"

Sebagai anak orang yang berkuasa di Kota Nuansa, tentu saja Dalton tidak lemah. Dia melambaikan tangannya, lalu kedua pengawal di belakangnya menerjang ke arah Timo.

Melihat bos diserang oleh tamu, para satpam bergegas maju untuk melindungi Timo. Dalam sekejap, mereka pun berkelahi dengan kedua pengawal itu.

Sayangnya, pengawal Dalton sangat lincah. Dalam hitungan detik, beberapa pengawal itu sudah terkapar di lantai!

"Beraninya mencari masalah denganku, cari mati!"

Timo menyisingkan lengan bajunya, dia siap untuk menghadapi pertarungan besar.

"Tuan Muda Timo, dia adalah anggota Keluarga Keltano, nggak boleh dianggap remeh!" ujar manajer restoran.

"Aku nggak peduli dengan latar belakangnya, lumpuhkan dia!"

Entah dari mana Timo menemukan pisau sayur berwarna perak, dia hendak menusukkan pisau itu ke perut Dalton.

Tak disangka, ketika dia hendak beraksi, Nathan malah menghentikannya.

Timo menoleh ke belakang sambil berkata dengan marah, "Kak Nathan, kenapa kamu menahanku!"

"Biar aku saja!"

Nathan tersenyum sinis. Karena anggota Empat Keluarga Besar datang mencari masalah, dia tidak akan sungkan!

Tentu saja, Timo tidak memahami jalan pikiran Nathan. Namun, dia selalu menuruti permintaan Nathan dan langsung menghentikan aksinya.

Nathan memandang Dalton dengan tenang sambil bertanya, "Kamu anggota Keluarga Keltano?"

"Memangnya kenapa? Nak, kusarankan jangan ikut campur. Kalau nggak, kamu akan terjerat masalah," kata Dalton sambil menggertakkan gigi.

"Baguslah kalau begitu!"

Setelah selesai berbicara, Nathan seolah-olah menghilang dari muka bumi. Sebelum ada yang bereaksi, semuanya sudah mendengar dua teriakan pilu dari lobi!

Sekarang, kedua pengawal Dalton sudah terkapar di lantai. Entah kapan Nathan mematahkan sepasang kaki mereka, mereka bahkan tidak bisa bangun!

"..."

Adegan ini membuat Dalton ketakutan. Kedua pengawal ini adalah mantan prajurit, bagaimana bisa dikalahkan dalam hitungan detik?

Namun, dia tetap berusaha untuk tenang dan menatap Nathan dengan galak.

"Kamu yang melukai pengawalku?"

"Benar! Berikutnya kamu!" Hawa dingin melintasi mata Nathan, dia berjalan menghampiri Dalton.

"Kamu, jangan kemari! Yetha Keltano adalah ayahku, kalau kamu berani melukaiku, seluruh keluargamu akan mati!" seru Dalton dengan tegas.

"Cari mati!"

Tangan Nathan bergerak secepat kilat, dia meraih leher Dalton dan mengangkat Dalton dari lantai.

"Sialan! Lepaskan Tuan Muda Dalton!" Melihat Dalton ditindas, para pengawal yang terkapar di lantai hanya bisa berteriak dengan tidak berdaya.

"Bajingan, beraninya kalian meneriaki Kak Nathan!" Timo berseru pada satpam, "Beri mereka pelajaran, kalau terjadi sesuatu, aku tanggung jawab!"

Beberapa satpam itu baru dipukuli oleh pengawal Dalton. Tak disangka, kesempatan untuk membalas dendam akan datang secepat itu. Tanpa basa-basi, keduanya bergegas menghampiri kedua pengawal itu dan menghajar habis-habisan ....

Saat ini, Dalton yang diangkat dengan satu tangan oleh Nathan mulai kekurangan oksigen.

Sebagian tamu yang pemberani keluar untuk menyaksikan keramaian. Melihat Dalton akan segera meninggal, seseorang membujuk Nathan.

"Sobat, jangan keterlaluan. Di Kota Nuansa, Keluarga Keltano nggak mudah dihadapi!"

"Benar, kalau kamu membunuhnya, kamu bukan hanya harus membayar dengan nyawa, bahkan akan melibatkan orang lain!"

Para tamu mencoba untuk membujuk Nathan, tetapi dia sama sekali tidak terpengaruhi. Saat Dalton mengancam ingin membunuh keluarganya, amarahnya sudah meluap!

"Diam kalian semua!" Timo mendelik orang-orang itu sambil berseru, "Kalau kalian berani bersuara lagi, aku akan menghabisi kalian!"

"Kamu ...."

"Hmph! Nggak tahu diri!"

Semuanya sangat marah, tetapi ketika melihat ekspresi Timo yang begitu menakutkan, semuanya tidak berani bersuara.

Melihat Dalton akan segera kehabisan napas, Nathan pun melepaskan tangannya.

"Buk." Dalton jatuh ke lantai. Dia menghirup napas dalam-dalam, wajahnya yang semula tampan sudah membengkak.

"Pulanglah dan beri tahu ayahmu. Aku Nathan sudah kembali, masa jaya Keluarga Keltano akan segera berakhir!" kata Nathan dengan nada dingin.

"Benar! Beri tahu ayahmu, hari ini Timo yang memukulmu. Biar kita lihat apa dia berani membuat perhitungan denganku?" kata Timo dengan sombong.

"..."

Dalton sangat kesal, tetapi dia tidak berani berdebar dengan Nathan. Kalau tidak, nyawanya akan melayang.

Dia bersumpah setelah pergi dari sini, dia akan membunuh kedua orang itu!

Para penonton pun tercengang. Beraninya mencari masalah dengan Keluarga Keltano, apa kedua orang itu sudah bosan hidup?

Tepat pada saat ini, Nadine keluar dari dalam. Karena sudah lama menunggu dan Nathan tidak kunjung kembali, dia pun khawatir dan keluar untuk memeriksa situasi. Alhasil, dia malah melihat Dalton terbaring di tanah.

"Kak Nathan, apa kalian baik-baik saja?"

"Kami baik-baik saja."

Nathan menggelengkan kepala sambil menjentikkan jarinya, lalu seberkas energi sejati pun masuk ke tubuh Dalton ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status