Setelah ragu-ragu sejenak, Callie bertanya dengan malu-malu, "Kamu mau pergi makan camilan?""Ya, kalau kamu tertarik, ayo pergi bersama?" Nathan menoleh ke arahnya sambil tersenyum."Na ... Nathan, kamu membatalkan pertunangan kita demi Nona Nadine?"Callie menggigit bibirnya untuk mengumpulkan keberanian. Beberapa hari ini, pertanyaan ini terus muncul di benaknya.Namun setelah bertanya, jantungnya berdebar kencang. Dia diam-diam memarahi diri sendiri. 'Dasar nggak tahu malu, bagaimana kalau Nathan tahu aku menyukainya?'"Nadine bukan pacarku, kamu salah paham!"Nathan mengerutkan bibirnya, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku membatalkan pertunangan karena masih ada hal penting yang belum kutangani, hanya itu!""Nona Nadine bukan pacarmu?""Ya."Mendengar jawaban pasti dari Nathan, hati Callie dipenuhi dengan kegembiraan. Ternyata Nathan bukan membatalkan pertunangan demi wanita lain!"Eh ... Nona Callie, ada apa denganmu?"Melihat Callie tersenyum manis, Nathan pun bertanya dengan p
"Saat itu aku nggak berada di toko, Houston menyuap ketua satpam dan berhasil menyalin rekaman kamera pengawas!""Aku sudah memecat ketua satpam itu!""Kalau kamu kesal, aku akan menyuruh orang mencari satpam itu. Kita potong tangan dan kakinya, lalu tenggelamkan ke sungai, bagaimana?" Timo mengangkat gelas bir sambil tersenyum nakal.Nathan menggelengkan kepalanya. Dia menatap Timo dengan penuh maksud sambil bertanya, "Timo, kamu tahu nggak kenapa kucing nggak makan tikus setelah menangkapnya?""Eh ... mungkin hanya ingin main-main?""Benar! Ini adalah Negara Geriya, kita nggak bisa membunuh sesuka hati, tapi aku ingin membuat mereka hidup sengsara! Kita lihat saja, mimpi buruk Keluarga Keltano baru dimulai!" Nathan mendengus dingin, terlihat senyuman sinis di sudut bibirnya."Kak Nathan hebat, hajar!"Timo mengangkat gelas di tangannya, lalu meneguk habis segelas bir itu.Namun pada saat ini, tiba-tiba terdengar teriakan marah dari seberang jalan, "Kak Pieter, anak itu ada di sini!"
Tahir ingin melarikan diri, tetapi kakinya tiba-tiba melemas dan tidak sanggup lari ....Nathan berjalan menghampiri Tahir dengan ekspresi datar."Kamu, jangan mendekat. Kalau nggak, aku ... aku akan lapor polisi!" Tahir ketakutan hingga melupakan identitasnya."Sarhan yang menyuruhmu datang, 'kan? Bawa aku pergi menemuinya!" kata Nathan dengan nada dingin.Sekujur tubuh Tahir gemetaran, dia berkata dengan getir, "Bos, Bos, aku nggak tahu Pak Sarhan ada di mana!""Masa?"Nathan memandang Tahir dengan ekspresi nakal. Tiba-tiba, dia mengangkat tangannya untuk menampar Tahir.Mata Tahir dipenuhi dengan ketakutan dan darah mengalir dari sudut mulutnya. Setelah itu, dia memuntahkan tiga gigi berlumuran darah ...."Apa sudah ingat?" Nathan berkata sambil tersenyum dingin, "Kalau masih belum ingat, aku akan bantu kamu mengingatnya!""Nggak, nggak, nggak! Bos, aku sudah ingat. Aku akan menelepon Pak Sarhan sekarang juga!"Mendengar ucapan Nathan, Tahir pun menyerah. Kalau Nathan menamparnya la
Sarhan berjalan mendekat dengan ekspresi muram. Dia menatap Nathan sambil bertanya dengan nada dingin."Ck ck, kamu bos mereka? Nggak terlihat seperti seorang bos, kurus sekali, seperti seekor kera?" Mulut Timo sangat kasar. Begitu bertemu, dia langsung menyindir Sarhan."Nak, siapa kalian?" Sarhan menyipitkan matanya. Setiap kali dia ingin membunuh seseorang, dia tanpa sadar akan menyipitkan matanya."Kamu nggak pantas tahu siapa aku!"Nathan mengerutkan bibirnya dengan kesal, lalu berkata dengan nada dingin, "Bawahanmu mencari masalah denganku, kamu yang menginstruksikan mereka?"Sarhan melihat dengan saksama dan menyadari Tahir pun berada di sini. Dia langsung memahami apa yang terjadi!Namun, kedua orang ini menyinggungnya, mereka harus mati!"Tak disangka, kalian begitu belagu. Sepertinya aku harus turun tangan!" Sarhan mendengus dingin, lalu melepas pakaiannya hingga tubuhnya yang kurus pun terlihat."Hahaha! Konyol sekali, Pak Tua, kamu ingin melakukan pertunjukan topeng monyet?
"Tamparan ini untuk Nadine. Berapa banyak pun uang keamanan yang kalian tagih darinya, hari ini kalian harus ganti rugi seratus kali lipat. Kalau nggak, sekalipun dewa datang, kamu nggak akan bisa selamat, kalian semua akan mati!" Nathan melirik Sarhan dan yang lainnya, matanya dipenuhi dengan niat membunuh."..."Para preman itu merinding. Meskipun mereka sudah terbiasa dengan kehidupan yang berbahaya, niat membunuh yang terpancar dari tubuh Nathan sangat kuat. Bahkan Sarhan pun tidak sanggup bertahan!Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang menggebu-gebu. Beberapa pria berpakaian rapi masuk ke lobi Regal Karaoke.Sarhan berbalik dan langsung bangkit dari lantai. Dia menghampiri orang yang datang sambil berkata dengan penuh semangat, "Guru, akhirnya kamu datang!""Mana orang yang membuat keributan?""Dia orangnya, dia melukai banyak bawahanku!" Sarhan mengulurkan tangannya untuk menunjuk Nathan.Tak disangka, setelah guru Sarhan melihat Nathan dengan jelas, dia malah mena
"Biar kuberi tahu, Pak Nathan adalah pendekar Alam Misteri. Dialah orang yang menyelamatkan Tuan Besar Edson, kamu mengerti?" kata Thery dengan suara berat."Sehebat itu?"Mendengar penjelasan ini, sekujur tubuh Sarhan bercucuran keringat dingin. Bisa-bisanya dirinya mencari masalah dengan pendekar Alam Misteri?"Aku pergi dulu, jaga diri!" Setelah melontarkan kalimat ini, Thery meninggalkan Regal Karaoke."Pak Sarhan ... kamu benar-benar memberikan dua miliar pada anak itu?" tanya Tahir dengan tidak rela."Sialan! Aku nggak berani menginginkan uang ini, kamu ingin aku mati!"Sarhan sangat marah, dia langsung menendang perut Tahir dengan kuat. Semua ini karena Tahir, dia hampir kehilangan nyawanya!...Permukiman tua Kota Nuansa, di salah satu rumah biasa."Nadine, kutanyakan sekali lagi, apa hubunganmu dengan anak bernama Nathan itu?" Houston tampak sangat muram dan galak.Sore hari, dia tidak sengaja melihat Nadine di rekaman kamera pengawas.Sekarang, adik sepupunya tidak sadarkan d
"Aku akan melepaskanmu, di mana Nathan? Apa dia punya rekan?""Aku benar-benar nggak tahu!""Kalau begitu, jangan salahkan aku!"Houston tersenyum jahat. Setelah selesai berbicara, dia menyayat wajah Nadine lagi!Nadine menjerit kesakitan dan langsung pingsan."Nadine, ada apa denganmu? Tolong!" Melihat putrinya pingsan, Femmy ketakutan hingga berteriak sekuat tenaga."Wanita tua, diam kamu. Kalau nggak, aku akan menyayat wajahmu juga!" kata Houston dengan penuh amarah."..."Femmy tidak berani bersuara dan hanya menatap Nadine dengan sedih. Bagian depan pakaiannya sudah dipenuhi dengan darah, dia tampak seperti mayat hidup."Tuan Muda Houston, kurasa gadis ini memang nggak tahu!" kata seorang pria berbaju hitam."Ya, kurasa begitu!""Tapi kita sudah mengetahui identitas Nathan. Menemukan seseorang di Kota Nuansa adalah hal yang mudah bagi Empat Keluarga Besar, ayo pergi!"Houston melambaikan tangannya dan pergi bersama bawahannya ....Begitu Houston dan yang lainnya pergi, Femmy langs
Nathan mengerutkan kening, dia berkata dengan suara berat, "Bibi Femmy, sebenarnya apa yang terjadi? Tolong beri tahu aku.""Kamu masih berani tanya? Kalau bukan karena kamu, putriku nggak akan menjadi seperti ini!" umpat Femmy.Nathan sangat sabar dan tidak marah. Setelah Femmy menceritakan seluruh kejadian, amarahnya pun meluap dan niat membunuh terpancar dari sekujur tubuhnya!'Keluarga Keltano, kalian cari mati!'Tatapan Nathan berubah dingin, dia menatap Callie sambil bertanya, "Bagaimana keadaan Nadine sekarang?""Dia, dia dikirim ke ruang operasi!"Callie kaget. Dia tiba-tiba merasa pria di hadapannya ini sangat menakutkan, seperti binatang buas di dalam hutan!"Nathan, semua ini karena kamu. Kalau sampai Nadine cacat, aku nggak akan mengampunimu!" seru Femmy dengan histeris."Diam!"Nathan berteriak kuat hingga membuat Femmy terdiam."Aku akan pergi mengurus sesuatu. Nona Callie, tolong awasi keadaan sini. Kalau terjadi sesuatu, segera hubungi aku!"Setelah berkata demikian, Na