Share

Bab 7

"Jangan khawatir, Keluarga Sergio nggak menyukai Nathan!" Tissa memutar bola matanya, sejak kapan suaminya pandai mengelabui orang?

"Kamu nggak tahu apa-apa!" Erland mengerutkan keningnya sambil berkata, "Pasya terlihat seperti orang jujur, tapi sebenarnya dia sangat cerdik!"

"Kalau dia bilang nggak suka Nathan, aku yakin dia sangat menyukai anak itu!"

"Benarkah?"

Tissa membelalakkan matanya, dunia pria sangat rumit!

"Aku sudah berteman dengannya selama tiga puluhan tahun, apa mungkin aku nggak memahaminya?"

Erland tersenyum sinis. Bisa-bisanya Pasya mengatakan Nathan akan berselingkuh, apa dia adalah peramal!

"Lalu kenapa kamu nggak menghubungi Taslim?"

"Keluarga Leonel nggak perlu dihubungi! Kamu nggak tahu sifat istrinya Taslim? Dia pasti nggak suka Nathan. Sekalipun putrinya menyukai Nathan, Qaila akan menentang!"

"..."

Tissa terdiam. Ada apa dengan suaminya hari ini? Kecerdasan suaminya meningkat drastis!

Memang benar, Qaila adalah wanita yang terkenal sombong di seluruh kalangan sosialita Kota Nuansa. Mengingat pakaian kasual yang dikenakan Nathan hari ini, Tissa merasa ucapan suaminya benar!

"Sepertinya kita harus mencari kesempatan untuk menyatukan Keisya dan Nathan!"

Erland mengusap dagunya sambil bergumam ....

Malam hari, Nathan mengganti pakaian dan hendak pergi mencari makanan. Tiba-tiba, terdengar suara deru mobil sport dari luar!

Dia membuka pintu untuk memeriksa. Sebuah Bugatti Veyron berwarna hijau terparkir di depan rumahnya.

Pintu mobil terbuka ke atas, lalu seorang pemuda berwajah angkuh dan berkacamata hitam keluar dari mobil.

"Kak Nathan!"

Pemuda itu sangat gembira saat melihat Nathan. Dia bergegas mendekat untuk memeluk erat Nathan!

Radit yang berjalan di belakangnya pun menyusutkan leher. Tak disangka, Timo yang dikenal sebagai "Raja Rusuh" akan begitu akrab dengan Nathan.

Untung dia tidak menyinggung Nathan. Kalau tidak, dia akan terjerat masalah!

"Tuan Muda Timo, beberapa tahun nggak bertemu, gaya hidupmu menjadi sangat mewah!" Nathan tersenyum sambil menepuk bahu Timo.

Nathan melirik Bugatti edisi terbatas yang dikendarai Timo, harga mobil itu lebih dari empat puluh miliar!

"Kak Nathan, jangan memanggilku seperti ini!"

"Kalau bukan karena kamu, aku sudah pergi minum kopi dengan Raja Neraka!" kata Timo dengan serius.

"Haha, nggak ada yang menyiapkan kopi untukmu di neraka!" kata Nathan sambil tersenyum.

Timo dua tahun lebih muda dari Nathan. Tiga tahun lalu, dia diculik oleh tokoh berkuasa saat berlibur di Astar Tenggara. Pada akhirnya, Keluarga Harist meminta bantuan Istana Surgo untuk menyelamatkan Timo dari penculik.

Dalam pertempuran itu, Nathan membunuh puluhan penculik bersenjata api sendirian. Sejak saat itu, Timo menjadikan Nathan sebagai panutannya ....

"Kak Nathan, kenapa kamu datang ke kota kecil seperti Kota Nuansa ini ...."

"Tentu saja karena ada urusan! Ayo bicara di dalam!"

"Baik!"

Timo mengikuti Nathan masuk ke dalam vila. Radit tidak berani masuk dan hanya bisa menjaga mobil bos di luar.

"Kak Nathan, apa kamu suka rumah ini?"

Timo bersandar di sofa sambil tersenyum dengan penuh maksud.

"Lumayan! Kamu yang mendirikan kompleks ini?"

"Haish! Kak Nathan juga tahu adalah putra tunggal Keluarga Harist, Ayah dan Kakek memaksaku untuk belajar berbisnis. Mereka menyuruhku mengelola kompleks ini, menyebalkan sekali!"

"Kamu harus bersyukur, banyak orang yang menginginkannya!"

Nathan tersenyum tipis. Keluarga Harist adalah keluarga kaya di Provinsi Sargara, seluruh anggota keluarga sangat ahli dalam berbisnis.

Namun, Timo tidak tertarik dengan dunia bisnis. Setiap hari, dia terus menimbulkan masalah dan membuat Keluarga Harist khawatir!

"Omong-omong, Kak Nathan, kamu berencana untuk tinggal berapa lama di Kota Nuansa?"

"Seharusnya aku akan menetap di sini."

"Kalau begitu, besok aku memindahkan perusahaanku ke sini. Kalau nggak, siapa yang akan membawamu pergi bersenang-senang?" kata Timo dengan serius.

"Cepat atau lambat, ginjalmu akan rusak!" ujar Nathan sambil tersenyum.

"Kak Nathan jangan lupa, kamu yang mengajariku!"

"Mari bicarakan urusan penting! Timo, seberapa besar pemahamanmu terhadap Keluarga Lutso di Kota Nuansa?" tanya Nathan dengan serius sambil tersenyum sinis.

"Keluarga Lutso?"

"Kak Nathan, apa Keluarga Lutso menyinggungmu? Aku akan mengirim orang untuk memusnahkan mereka!" Ekspresi Timo berubah muram, hawa dingin terpancar dari sekujur tubuhnya.

"Kalau perlu, aku akan meminta bantuanmu! Jelaskan kondisi Keluarga Lutso padaku."

"Baik, Kak Nathan."

"Sebenarnya aku nggak tahu banyak soal Keluarga Lutso, tapi ayahku bilang Keluarga Lutso didukung oleh tokoh misterius. Itu sebabnya mereka bisa mengusai Kota Nuansa selama dua puluh tahun!"

"Keluarga Harist sempat berseteru dengan Keluarga Lutso karena tanah Kompleks Xalvadore ini!"

"Pada akhirnya, kakekku turun tangan dan menawarkan keuntungan pada Keluarga Lutso. Dengan begitu, kami baru berhasil memperoleh tanah ini!" kata Timo dengan marah.

"Apa kamu tahu siapa tokoh misterius itu?"

"Aku nggak tahu."

Nathan mengerutkan kening. Dia telah meminta Istana Surgo menyelidiki orang di balik Keluarga Lutso, tetapi tidak ditemukan. Latar belakang orang ini sangat misterius!

"Kak Nathan, berdasarkan kemampuanmu saat ini, kamu bisa langsung menjatuhkan Keluarga Lutso. Nggak usah takut pada mereka!"

"Nggak semudah yang kamu pikirkan," kata Nathan sambil menggelengkan kepala.

Roland berulang kali memperingatkan Nathan bahwa latar belakang orang yang membunuh orang tuanya sangat kuat!

Meskipun sekarang Nathan adalah ketua Istana Surgo, dia perlu mengorbankan banyak bawahan untuk menaklukkan musuh. Tidak sepadan!

"Kak Nathan, apa kamu lapar? Bagaimana kalau kita makan rebusan panas?"

"Rebusan panas?"

"Hehe, aku sudah meminta Pak Radit menyiapkannya. Ayo makan di halaman!"

"Aku juga mencuri sebotol arak dari ayahku, Kak Nathan bisa mencicipinya!" kata Timo sambil tersenyum nakal.

"Boleh, kebetulan kamu sudah menyiapkannya, aku juga malas keluar!"

Begitu Timo menelepon, Radit segera masuk untuk mengantarkan rebusan panas, daging sapi dan hidangan lezat lainnya!

"Pak Radit, mana arak yang kuminta?"

"Ini, Pak Timo!"

Radit menggenggam sebotol arak berwarna putih. Sekilas, Nathan langsung tahu itu adalah arak Maotai berumur delapan puluh tahun.

"Kak Nathan, ayahku membeli arak ini dari acara lelang Jair. Nggak ada yang boleh menyentuhnya, hanya ada dua botol, aku mencuri satu botol!"

Timo bukan hanya tidak malu, dia malah tertawa bangga.

Maotai yang sudah diawetkan selama delapan puluh tahun diminati oleh banyak orang. Kalau dijual, harganya mencapai miliaran rupiah!

"Timo, kalau ayahmu tahu kamu mencuri araknya, dia pasti akan menghajarmu!"

"Jangan takut! Setelah menghabisinya, aku akan memasukkan air ke dalam botol dan menaruhnya kembali. Nggak akan ketahuan!"

"..."

Nathan terdiam. Anak ini memang dilahirkan untuk melawan ayahnya!

Kedua pria itu mengobrol sambil di halaman, sedangkan Radit menunggu di samping. Pukul sembilan malam, Nathan mengusulkan untuk bubar.

"Kak Nathan, bagaimana kalau kita lanjut minum di tempat lain?"

"Nggak, besok aku masih ada urusan!"

"Baiklah, aku akan pulang untuk mengabari ayahku. Besok aku akan memindahkan perusahaanku ke Kota Nuansa, kalau tahu Kak Nathan berada di sini, dia pasti akan setuju!"

"..."

Setelah mengantar Timo pergi, Nathan duduk bersila di kamar dan mulai bermeditasi.

Perlahan-lahan, sekujur tubuh Nathan diselimuti dengan cahaya kuning. Kalau dilihat dari dekat, cahaya kuning ini adalah seekor naga emas kecil ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status