Share

PTSI 34

Indah ….

Nama yang membuat Irena tersentak.

Fandi yang semula hendak beranjak, kini membeku dan bergegas meraih ponsel milik Roy, “Sayang, nanti Mas jelaskan. Ini mengenai Fafa dan juga Indah, pokoknya nanti mas jelaskan.”

Panggilan itu Roy langsung akhiri. Lelaki yang tahu semua yang terjadi itu. Kini memijit pelipisnya dan mencengkram lengan Fandi.

“Mas, aku ini di sini sebagai wakil Mbak Irena. Kalau ternyata ….”

“Mas tahu, Roy! Tapi kamu tahu sendiri yang terjadi, bukan!” bentak Fandi tak mau kalah.

Keduanya pun berjalan ke arah ruangan di mana menurut petugas rumah sakit, korban kecelakaan bernama Indah sedang menjalani operasi.

“Mas,” panggil Roy.

“Urusan Indah biar anak buah saya saja yang urus, sekarang … ada baiknya temani Mbak Fera. Dia dan Mas Wisnu ada di kamar mayat, mengurus pemulasaraan Fafa dan calonnya,” tukas Roy.

Ya, Fandi seketika lupa pada sang adik.

Kakinya kembali terasa tak bertulang, hingga tubuhnya terhuyung-huyung limbung.

“Fafa,” ucapnya lirih.

“Ya Allah,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status