Pendekar Cincin Giok

Pendekar Cincin Giok

last updateLast Updated : 2024-10-11
By:  DRIANSOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
104Chapters
1.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Desa uruk adalah tempat para pendekar tangguh tinggal, mereka terkenal karena pengguna energi Quantum yang hebat. Apa jadinya jika ada satu orang tidak memiliki energi Quantum didesa tersebut? satu jawab yang pasti dia akan mendapatkan hinan dan cacian dari semua orang dan hal itu didapatkan oleh Lixuan. Namun kejadian itu tak berlangsung lama ketika dia tiba tiba memanggil pusaka suci cincin giok. Dengan pusaka kuat ditangannya dia akan membungkam mulut semua orang. Akan tetapi keinginannya itu terlupakan ketika pria bernama Devil menghancurkan kebahagiaannya. ibunya terbunuh didepan mata kepalanya, dia tak tahu harus berbuat apa,tapi dia sudah tahu apa yang harus dilakukannya dikemudian hari. Mata merah menunjukan amarahnya. Air mata menunjukan kesedihannya. Tangan yang mengepal menunjukkan seberapa dendam dia dengan peria itu.   Sedangkan tubuh yang kaku sambil melihat darah itu menunjukkan seberapa besar kekecewaannya terhadap dunia. Dengan pusaka tangguh ditangannya, Lixuan mulai memburu para bajingan yang membuatnya menderita.

View More

Chapter 1

anak sampah

***

Disebuah desa terpencil bernama desa Uruk yang terletak dihutan belantara kerajan Alrnat. Hiduplah para orang orang tangguh. Mereka terkenal dengan pengendalian energi yang bernama Quantum. Tidak hanya itu saja para manusia yang tinggal didesa Uruk juga terkenal dengan ilmu bela dirinya.

Desa itu memiliki kebiasaan tertentu. Setiap anak berusia empat belas tahun diwajibkan untuk melakukan tes pengukuran energi dalam. Barang siapa yang memiliki energi dalam ditubuhnya, dia memiliki hak untuk berlatih bela diri dipedepokan Uruk.

Hembusan angin menerpa pepohonan besar menjulang tinggi hampir mendekati awan. Dibawah pohon itu berderet barisan anak anak berusia 14 tahun yang sedang berlatih ilmu beladiri.

"Jika kalian kelelahan silahkan kemasi barang barang kalian dan pulang kerumah. Tempat ini bukan taman kanak kanak yang bisa menghiburmu Long Cai."

Semua orang ditempat itu tertawa, sedangkan Long Cai malu, wajahnya merah padam.

"Siap guru, aku tidak kelelahan sama sekali," ucap Long Cai.

Disisi lain ada sosok anak berusia 14 tahun berjalan pulang sambil membawa tiga keping koin perak beserta sebungkus nasi dan lauk pauk.

"Syukurlah paman paman tadi baik hati dengan ku," ucap anak itu.

Nasibnya tak seberuntung anak anak lainnya yang diberkati para dewa. Wajahnya penuh keringat dan debu debu, pakain compang camping lengkap sudah keaadaan yang memperihatinkan itu.

Anak itu baru saja pulang dari pekerjaan kuli bangunan.

Namun walaupun keaadaannya cukup memperihatinkan untuk anak sesusianya. Dia tetap memancarkan senyuman bahagia, seolah olah keringat dan debu debu dipakaiannya itu tidak menapakan kelelahannya.

Ditengah tengah perjalanan untuk pulang, anak bernama Lixuan itu melihat sesuatu. Apa lagi kalau bukan teman teman sebayanya yang sedang berlatih beladiri.

Dia pun segera bersembunyi disemak semak belukar yang ada didepannya. "Baiklah mari kita lihat dan pelajari dirumah," gumanya.

Anak itu begitu fokus menatap kedepan. Tanpa sadar tangannya melakukan pergerakan yang sama seperti teman sebaya yang dilihatnya.

Namun tak berselang lama kemudian anak anak itu berhamburan satu persatu. Mungkin saja mereka sudah kelelahan.

'Kenapa mereka sudah selesai?' Batin Lixuan.

Dia ingin belajar lagi, tapi apalah daya. Dia bukan tetua desa yang bisa memerintah seenaknya. Lixuan pun keluar dari semak belukar itu. Namun ketika dia baru saja menampakan wujudnya, sekelompok geng anak anak yang berlatih barusan menemukan keberadaannya.

"Ah ternyata ada sampah disini. Mengintip lalu mencuri ilmu pedepokan sungguh tak termaafkan sekali tindakan mu itu, apakah urat malumu sudah terputus karena tak memiliki energi Quantum?" Semua orang tertawa, Long Cai mendekati Lixuan, "Rasakanlah pukulanku ini untuk menebus kesalahanmu."

Pukulan melesat mengenai pipi Lixuan. Pukulan itu membuat tubuh dan makanan yang dibawanya jatuh berhamburan. Dalam sekejap mata tempat itu menjadi hura hura tak terkendali, Lixuan terus dipukuli sampai babak belur. Tidak ada satupun yang menolongnya semua orang disana menutup mata atas kejadian tersebut.

"Hentikan! makanan itu untuk ibuku." Dia tak peduli dengan pukulan yang terus menghujani tubunya. Makanan yang seharusnya dapat menyenangkan ibunya itu dinjak tanpa ada keraguan.

"Hentikan? Jangan konyol seperti itu manusia menjijikkan."

Namun ketika anak anak itu terus menerus melakukan tindakan tidak pantas. Sosok wanita muda seumuran dengan mereka berteriak. "Berhentilah kalian, kekuatan yang kalian miliki tidak untuk mendinas orang yang lemah. Kalian semua bertarung lah dengan ku yang kuat ini."

Anak anak itu berhenti seketika. Suara tak asing itu membuat Lixuan bisa bernafas lega. Makanan yang hampir saja tak layak dimakan itu bisa terselamatkan.

Gaguan yang tidak diharapkan itu membuat anak anak itu mendecakkan lidah.

"Ayo semua kita pergi dari sini," semua orang meninggal kedua orang itu.

Beginilah keseharian yang dialami oleh Lixuan, ketidak adilan itu disebabkan hanya karena satu kekurangan saja. Mereka begitu keji dan tak berperasaan sama sekali.

Anak perempuan berambut perak yang tidak lain adalah sahabat dekat Lixuan itu pun berjalan kearahnya.

"Terimakasih Sasa. Seandainya saja kau tidak datang entah akan bagaimana nasibku selanjutnya. Mungkin aku akan babak belur lagi." Lixuan tersenyum, itu adalah senyum penuh kepalsuan yang sering dia perlihatkan.

"Bukan masalah. Lixuan seharusnya kau tak perlu repot-repot datang kesini. Jika kau ingin belajar ilmu beladiri, aku sahabat mu ini bisa menjadi gurumu tahu."

"Tapi bukankah itu akan menyulitkan mu nanti?"

"Tidak jika kita merahasiakannya."

Sambil berbincang bincang kedua orang itu memunggut makanan yang diinjak injak tadi. Namun ketika mereka sedang asik mengobrol dua orang ibu ibu berbisik didepan mereka.

"Hey lihat lah anak yang tak bisa mengeluarkan energi Quantum itu. Bukankah dia pantas disebut sampah seperti makanan yang dipungutnya." Dua wanita dewasa yang sedang berjalan itu tak membantu Lixuan sedikitpun. Mereka menertawakan anak itu.

Apakah memang pantas mereka melakukan itu karena Lixuan tak bisa mengeluarkan energi Quantum?

Hanya itu saja kekurangannya, tapi entah mengapa semua orang didesa Uruk menganggap Lixuan adalah seorang serangga.

Bisikan bisikan penghinaan itu membuat darah Lixuan mendidih, tangannya mengepal dengan sangat erat. "Lihat saja aku akan menjadi kuat tanpa tenaga dalam konyol itu." Kedua orang itu sudah selesai memungut makanan itu.

"Lixuan aku pulang dulu." Lixaun mengangguk, dia tak ingin mencegah wanita itu untuk meninggalkan dirinya lagian hari sudah hampir petang.

Setelah mendapatkan persetujuan dari Lixuan melalui anggukkan barusan. Wanita itu pun meninggal Lixuan . Tempat itu menjadi sunyi.

***

"Ibu aku pulang." Lixuan membuka pintu kayu yang hampir roboh. Rumah itu memang buruk tapi itu adalah tempat ternyaman bagi dirinya.

Uhk..uhuk... Suara batuk bergema dari dalam sana, segera dia bergegas menuju ketempat sumber suara itu.

Didalam bangunan itu tidak terawat sama sekali penuh dengan jaring laba laba diatas atap. Lixuan memasuki kamar milik ibunya, wanita itu keriput tak bertenaga. Dia hanya terbaring lemas disana.

Disamping ibunya yang terbujur kaku itu duduk sosok wanita paruh baya, dia adalah tetangga baik hati yang selalu menolongnya. Ketika melihat kehadiran Lixuan, wanita itu meletakkan piring tak berisikan apapun didekat ibu Lixuan.

"Selamat datang Lixuan," ucap bibi itu.

Lixuan pun duduk disamping wanita paruh baya itu, dia merapikan piring yang tergeletak ditanah. Lalu setelah selesai melakukan itu dia mencium ibunya.

"Bibi maaf karena selalu merepotkan mu," ucap Lixuan.

"Bukan masalah. Lixuan bibi ada urusan kau rawat ibumu dengan baik ya."

"Ya tentu saja."

Wanita paruh baya itupun meninggalkan rumah itu, namun ketika beberapa detik meninggalkan ruangan itu, dia berteriak dengan sangat keras.

Kyhh... Debug...

Tiba tiba saja warna merah mengalir membuat lantai coklat itu berubah. Melihat itu Lixuan segera berdiri, dia melentangkan tangan untuk melindungi ibunya dari sesuatu.

"Maaf mengganggu kesenangan kalian." suara berat dari seorang peria terdengar.

Dihadapannya monster mengerikan berjalan perlahan, mata hitamnya mentap Lixuan dengan hasrat membunuh. Air liur itu seperti manusia yang haus akan daging panggang.

Monster mengerikan berbentuk harimau putih seukuran beruang raksasa. Ya itu benar benar mengerikan, terlebih lagi untuk Lixuan yang tak bisa apa apa.

"kenapa monster mengerikan ini ada di rumahku."

Ketidak percayaan akan mahluk didepannya membuat Lixuan berdiri kaku. Bulu kuduknya berdiri memberitahu tentang situasinya saat ini.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
104 Chapters
anak sampah
***Disebuah desa terpencil bernama desa Uruk yang terletak dihutan belantara kerajan Alrnat. Hiduplah para orang orang tangguh. Mereka terkenal dengan pengendalian energi yang bernama Quantum. Tidak hanya itu saja para manusia yang tinggal didesa Uruk juga terkenal dengan ilmu bela dirinya.Desa itu memiliki kebiasaan tertentu. Setiap anak berusia empat belas tahun diwajibkan untuk melakukan tes pengukuran energi dalam. Barang siapa yang memiliki energi dalam ditubuhnya, dia memiliki hak untuk berlatih bela diri dipedepokan Uruk.Hembusan angin menerpa pepohonan besar menjulang tinggi hampir mendekati awan. Dibawah pohon itu berderet barisan anak anak berusia 14 tahun yang sedang berlatih ilmu beladiri."Jika kalian kelelahan silahkan kemasi barang barang kalian dan pulang kerumah. Tempat ini bukan taman kanak kanak yang bisa menghiburmu Long Cai."Semua orang ditempat itu tertawa, sedangkan Long Cai malu, wajahnya merah padam."Siap guru, aku tidak kelelahan sama sekali," ucap Long
last updateLast Updated : 2024-02-09
Read more
malam berdarah
Baru saja dihadapakan dengan rasa takut yang amat mengerikan, dia melihat situasi yang sedikit membingungkan.Dibelakang monster itu berjalan sosok peria berambut oranye, dia memiliki tengkorak kucing dibahunya. Hewan tengkorak itu seperti hidup selayaknya hewan normal.Peria itu mengelus ngelus kepala harimau yang besar. "Kerja bagus kau memang hewan yang patut dipelihara," ucap peria itu."Berhentilah disitu orang aneh. Aku tidak akan memaafkan mu jika kau bergerak sejengkal saja."Lixuan memberanikan mulutnya mengeluarkan sepatah kalimat itu. Namun ancaman itu tak membuat pria itu bergeming sedikitpun. Dia tetap berjalan perlahan."Bagaimana mungkin seorang mangsa mengancam pemburunya."Peria itu mengangkat tangannya, harimau raksasa itu langsung melesat menerkam anak kecil itu. Ukuran tubuh monster yang amat besar itu membuat Lixuan tak bisa berkutik. Tubuhnya terkunci.Namun yang heran adalah harimau itu tak langsung membunuhnya. Dia menjilat jilat pipi Lixuan. Semakin ketakutanl
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
kisah
Tubuh wanita itu sudah tidak karuan, dia hampir tamat sekarang. Tubuhnya telah terpojok, kepungan dari monster harimau itu telah menutup jalan pelariannya. Sasa sekarang hanya bisa berdiri didepan tembok rumahnya.Tubuhnya lemas sebab energi Quantum miliknya telah terkuras tak tersisa. Dia meringkuk sambil menunggu kematiannya. Namun walaupun begitu dia tak ingin mati."Seorang tolong selamatkan aku," Teriaknya. Didalam suaranya itu terdengar seperti kepasrahan yang tak bisa dijelaskan dengan kata kata.Tiba tiba saja sebuah gelombang kuat menghantam monster yang ingin menerkam wanita tak berdaya itu. Sasa membelakan matanya. Dia mengusap ngusap pelipisnya."Lixuan kenapa kau datang kesini, pergi lah jangan bahayakan dirimu."Lixuan menoleh kearah Sasa, tiba tiba saja wanita itu terdiam. "Tenanglah Sasa aku bisa mengatasi semua monster sialan ini."Monster demi monster tubang, tumpukan mayat itu hampir menyerupai gunung. Pada akhirnya semua orang yang tersisa didalam bangunan itu b
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
dua pemuda tangguh
****Satu Minggu telah berlalu, para warga bergotong royong untuk memperbaiki properti yang telah rusak.Lixuan saat ini tinggal dikediaman Sasa. Berkat bantuan yang dia berikan tempo hari, Sasa dan sekeluarganya menyambut hangat peria itu. Kehidupan nyamannya itu seharusnya membuat dia bahagia bukan?Namun tidak sama sekali, dia benar benar masih mengingat malam berdarah itu. Sebagai gantinya untuk mengalihkan penderitaan itu, dia terus berlatih tiada henti."Lixaun berisitirahatlah sebentar," wanita berambut perak itu berjalan mendekati Lixuan. Nampan berisikan singkong rebus dan teh hangat memang terlihat lezat. Namun walaupun makanan itu menggiurkan bagi sebagaian orang, bagi Lixuan makanan itu tak begitu dibutuhkan.Sejak insiden satu minggu yang lalu makanan yang dia makan semua terasa hambar seakan akan indera perasa miliknya tak berfungsi lagi. Lixuan yang menyadari kehadiran sasa tak berhenti untuk melakukan gerakan selanjutnya, dia mengayunkan tangannya kesamping dengan ir
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
ruangan rahasia
"Bukan urusanku, salahmu sendiri menghinaku seperti itu. Asal tahu saja aku adalah salah satu orang berbakat didesa ini." Tanpa merasa berdosa dia meninggalkan Lixuan ditempat itu, namun beberapa saat kemudian dia menoleh kebelakang lalu menjulurkan lidah seperti kebanyakan anak anak seusia mereka."Huf... Dasar anak kecil sungguh merepotkanku saja." Sungguh ironis anak seusianya menghina teman sebayanya dengan sebutan anak kecil. Apakah dia tidak sadar dengan usianya sendiri?Selang beberapa saat punggung wanita itu lenyap ditelan oleh gerbang yang tertutup.Waktu sendirian yang sangat diinginkannya sejak tadi akhirnya tiba juga. 'Sudah saatnya aku kembali ketempat itu lagi,' batin Lixuan. Kemarin dia menemukan tempat yang begitu menarik, tempat berbagi ilmu bisa dipelajari. Apalagi kalau bukan perpustakaan milik tetua desa. Bagi anak yang terlampau miskin seperti dirinya memiliki sebuah buku adalah berkah tiada tanding.Mumpung rumah ini memiliki perpustakaan, dia ingin belajar seb
last updateLast Updated : 2024-02-11
Read more
Sejarah masalalu
Didepan matanya itu terdapat ruangan gelap, mana mungkin matanya bisa menangkap apa yang ada didalam sana. Lixuan berhenti sejenak, dia akhirnya menemukan cara yang bagus untuk menyelesaikan permasalah yang dia hadapi.Lixuan pun mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan itu lebih dalam. Lagian entah apa yang akan terjadi pada dirinya jika tetap memaksakan kehendaknya untuk memasuk ruangan rahasia itu. Sekarang sebenarnya dia ragu. Namun walaupun dia ragu rasa penasaran dihatinyanya semakin meluap luap.Memang seperti itulah Lixuan dia akan memaksakan dirinya. Jika itu untuk memuaskan rasa penasarannya, dia pasti akan melakukan segala cara untuk menuntaskannya. Lixuan pun mundur beberapa jengkal dari posisinya itu, dia kini tepat diantara rak buku yang sedikit terbuka."Sepertinya cahaya dari lampu itu bisa masuk jika aku membuka rak ini lebih lebar lagi." Dengan asumsi sekilas yang terpikirkan didalam kepalanya. Dia mulai mendorong rak buku itu."Arghh berat sekali," dia bergumam
last updateLast Updated : 2024-03-14
Read more
Janji Lixuan
Akan tetapi semenjak beberapa hari yang lalu entah mengapa cincin giok yang didapatkannya secara tiba tiba itu tak bisa berfungsi lagi. Seolah olah cincin itu telah menjadi cincin biasa.Lixaun sempat mencoba beberapa kali untuk merubah cicin itu kebentuk pisau, namun tidak ada yang terjadi sama sekali. Sangking banyaknya kegagalan, dia sudah menyerah untuk mengubah cincin giok itu.Padahal sebelumnya dia begitu berharap dengan benda itu, dengan adanya benda itu dia yakin bisa menambal kemampuan bela dirinya dan energi Quantum yang tak bisa dia miliki sepanjang hidupnya.Namun walaupun begitu Lixuan tidak putus asa begitu saja. Ketika mengetahui bahwa cincin giok itu tak bisa diandalkan, dia menanamkam janji dihatinya.Janji itu berisikan dia akan berlatih lebih keras 5 kali lipat dari orang normal. Dia telah membuktikan janjinya selama satu Minggu terakhir, orang orang rumah sampai dibuat tidak percaya dengan tekad milik Lixuan untuk menjadi kuat. Pagi, malam, siang dia terus menerus
last updateLast Updated : 2024-03-15
Read more
Babi pemarah
Tubuh Lixuan melayang tak terkendali, saat ini dia tak bisa mendengar suara apapun, hanya angin yang berhembus saja yang masuk kedalam telinganya. Walaupun dia tak memiliki energi Quantum, wajahnya menunjukan keyakinan bawah dia akan selamat dari ketinggian itu.Tubuhnya menembus pepohonan yang ada dibawah sana, namun dia tak mengalami luka luka. Saat ini tubuhnya terjerat tanaman rabat yang tumbuh memenuhi pepohonan itu. Lixuan mencabut pisau kecil yang ada dipinggangnya. Dia memotong tanaman rabat itu dengan pisau tajamnya.Sedangkan Sasa tak memiliki keyakinan yang sama ketika melompat mengejar Lixuan. Didalam benaknya dia tak ingin melihat sahabat satu satunya mati konyol seperti itu."Aku mohon jangan mati Lixuan," teriak Sasa.Akan tetapi ketika dia menembus pepohonan itu, dia tak merasakan rasa sakit sama sekali. Tubuhnya terjerat sama seperti Lixuan. Dengan energi Quantum miliknya, Sasa melepaskan ikatan itu dengan mudah, tanaman rabat itu hancur berkeping keping menjadi s
last updateLast Updated : 2024-03-16
Read more
Haven.
***"Kesini ayo kesini, ijikan aku menyentuh gumpalan lemak yang indah itu. Aku mohon tolong..." Lixuan yang menunggu bantuan sudah tertidur dengan lelap. Sepertinya saat ini dia sedang mimpi indah."ah akhirnya ketemu juga."Suara dari wanita yang tak asing menganggu tidur nyenyak dari anak kecil itu. Dia terbangun sambil mengusap air liurnya yang tumpah kemana mana."Cih, sial... Kenapa dia membangunkan ku saat aku hendak memegang dada besar."Sungguh bejat sekali anak kecil itu, bagaimana bisa anak sesuainya memimpikan hal mesum yang tak seharusnya terjadi.Sasa saat ini berada diatasnya, dia melihat lubang besar berisikan jebakan yang tak pernah dia duga sebelumnya untuk saat ini hanya kebingungan dan pujian saja untuk orang yang menciptakannya. Orang yang menciptakan jebakan itu sungguh beruntung dipuji oleh wanita cantik seperti Sasa. Ya walaupun itu hanya didalam hatinya saja.Diatas sana tidak hanya ada Sasa seorang saja, peria berpakaian lusuh dan bertelinga serigala juga ada
last updateLast Updated : 2024-03-17
Read more
pemeran utama
Akhirnya mereka sampai didesa Uruk, semua orang berkumpul mengelilingi tiga pemeran utama dalam situasi ini.Menangkap lima babi hutan sekaligus adalah sesuatu pencapaian yang cukup besar. Sangat jarang ada orang yang dapat melakukan itu.Warga desa Uruk paling banyak menangkap babi dalam satu Minggu hanya satu saja, namun hari ini mereka mendapatkan lima.Sebuah pencapaian besar yang harus diapresiasi, namun ketika mereka melihat Lixuan mata mereka menyipit. Tatapan sinis menghujani Lixuan."Yah tidak aneh jika mereka menatapku seperti itu, Sasa urus semuanya kaukan Calon kepala desa," ucap Lixuan didekat telinga Sasa.Dia ingin lari dari situasi tak menyenangkan ini. Ketika Lixuan hendak melangkahkan kakinya, Sasa menangkap bahunya."Lixuan kau mau kemana? Tidak bagus membiarkan babi yang kau tangkap ditempat ini. Kau harus ikut pesta besar bersama kami." (Jangan lari, Aku tak mau mendapatkan masalah yang kau ciptakan. Ayolah kau harus bertanggung jawab.)"Aku menangkapnya? Lelucon
last updateLast Updated : 2024-03-18
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status