Share

Haven.

***

"Kesini ayo kesini, ijikan aku menyentuh gumpalan lemak yang indah itu. Aku mohon tolong..." Lixuan yang menunggu bantuan sudah tertidur dengan lelap. Sepertinya saat ini dia sedang mimpi indah.

"ah akhirnya ketemu juga."

Suara dari wanita yang tak asing menganggu tidur nyenyak dari anak kecil itu. Dia terbangun sambil mengusap air liurnya yang tumpah kemana mana.

"Cih, sial... Kenapa dia membangunkan ku saat aku hendak memegang dada besar."

Sungguh bejat sekali anak kecil itu, bagaimana bisa anak sesuainya memimpikan hal mesum yang tak seharusnya terjadi.

Sasa saat ini berada diatasnya, dia melihat lubang besar berisikan jebakan yang tak pernah dia duga sebelumnya untuk saat ini hanya kebingungan dan pujian saja untuk orang yang menciptakannya. Orang yang menciptakan jebakan itu sungguh beruntung dipuji oleh wanita cantik seperti Sasa. Ya walaupun itu hanya didalam hatinya saja.

Diatas sana tidak hanya ada Sasa seorang saja, peria berpakaian lusuh dan bertelinga serigala juga ada disana. Dia lah orang yang diselamatkan oleh Lixuan.

Peria itu terjebak dalam kekacauan tadi karena sebuah alasan konyol. Bagaimana bisa peria yang memiliki Indra diatas rata rata manusia biasa menginjak jebakan jarum pelumpuh. Satu alasan pasti yang bisa dijelaskan, pasti dia meremehkan hutan yang tanang.

Selain Indra yang tajam melebihi para manusia. Ras manusia serigala juga terkenal dengan kekuatan tubuhnya diatas rata rata, walaupun mereka tak bisa menggunakan energi Quantum seperti para manusia, mereka diberkati dengan tubuh yang kuat. Sehingga mereka bisa setara dengan para manusia yang memiliki energi Quantum.

Dahulunya mereka adalah musuh bebuyutan yang keluar dari menara, namun sekarang sejarah itu telah terhapus. Tidak ada lagi yang menyadari bahwa mereka bukan bagian dari dunia ini.

Peria bernama Haven itu tak barada disamping Sasa, melainkan dia melihat area sekitar. Sebuah penemuan yang tak pernah terbayangkan mengaktifkan alaram yang ada didalam kepalanya.

"Benar benar menggagumakan, siapa Junius yang menciptakan benda bulat itu."

"Akulah orangnya paman." Lixuan sudah berada didekat Sasa.

Saat ini dia menarik tali, Sasa ikut membantunya agar babi bisa keluar dari dalam lubang itu. Lixuan sudah memberi tahu cara kerja katrol yang dia ciptakan, jadi wanita itu sudah paham apa yang harus dilakukan olehnya. 

"Sasa tariklah dengan sekuat tenaga aku yakin kau bisa." Tidak memiliki niatan untuk membantu dia menyemangati wanita itu tanpa merasa bersalah.

"Jangan banyak bicara bantu aku menariknya."

Lixuan pun mengipas ngipaskan tangannya, "mustahil, aku tak bisa melakukan itu. Aku orang biasa yang tidak memiliki tenaga sedangkan kau manusia super, lagian jika aku membantumu tidak akan ada perubahan sama sekali."

Dasar pemalas! Batin Sasa.

Inilah situasi yang amat dibenci oleh Sasa, dia tak suka dengan cara berpikir temannya itu. Dia pun melepaskan talinya, tubuh babi masuk kedalam lubang itu lagi. "Apa yang kau lakukan Sasa."

Baru saja dia protes, Sasa memberikan jawabannya. Namun dengan bahasa tubuh. Dia  menerkam Lixuan seperti bintang buas tak berperasaan, tubuh kedua orang itu terjatuh ditanah.

"Kau  yang membuat ini, sungguh mustahil anak kecil sepertimu bisa melakukan ini." Suara itu tumpang tindih dengan suara Haven. Haven benar benar terabaikan oleh dua anak kecil yang sedang berguling ditanah itu.  Saat ini Lixuan tak bisa bergerak karena kuncian mematikan pada tangannya.

"Sasa lepaskan tanganku, tenaga gorila mu bisa membuat tanganku patah."

Dia tak mau mendengarkan perkataan Lixuan, Sasa lebih kuat menarik tangan Lixuan. Kakinya mengunci tubuh anak peria itu, sehingga tak akan ada perlawanan yang terjadi.

"Biarkan saja patah." Mungkin saja dia marah karena disebut gorila.

Benar benar monster mengerikan, lima babi saja tidak ada apa apanya bagi Lixuan. Tapi seorang Sasa sudah membuat Lixuan tak bisa apa apa.

"Hey kenapa kalian mengabaikan aku anak kecil." Heaven terus berusaha untuk ikut andil dalam keributan yang terjadi, tapi apa yang dia dapat sungguh ironis sekali. Sebagai orang dewasa, dia benar benar dipermalukan sekarang.

"Kau kejam sekali Sasa, asal tahu saja aku sangat lelah sekali tenagaku sudah habis. Argag..." Kebohongan yang dilakukan amatari itu tak berhasil menipu monster mengerikan.

"Kau masih bisa berdiri, seharusnya tenagamu masih ada."

"Pendekar sejati harus menyisakan tenaganya untuk menyelamatkan diri agar tak mati, bukankah gurumu pernah mengatakan itu."

Pernyataan Lixuan tak bisa disangkal oleh Sasa sama sekali, sebagai gantinya dia menarik lengan Lixuan lebih keras dari sebelumnya.

"Paman tolong selamatkan aku." Dia meminta pertolongan pada orang yang sudah menyerah dipojokkan. Dia saat ini memegangi lututnya dengan tatapan kosong.

"Buat apa membantu orang yang mengabaikanku."

"Tolong aku paman, aku akan mati dan kau pasti akan mati penasaran karena tak tahu siapa yang membuat benda benda itu." Dengan sisa tenaganya dia mengeluarkan suara yang tidak bisa didengar.

Telinga Haven bergerak, selain memiliki tubuh kuat ras serigala juga memiliki pendengaran yang tajam. Ketika Haven ingin menolong Lixuan, naasnya semua itu sudah terlambat, sebebab anak itu telah kehilangan kesadaran.

"Tidak....!"teriaknya histeris "aku akan benar benar mati penasaran. Dasar wanita kecil pembunuh aku tak akan memaafkan mu." Peria itu menujuk wanita tak beradap tersebut, namun respon yang didapatkan oleh Haven hanyalah kepala yang miring.

"Tenang saja paman, dia hanya berpura pura." Sasa menarik lengan Lixuan lebih kuat dari sebelumnya, tiba tiba saja teriakan paling keras keluar dari mulut Lixuan.

"Aku mohon lepaskan anak itu, aku akan menuruti semua kemauan mu," ucap Haven.

"Ok sepakat." Sasa melepaskan Lixuan tanpa ragu.

"Terimakasih paman," ucap Lixuan sambil memegangi tangannya.

Kedua orang itu pun  berdiri lalu membersihkan debu debu yang tertempel, semuanya terhempas ke udara tidak ada satupun yang tertempel dibaju mereka.

"Kau mau menuruti semua kemauankukan paman?" Haven mengangguk atas pertanyaan itu.

"Hem... Kira kira apa ya," Sasa menyentuh dagunya dengan jari telunjuk, "setelah aku ingat ingat ras manusia serigala memiliki tubuh dan tenaga yang sangat kuat. Apa itu benar paman?"

"Iya benar sekali, kami sangat kuat tidak ada satupun mahluk sekuat kami jika menyangkut tentang kekuatan murni."

"Jika itu benar mengangkat lima babi sampai kedesa bukan masalahkan?"

"Tentu saja mas...." Perkataan peria itu lasung saja dipotong oleh Lixuan.

"Minta itu saja Sasa aku yakin dia pasti bisa melakukannya. Menurut buku yang aku baca, ras manusia serigala bisa mengakat gunung. Lima babi pasti bukan masalah untuknya."

"Tapi bukankah itu sangat kejam Lixuan? Kalau paman mau tidak masalah sih."

"Ras serigala tidak akan pernah mengkhianati janji mereka. Jika itu kemauan mu akan aku kabulkan dengan sepenuh hati dan tanpa keraguan sama sekali."

Akan tetapi semua itu hanyalah kebohongan, sekuat apapun ras serigala mereka tidak akan bisa mengakat lima babi sekaligus. Dua babi yang dibawanya menuju kesini saja sudah membuat otot ototnya keram tak karuan. Apalagi lima babi sekaligus.

'Hem... Sepertinya aku dipermainkan oleh anak anak ini, tapi aku tak bisa menarik kata kataku.' ada pikiran seperti itu yang menebus isi kepalanya, namun dia tak yakin bahwa dua anak itu bisa mempermainkan orang dewasa seperti dirinya.

Haven pun berjalan untuk masuk kedalam lubang itu, ketika dia membelakangi dua orang itu. Lixuan dan Sasa menyatukan tangannya dengan penuh kemenangan.

Menyadari ada yang aneh Haven menolehkan kepalanya keaaraah belakang, namun semua itu telah lenyap. Bukti tak bisa ditemukan sama sekali oleh korban yang malang.

"Ah mungkin perasaanku saja," batin Haven.

****

"Sasa aku kasihan sekali dengan peria itu," bisik Lixuan.

Saat ini mereka sudah melakukan perjalanan sekitar lima menit, tubuh Haven yang menerima beban diatas kemampuannya terhuyung huyung kekiri dan kekanan. Wajahnya memerah seperti ingin menjemput panggilan alam yang tak bisa diduga duga.

Sedangkan disisi lain dua anak kecil berada dibelakangnya sedang menahan tawa. Sungguh kejam sekali mereka.  bisa bisanya dua anak itu menipu orang tua yang malang itu.

"Itulah harga yang harus dibayar olehnya," ucap Sasa.

"Harga yang harus dibayar?" Lixuan bingung ketika mendapat ucapan itu. Harga yang harus dibayar adalah kata yang seharusnya tak terucapkan dari mulut Sasa.

Memangnya apa yang telah dilakukan oleh peria itu sampai sampai harus membayar harga mahal seperti itu?

Jika dia mencoba membunuh Sasa dan Lixuan sudah pantas dia membayar dengan hukuman itu. Tapi kebenarannya dia tak memiliki maksud untuk mencelakai Lixuan dan Sasa?

Dalam kalutan kebingungan Lixuan berisap mendengar penjelasan yang sedikit menggugah rasa penasarannya.

"Karena dia aku mencemaskanmu."

"Ah jadi itu maksudmu."

"Bukan hanya itu saja, aku kesal dengan dia. Bagaimana bisa orang yang mendapatkan pertolongan tak segera membantuku menarik babi itu tadi. dia seperti mengatakan. Ah persetan membantu wanita itu aku lebih tertarik dengan benda benda itu."

Padahal semua itu tak benar, dugaan yang tak berdasar itu menimbulkan sesuatu yang tak terduga bagi peria malang tersebut.

"Dengan kata lain kau ingin menggunakan tenaganya untuk bersantai."

"Nah tepat sekali."

Perkataan beberlit belitnya itu langsung saja dipahami oleh Lixuan, tidak aneh jika dia tahu maksud tersembunyi dari ucapan Sasa mengingat hubungan mereka sudah terjalin sejak kecil.

"Bedebah bajingan cilik sialan..." Haven merapatkan giginya dengan kuat.

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status