Share

Babi pemarah

Author: DRIANS
last update Last Updated: 2024-03-16 02:42:15

Tubuh Lixuan melayang tak terkendali, saat ini dia  tak bisa mendengar suara apapun, hanya angin yang berhembus saja yang masuk kedalam telinganya. Walaupun dia tak memiliki energi Quantum, wajahnya menunjukan keyakinan bawah dia akan selamat dari ketinggian itu.

Tubuhnya menembus pepohonan yang ada dibawah sana, namun dia tak mengalami luka luka.  Saat ini tubuhnya terjerat tanaman rabat yang tumbuh memenuhi pepohonan itu.  Lixuan mencabut pisau kecil yang ada dipinggangnya. Dia memotong tanaman rabat itu dengan pisau tajamnya.

Sedangkan Sasa tak memiliki keyakinan yang sama ketika melompat mengejar Lixuan. Didalam benaknya dia tak ingin melihat sahabat satu satunya  mati konyol seperti itu.

"Aku mohon jangan mati Lixuan," teriak Sasa.

Akan tetapi ketika dia menembus pepohonan itu, dia tak merasakan rasa sakit sama sekali. Tubuhnya terjerat sama seperti Lixuan. Dengan energi Quantum miliknya, Sasa melepaskan ikatan itu dengan mudah, tanaman rabat itu hancur berkeping keping menjadi serpihan debu.

Selesainya dia melepaskan diri dari jeratan tanaman rambat itu, Sasa mencari keberadaan Lixuan. Namun orang yang dicarinya telah lari keaaraah sisi Utara, lebih tepatnya keaaraah peria yang terkepung oleh para babi itu. Sasa pun segera mengejar anak sembrono itu.

Lixuan akhirnya sampai ditempat peria itu dikepung, ada sekitar lima babi yang sedang menunggu sebuah ancaman. Mereka tidak akan menyerang siapapun  yang tidak bergerak. Saat ini mereka hanya menatap peria yang terapit oleh pepohonan besar, Lixuan pun melihat sekililing mencari sesuatu.

"Ah itu dia," Lixuan melihat sebatang kayu yang cukup besar sekuran lengannya. Panjangnya hanya sekitar setengah meter.

Lixaun yang mendapatkan kayu itu melemparkannya keaaraah babi. Benar benar anak yang suka cari masalah. Akibat tindakan tak wajarnya itu. Para babi  berbalik arah, tentunya para binatang itu tak akan tinggal diam dengan ancaman itu.

Para babi itu berbondong bondong melangkahkan kakinya membiarkan peria yang tak bergerak itu. Menyadari sesuatu yang gawat akan segera terjadi, dia pun segera lari terbirit-birit dari kejaran para babi gila itu.

"Saatnya kejar kejaran dengan hewan tak berakal." Bukannya takut dia senang ketika dikejar oleh babi itu. Bukankah dia yang tak berakal? Dasar masokis menjijikkan.

Langkah kaki babi itu begitu cepat sekali, beruntungnya jarak binatang itu dengan posisi Lixuan  terbilang cukup jauh. Disaat dia berlari, Lixuan melihat Sasa berlari kearahnya. Tentunya dia tak akan membiarkan Sasa memaksakan dirinya untuk melawan babi babi itu.

"Sasa lompatlah keaatas pohon, jangan ikuti aku. Jika kau mau mati konyol bersamaku terserah saja." Sasa juga ragu bisa mengalahkan babi babi itu, dia hanya bisa menyerahkan hewan itu pada Lixuan.

"Selamat tinggal sahabatku, semoga kau tenang disurga." Dia melompat keatas pepohonan. Tentunya dia sebagai orang yang cerdas tidak mau menyusul Lixuan yang ingin mati konyol.

"Akhirnya orang yang merepotkan tidak menggangguku lagi." Teriaknya. Dia pun tertawa dengan sangat keras seperti para teman yang tertawa ketika melihat temannya terkena musibah.

Walaupun dia berkata seperti itu tapi kebenarannya tidaklah demikian. Sebenarnya dia percaya bahwa Lixuan bisa mengatasi babi babi itu sendirian. Mengingat tempo hari dia membantai kawanan monster harimau yang memiliki kekuatan dua kali lipat dari para babi itu.

Lixuan semakin dekat dengan tempat yang ingin dia tuju. "Akhirnya sampai juga."

Lixuan melompat melewati benang yang cukup tipis. Sedangkan babi itu menerjang benang itu tanpa keraguan.

"Rasakan jebakan pertama, jarum  pelumpuh itu."  Babi pertama yang melintasi benang itu berhasil selamat, namun tidak dengan babi yang berada dibelakangnya.

Jarum jarum pelumpuh menghujani satu babi itu dari atas pepohonan. Tubuhnya tertusuk, lalu sesaat kemudian hewan itu tak bisa bergerak sama sekali. Masih ada empat babi yang lain, Lixuan saat ini masihlah belum bisa merayakan kemenangannya, masih banyak halangan yang harus dia hindari.

"Itu dia jebakan yang aku buat dengan jerih payah yang melelahkan."

Dihadapannya ada sebuah jebakan baru yang dia pasang untuk berburu, jika jarum itu dibuat oleh para warga desa Uruk, jebakan ini dialah yang membuatnya.

Dedaunan bertumpuk hampir menyerupai bukit kecil berhasil dilewati oleh Lixuan. Dia melemparkan pisau keaaraah dedaunan rambat yang terikat dengan tali temali disisi kanannya.

Bukan tanpa alasan dia melemparkan pisau itu. Dia melakukan itu karena diujung tali temali itu terdapat benda yang dapat menghancurkan babi itu dengan sekejap mata. Sebuah kayu lancip mulai terayun kearah babi itu.

Ketika Lixuan melemparkan pisau secara bersamaan satu babi masuk kedalam lubang kecil. Satu kakinya terjerat oleh tali temali. Akibat tekanan yang didapatkan dari masa babi itu, tali yang menjaga agar jebakan itu tak diketahui mulai terputus.  Sehingga kayu besar yang diletakan diatas pohon mulai jatuh. Tubuh babi itu mulai mengudara bebas menuju tempat ternyaman.

Bum... Dalam sekejap mata kayu lancip berukuran raksasa menghantam perut babi menjijikkan itu. Darah menghujani babi babi lain yang saling berebut untuk memangsa Lixuan.

Ngok... Ngok...

Usaha yang dapat dilakukan oleh babi itu hanya berdoa agar nyawanya selamat. Ya walaupun itu belum sepenuhnya benar sih.

Aroma darah yang dapat menyebabkan perubahan yang signifikan kepada para babi babi itu mulai muncul. Kabut pekat hitam menebus tubuh babi babi itu, semua tubuh mereka menjadi merah. Semua ini pasti karena doa babi itu. Seratus persen akurat tidak ada yang bisa membantahnya titik..

"Ayo.... lagi lagi, Kejarlah aku  dasar babi pemarah." Dia benar benar menikmati aredilan itu.

Suara babi yang marah itu membuat burung burung yang bertengger  berhamburan satu persatu. Mungkinkah burung burung ingin mencari mangsa seperti para babi itu?

"Wah ini benar benar gawat sekali."

Detak jantung Lixuan mulai berdegup kencang seperti saat berada diperpustakan tadi. Namun ada yang berbeda dengan detak jantung miliknya dari pada tadi, saat ini Lixuan mengeluarkan senyuman penuh kemenangan.

Dia terus berlari seperti buruan yang ketakutan. Dia persisi seperti itu. "Tidak ampuni aku..." Teriakan dari anak itu membuat semua penghuni hutan mendengarnya. Hem... Mungkin saja sangking senangnya dia meminta pertolongan itu.

Tak berselang lama kemudian. Jarak para babi itu semakin dekat dengannya. Tidak hanya babi itu yang menjadi masalah, didepannya terdapat sebuah lubang besar yang ukurannya sekitar 5 meter.

"Wau lubang ini menggangguku saja."

Tidak ada cara lain selain melewati lubang itu, jika dia berniat memutari lubang itu. Lixuan tak memiliki kesempatan untuk terbebas dari kejaran para babi.

Satu satunya  pilihan adalah masuk kedalam lubang sambil berharap bantuan segera tiba. Jangan ganggu harimau tidur jika tidak ingin dimakan. Seharusnya dia menuruti pepatah itu.

Tanpa ada keraguan Lixuan melompatinya. Saat ini pakaiannya penuh dengan warna coklat berdebu. Senyuman kemenangan yang seharusnya terjadi sepertinya mengalami kegagalan.

Namun itu hanya gurauan. "Satu, dua tiga Sekarang." Lixuan memasuki celah lubang yang berada didalam lubang besar.

Babi babi itu berjatuhan dilubang yang seharusnya menjadi mala petaka bagi Lixuan. Namun dia tak menujukkan wajah penuh kekalahan. Mungkinkah dia sudah lelah untuk hidup?

"Satu satunya cara untuk menang adalah membuat musuh merasa menang." Lixuan pun tersenyum ketika jeritan babi menusuk gendang telinganya.

Lixuan pun mengeluarkan tawa menjijikkan.

Whwhwh.....hahah, uhuk uhuk. Sebuah ganjalan didalam lehernya membuat dia berhenti.

"Ok satu dua tiga ulangi."

Namun sesaat kemudian dia tertawa lagi."whwhwh..."

Saat ini Lixuan melihat babi babi tertancap dikayu besar yang lancip, didalam lubang itu terdapat lubang ganda yang lebih mengerikan. Masa ketika babi marah membuat tanah yang ada dibawah tak mampu menahan tekanan, sehingga longsorlah yang terjadi.

Lixuan sudah memperhitungkan berat masa yang dapat ditanggung oleh kayu kayu yang menopang tanah gembur itu. Sehingga dia bisa merasa aman tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Jebakan yang dia bangun selama satu bulan akhirnya dapat membuahkan hasil yang besar. Dia tak menyangka bisa menggunakan jebakan itu hari ini.

"Aku harus berhenti tertawa, wheheh...." namun dia gagal.

"Ok.. berhenti Lixuan, saatnya menyingkir dari lubang ini," ucapnya dengan dirinya sendiri. Lixuan pun keluar dari lubang kecil untuk bersembunyi. Dia memanjat kayu kayu yang tertancap disekitar lubang itu.

Dia tak butuh usaha ekstra untuk melakukannya, hanya keseimbangan saja yang dia perlukan. Lixuan berjalan seperti tak memiliki masalah, dia seperti menaiki tangga rumah.

Selesainya berada di atas, dia harus memikirkan cara untuk mengangkat babi babi itu keatas. Apakah dia bisa melakukannya dengan ukuran tubuhnya? Haha pasti dia bisa melakukannya.

Lixuan berjalan kearah pepohonan untuk mengambil tanaman rambat yang bergelantungan diatas pohon, tanaman rambat itu seperti menyimpul membentuk sebuah alat yang bisa mengangkat benda dengan tenaga kecil.

Disekitar pohon yang pertama terdapat kayu bulat yang disatukan menjadi benda yang asing pada masa ini. Benda itu seperti mainan anak anak yang digerakkan oleh benang. Ya benda itu adalah katrol.

Namun ada masalah lain yang harus dia pikirkan sekarang, dia butuh seseorang untuk membantunya menarik babi agar tak terjatuh ke lubang lagi. Saat ini dia tak bisa melakukan apapun, sehingga Lixuan hanya duduk diam ditempat itu.

"Saatnya tidur ditubuh babi lembut itu pasti sangat nyaman." Lixuan lompat kedalam lubang itu lagi sambil membawa tanaman rambat.

Saat dia hendak tidur bayangan Sasa mengatakan sesuatu, tapi Lixuan menepisnya dengan alasan yang masuk akal.

"hey apa? jangan mengatakan aku pemalas Sasa. lagian tidak ada yang bisa aku lakukan."

Related chapters

  • Pendekar Cincin Giok   Haven.

    ***"Kesini ayo kesini, ijikan aku menyentuh gumpalan lemak yang indah itu. Aku mohon tolong..." Lixuan yang menunggu bantuan sudah tertidur dengan lelap. Sepertinya saat ini dia sedang mimpi indah."ah akhirnya ketemu juga."Suara dari wanita yang tak asing menganggu tidur nyenyak dari anak kecil itu. Dia terbangun sambil mengusap air liurnya yang tumpah kemana mana."Cih, sial... Kenapa dia membangunkan ku saat aku hendak memegang dada besar."Sungguh bejat sekali anak kecil itu, bagaimana bisa anak sesuainya memimpikan hal mesum yang tak seharusnya terjadi.Sasa saat ini berada diatasnya, dia melihat lubang besar berisikan jebakan yang tak pernah dia duga sebelumnya untuk saat ini hanya kebingungan dan pujian saja untuk orang yang menciptakannya. Orang yang menciptakan jebakan itu sungguh beruntung dipuji oleh wanita cantik seperti Sasa. Ya walaupun itu hanya didalam hatinya saja.Diatas sana tidak hanya ada Sasa seorang saja, peria berpakaian lusuh dan bertelinga serigala juga ada

    Last Updated : 2024-03-17
  • Pendekar Cincin Giok   pemeran utama

    Akhirnya mereka sampai didesa Uruk, semua orang berkumpul mengelilingi tiga pemeran utama dalam situasi ini.Menangkap lima babi hutan sekaligus adalah sesuatu pencapaian yang cukup besar. Sangat jarang ada orang yang dapat melakukan itu.Warga desa Uruk paling banyak menangkap babi dalam satu Minggu hanya satu saja, namun hari ini mereka mendapatkan lima.Sebuah pencapaian besar yang harus diapresiasi, namun ketika mereka melihat Lixuan mata mereka menyipit. Tatapan sinis menghujani Lixuan."Yah tidak aneh jika mereka menatapku seperti itu, Sasa urus semuanya kaukan Calon kepala desa," ucap Lixuan didekat telinga Sasa.Dia ingin lari dari situasi tak menyenangkan ini. Ketika Lixuan hendak melangkahkan kakinya, Sasa menangkap bahunya."Lixuan kau mau kemana? Tidak bagus membiarkan babi yang kau tangkap ditempat ini. Kau harus ikut pesta besar bersama kami." (Jangan lari, Aku tak mau mendapatkan masalah yang kau ciptakan. Ayolah kau harus bertanggung jawab.)"Aku menangkapnya? Lelucon

    Last Updated : 2024-03-18
  • Pendekar Cincin Giok   Penantian

    Acara yang menyebalkan itu membuat Lixuan kehabisan tenaga, dia tidak akan memaafkan orang yang membuatnya seperti ini. Dalang dari semua ini tepat ada disampingnya.Lixuan sedang menuju kerumah Sasa untuk saat ini tubuhnya terhuyung huyung kekanan dan kekiri, ia hanya ingin cepat cepat tidur dikamar nyamannya."Hey kenapa kau mengikutiku paman?" Tanya Lixuan kepada peria yang sedang memakan daging panggang.Lixuan baru saja tersadarkan akan sesuatu yang merepotkan. Pria itu datang kedesa ini secara tiba tiba, pasti ada alasan tertentu yang membawanya kedesa terpencil yang tidak memiliki apa apa ini."Tega sekali kau mengatakan itu, aku adalah pengikut mu sebagai tuan kau harus menyediakan tempat untuk aku tidur," ucap Haven.Dahi Lixuan mengkerut, sejak kapan peria itu menjadi pengikutnya yang ada dia menrobos masuk dengan egois, Lixuan tak menerimanya.'Biarkan sajalah,' batinnya. Lixuan sudah menyerah untuk mengusir peria itu. Lagian mengusir peria yang mambuk tak ada bedanya deng

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pendekar Cincin Giok   Banteng sialan.

    "argh.... Oh... Huf..hajmh berlekem...... Guru aku mohon tolong aku. Dasar banteng sialan sampai kapan kalian mau mengejarku." Teriak Lixuan.Sudah satu jam Lixuan dikejar kejar oleh gerombolan banteng merah. Saat ini dia berada dipadang rumput, tidak ada yang bisa dia gunakan untuk lolos ataupun melawan para banteng banteng itu.Haven sebagai gurunya seharusnya menolong Lixuan bukan? tidak dia sedang menyiapkan karpet merah untuk bersantai. Aroma daging banteng menyengat memenuhi tempat itu, asap mengepul dan angin lah yang membuat aroma daging itu menyebar dengan cepat."Lixuan cepatlah kesini daging bantengnya sudah matang." Haven memakan daging banteng didepan mata kepala anak yang menangis.Ketenangan yang seharusnya terjadi itu tak berlangsung lama ketika Lixuan berlari kearahnya. "Tidak tidak jangan kesini aku tarik kata kataku."Ok baiklah mari kita kembali beberapa hari yang lalu.***Sudah dua hari Lixuan diangkat menjadi muridnya, namun tidak ada satupun ilmu yang diberi

    Last Updated : 2024-03-20
  • Pendekar Cincin Giok   Lion

    "hey hey bukankah ini terlalu cepat?" Ucap Haven.Dia tidak tahu saja bahwa semua jalan perlarian mereka sudah sepenuhnya tertutup."Lixuan apakah kau bisa menunggangi kuda?" Tanya Haven."Ya aku bisa dahulu ibu pernah mengajariku," jawab Lixuan."Berita yang bagus, ini pegang pelananya." Haven pun melompat dari kuda itu.Tubuhnya melayang menyentuh tanah, tekanan yang dia berikan pada tanah membuat debu naik keatas sehingga menyebabkan lubang tercipta sukuran kepalan tangan ditempat dia mendarat."Aku akan menemui mu dipadang rumput," teriak Haven. Teruwelu merah melesat meninggalkan Haven dihutan belantara itu.Sambil menunggu para perajurit itu tiba ditempatnya berada, dia melakukan pemanasan pada kaki dan tangannya. "Saatnya bertarung."Dia adalah maniak bertarung yang sebenarnya, sejak dahulu Haven sangat mencintai yang namanya pertarungan. Awal pertemuan dia dengan Florin ketika Haven terjebak dalam pertarungan antara hidup dan mati.Saat itu Haven sedang bertarung mempertahank

    Last Updated : 2024-03-21
  • Pendekar Cincin Giok   putri duyung

    "gawat benar benar gawat.... Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada cahaya. Kita benar tidak diuntungkan dalam situasi ini. Guru kau memilih tempat persembunyian yang buruk tahu."Makanan dan air adalah komponen yang harus dipenuhi, Lixuan menyadari itu. Jika kedua hal itu tidak ada sama saja dengan kematian itu sendiri. Sedangkan cahaya, itu adalah komponen yang amat penting untuk menghangatkan diri. Didalam gua terasa sangat dingin, suhunya hampir mencapai 15°."Tenang saja, kau tidak perlu kahawatir soal api dan air. Aku bisa menciptakan api, soal air kita tinggal memasuki gua ini lebih dalam lagi. Jauh didalam sana ada danau."Indra pendengaran milik Haven mendengar deru air yang mengalir, jauh didalam sana memang ada danau. Mendengar itu Lixuan bisa bernafas lega."Maaf atas kelancanganku guru."Untuk saat ini mereka berdua masih belum bisa melarikan diri, sudah satu hari mereka bersembunyi didalam gua itu. Para banteng yang mengejar mereka berdua kemarin sedang berkelili

    Last Updated : 2024-03-23
  • Pendekar Cincin Giok   Meminta bantuan

    Haven pun tertawa terbahak bahak karena mengetahui sesuatu yang tak seorangpun disini mengetahuinya. "Ibumu benar benar terlalu kelewatan, cerita yang dia buat sungguh membosankan bukan?"Buku yang dibaca oleh Lixuan dahulu adalah cerita yang dibuat ibunya pada masalalu, peria yang dimasukkan air dalam batas tak wajar adalah Haven. Saat itu dia hampir sekarat tapi beruntungnya ada Florin disana.Ingatan aneh mulai muncul didalaam kepalanya, saat itu mereka sedang meneliti tanaman obat yang ada dilautan. Akan tetapi ketika mereka sedang mencari tanaman obat itu, tiba tiba terjadi badai yang mengerikan.Tubuh Haven pun tenggelam dipusaraan air, beruntungnya Florin berhasil naik keatas kapal. Setelah badai mereda ratu putri duyung melemparkan Haven yang telah kemasukan air dalam batas tak wajar. Karena insiden konyol itu, mereka menjalin hubungan yang cukup akrab. Setelah pejuangan panjang akhirnya Florin menemukan tanaman obat bernama Sasalin, tanaman itu berbentuk rumput laut akan te

    Last Updated : 2024-03-24
  • Pendekar Cincin Giok   Sayatan hati

    "Apa yang ingin kau ajarkan padaku guru, mungkinkah cara menggunakan energi Yin dan Yang?  Aku sudah tak sabar guru," ucapnya. Dia berisap untuk mendengarkan gurunya berbicara."Bukan bukan teknik itu terlalu dini untuk aku ajarkan padamu, akan tetapi ini akan sebanding dengan teknik itu," Ucap Haven mengipaskan ngipaskan tangannya.Semakin penasaran lah Lixuan, saat ini dia membayangkan bahwa gurunya akan mengajarkan sesuatu yang hebat. "Ah aku tahu, pasti jurus pamungkasmu," ucap Lixuan.Haven menggelengkan kepalanya, ketika melihat itu Lixuan sudah tidak tertarik dengan apa yang akan diajarkan padanya. Dia pun melanjutkan langkah kakinya meninggalkan Haven."Mau kemana kau dasar murid tidak sopan, gurumu ini ingin mengejarkan sesuatu padamu tahu."Lixuan melambaikan tangannya, "tidak perlu, aku tidak tertarik dengan apa yang ingin kau ajarkan padaku. Kecuali jurus pamungkas atau teknik pengendalian energi Yin dan Yang." Dia sudah

    Last Updated : 2024-03-25

Latest chapter

  • Pendekar Cincin Giok   Sebuah perediksi

    "tuan Vans asal tahu saja ini bukan tentang harga diri dan ego, akan tetapi ini tentang keyakinan dan tekad," ucap Vincaus dengan tegas. "ah jadi yang kau maksud tentang keyakinan itu adalah membunuh para bawahan mu," ucap Vans. Setelah mengucapkan kalimat itu sepuluh musuh tumbang ditempat itu. "ah apa apa ini, apakah ini akhir dari kita," ucap prajurit. "aku tidak ingin ini terjadi, aku ingin pulang bertemu keluarga ku," ucap perajurit lainnya. "bagaimana ini, apakah kita menyerah saja, dan menangkap tuan Vincaus." "mungkin itu bisa kita lakukan apabila tuan tak segera melakukan pergerakan." semua suara itu tumpang tindih sehingga itu hanya terdengar seperti suara tawon. Vans yang melihat itu merasa senang, dia akhirnya bisa mendapatkan kemenangan atas mental mereka. Hanya butuh sentuhan terkahir, musuhnya akan segera runtuh. namun disaat yang sama Vincaus tertawa terbahak bahak. "aku tahu, aku tahu, kau hanya bisa membunuh sepuluh orang bukan? jika kami melakukan gerakan

  • Pendekar Cincin Giok   Ternyata itu kau

    Armada yang cukup banyak itu berhenti dipulau yang tak berpenghuni, pada saat ini mereka sedang menunggu mangsa yang ingin dikejar oleh mereka. Namun sebelum itu mereka ingin melakukan sesuatu terhadap kerajaan Englandia.Sudah dua hari mereka menetap disana, setiap satu harinya mereka menyeludupkan barang barang kedalam kerajaan Englandia.Selain itu juga mereka meninggalkan beberapa orang disana untuk melakukan sesuatu yang amat penting.Saat ini kapal yang dinaiki oleh Lixuan dan para anggota baru sedang menuju keaarah kerajaan Englandia sebagai saudagar yang menjual barang barang. Sebelumnya semua awak keru yang ada disana memang adalah saudagar yang dimiliki oleh serikat bajak laut, namun kali ini beberapa orang yang ada didalam sana adalah pasukan militer."Dimana Lisa Lixuan?" Ucap Sasa.Karena ahli bertarung dan dia ingin selalu berdekatan dengan Lixuan, Sasa ikut serta melakukan misi yang akan dijalankan oleh Lixuan itu. Saat ini ada sasa dan Long cai disampingnya.Sasa yang

  • Pendekar Cincin Giok   benda menakjubkan

    Hari hari yang dilalui oleh Lixuan kembali seperti sebelumnya, meskipun saat ini ada Sasa dan Long cai disana dia tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Terkadang dia membantu memasak, atau pun membantu para awak keru yang sedang memperbaiki kapal. Sebelumnya terjadi badai yang amat besar, itu menyebabkan kapal kapal yang dinaiki mereka mengalami kerusakan yang cukup fatal.Sedangkan untuk Sasa dia saat ini masih belum bisa menerima Lixuan yang saat ini, sebelumnya dia mengenal Lixuan yang hangat dan pengertian sedangkan untuk sekarang dia tak mendapatkan hal tersebut dari Lixuan. Meskipun pada saat ini hubungan mereka sudah membaik namun masih ada jarak diantara mereka berdua. Berbeda sekali dengan sebelumnya."Lisa apakah ada yang bisa aku bantu, sepertinya kau sedang kerepotan sekarang," ucap Sasa.Entah bagaimana hubungan diantara kedua gadis itu kian semakin dekat, Sasa sudah tak memiliki kebencian terdapat Lisa. Bisa dibilang kedua wanita itu sudah menjadi sahabat.Pada s

  • Pendekar Cincin Giok   deklarasi

    Setelah semuanya mereda Sasa kembali ke dirinya yang asli, tenang dan dingin. Bukannya dia tak ingin menghajar Lixuan lagi, namun dia tak memiliki tenaga untuk melakukan itu.Lixuan yang sadar bahwa semua ini adalah ulahnya menjauhi Sasa dan lainnya, dia menuju keaarah kamar Long cai untuk merawat peria itu."Siapa namamu," ucap Lisa yang duduk disamping Sasa. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan air minum. Sasa yang masih makan itu tak menjawab pertanyaan Lisa, dimatanya wanita itu hanyalah musuh yang harus disingkirkan.Lisa yang tak mendapatkan jawaban dari Sasa itu mewajirnya. Dalam masalah ini Sasa belumlah bisa berpikir rasional, seandainya dia berada diposisi yang sama mungkin perilakunya akan mirip dengan Sasa."Maaf karena menganggu hubungan kalian, tapi asal tahu saja aku tak memiliki maksud untuk melakukan itu. Kau tahu, aku menemukan Lixuan pingsan ditepi pantai sebelumnya, kami juga belum cukup kenal," ucap Lisa.Sasa belum ingin menjawab pertanyaan dari L

  • Pendekar Cincin Giok   mengambil alih

    Mendengar suara gelas yang pecah itu, segera kedua orang tersebut berlari menuju keaarah kamar sebelah. Lixuan wajahnya cukup cemas, entah Lisa yang dia cemaskan atau Sasa.Lixuan memasuki kamar yang dimiliki oleh sosok wanita, ruangan itu dipenuhi oleh perabotan elektronik yang cukup memenuhi semuanya. Ada kabel berserakan dimana mana, begitu pun kaleng kaleng yang cukup banyak."Ada apa ini kenapa ada pecahan gelas disini," ucap York.Entah dia pura pura bodoh, atau memang tak tahu. York pun segera mambantu Lisa yang sedang memunguti pecahan gelas gelas itu.Lixuan hanya melihat kedua orang itu yang sedang memunguti gelas, setelah beberapa saat kemudian padangannya teralihkan ke arah Sasa."Lixuan kau kah itu, aku tak percaya kau ada disini," dia dengan sisa sisa tenaganya melompat keaarah pelukan Lixuan, Lixuan yang mendapatkan serangan yang secara tiba tiba itu menghindar. Alhasil tubuh Sasa tersungkur dilantai yang ada disan, ya meskipun Sasa bukankah siapa siapa bagi Lixuan, na

  • Pendekar Cincin Giok   Cetar

    York dan lainnya sudah sampai ditempat Long cai berada, Lixuan yang membawa satu piring berisikan nasi itu meletakkannya keatas meja yang ada disana, begitu pun cangkir berisikan air."Wau sepertinya anak ini benar benar dalam keadaan gawat," ucap York.Dia sudah selesai mengecek seluruh bagian tubuh milik Long cai, saat ini York merasa perihatin dengan keadaan anak itu. Dia dahulu pernah mengalami hal yang serupa, saat itu dia sedang berperang untuk menaklukkan sebuah negara, namun naasnya pertempuran yang dianggap hanya sebentar itu berlangsung sangat lama. York dan pasukannya yang kekurangan makanan itu pun mengalami penyakit yang mengerikan, hampir separuhnya meninggal. Itu adalah satu satunya pertempuran yang amat sulit bagi York. Namun dengan keberuntungan yang besar, York berhasil bertahan dari kematian. Padahal sebelumnya dia nyaris mengalami hal yang serupa seperti apa yang di alami oleh teman temannya."Kau benar paman, jika dia dibiarkan saja seperti ini mungkin nyawanya t

  • Pendekar Cincin Giok   Ijin

    Dengan terpaksa kedua orang itu pergi dari tempat itu sambil membawa Sasa dan Long cai yang cukup menyusahkan, mereka berdua terlihat cukup berat. Dua orang yang membawa Sasa dan Long cai cukup kewalahan.Setelah sampai didalam kamar, mereka menidurkan kedua orang itu kekasur yang cukup lembut, bukannya mereka ditempatkan ditempat yang sama melainkan kedua orang itu sedang tertidur terpisah.Dua penyelamat yang telah selesai meletakkan mereka kekasur itu segera keluar, mereka sepertinya sepemikiran. Yang menunjukkan tanda tersebut adalah kedua orang itu berlari menuju keaarah dapur.Melihat keadaan Sasa dan Long cai mana mungkin mereka tidak tahu bahwa kedua orang itu sudah kelaparan beberapa hari yang lalu. "Sebenarnya siapa anak itu, mengapa aku seolah olah mengenalinya? Mungkinkah dia adalah renkaransi dari orang yang ada dimasa lalu?" Tanya Lixuan.Dia tak tahu siapa wanita yang dia maksud, namun meskipun begitu Sindra sangat mengenalinya. Bukan sebagai Sasa melainkan sebagai or

  • Pendekar Cincin Giok   nostalgia

    "Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe

  • Pendekar Cincin Giok   sang penyelamat

    Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long

DMCA.com Protection Status