Share

Babi pemarah

Tubuh Lixuan melayang tak terkendali, saat ini dia  tak bisa mendengar suara apapun, hanya angin yang berhembus saja yang masuk kedalam telinganya. Walaupun dia tak memiliki energi Quantum, wajahnya menunjukan keyakinan bawah dia akan selamat dari ketinggian itu.

Tubuhnya menembus pepohonan yang ada dibawah sana, namun dia tak mengalami luka luka.  Saat ini tubuhnya terjerat tanaman rabat yang tumbuh memenuhi pepohonan itu.  Lixuan mencabut pisau kecil yang ada dipinggangnya. Dia memotong tanaman rabat itu dengan pisau tajamnya.

Sedangkan Sasa tak memiliki keyakinan yang sama ketika melompat mengejar Lixuan. Didalam benaknya dia tak ingin melihat sahabat satu satunya  mati konyol seperti itu.

"Aku mohon jangan mati Lixuan," teriak Sasa.

Akan tetapi ketika dia menembus pepohonan itu, dia tak merasakan rasa sakit sama sekali. Tubuhnya terjerat sama seperti Lixuan. Dengan energi Quantum miliknya, Sasa melepaskan ikatan itu dengan mudah, tanaman rabat itu hancur berkeping keping menjadi serpihan debu.

Selesainya dia melepaskan diri dari jeratan tanaman rambat itu, Sasa mencari keberadaan Lixuan. Namun orang yang dicarinya telah lari keaaraah sisi Utara, lebih tepatnya keaaraah peria yang terkepung oleh para babi itu. Sasa pun segera mengejar anak sembrono itu.

Lixuan akhirnya sampai ditempat peria itu dikepung, ada sekitar lima babi yang sedang menunggu sebuah ancaman. Mereka tidak akan menyerang siapapun  yang tidak bergerak. Saat ini mereka hanya menatap peria yang terapit oleh pepohonan besar, Lixuan pun melihat sekililing mencari sesuatu.

"Ah itu dia," Lixuan melihat sebatang kayu yang cukup besar sekuran lengannya. Panjangnya hanya sekitar setengah meter.

Lixaun yang mendapatkan kayu itu melemparkannya keaaraah babi. Benar benar anak yang suka cari masalah. Akibat tindakan tak wajarnya itu. Para babi  berbalik arah, tentunya para binatang itu tak akan tinggal diam dengan ancaman itu.

Para babi itu berbondong bondong melangkahkan kakinya membiarkan peria yang tak bergerak itu. Menyadari sesuatu yang gawat akan segera terjadi, dia pun segera lari terbirit-birit dari kejaran para babi gila itu.

"Saatnya kejar kejaran dengan hewan tak berakal." Bukannya takut dia senang ketika dikejar oleh babi itu. Bukankah dia yang tak berakal? Dasar masokis menjijikkan.

Langkah kaki babi itu begitu cepat sekali, beruntungnya jarak binatang itu dengan posisi Lixuan  terbilang cukup jauh. Disaat dia berlari, Lixuan melihat Sasa berlari kearahnya. Tentunya dia tak akan membiarkan Sasa memaksakan dirinya untuk melawan babi babi itu.

"Sasa lompatlah keaatas pohon, jangan ikuti aku. Jika kau mau mati konyol bersamaku terserah saja." Sasa juga ragu bisa mengalahkan babi babi itu, dia hanya bisa menyerahkan hewan itu pada Lixuan.

"Selamat tinggal sahabatku, semoga kau tenang disurga." Dia melompat keatas pepohonan. Tentunya dia sebagai orang yang cerdas tidak mau menyusul Lixuan yang ingin mati konyol.

"Akhirnya orang yang merepotkan tidak menggangguku lagi." Teriaknya. Dia pun tertawa dengan sangat keras seperti para teman yang tertawa ketika melihat temannya terkena musibah.

Walaupun dia berkata seperti itu tapi kebenarannya tidaklah demikian. Sebenarnya dia percaya bahwa Lixuan bisa mengatasi babi babi itu sendirian. Mengingat tempo hari dia membantai kawanan monster harimau yang memiliki kekuatan dua kali lipat dari para babi itu.

Lixuan semakin dekat dengan tempat yang ingin dia tuju. "Akhirnya sampai juga."

Lixuan melompat melewati benang yang cukup tipis. Sedangkan babi itu menerjang benang itu tanpa keraguan.

"Rasakan jebakan pertama, jarum  pelumpuh itu."  Babi pertama yang melintasi benang itu berhasil selamat, namun tidak dengan babi yang berada dibelakangnya.

Jarum jarum pelumpuh menghujani satu babi itu dari atas pepohonan. Tubuhnya tertusuk, lalu sesaat kemudian hewan itu tak bisa bergerak sama sekali. Masih ada empat babi yang lain, Lixuan saat ini masihlah belum bisa merayakan kemenangannya, masih banyak halangan yang harus dia hindari.

"Itu dia jebakan yang aku buat dengan jerih payah yang melelahkan."

Dihadapannya ada sebuah jebakan baru yang dia pasang untuk berburu, jika jarum itu dibuat oleh para warga desa Uruk, jebakan ini dialah yang membuatnya.

Dedaunan bertumpuk hampir menyerupai bukit kecil berhasil dilewati oleh Lixuan. Dia melemparkan pisau keaaraah dedaunan rambat yang terikat dengan tali temali disisi kanannya.

Bukan tanpa alasan dia melemparkan pisau itu. Dia melakukan itu karena diujung tali temali itu terdapat benda yang dapat menghancurkan babi itu dengan sekejap mata. Sebuah kayu lancip mulai terayun kearah babi itu.

Ketika Lixuan melemparkan pisau secara bersamaan satu babi masuk kedalam lubang kecil. Satu kakinya terjerat oleh tali temali. Akibat tekanan yang didapatkan dari masa babi itu, tali yang menjaga agar jebakan itu tak diketahui mulai terputus.  Sehingga kayu besar yang diletakan diatas pohon mulai jatuh. Tubuh babi itu mulai mengudara bebas menuju tempat ternyaman.

Bum... Dalam sekejap mata kayu lancip berukuran raksasa menghantam perut babi menjijikkan itu. Darah menghujani babi babi lain yang saling berebut untuk memangsa Lixuan.

Ngok... Ngok...

Usaha yang dapat dilakukan oleh babi itu hanya berdoa agar nyawanya selamat. Ya walaupun itu belum sepenuhnya benar sih.

Aroma darah yang dapat menyebabkan perubahan yang signifikan kepada para babi babi itu mulai muncul. Kabut pekat hitam menebus tubuh babi babi itu, semua tubuh mereka menjadi merah. Semua ini pasti karena doa babi itu. Seratus persen akurat tidak ada yang bisa membantahnya titik..

"Ayo.... lagi lagi, Kejarlah aku  dasar babi pemarah." Dia benar benar menikmati aredilan itu.

Suara babi yang marah itu membuat burung burung yang bertengger  berhamburan satu persatu. Mungkinkah burung burung ingin mencari mangsa seperti para babi itu?

"Wah ini benar benar gawat sekali."

Detak jantung Lixuan mulai berdegup kencang seperti saat berada diperpustakan tadi. Namun ada yang berbeda dengan detak jantung miliknya dari pada tadi, saat ini Lixuan mengeluarkan senyuman penuh kemenangan.

Dia terus berlari seperti buruan yang ketakutan. Dia persisi seperti itu. "Tidak ampuni aku..." Teriakan dari anak itu membuat semua penghuni hutan mendengarnya. Hem... Mungkin saja sangking senangnya dia meminta pertolongan itu.

Tak berselang lama kemudian. Jarak para babi itu semakin dekat dengannya. Tidak hanya babi itu yang menjadi masalah, didepannya terdapat sebuah lubang besar yang ukurannya sekitar 5 meter.

"Wau lubang ini menggangguku saja."

Tidak ada cara lain selain melewati lubang itu, jika dia berniat memutari lubang itu. Lixuan tak memiliki kesempatan untuk terbebas dari kejaran para babi.

Satu satunya  pilihan adalah masuk kedalam lubang sambil berharap bantuan segera tiba. Jangan ganggu harimau tidur jika tidak ingin dimakan. Seharusnya dia menuruti pepatah itu.

Tanpa ada keraguan Lixuan melompatinya. Saat ini pakaiannya penuh dengan warna coklat berdebu. Senyuman kemenangan yang seharusnya terjadi sepertinya mengalami kegagalan.

Namun itu hanya gurauan. "Satu, dua tiga Sekarang." Lixuan memasuki celah lubang yang berada didalam lubang besar.

Babi babi itu berjatuhan dilubang yang seharusnya menjadi mala petaka bagi Lixuan. Namun dia tak menujukkan wajah penuh kekalahan. Mungkinkah dia sudah lelah untuk hidup?

"Satu satunya cara untuk menang adalah membuat musuh merasa menang." Lixuan pun tersenyum ketika jeritan babi menusuk gendang telinganya.

Lixuan pun mengeluarkan tawa menjijikkan.

Whwhwh.....hahah, uhuk uhuk. Sebuah ganjalan didalam lehernya membuat dia berhenti.

"Ok satu dua tiga ulangi."

Namun sesaat kemudian dia tertawa lagi."whwhwh..."

Saat ini Lixuan melihat babi babi tertancap dikayu besar yang lancip, didalam lubang itu terdapat lubang ganda yang lebih mengerikan. Masa ketika babi marah membuat tanah yang ada dibawah tak mampu menahan tekanan, sehingga longsorlah yang terjadi.

Lixuan sudah memperhitungkan berat masa yang dapat ditanggung oleh kayu kayu yang menopang tanah gembur itu. Sehingga dia bisa merasa aman tanpa memikirkan dirinya sendiri.

Jebakan yang dia bangun selama satu bulan akhirnya dapat membuahkan hasil yang besar. Dia tak menyangka bisa menggunakan jebakan itu hari ini.

"Aku harus berhenti tertawa, wheheh...." namun dia gagal.

"Ok.. berhenti Lixuan, saatnya menyingkir dari lubang ini," ucapnya dengan dirinya sendiri. Lixuan pun keluar dari lubang kecil untuk bersembunyi. Dia memanjat kayu kayu yang tertancap disekitar lubang itu.

Dia tak butuh usaha ekstra untuk melakukannya, hanya keseimbangan saja yang dia perlukan. Lixuan berjalan seperti tak memiliki masalah, dia seperti menaiki tangga rumah.

Selesainya berada di atas, dia harus memikirkan cara untuk mengangkat babi babi itu keatas. Apakah dia bisa melakukannya dengan ukuran tubuhnya? Haha pasti dia bisa melakukannya.

Lixuan berjalan kearah pepohonan untuk mengambil tanaman rambat yang bergelantungan diatas pohon, tanaman rambat itu seperti menyimpul membentuk sebuah alat yang bisa mengangkat benda dengan tenaga kecil.

Disekitar pohon yang pertama terdapat kayu bulat yang disatukan menjadi benda yang asing pada masa ini. Benda itu seperti mainan anak anak yang digerakkan oleh benang. Ya benda itu adalah katrol.

Namun ada masalah lain yang harus dia pikirkan sekarang, dia butuh seseorang untuk membantunya menarik babi agar tak terjatuh ke lubang lagi. Saat ini dia tak bisa melakukan apapun, sehingga Lixuan hanya duduk diam ditempat itu.

"Saatnya tidur ditubuh babi lembut itu pasti sangat nyaman." Lixuan lompat kedalam lubang itu lagi sambil membawa tanaman rambat.

Saat dia hendak tidur bayangan Sasa mengatakan sesuatu, tapi Lixuan menepisnya dengan alasan yang masuk akal.

"hey apa? jangan mengatakan aku pemalas Sasa. lagian tidak ada yang bisa aku lakukan."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status