Share

Janji Lixuan

Author: DRIANS
last update Last Updated: 2024-03-15 23:52:47

Akan tetapi semenjak beberapa hari yang lalu entah mengapa cincin giok yang didapatkannya secara tiba tiba itu tak bisa berfungsi lagi. Seolah olah cincin itu telah menjadi cincin biasa.

Lixaun sempat mencoba beberapa kali untuk merubah cicin itu kebentuk pisau, namun tidak ada yang terjadi sama sekali. Sangking banyaknya kegagalan, dia sudah menyerah untuk mengubah cincin giok itu.

Padahal sebelumnya dia begitu berharap dengan benda itu, dengan adanya benda itu dia yakin bisa menambal kemampuan bela dirinya dan energi Quantum yang tak bisa dia miliki sepanjang hidupnya.

Namun walaupun begitu Lixuan tidak putus asa begitu saja. Ketika mengetahui bahwa cincin giok itu tak bisa diandalkan, dia menanamkam janji dihatinya.

Janji itu berisikan dia akan berlatih lebih keras 5 kali lipat dari orang normal. Dia telah membuktikan janjinya selama satu Minggu terakhir, orang orang rumah sampai dibuat tidak percaya dengan tekad milik Lixuan untuk menjadi kuat. Pagi, malam, siang dia terus menerus berlatih.

"Saatnya aku berlatih lagi."

Dia keluar dari ruangan itu, pertama yang ingin dilatihnya adala stamina. Untuk mendapatkan setamina dia menemukan latihan yang sangat cocok.

Lixuan melangkah kakinya dengan cepat, udara segar dipagi hari masuk kedalam hidungnya. Sembari berlari dia melihat sekelilingnya.

Para warga desa Uruk tak memperdulikan dia sama sekali menyapa saja tidak.  Padahal nyawa mereka terselamatkan karena berkat dia yang menghabisi sebagian monster harimau.

Lixuan sebenarnya tak peduli ketika mendapatkan perlakuan seperti itu. Dia sudah terbiasa. Akan  tetapi bukankah seharusnya warga desa memperlakukan Lixuan lebih baik dari sebelumnya?

Beberpa menit kemudian dia sampai ditempat latihan yang dia temukan berapa bulan yang lalu, dihadapanya itu terdapat batu yang hampir menyerupai gunung, langit langit hampir ditembus oleh menara yang disediakan oleh alam.

Tidak ada tangga ataupun tanaman rambat yang dapat memudahkan manusia memanjatnya. Tapi walaupun tak bisa dipanjat Lixuan tetap ingin menebus langit dan melihat pemandangan alam desa Uruk.

Lixuan sudah beberapa kali memanjat tebing itu, dia melakukan itu sejak beberapa bulan yang lalu. Hari ini dia ingin melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, namun dia ingin mencoba sesuatu yang tidak akan pernah dipikirkan oleh orang lain.

Dia mencengkram bebatuan menonjol didepannya lalu menekan kakinya dengan sekuat tenaga. Tubuhnya melayang beberpa inci lalu tangan itu digunakan untuk mencengkram bebatuan lainnya. Namun sialnya itu tak berhasil, tubuh Lixuan yang kecil itu terguling guling ditanah.

"Ternyata menggunakan satu tangan untuk memanjat tebing sangat sulit sekali," gumanya.

Percoban pertama yang membuat bajunya kotor tak berhasil menghentikannya. Anak itu sungguh keras kepala sekali, dia tak mau menyerah walaupun banyak luka yang dideritanya. Sudah beberapa kali dia melakukan itu, tapi tetap saja dia tak membuahkan hasil sama sekali.

Sangking kerasnya dengan dirinya sendiri yang lemah, tangan kecil itu kini penuh dengan warna merah, air merah kental itu membasahi tanah coklat. Rasa sakit terus menyayat tiada henti. Namun dia tak berhenti.  Luka luka itu bukanlah sesuatu yang harus diperhatikan, begitulah apa yang dia pikirkan.

Sungguh bodoh bukan? Ya dia memang idiot tapi dia bukanlah anak yang tak bisa menyelesaikan apa yang dia mulai. Selama 5 jam memanjat dengan satu tangan, dia sekarang sudah mengalami kemajuan.

Tubuhnya kini bisa merasakan angin yang berhembus masuk kedalam tubuh penuh keringatnya. Hanya tinggal beberapa lompatan lagi sampai pada akhirnya dia berhasil mencapai ketinggian yang ingin dia capai. Satu lompatan, tubuhnya nyaris terjatuh namun dengan keyakinannya dia berhasil menggapai batu itu.

"Satu langkah lagi aku akan berhasil." Namun ketika dia akan melakukan lompatan lagi, sialnya batu yang dipijaknya mulai keropos.

Wuruss... Batu itu pecah berkeping-keping.

Dia tak ingin mati, dengan perasaan berat hati dia menggunakan satu tangannya. Akhirnya dia berhasil mencapai ujung dari tebing itu.

Lautan hijau terbentang dari timur kebarat. Burung burung satu persatu melewati tubuhnya, makanan yang dicari oleh burung itu berada tepat diarah timur. Lixuan melihat langit, tubuhnya nyaris tak bisa digerakkan, dia sekarang hanya bisa menatap langit sambil melihat burung burung itu melewatinya.

Cahaya mentari senja menebus tubuhnya, saat ini warna oranye menghiasi desa Uruk. Tidak ada pemandangan indah satupun yang dapat menandinginya.

Dahulu ketika dia berusia 8 tahun saat senja menapakan wujudnyalah yang sangat dinantikan oleh Lixuan.

Namun sekarang dia benar benar muak dengan senja, semua itu karena inside satu Minggu yang lalu.

Seandainya saja dia bisa mengajak Sasa maka pemandangan itu tak akan membosankan dimatanya. Sialnya itu tak akan bisa dilakukan dengan mudah.

"Tidak ada waktu untuk berleha-leha Lixuan," ucapnya pada dirinya sendiri.

Lixuan pun berdiri untuk melanjutkan latihannya, rambutnya bergoyang goyang diterpa oleh angin yang berhembus. Baru saja berdiri dia merasakan hawa kehadiran seseorang yang tak asing.

"Kau keluarlah Sasa, tidak ada gunanya bersembunyi dibawah sana."

Tebakannya tepat sekali, saat ini Sasa sedang berdiri dibebantuan yang bisa dipijak. Bentuknya pipih sehingga dia tak akan jatuh apabila ada angin besar meniup tubuhnya.

Karena keberadaannya sudah diketahui oleh Lixuan, tidak ada gunanya lagi dia tetap berada disitu. Sebenarnya dia ingin mengejutkan Lixuan namun semua itu gagal. Sasa melompat, tubuhnya melayang lalu mendarat tepat didepan Lixuan.

"Untung saja aku membawa perban dari pedepokan." Sasa melemparkan perban putih keaaraah Lixuan.

Selama satu Minggu terakhir dia melihat Lixuan selalu terluka ditangan dan sekujur tubuhnya, dia selalu memarahi Lixuan. Namun omelannya itu hanya diabaikan oleh Lixuan.

"Kau kenapa membawa perban?" Pertanyaan konyol itu membuat dahi Sasa mengkerut.

"Kau masih bertanya seperti itu setelah mendapatkan luka serius selama satu Minggu terakhir." Suara Sasa lebih kasar dari sebelumnya, namun Lixuan tidak menyadari perbedaan itu. Sebab Sasa menekan suaranya agar Lixuan tidak tahu bahwa dia sedang marah.

Lixuan mendekati Sasa, dia menyentuh bahu Sasa. "Sasa asal kau tahu luka ini adalah tanda bahwa aku seorang peria sejati, aku tidak perlu menutup luka ini, simpanlah perban ini untuk mu saja." Dia melemparkan perban itu keaaraah Sasa lagi. Setelah melakukan itu dia melihat keaaraah hutan lebat.

Amarah Sasa mulai memuncak, dia hampir tidak bisa menahannya. Namun ilmu yang diajarkan oleh gurunya dia gunakan saat ini.

Dia mendapatkan pengetahuan tadi, pendekar tangguh tidak akan termakan emosi dari lawannya. Sebab emosi akan menghancurkan teknik yang ada didalam kepala. Ketika hal itu terjadi pendekar memiliki dua cara untuk menekan emosi.

Pertama mengosongkan pikiran lalu mengalihkan pikiran keaaraah lain. Sedangkan kedua membuat tubuh rileks dengan cara mengatur nafas dan mencengkram tangan dengan erat. Dengan kata lain melampiaskan amarah tanpa diketahui oleh lawan.

Tentunya Sasa memilih cara yang kedua. Namun apa yang dikatakan oleh gurunya tidak benar, Sasa sekarang masih marah.

'Dasar guru pembohong.' bantinnya.

Namun sesaat kemudian dia menarik kata katanya, ketika menyadari amarah yang memuncak mulai terkikis. Bukan bukan amarah itu beralih kegurunya.

"Sasa lihat lah," Lixuan menujuk kearaah depan. Akan tetapi sesaat kemudian dia berhenti mengucapkan kalimat selanjutnya.

Saat ini dia melihat seseorang yang sedang terpojok oleh kawanan babi yang telah terkontaminasi energi kegelapan.

Lixuan tanpa ragu melompat dari tebing itu.

"Lixuan apa yang kau lakukan dasar bodoh," teriak Sasa.

Related chapters

  • Pendekar Cincin Giok   Babi pemarah

    Tubuh Lixuan melayang tak terkendali, saat ini dia tak bisa mendengar suara apapun, hanya angin yang berhembus saja yang masuk kedalam telinganya. Walaupun dia tak memiliki energi Quantum, wajahnya menunjukan keyakinan bawah dia akan selamat dari ketinggian itu.Tubuhnya menembus pepohonan yang ada dibawah sana, namun dia tak mengalami luka luka. Saat ini tubuhnya terjerat tanaman rabat yang tumbuh memenuhi pepohonan itu. Lixuan mencabut pisau kecil yang ada dipinggangnya. Dia memotong tanaman rabat itu dengan pisau tajamnya.Sedangkan Sasa tak memiliki keyakinan yang sama ketika melompat mengejar Lixuan. Didalam benaknya dia tak ingin melihat sahabat satu satunya mati konyol seperti itu."Aku mohon jangan mati Lixuan," teriak Sasa.Akan tetapi ketika dia menembus pepohonan itu, dia tak merasakan rasa sakit sama sekali. Tubuhnya terjerat sama seperti Lixuan. Dengan energi Quantum miliknya, Sasa melepaskan ikatan itu dengan mudah, tanaman rabat itu hancur berkeping keping menjadi s

    Last Updated : 2024-03-16
  • Pendekar Cincin Giok   Haven.

    ***"Kesini ayo kesini, ijikan aku menyentuh gumpalan lemak yang indah itu. Aku mohon tolong..." Lixuan yang menunggu bantuan sudah tertidur dengan lelap. Sepertinya saat ini dia sedang mimpi indah."ah akhirnya ketemu juga."Suara dari wanita yang tak asing menganggu tidur nyenyak dari anak kecil itu. Dia terbangun sambil mengusap air liurnya yang tumpah kemana mana."Cih, sial... Kenapa dia membangunkan ku saat aku hendak memegang dada besar."Sungguh bejat sekali anak kecil itu, bagaimana bisa anak sesuainya memimpikan hal mesum yang tak seharusnya terjadi.Sasa saat ini berada diatasnya, dia melihat lubang besar berisikan jebakan yang tak pernah dia duga sebelumnya untuk saat ini hanya kebingungan dan pujian saja untuk orang yang menciptakannya. Orang yang menciptakan jebakan itu sungguh beruntung dipuji oleh wanita cantik seperti Sasa. Ya walaupun itu hanya didalam hatinya saja.Diatas sana tidak hanya ada Sasa seorang saja, peria berpakaian lusuh dan bertelinga serigala juga ada

    Last Updated : 2024-03-17
  • Pendekar Cincin Giok   pemeran utama

    Akhirnya mereka sampai didesa Uruk, semua orang berkumpul mengelilingi tiga pemeran utama dalam situasi ini.Menangkap lima babi hutan sekaligus adalah sesuatu pencapaian yang cukup besar. Sangat jarang ada orang yang dapat melakukan itu.Warga desa Uruk paling banyak menangkap babi dalam satu Minggu hanya satu saja, namun hari ini mereka mendapatkan lima.Sebuah pencapaian besar yang harus diapresiasi, namun ketika mereka melihat Lixuan mata mereka menyipit. Tatapan sinis menghujani Lixuan."Yah tidak aneh jika mereka menatapku seperti itu, Sasa urus semuanya kaukan Calon kepala desa," ucap Lixuan didekat telinga Sasa.Dia ingin lari dari situasi tak menyenangkan ini. Ketika Lixuan hendak melangkahkan kakinya, Sasa menangkap bahunya."Lixuan kau mau kemana? Tidak bagus membiarkan babi yang kau tangkap ditempat ini. Kau harus ikut pesta besar bersama kami." (Jangan lari, Aku tak mau mendapatkan masalah yang kau ciptakan. Ayolah kau harus bertanggung jawab.)"Aku menangkapnya? Lelucon

    Last Updated : 2024-03-18
  • Pendekar Cincin Giok   Penantian

    Acara yang menyebalkan itu membuat Lixuan kehabisan tenaga, dia tidak akan memaafkan orang yang membuatnya seperti ini. Dalang dari semua ini tepat ada disampingnya.Lixuan sedang menuju kerumah Sasa untuk saat ini tubuhnya terhuyung huyung kekanan dan kekiri, ia hanya ingin cepat cepat tidur dikamar nyamannya."Hey kenapa kau mengikutiku paman?" Tanya Lixuan kepada peria yang sedang memakan daging panggang.Lixuan baru saja tersadarkan akan sesuatu yang merepotkan. Pria itu datang kedesa ini secara tiba tiba, pasti ada alasan tertentu yang membawanya kedesa terpencil yang tidak memiliki apa apa ini."Tega sekali kau mengatakan itu, aku adalah pengikut mu sebagai tuan kau harus menyediakan tempat untuk aku tidur," ucap Haven.Dahi Lixuan mengkerut, sejak kapan peria itu menjadi pengikutnya yang ada dia menrobos masuk dengan egois, Lixuan tak menerimanya.'Biarkan sajalah,' batinnya. Lixuan sudah menyerah untuk mengusir peria itu. Lagian mengusir peria yang mambuk tak ada bedanya deng

    Last Updated : 2024-03-19
  • Pendekar Cincin Giok   Banteng sialan.

    "argh.... Oh... Huf..hajmh berlekem...... Guru aku mohon tolong aku. Dasar banteng sialan sampai kapan kalian mau mengejarku." Teriak Lixuan.Sudah satu jam Lixuan dikejar kejar oleh gerombolan banteng merah. Saat ini dia berada dipadang rumput, tidak ada yang bisa dia gunakan untuk lolos ataupun melawan para banteng banteng itu.Haven sebagai gurunya seharusnya menolong Lixuan bukan? tidak dia sedang menyiapkan karpet merah untuk bersantai. Aroma daging banteng menyengat memenuhi tempat itu, asap mengepul dan angin lah yang membuat aroma daging itu menyebar dengan cepat."Lixuan cepatlah kesini daging bantengnya sudah matang." Haven memakan daging banteng didepan mata kepala anak yang menangis.Ketenangan yang seharusnya terjadi itu tak berlangsung lama ketika Lixuan berlari kearahnya. "Tidak tidak jangan kesini aku tarik kata kataku."Ok baiklah mari kita kembali beberapa hari yang lalu.***Sudah dua hari Lixuan diangkat menjadi muridnya, namun tidak ada satupun ilmu yang diberi

    Last Updated : 2024-03-20
  • Pendekar Cincin Giok   Lion

    "hey hey bukankah ini terlalu cepat?" Ucap Haven.Dia tidak tahu saja bahwa semua jalan perlarian mereka sudah sepenuhnya tertutup."Lixuan apakah kau bisa menunggangi kuda?" Tanya Haven."Ya aku bisa dahulu ibu pernah mengajariku," jawab Lixuan."Berita yang bagus, ini pegang pelananya." Haven pun melompat dari kuda itu.Tubuhnya melayang menyentuh tanah, tekanan yang dia berikan pada tanah membuat debu naik keatas sehingga menyebabkan lubang tercipta sukuran kepalan tangan ditempat dia mendarat."Aku akan menemui mu dipadang rumput," teriak Haven. Teruwelu merah melesat meninggalkan Haven dihutan belantara itu.Sambil menunggu para perajurit itu tiba ditempatnya berada, dia melakukan pemanasan pada kaki dan tangannya. "Saatnya bertarung."Dia adalah maniak bertarung yang sebenarnya, sejak dahulu Haven sangat mencintai yang namanya pertarungan. Awal pertemuan dia dengan Florin ketika Haven terjebak dalam pertarungan antara hidup dan mati.Saat itu Haven sedang bertarung mempertahank

    Last Updated : 2024-03-21
  • Pendekar Cincin Giok   putri duyung

    "gawat benar benar gawat.... Tidak ada makanan, tidak ada air, tidak ada cahaya. Kita benar tidak diuntungkan dalam situasi ini. Guru kau memilih tempat persembunyian yang buruk tahu."Makanan dan air adalah komponen yang harus dipenuhi, Lixuan menyadari itu. Jika kedua hal itu tidak ada sama saja dengan kematian itu sendiri. Sedangkan cahaya, itu adalah komponen yang amat penting untuk menghangatkan diri. Didalam gua terasa sangat dingin, suhunya hampir mencapai 15°."Tenang saja, kau tidak perlu kahawatir soal api dan air. Aku bisa menciptakan api, soal air kita tinggal memasuki gua ini lebih dalam lagi. Jauh didalam sana ada danau."Indra pendengaran milik Haven mendengar deru air yang mengalir, jauh didalam sana memang ada danau. Mendengar itu Lixuan bisa bernafas lega."Maaf atas kelancanganku guru."Untuk saat ini mereka berdua masih belum bisa melarikan diri, sudah satu hari mereka bersembunyi didalam gua itu. Para banteng yang mengejar mereka berdua kemarin sedang berkelili

    Last Updated : 2024-03-23
  • Pendekar Cincin Giok   Meminta bantuan

    Haven pun tertawa terbahak bahak karena mengetahui sesuatu yang tak seorangpun disini mengetahuinya. "Ibumu benar benar terlalu kelewatan, cerita yang dia buat sungguh membosankan bukan?"Buku yang dibaca oleh Lixuan dahulu adalah cerita yang dibuat ibunya pada masalalu, peria yang dimasukkan air dalam batas tak wajar adalah Haven. Saat itu dia hampir sekarat tapi beruntungnya ada Florin disana.Ingatan aneh mulai muncul didalaam kepalanya, saat itu mereka sedang meneliti tanaman obat yang ada dilautan. Akan tetapi ketika mereka sedang mencari tanaman obat itu, tiba tiba terjadi badai yang mengerikan.Tubuh Haven pun tenggelam dipusaraan air, beruntungnya Florin berhasil naik keatas kapal. Setelah badai mereda ratu putri duyung melemparkan Haven yang telah kemasukan air dalam batas tak wajar. Karena insiden konyol itu, mereka menjalin hubungan yang cukup akrab. Setelah pejuangan panjang akhirnya Florin menemukan tanaman obat bernama Sasalin, tanaman itu berbentuk rumput laut akan te

    Last Updated : 2024-03-24

Latest chapter

  • Pendekar Cincin Giok   Sebuah perediksi

    "tuan Vans asal tahu saja ini bukan tentang harga diri dan ego, akan tetapi ini tentang keyakinan dan tekad," ucap Vincaus dengan tegas. "ah jadi yang kau maksud tentang keyakinan itu adalah membunuh para bawahan mu," ucap Vans. Setelah mengucapkan kalimat itu sepuluh musuh tumbang ditempat itu. "ah apa apa ini, apakah ini akhir dari kita," ucap prajurit. "aku tidak ingin ini terjadi, aku ingin pulang bertemu keluarga ku," ucap perajurit lainnya. "bagaimana ini, apakah kita menyerah saja, dan menangkap tuan Vincaus." "mungkin itu bisa kita lakukan apabila tuan tak segera melakukan pergerakan." semua suara itu tumpang tindih sehingga itu hanya terdengar seperti suara tawon. Vans yang melihat itu merasa senang, dia akhirnya bisa mendapatkan kemenangan atas mental mereka. Hanya butuh sentuhan terkahir, musuhnya akan segera runtuh. namun disaat yang sama Vincaus tertawa terbahak bahak. "aku tahu, aku tahu, kau hanya bisa membunuh sepuluh orang bukan? jika kami melakukan gerakan

  • Pendekar Cincin Giok   Ternyata itu kau

    Armada yang cukup banyak itu berhenti dipulau yang tak berpenghuni, pada saat ini mereka sedang menunggu mangsa yang ingin dikejar oleh mereka. Namun sebelum itu mereka ingin melakukan sesuatu terhadap kerajaan Englandia.Sudah dua hari mereka menetap disana, setiap satu harinya mereka menyeludupkan barang barang kedalam kerajaan Englandia.Selain itu juga mereka meninggalkan beberapa orang disana untuk melakukan sesuatu yang amat penting.Saat ini kapal yang dinaiki oleh Lixuan dan para anggota baru sedang menuju keaarah kerajaan Englandia sebagai saudagar yang menjual barang barang. Sebelumnya semua awak keru yang ada disana memang adalah saudagar yang dimiliki oleh serikat bajak laut, namun kali ini beberapa orang yang ada didalam sana adalah pasukan militer."Dimana Lisa Lixuan?" Ucap Sasa.Karena ahli bertarung dan dia ingin selalu berdekatan dengan Lixuan, Sasa ikut serta melakukan misi yang akan dijalankan oleh Lixuan itu. Saat ini ada sasa dan Long cai disampingnya.Sasa yang

  • Pendekar Cincin Giok   benda menakjubkan

    Hari hari yang dilalui oleh Lixuan kembali seperti sebelumnya, meskipun saat ini ada Sasa dan Long cai disana dia tetap melakukan rutinitas seperti biasanya. Terkadang dia membantu memasak, atau pun membantu para awak keru yang sedang memperbaiki kapal. Sebelumnya terjadi badai yang amat besar, itu menyebabkan kapal kapal yang dinaiki mereka mengalami kerusakan yang cukup fatal.Sedangkan untuk Sasa dia saat ini masih belum bisa menerima Lixuan yang saat ini, sebelumnya dia mengenal Lixuan yang hangat dan pengertian sedangkan untuk sekarang dia tak mendapatkan hal tersebut dari Lixuan. Meskipun pada saat ini hubungan mereka sudah membaik namun masih ada jarak diantara mereka berdua. Berbeda sekali dengan sebelumnya."Lisa apakah ada yang bisa aku bantu, sepertinya kau sedang kerepotan sekarang," ucap Sasa.Entah bagaimana hubungan diantara kedua gadis itu kian semakin dekat, Sasa sudah tak memiliki kebencian terdapat Lisa. Bisa dibilang kedua wanita itu sudah menjadi sahabat.Pada s

  • Pendekar Cincin Giok   deklarasi

    Setelah semuanya mereda Sasa kembali ke dirinya yang asli, tenang dan dingin. Bukannya dia tak ingin menghajar Lixuan lagi, namun dia tak memiliki tenaga untuk melakukan itu.Lixuan yang sadar bahwa semua ini adalah ulahnya menjauhi Sasa dan lainnya, dia menuju keaarah kamar Long cai untuk merawat peria itu."Siapa namamu," ucap Lisa yang duduk disamping Sasa. Dia baru saja kembali dari dapur untuk mengambilkan air minum. Sasa yang masih makan itu tak menjawab pertanyaan Lisa, dimatanya wanita itu hanyalah musuh yang harus disingkirkan.Lisa yang tak mendapatkan jawaban dari Sasa itu mewajirnya. Dalam masalah ini Sasa belumlah bisa berpikir rasional, seandainya dia berada diposisi yang sama mungkin perilakunya akan mirip dengan Sasa."Maaf karena menganggu hubungan kalian, tapi asal tahu saja aku tak memiliki maksud untuk melakukan itu. Kau tahu, aku menemukan Lixuan pingsan ditepi pantai sebelumnya, kami juga belum cukup kenal," ucap Lisa.Sasa belum ingin menjawab pertanyaan dari L

  • Pendekar Cincin Giok   mengambil alih

    Mendengar suara gelas yang pecah itu, segera kedua orang tersebut berlari menuju keaarah kamar sebelah. Lixuan wajahnya cukup cemas, entah Lisa yang dia cemaskan atau Sasa.Lixuan memasuki kamar yang dimiliki oleh sosok wanita, ruangan itu dipenuhi oleh perabotan elektronik yang cukup memenuhi semuanya. Ada kabel berserakan dimana mana, begitu pun kaleng kaleng yang cukup banyak."Ada apa ini kenapa ada pecahan gelas disini," ucap York.Entah dia pura pura bodoh, atau memang tak tahu. York pun segera mambantu Lisa yang sedang memunguti pecahan gelas gelas itu.Lixuan hanya melihat kedua orang itu yang sedang memunguti gelas, setelah beberapa saat kemudian padangannya teralihkan ke arah Sasa."Lixuan kau kah itu, aku tak percaya kau ada disini," dia dengan sisa sisa tenaganya melompat keaarah pelukan Lixuan, Lixuan yang mendapatkan serangan yang secara tiba tiba itu menghindar. Alhasil tubuh Sasa tersungkur dilantai yang ada disan, ya meskipun Sasa bukankah siapa siapa bagi Lixuan, na

  • Pendekar Cincin Giok   Cetar

    York dan lainnya sudah sampai ditempat Long cai berada, Lixuan yang membawa satu piring berisikan nasi itu meletakkannya keatas meja yang ada disana, begitu pun cangkir berisikan air."Wau sepertinya anak ini benar benar dalam keadaan gawat," ucap York.Dia sudah selesai mengecek seluruh bagian tubuh milik Long cai, saat ini York merasa perihatin dengan keadaan anak itu. Dia dahulu pernah mengalami hal yang serupa, saat itu dia sedang berperang untuk menaklukkan sebuah negara, namun naasnya pertempuran yang dianggap hanya sebentar itu berlangsung sangat lama. York dan pasukannya yang kekurangan makanan itu pun mengalami penyakit yang mengerikan, hampir separuhnya meninggal. Itu adalah satu satunya pertempuran yang amat sulit bagi York. Namun dengan keberuntungan yang besar, York berhasil bertahan dari kematian. Padahal sebelumnya dia nyaris mengalami hal yang serupa seperti apa yang di alami oleh teman temannya."Kau benar paman, jika dia dibiarkan saja seperti ini mungkin nyawanya t

  • Pendekar Cincin Giok   Ijin

    Dengan terpaksa kedua orang itu pergi dari tempat itu sambil membawa Sasa dan Long cai yang cukup menyusahkan, mereka berdua terlihat cukup berat. Dua orang yang membawa Sasa dan Long cai cukup kewalahan.Setelah sampai didalam kamar, mereka menidurkan kedua orang itu kekasur yang cukup lembut, bukannya mereka ditempatkan ditempat yang sama melainkan kedua orang itu sedang tertidur terpisah.Dua penyelamat yang telah selesai meletakkan mereka kekasur itu segera keluar, mereka sepertinya sepemikiran. Yang menunjukkan tanda tersebut adalah kedua orang itu berlari menuju keaarah dapur.Melihat keadaan Sasa dan Long cai mana mungkin mereka tidak tahu bahwa kedua orang itu sudah kelaparan beberapa hari yang lalu. "Sebenarnya siapa anak itu, mengapa aku seolah olah mengenalinya? Mungkinkah dia adalah renkaransi dari orang yang ada dimasa lalu?" Tanya Lixuan.Dia tak tahu siapa wanita yang dia maksud, namun meskipun begitu Sindra sangat mengenalinya. Bukan sebagai Sasa melainkan sebagai or

  • Pendekar Cincin Giok   nostalgia

    "Lixuan mengapa kau masih diluar, lihatlah awan yang ada diatas sana, jika kau ingin tersambar petir sih terserah kau saja," ucap Lisa yang menujuk keaatas atas awan.Memang benar pada saat ini langit mulai menghitam, selayaknya panci gosong yang terbakar bara api. Namun bukan api yang akan menjadi malapetaka bagi mereka, melainkan sebaliknya.Lixuan entah mengapa tak ingin segera masuk untuk melindungi dirinya dari air yang akan turun, seolah olah ada sesuatu yang memanggilnya diujung lautan itu."Lisa kau masuklah dahulu, jika cuaca mulai memburuk aku akan menyusul, entah mengapa ada sesuatu yang menahan ku sekarang," ucap Lixuan.Entah apa perasaan itu, Lixuan juga tidak mengetahuinya. Perasan yang hampir sirna itu mulai diingatnya lagi, itu adalah perasaan ingin bertemu dengan seseorang. Namun siapa yang ingin dia temui, mungkinkah devil atau orang lain yang sedang kesulitan dilautan sana?Jika sekarang yang mengendalikan tubuh Lixuan adalah Lixuan yang sebenarnya, maka tak menghe

  • Pendekar Cincin Giok   sang penyelamat

    Kapal kecil yang buruk rupa itu terapung di lautan lepas, dua orang yang menaikinya sedang kesusahan untuk mendayung dengan tangan mereka."Ah sial mau sampai kapan kita akan tiba didaratan jika tetap seperti ini," ucap Sasa yang marah marah tidak jelas.Hey hey dia kira semua ini ulah siapa, sosok wanita yang selalu benar itu mengomel dengan kalimat yang serupa. Long cai yang mendengar itu terus menerus mengeluarkan urat didahinya, dia mengepalkan tangannya dengan erat.Tiba tiba saja aura membunuh mulai muncul dari dalam tubuh Long cai, dia ingin sekali menghancurkan kepala Sasa yang mungil itu. Namun mengingat kemampuannya tak cukup hebat, dia hanya mengurungkan niatnya itu dihatinya.Sasa yang masih belum sadar atas kesalahannya itu tak mau membantu Long cai mendayung sedikit pun, dia berleha leha menatap langit yang sudah mulai gelap."Sasa jika kau ingin cepat keluar dari lautan ini, aku mohon bantu aku mendayung sampan ini," ucap long cai.Daripada memaksa dengan kekerasan Long

DMCA.com Protection Status