Pembalasan Dewa Perang

Pembalasan Dewa Perang

last updateLast Updated : 2025-04-11
By:  CutegurlCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 ratings. 12 reviews
106Chapters
20.4Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Kehidupan Ansel hancur saat perusahaan keluarganya bangkrut setelah kematian ayahnya. Dihina dan dicemooh oleh keluarga serta tunangannya, hari terburuk dalam hidup Ansel datang saat ibunya pergi untuk selamanya. Lima tahun kemudian, Ansel kembali, bukan sebagai pria yang kalah, tetapi sebagai Dewa Perang yang paling ditakuti di dunia. Setelah terluka dalam misi, ia pulang dengan identitas baru yang diberikan oleh Tuan Salim, orang yang menyelamatkannya di masa lalu. Sekarang, dengan kekuatan dan tekad baru, Ansel bertekad merebut kembali kejayaan yang hilang. Siapa yang akan berdiri di sisinya? Siapa yang akan jatuh di hadapannya?

View More

Chapter 1

Bab 1

Di Bandara Internasional Kota A, sebuah pesawat milik kemiliteran yang di jaga oleh pesawat tempur baru saja mendarat.

Bandara sudah ditutup sejak pagi untuk menyambut kedatangan orang super penting yang ada di pesawat tersebut.

Di pintu masuk, ada banyak pria dengan tubuh tegap dan jas yang rapi sesekali mengecek jam di pergelangan tangan mereka.

Setelah sekian lama, orang yang mereka tunggu-tunggu itu muncul.

“Jenderal!!”

Mereka semua yang ada di sana memberikan hormat pada sosok Jenderal tersebut, seorang pria yang usianya masih terbilang muda. Dialah Ansel.

Ansel yang kini tampak gagah dan memesona, sangat berbeda dengan keadaannya yang nahas lima tahun lalu.

Dulu, Ansel hanyalah seorang pecundang yang dihina dan juga diolok-olok oleh seluruh orang di Ibu Kota.

Itu semua karena status sosial Ansel yang langsung merosot jatuh setelah ayahnya meninggal sebab terkena serangan jantung.

Perusahaan milik ayah Ansel mengalami kebangkrutan karena ada sabotase dari pamannya sendiri.

Tak lama setelah ayahnya meninggal, mama Ansel kemudian menyusul suaminya ke surga.

Ansel terlunta-lunta di jalanan. Mau meminta tolong, tapi hanya penghinaan yang ia dapat.

Tak ada seorangpun yang mau membantunya. Bahkan, tunangannya sendiri membuangnya seperti sampah.

Tapi kini ia kembali ke kota ini sebagai sang Jenderal perang yang sangat ditakuti.

Saat itu, di tengah kelaparan, putus asa, serta batas antara hidup dan mati menjadi kabur, seseorang misterius dan berpengaruh tiba-tiba datang dan menolongya.

Sosok itulah yang kemudian memasukkannya ke Kemiliteran, dan kini telah mengharumkan nama Ansel sendiri.

Lalu, setelah kemenangan gemilang yang membuat pangkat dan reputasinya melesat, Ansel memilih beristirahat sebelum akhirnya kembali lagi ke medan perang.

Dan, tentu saja, ia kembali untuk menghancurkan orang-orang yang dulu telah membuatnya menderita!

“Hati-hati, Jenderal. Cedera yang Anda derita belum sepenuhnya pulih,” kata seorang laki-laki bertubuh tinggi yang mengikuti Ansel dari belakang.

“Aku tidak apa-apa,” jawab Ansel.

Saat Ansel melewati orang-orang yang menyambutnya itu, tak ada satu pun yang berani mengangkat kepala.

Aura Sang Dewa Perang yang menyeruak dari tubuh Ansel memang mampu membuat sebuah ruangan yang semula ramai tiba-tiba hening.

Ansel masuk ke dalam mobil. Dia menghela napas, menyandarkan punggungnya ke jok. Mobil melaju.

“Apa penyelidikanmu sudah ada kemajuan?” tanya Ansel, menatap lurus pada jalanan di depan.

“Ada sedikit kemajuan, Jenderal. Akhir-akhir ini, Sadewa Group mengalami perkembangan yang cukup pesat. Kantor pusat mereka juga sudah pindah ke pusat Kota A. Tapi kami sedikit kesulitan menyelidiki mereka, karena sepertinya mereka bekerja sama dengan perusahaan lain yang lebih besar,” jelas laki-laki tersebut, yang kini tengah menyetir.

Ansel tersenyum miring. "Heh?! Perusahaan lain?" Kata-katanya terdengar sangat meremehkan.

“Lanjutkan penyelidikan kalian. Aku harus mengungkapkan siapa orang-orang yang berperan penting dalam menghancurkan hidupku dulu!” kata Ansel penuh keseriusan.

Tak akan pernah Ansel lupakan tentang Paman dan juga sepupunya. Orang-orang yang paling berperan penting dalam kehancuran hidupnya. Ia akan merebut kembali semua miliknya dulu yang kini mereka kuasai.

“Baik, Jenderal.”

Tidak lama setelah itu, mobil yang ditumpangi oleh Ansel berhenti di depan sebuah mobil mewah.

Seorang perempuan cantik turun dari mobil itu seraya melepas kaca mata hitamnya. Pandangannya beringsut ke arah mobil jeep yang datang ke arah mereka.

Melihat Ansel keluar dari pintu belakang dengan seragam militer biasa, perempuan itu menatapnya seraya mengernyitkan dahi.

“Kak Mona, jadi ini suamimu itu?” kata seorang perempuan cantik berkuncir kuda kepada atasannya.

“Langsung masuk saja!” perintah Mona dari dalam mobil tanpa mempedulikan pertanyaan Defi, asistennya itu.

Mendengar sambutan dingin istrinya itu, Ansel hanya tersenyum kecil. Ia hanya melihat perempuan berambut curly dan wajah yang sangat cantik itu dengan datar.

Empat tahun lalu, Ansel yang tengah berpatroli berhasil menyelamatkan seorang pria tua yang hampir mati sebab percobaan pembunuhan orang-orang jahat.

Sebagai bentuk terima kasih, pria tua itu menikahkan Ansel dengan Mona, putrinya.

Pria itu berharap Ansel kelak akan menjadi pelindung putrinya itu, seperti yang Ansel lakukan padanya.

Keputusan itu ditentang oleh keluarga besarnya. Namun, tidak ada yang bisa menghalangi Dante, pria tua yang Ansel selamatkan itu.

Mona menatap suaminya tersebut dengan malas. Walaupun sudah empat tahun tidak bertemu, Mona dapat mengenali wajah Ansel dengan baik. Rasa muak memenuhi dadanya.

Ansel masuk ke dalam mobil dan duduk di jok belakang di samping Mona. Defi di depan, di samping supir.

“Kenapa nggak suruh tunggu di dalam bandara saja, sih?” tanya Mona kesal.

“Tidak apa-apa,” jawab Ansel singkat.

Setelah itu tak ada lagi percakapan di antara mereka. Kecanggungan tetap terasa meski usia pernikahan mereka telah cukup lama.

Memang, selama beberapa hari mereka pernah tidur sekamar, Ansel dan Mona tidak pernah benar-benar berinteraksi layaknya suami-istri.

Mereka belum pernah berpelukan apalagi berciuman. Bahkan Ansel selalu tidur di sofa sementara Mona tidur di kasur.

“Bagaimana kabarmu?” tanya Ansel, mencoba mencairkan suasana.

“Bukan urusanmu,” jawab Mona, ketus.

Ansel mengernyit. Sepertinya memang akan sulit baginya untuk meluluhkan hati istrinya.

Setelah melangsungkan pernikahan empat tahun lalu, hanya selang beberapa hari, Ansel langsung mendapat panggilan untuk sebuah tugas mendesak. Dia tak mengira akan butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa melihat istrinya lagi.

Saat mereka larut dalam keterdiaman, ponsel Defi berdering.

“Kak, kata Pak Riko, dia akan langsung datang ke rumahmu untuk membahas masalah pekerjaan itu,” ujar Defi setelah selesai bicara dengan orang yang menghubunginya.

Mona mengerutkan keningnya.

“Kenapa harus ke rumahku?” tanyanya heran.

Mona dan Riko akan membicarakan masalah bisnis. Sedikit aneh kalau itu harus dilakukan di rumahnya.

“Mungkin dia mau melamarmu,” celetuk Defi.

Tak senang Defi menyebut hal itu di situasi seperti ini, Mona membulatkan matanya, menatap Defi.

Ansel sendiri sementara itu mengerutkan keningnya.

“Jangan asal bicara,” kata Mona, menegur Defi.

Ansel masih mengerutkan kening. Dia memang tidak tahu apa-apa soal kondisi perusahaan keluarganya Mona maupun soal Riko.

Tiba di rumah Mona, mereka langsung keluar dari mobil. Sudah ada mobil lain yang terparkir di halaman rumah yang lumayan besar itu. Dan mobil itu adalah mobil mahal yang harganya miliaran.

“Ayo cepat, dia sudah datang,” kata Mona pada Defi. Dia mengabaikan Ansel yang berdiri di samping mobil.

Ansel menatap istrinya dari belakang, melihat bagaimana Mona terburu-buru untuk menemui orang yang bernama Riko itu.

Dia semakin penasaran tentang orang yang disebut bernama Riko ini. Apa benar, dia ingin melamar Mona, istrinya?

Di pintu masuk, Ansel melihat seorang wanita paruh baya yang masih cantik sedang tertawa bersama seorang laki-laki berpenampilan rapi.

Wanita itu adalah ibu mertuanya. Dan si pria yang tertawa bersamanya adalah Riko.

Mereka serentak melihat ke arah Ansel. Raut wajah mereka langsung berubah masam. Si ibu mertua menatap Ansel tajam.

“Mona, kamu sudah pulang?” Riko tersenyum lebar ke arah Mona.

“Pak Riko, kita bisa membicarakan masalah ini di kantor. Kenapa harus di rumah saya?” tanya Mona, tak senang.

“Ah, tidak apa-apa. Aku hanya… ingin membicarakan sesuatu hal penting dengan ibumu. Sekalian saja,” jawab Riko santai.

Dia melirik ke arah Ansel yang masih berdiri di pintu masuk. Ini kali pertama dia melihat Ansel, dan penilaiannya langsung buruk.

Ansel berjalan mendekat, hendak memberikan salam pada ibu mertuanya. Tetapi, ibu mertuanya itu malah menepis tangannya.

“Tidak usah!” ucapnya ketus.

“Dia siapa, Tante?” tanya Riko, memindai Ansel dari atas ke bawah.

Meski penampilan Ansel biasa saja, sebab memang itulah ciri khasnya, Ansel sebenarnya memiliki postur yang sangat bagus, dan dia juga terbilang tampan. Menyadari hal ini, Riko menatapnya tak senang.

Belum apa-apa dia sudah merasa tersaingi.

“Dia ini tentara rendahan yang jadi suaminya Mona!” jawab Lidia, ibu mertuanya Ansel.

Jelas sekali kalau dia tidak suka dengan menantunya itu.

Riko mengerutkan keningnya.

“Oh, jadi dia anjing buangan itu?” jawab Riko, tersenyum meremehkan.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Kaisar Dewa
Izin promosi ya kak ... Hai, semua. Bila kalian berkenan silahkan baca buku saya. Judulnya “Sang Menantu Terkuat”. Nama pena Kaisar Dewa. Berkisah tentang seorang menantu dewa perang yang diselingkuhi dan diceraikan oleh istrinya di ulang tahun pernikahan mereka. Simak kisahnya…. Terimakasih bany
2025-02-11 17:07:59
1
user avatar
Affan Maulana
lanjutkan lah min jgn bikin pembaca menunggu entar bosan
2025-01-06 20:18:07
0
user avatar
Rahmat Hidayat
help lanjutan ya
2025-01-02 20:44:27
0
user avatar
Rahmat Hidayat
check sound
2024-12-30 21:21:38
0
default avatar
banyu.andisis
kapan lanjutannya nih
2024-12-22 21:05:52
0
user avatar
Rahmat Hidayat
kapan lg updtnya
2024-12-12 18:49:52
0
user avatar
Cutegurl
Maaf teman-teman semua yang masih menunggu bab selanjutnya. Anakku kambuh lagi sakitnya, dan akhirnya dirawat lagi. Jadi gak bisa update untuk beberapa waktu ini......
2024-10-05 17:31:34
0
user avatar
Safira Tulhusna
cerita nya bagus
2024-08-09 18:27:27
1
user avatar
Safira Tulhusna
cerita bagus cukup menarik
2024-07-15 16:52:26
1
user avatar
Nasrul Ayun
keren semoga cerita tamat
2024-07-07 14:49:15
1
user avatar
Muhammad Iwan john
cerita cukup bagus...kenapa penulis lambat bikin bab berikutxa. jd tanggung bacanya
2024-07-03 13:00:00
1
default avatar
Junaidi
bagus sekali. tidak bertele-tele. top,...
2024-07-01 23:18:20
2
106 Chapters
Bab 1
Di Bandara Internasional Kota A, sebuah pesawat milik kemiliteran yang di jaga oleh pesawat tempur baru saja mendarat. Bandara sudah ditutup sejak pagi untuk menyambut kedatangan orang super penting yang ada di pesawat tersebut. Di pintu masuk, ada banyak pria dengan tubuh tegap dan jas yang rapi sesekali mengecek jam di pergelangan tangan mereka. Setelah sekian lama, orang yang mereka tunggu-tunggu itu muncul. “Jenderal!!” Mereka semua yang ada di sana memberikan hormat pada sosok Jenderal tersebut, seorang pria yang usianya masih terbilang muda. Dialah Ansel. Ansel yang kini tampak gagah dan memesona, sangat berbeda dengan keadaannya yang nahas lima tahun lalu. Dulu, Ansel hanyalah seorang pecundang yang dihina dan juga diolok-olok oleh seluruh orang di Ibu Kota. Itu semua karena status sosial Ansel yang langsung merosot jatuh setelah ayahnya meninggal sebab terkena serangan jantung. Perusahaan milik ayah Ansel mengalami kebangkrutan karena ada sabotase dari pamannya sendir
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
Bab 2
“Iya, tapi tenang saja. Sebentar lagi mereka akan cerai, kok!” jawab ibu Mona, Lidia, dengan nada penuh kepuasan. Senyumnya menyiratkan kebencian yang terpendam. Ansel, yang sedang duduk di ruang tamu, langsung mengangkat sebelah alisnya. Perkataannya terngiang di telinganya, membuat darahnya mendidih. Apa maksud Lidia dengan bercerai? Ia menatap istrinya, Mona, yang hanya terdiam, matanya tak berani menatapnya kembali. Ansel merasa ada sesuatu yang disembunyikan darinya. “Siapa yang akan cerai, Ma?” tanyanya, berusaha menahan emosi yang berkecamuk di dalam dadanya. Lidia, tanpa segan, menatap Ansel dengan pandangan penuh kebencian, seolah ingin menusuknya. “Siapa lagi kalau bukan kamu dan Mona? Belagak bego kamu, ya! Ngapain sih kamu pulang? Harusnya kamu nggak usah pulang! Terus saja di medan perang sana! Kalau perlu mati sekalian!” cercanya dengan nada penuh kemarahan, suaranya menggema di ruangan. Ansel terhenyak, perasaan kecewa bercampur marah menyelimuti dirinya. Dia tahu ba
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
Bab 3
BUK! Riko terpental ke belakang, wajahnya penuh darah. Pukulan keras dari Ansel mengenai tepat sasaran, membuat hidung Riko patah dan mengeluarkan darah segar. “ANSEL!!” Mona dan Lidia menjerit panik melihat apa yang dilakukan Ansel. Di sudut ruangan, Defi menutup mulutnya, tak percaya pria yang selama ini dianggap rendah bisa bertindak seberani ini. Nasib perusahaan Keluarga Hartono kini benar-benar di ujung tanduk. Riko, berusaha bangkit, menatap Ansel dengan penuh kebencian. “Berani-beraninya kamu memukulku dengan tangan kotormu itu!” bentaknya, sambil menahan darah yang terus mengalir dari hidungnya. Ansel, dengan sorot mata dingin, menatap balik. “Kenapa aku harus takut pada orang seperti dirimu?” balasnya dengan suara yang tak bergetar sedikit pun, seolah Riko tak lebih dari seekor lalat baginya. Mona, panik, segera mengambil tisu dan memberikannya kepada Riko. “Pak Riko, maafkan suami saya. Dia tak seharusnya melakukan ini,” katanya, mencoba menenangkan situasi. A
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
Bab 4
qAnsel menatap layar ponselnya dengan serius saat panggilan masuk. Suaranya tenang saat diangkat. "Halo?" katanya. "Ada apa, Tuan Salim?" Tuan Salim, seorang tokoh berpengaruh yang pernah menyelamatkannya dari kehancuran, adalah pamannya yang baru dia kenal setelah bertahun-tahun. Dulu, Ansel hampir mati kelaparan di hutan setelah pemakaman ibunya. Namun, Tuan Salim melihat potensi besar dalam dirinya dan membawanya masuk ke dunia militer. “Aku ingin membicarakan sesuatu penting denganmu. Apakah kamu di rumah bersama istrimu?” Tanya Tuan Salim, suaranya tenang tetapi penuh makna. “Ya, ada masalah apa?” Ansel bertanya dengan hormat. Dia selalu menghormati Tuan Salim, seorang pria yang telah memberinya kesempatan kedua. Setelah bertahun-tahun tidak tahu, Ansel akhirnya mengetahui bahwa Tuan Salim adalah kakak dari ibunya yang telah lama pergi meninggalkan keluarga untuk menikahi ayahnya. Ini adalah rahasia keluarga yang selama ini disembunyikan oleh ibunya. “Seseorang akan data
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
Bab 5
Di Shycon Group, saat ini Mona sedang merasakan pening yang luar biasa. Kalau bukan karena Ansel, dia sudah mendapatkan dana untuk perusahaannya dari Riko saat ini. Saat hampir waktu pulang kerja, Defi, sang sekretaris Mona masuk kedalam ruangannya. Dia kemudian meletakkan sebuah amplop diatas meja Mona. “Apa ini?” tanya Mona. Keningnya berkerut membuka amplop tersebut. “Surat ini dikirimkan oleh seseorang bernama Wina. Katanya, bossnya meminta dia untuk memberikannya kepada Anda,” jawab Defi. “Bossnya?” Mona mengerutkan kening. Siapa orang yang mengirimkan surat ini? Perusahaannya saat ini sedang bermasalah, jadi tidak mungkin ada perusahaan yang mau bekerja sama dengannya. “Oke, kamu boleh keluar!” Setelah Defi keluar, Mona segera membuka surat itu. Dan matanya melihat ada sebuah cek, membuat jantungnya berdebar keras tak karuan. 3 miliar! Tulisan di atas cek itu adalah 3 miliar! Mona sangat terkejut, tapi dengan cek ini, dia bisa menyelesaikan masalah perusahaannya
last updateLast Updated : 2024-06-03
Read more
Bab 6
“Rio! Apa maksudmu?!” teriak Mona marah. “Tidak mungkin kamu tidak mengerti dengan apa—“ Belum sempat Rio melanjutkan perkataannya, sebuah tamparan yang sangat keras melayang ke pipinya. “Kurang ajar! Beraninya kamu menamparku!!” teriak Rio marah memegang wajahnya, dia menatap Ansel tak percaya, karena tak menyangka pria yang dia anggap sampah itu berani menamparnya. Ansel acuh, dia bahkan mengangkat lengannya lagi, dan melayangkan pukalan untuk yang kedua kalinya. Rio berteriak kesakitan, melayangkan tangannya kepada Ansel. Tapi Ansel menahannya dan malah memelintir tangan Rio, hingga pekikan kesakitan semakin menggema keras. Rio berteriak kepada penjaga. “Apa yang kalian lihat! Cepat bantu aku! Hajar sampah ini!” Ansel kemudian menoleh kearah penjaga itu, menatap keduanya dengan tajam. Tubuh mereka bergetar ketakutan saat melihat tatapan Ansel, hingga terjatuh ke lantai. Mona terdiam melihat apa yang dilakukan oleh suaminya. Perasaan hangat muncul di hatinya. Kemudi
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more
Bab 7
Semuanya tak tahan melihat Ansel yang begitu percaya diri berkata seperti itu pada Kakek. Padahal dia hanya tentara rendahan yang beruntung bisa masuk dalam keluarga Hartono sebagai suaminya Mona. "Heh tentara rendahan! Kamu punya rasa percaya diri yang berlebihan! Perusahaan Mona baru saja mengalami masalah pendanaan yang rumit, jadi pasti sangat sulit baginya untuk bisa ikut pada tender kali ini!" Rio yang masih memiliki dendam menyahuti dengan kalimat sarkas. Lidia dan Mona tercengang, menatap Ansel tak percaya. Kenapa Ansel harus mengatakan hal seperti itu di saat seperti ini? Apakah dia bermaksud membuat mereka malu? Jika iya, bagi mereka itu keterlaluan! Tapi sebenarnya, jauh di lubuk hatinya, Mona sangat berharap kalau ucapan Ansel akan terwujud. Hanya saja, menurutnya, harapan semacam itu seperti buih di lautan. Terlihat banyak tapi tak mampu diraihnya. Selama ini Kakek lebih menyayangi Rio sebagai cucu laki-lakinya. Kali ini pun, bukan tak mungkin, laki-laki tua itu
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more
Bab 8
Besok paginya, Ansel hendak pergi ke Candarana Group. Tapi dia tidak memiliki jas yang layak dipakai oleh seorang direktur seperti direktur kebanyakan. Karena itu dia menelepon Wina dan menyuruhnya menyiapkan sebuah jas. Tapi karena terlalu mendadak, akhirnya Wina mengusulkan Ansel untuk datang ke butik yang sudah Wina pilihkan. Dan Ansel juga setuju. Lagi pula, butik itu disponsori langsung oleh Candarana group. Ansel tiba di butik yang Wina maksud. Butik tersebut terlihat sangat besar dan juga mewah. Ansel tahu, kalau harga pakaian di butik ini sangat mahal, dan itu sesuai juga dengan kualitasnya. Tapi saat dia baru menginjakkan kakinya masuk ke dalam butik itu, dia mendengar seseorang memanggilnya. Ansel menoleh dan keningnya berkerut. Yang memanggilnya itu adalah seorang gadis cantik dengan tinggi semampai, mamakai heels yang cukup tinggi, sedang berjalan ke arahnya. Ansel butuh waktu beberapa detik untuk mengenali siapa gadis tersebut. Namanya Jelita, teman SMA-nya A
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more
Bab 9
Setelah mengatakan kalimat itu, Ansel langsung berjalan keluar menuju mobilnya, ia tak berminat sedikitpun memikirkan tentang apa yang akan dialami oleh pelayan arogan itu setelah ini.Seperti kucing bertemu anjing. Pelayan arogan tersebut menjadi ciut seketika. Namun sebelum benar-benar masuk ke dalam mobilnya, samar-samar, Ansel mendengar suara tamparan, dan juga suara rintih meminta maaf dari pelayan tadi.Ansel meletakkan paper bag yang berisi setelan jasnya tadi di jok samping kemudi. Kemudian ia menuju ke kantor pusat Candarana group, dengan mobil rongsok yang diberikan oleh Mona, untuk mencari pekerjaan.Kantor pusat Candarana group terletak di tengah kota. Dan itu adalah kawasan bisnis terbaik di seluruh kota. Gedungnya bertingkat hingga puluhan meter, membuatnya jadi tampak mengagumkan.Mobil Ansel yang sekilas tampak seperti mobil rongsokan itu diminta berhenti saat dia tiba di gerbang. Dua orang satpam yang berjaga langsung menghampirinya. Kedua satpam itu merasa kalau mob
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more
Bab 10~
"Presdir? Jadi dia… Pak Direktur?" gumam salah satu satpam. Saat tersadar kembali dengan situasi saat ini, langsung saja kaki kedua satpam tersebut terasa lemas. Keduanya sampai bersimpuh di atas aspal itu. Tak mereka hiraukan rasa sakit yang menyiksa. Membayangkan kalau mereka akan kehilangan pekerjaan jika tak berlutut, membuat rasa sakit itu langsung sirna. "Presdir ... Presdir! Ma-maafkan kami. Kami benar-benar kurang ajar dan bersalah. Kami benar-benar tidak tahu jika Anda adalah direktur baru perusahaan ini! Mohon maafkan kami, Presdir!" Ansel melihat mereka dengan raut wajah datar. Tak ia hiraukan ocehan kedua pria itu. Melihat raut wajah Ansel yang tak dapat dibaca, kedua satpam itu semakin ketakutan. Entah kenapa, raut wajah direktur baru tersebut mampu membuat keduanya gemetar. Jika tak takut akan membuat malu, keduanya mungkin sudah buang air kecil didalam celana. Ansel melihat ke arah kedua satpam yang gemetar itu. Ia ingin menghukum keduanya, tapi saat dia ingat
last updateLast Updated : 2024-06-27
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status