Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak

Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-12
Oleh:  JulieOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
33Bab
485Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Amanda terpaksa melawan keinginan orang tuanya yang ingin menjodohkan Amanda dengan pria yang usianya sama dengan Ayahnya sendiri. Amanda memilih pergi ketika dia dan Ayahnya berdebat. Untuk menenangkan dirinya, Amanda memilih duduk di pinggir pantai. Bukannya menenangkan diri, malah Amanda melihat seorang pria yang terapung di pinggir pantai. Amanda mendekati dan melihat kondisi pria itu.Amanda terkejut ketika pria itu penuh dengan luka. Saat ingin membantu, pria itu membuka mata dan berbisik sesuatu ketelinga Amanda.Apa yang dibisikkan oleh Pria itu?Apakah Amanda mau membantunya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Help!

"Tidak Ayah! Aku tidak mau."

"Kamu tidak bisa menolak keinginanku, Amanda. Aku sudah berjanji kepada Tuan Pedro untuk menjadikanmu istrinya."

"Ayah gila! Ayah tega menikahkan aku dengan pria yang usianya seumuran dengan Ayah. seharusnya dia menjadi Ayahku dibandingkan menjadi suamiku."

Amanda terpaksa sedikit bicara keras karena dia tidak menyetujui permintaan Ayahnya yang ingin menikahkannya dengan seorang pemilik tanah kaya raya di desa itu.

"Amanda! Dengarkan aku! Jika kamu tidak menikah dengannya sekarang maka Tuan Pedro akan menagih hutang kepada Ayah. Ayah sudah banyak meminjam uang kepadanya."

Amanda terkejut mendengar alasan kenapa dia dipaksa menikah dengan pria tua saat ini juga. Amanda tidak menyangka jika Ayahnya tega menjualnya kepada Tuan tanah kaya raya hanya untuk membayar hutang.

Air mata Amanda jatuh, dia merasa kalau pria yang dipanggilnya Ayah bukan lagi seperti Ayah yang dikenalnya. Amanda menatap pilu pada pria yang usianya menginjak lima puluh tahun.

Semenjak kematian Ibunya, Tuan Chris banyak berubah. Dia pulang malam dan membiarkan Amanda sendirian dirumah, suka mabuk-mabukan, berjudi bahkan banyak warga yang mengatakan kalau Tuan Chris sering bersama wanita bayaran kelas teri.

Amanda berusaha tidak mempercayai semua yang didengarnya dari orang lain. Tapi ketika Tuan Chris sendiri yang mengatakan langsung dihadapan Amanda maka kini Amanda merasa dia sudah tidak mengenal Ayahnya lagi.

Rasa kecewa, marah dan juga kesal dengan Ayahnya membuat Amanda memilih pergi dari rumah itu. Amanda memilih meninggalkan Ayahnya yang terus memaksa Amanda untuk menikah dengan Tuan Pedro minggu depan.

"Amanda! Kamu mau kemana? Pernikahanmu dengan Tuan Pedro akan dilakukan minggu depan. Ayah sudah berjanji kepadanya."

Tuan Chris menyampaikannya sambil berteriak karena Amanda terus berjalan dengan hati terluka. Amanda meninggalkan rumahnya sambil meneteskan air mata. Sepanjang jalan semua orang menatap Amanda dengan air mata yang terus jatuh.

Ocean Beach adalah tujuan Amanda ketika dia merasakan hatinya bersedih atau merindukan Ibunya. Nyonya Beatrice yang mengenalkan Amanda dengan pantai. Kini ketika hatinya terluka dengan sikap Ayahnya, Amanda ingin duduk dipantai itu. Mengadu pada ombak dan juga bercerita dengan angin yang berhembus.

Air mata yang tidak kunjung berhenti membuat Amanda kembali terisak menangis.

"Ibu! Kenapa Ibu terlalu cepat meninggalkanku? Aku sendirian! Aku butuh dirimu."

Hiks! Hiks!

"Lihat apa yang dilakukan Ayah kepadaku? Dia menjualku pada pria tua yang seharusnya aku panggil Ayah. Dia menjualku demi uang yang telah dia terima. Aku membencinya, Bu."

Amanda kembali menangis dengan memeluk lututnya. Dia tidak memiliki keluarga selain Ayahnya. Hanya disini dia merasa bisa berteman dengan angin pantai dan suara ombak.

"Aku ingin lari meninggalkannya, Bu. Tapi aku sudah berjanji kepadamu untuk menjaganya sampai tua. Apa yang harus aku lakukan, Bu?"

Amanda terus bicara sendiri dengan suara ombak yang ikut menghempaskan air laut ke batu karang dengan keras, seperti bagaimana perasaan Amanda saat ini.

Duduk sendiri di pantai sambil meluapkan rasa amarahnya membuat emosi Amanda perlahan menghilang. Amanda menghapus sisa air matanya dengan tangan. Dia menatap lurus ke depan melihat hamparan laut yang luas.

"Apakah aku harus mengikuti keinginan Ayah untuk bisa membuatnya bahagia? Tapi apa aku sanggup melakukannya?"

Perasaan bergejolak itulah yang membuat Amanda dilema. Pikirannya kacau serta tidak tahu harus melangkah kemana. Ketika Amanda memalingkan wajah untuk menghilangkan kebingungan, Amanda melihat sesuatu di tepi pantai dekat batu karang yang cukup besar.

"Apa itu?"

Amanda berdiri dan melangkahkan kakinya mendekati sesuatu yang menarik perhatiannya.

Semakin Amanda mendekat, Amanda semakin terkejut dengan apa yang dilihatnya. "Mayat?" ucapnya kaget ketika dia melihat sebuah tubuh pria yang ada di dekat batu karang.

Amanda semakin mendekat dan melihat tubuh yang terapung itu. Amanda melihat tubuh pria dengan luka dibagian wajah, perut, bahkan celana yang digunakannya juga robek.

"Apa yang harus aku lakukan? Apa pria ini masih hidup atau sudah mati?"

Amanda terlihat bingung, dia tidak mau dituduh sebagai pembunuh. Amanda melihat kesekitarnya untuk meminta bantuan tapi tidak ada satupun orang dipantai saat ini.

"Aku harus memeriksa nafasnya."

Amanda mendekatkan telinganya ke arah hidung pria itu, ketika telinga Amanda berada dalam jarak yang dekat dengan hidungnya, pria itu perlahan membuka mata, "Help!"

Amanda kaget karena merasa mendengar sesuatu, padahal niat Amanda untuk mendengar nafas pria yang ditemukannya.

"Apa dia baru saja bicara?" Amanda sampai sedikit menjauhinya karena terkejut.

Mata pria itu tertutup kembali, Amanda bingung apakah yang didengarnya merupaja suara pria ini atau bukan. "Jika dia sudah mati, lalu suara tadi....."

Pikiran Amanda sudah berkelana kedunia lain. Dia mengira jika suara tadi adalah suara pria yang sudah tewas menjadi hantu. Amanda ingin berdiri tapi dia merasakan sesuatu yang menahan kakinya.

Ketika Amanda melihatnya kebawah, dia terkejut ketika tangan pria itu memegang pergelangan kakinya.

"Hantu!" teriak Amanda yang ketakutan.

"Help!" ucap pria itu pelan.

Amanda yang masih panik tidak mendengar apa yang dikatakannya.

"Help!" pria itu kembali meminta bantuan. Amanda mulai mendengar apa yang dikatakannya dan menatap ke arah bawah dimana pria itu masih terbaring lemah dengan kondisi basah, penuh luka dan juga wajahnya sangat pucat.

"Kamu masih hidup?" tanya polos Amanda padanya.

Amanda mulai jongkok bahkan berlutut dihadap pria itu. Amanda ikut basah ketika dia melihat pria yang ditemukannya.

"Apa yang baru saja kamu katakan? Bisa diulangi?"

"Help!" ucapnya ketika Amanda mendekatkan telinga ke arah mulut pria itu.

"Kamu meminta bantuanku? Kamu masih hidup?" pria itu mengedipkan matanya untuk menjawab Amanda.

"Tapi aku tidak mengenalmu. Aku tidak mau membawa pria asing ke dalam rumahku, lagian aku takut dituduh yang membunuhmu." Amanda berusaha menolak karena dia tidak mau berurusan dengan pria ini.

"Bantu aku! Aku mohon!"

Melihat pria itu sudah memohon kepadanya, Amanda tidak tega. Dia menatap wajah pria itu yang semakin lemah dan kondisinya cukup memprihatinkan.

"Baiklah! Aku akan membantumu. Aku akan membantumu berdiri, bisakah kamu berjalan menggunakan kakimu?"

Pria itu kembali mengedipkan matanya. Amanda yang melihatnya langsung mencoba merangkul bahu dan menarik tubuhnya untuk bisa berdiri.

"Badanmu berat sekali. Tubuhku yang mungil ini semakin kecil jika ditekan hanya menggunakan bahumu yang kekar."

Amanda terus membantunya berdiri hingga dia bisa membawanya ke pinggir pantai. "Duduklah sebentar disini. Aku akan mengambil minuman atau makanan untukmu agar kamu memiliki tenaga."

Pria itu tidak menjawabnya sama sekali selain menahan rasa sakit ketika luka yang didapatkannya mengenai air garam pada laut. Amanda berlari membeli minuman dan makanan yang cukup jauh dari pantai. Dia kembali membawa sebuab gerobak kayu untuk mengangkat barang.

"Ini makanlah sedikit agar kamu tidak terlalu lemah, dan ini air putih. Aku tahu kamu pasti haus dan minum air laut tidak terlalu enak."

Amanda membukakan botol minum dan membantunya minum. Amanda juga menyuapi pria itu memasukkan sebuah potongan roti ke dalam mulutnya.

Setelah menghabiskan setengah roti yang dibeli Amanda, mereka segera berjalan. Pria itu duduk dalam gerobak yang dibawa Amanda.

"Aaaaaaa!" Amanda mendorong gerobak itu sekuat tenaganya di atas pasir pantai menuju daratan.

Pria itu melihat dengan jelas bagaimana Amanda dengan tulus dan bersusah payah mendorong gerobak dengan tubuhnya yang berat.

"Kamu tinggal dimana agar aku bisa mengantarkanmu?"

"Aku tidak tahu!"

"Apa maksudmu tidak tahu? Apa kamu tidak tahu sedang berada dimana saat ini?"

"Memangnya kita ada dimana?" Pria itu malah berbalik bertanya kepada Amanda. Amanda sampai mengerutkan keningnya karena bingung dengan pertanyaan yang diajukan malah dibalas dengan balik bertanya.

"Siapa namamu?" tanya Amanda yang curiga dengan pria ini.

Pria itu menggelengkan kepalanya. "Kamu tidak tahu siapa namamu? Apa kepalamu terbentur batu karang dengan keras sampai melupakan nama sendiri?"

Amanda mendekat dan melihat kepala pria itu untuk memastikan tidak ada luka yang parah dibagian kepalanya. "Lalu aku harus membawamu kemana? Aku tidak bisa membawamu pulang kerumah. Masalahku saja belum selesai ditambah lagi dengan membawamu pulang."

Pria itu tetap dia, dia menatap Amanda yang terlihat kebingungan. "Bawa aku menjauh dari pantai ini."

"Apa? Bawa kamu menjauh dari pantai ini? Memangnya apa yang terjadi? Kenapa kamu sampai ada di pantai ini?"

"Aku tidak tahu Nona. Tapi aku mohon, bawa aku segera menjauh dari pantai ini. Kamu bisa menempatkan aku digudang atau rumah kosong, aku tidak masalah soal itu yang pasti segera bawa aku menjauh dari pantai ini."

"Baiklah!" Jawab Amanda yang masih bingung kenapa pria itu sangat ingin segera menjauhi pantai.

Saat mereka pergi meninggalkan pantai beberapa mobil datang ke area itu.

"Cepat cari sepanjang pantai ini. Temukan dia segera!" Ucap salah seorang berpakaian serba hitam dan rambut yang klimis.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Sang_Dewi
Semangat, Amanda. Jangan turuti apa yang ayahmu katakan
2024-08-11 13:21:57
2
33 Bab
1. Help!
"Tidak Ayah! Aku tidak mau.""Kamu tidak bisa menolak keinginanku, Amanda. Aku sudah berjanji kepada Tuan Pedro untuk menjadikanmu istrinya.""Ayah gila! Ayah tega menikahkan aku dengan pria yang usianya seumuran dengan Ayah. seharusnya dia menjadi Ayahku dibandingkan menjadi suamiku."Amanda terpaksa sedikit bicara keras karena dia tidak menyetujui permintaan Ayahnya yang ingin menikahkannya dengan seorang pemilik tanah kaya raya di desa itu."Amanda! Dengarkan aku! Jika kamu tidak menikah dengannya sekarang maka Tuan Pedro akan menagih hutang kepada Ayah. Ayah sudah banyak meminjam uang kepadanya."Amanda terkejut mendengar alasan kenapa dia dipaksa menikah dengan pria tua saat ini juga. Amanda tidak menyangka jika Ayahnya tega menjualnya kepada Tuan tanah kaya raya hanya untuk membayar hutang.Air mata Amanda jatuh, dia merasa kalau pria yang dipanggilnya Ayah bukan lagi seperti Ayah yang dikenalnya. Amanda menatap pilu pada p
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-13
Baca selengkapnya
2. Jon!
"Cepat cari dan temukan dia!" Perintah seorang pria yang merupakan komando dari para pria yang tengah berlarian mencari seseorang.Amanda sendiri dengan kesusahan membawa pria yang dibantunya untuk mencari tempat yang bisa digunakan oleh pria itu."Tubuhmu benar-benar berat. Apa begitu banyak dosa dalam dirimu sampai segitu beratnya?"Pria itu hanya diam, dia tidak banyak bicara sejak ditemukan Amanda. Baginya saat ini hanya segera diobati pada luka yang ada ditubuhnya apalagi diluka tusukan diperut."Tunggu disini. Aku akan coba bicara dengan pemilik rumah kecil itu. Siapa tahu kamu bisa tinggal disana sampai sembuh."Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Dia memilih membaringkan tubub di atas gerobak kayu yang dibawa Amanda. Setelah sepuluh menit, Amanda kembali."Kamu harus membayar uang ganti rugi setelah sembuh. Aku terpaksa mengeluarkan uang untuk menyewa rumah ini. Padahal uang itu mau aku gunakan untuk pergi kekota menc
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-13
Baca selengkapnya
3. Wanita Spesial
"Cantik!" Hanya kata itu yang keluar daribmulut Jon ketika Amanda tersenyum kepadanya sebelum dia pergi bekerja.Jon melihat makanan yang sudah disiapkan oleh Amanda sebelum dia pergi. Jon mengambil satu persatu dan menikmatinya karena Jon merasa kelaparan. Setelah menghabiskan makanan itu, Jon mencoba mengintip dibalik jendela situasi dirumah kayu yang disiapkan oleh Amanda."Tampaknya aman. Aku belum bisa pergi dari sini dalam kondisi seperti sekarang. Lebih baik tidak ada yang mengenalku dan mengira aku sudah tiada."Jon kembali ke atas kasur yang jauh dari kata empuk. Jon sama sekali tidak menggunakan baju yang dibawa Amanda karena ukurannya sangat kecil. Tapi Jon menyukai aroma vanila pada baju milik Amanda. Dia meletakkan baju milik Amanda sebagai alas untuk kepalanya."Pesanan dimeja 13 meminta kamu yang mengantarkannya, Amanda.""Kenapa harus aku?" Amanda mencoba mengintip dari dapur ke arah depan untuk melihat siapa yang ada di m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-14
Baca selengkapnya
4. Diculik
Setelah semalaman menangis, Amanda ketiduran diatas kasur milik Jon. pagi ini dia harus kembali bekerja karena dia bukan seorang putri kaya raya yang harus menikmati mimpinya dikala pagi.Amanda membuka mata dan terkejut ketika dia melihat Jon duduk dikursi sambil menatapnya."Kamu membuatku kaget saja. Apa yang kamu lakukan disana? Kenapa kamu bangun sangat pagi seperti ini?""Aku sudah duduk disini sejak semalam karena ada seorang wanita menangis semalaman dan tertidur di atas kasurku." Jon bangun dan mengajak Amanda berdiri. "Bangunlah! Aku sudah menyiapkan sarapan seadanya saja."Amanda langsung bangun dan melihat sebuah roti yang telah diberi selai didalamnya. "Cuma itu yang tersisa dari makanan yang kamu bawa.""Lumayan! Setidaknya aku masih bisa mengisi perutku sebelum kembali pulang untuk mengganti pakaian.""Memangnya kamu mau kemana?""Aku harus bekerja! Aku bukan putri bangsawan yang harus duduk manis untuk me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-14
Baca selengkapnya
5. Mau Kemana?
Jon mencari petunjuk untuk mengetahui dimana Amanda saat ini. Dia berjalan di sekitar sepeda yang di temukannya. Tapi Jon melihat beberapa orang yang dikenalnya berkeliaran mencari keberadaannya disana.Jon bersembunyi sebelum mereka mengetahui kalau Jon ada didesa itu."Aku harus sembunyi. Aku tidak bisa tertangkap oleh mereka, aku harus mencari Amanda lebih dulu."Jon menyelinap melarikan diri ke arah berlawanan. Dia mencari petunjuk dimulai dari rumah Amanda. Jon tahu kalau desa itu sangat kecil sehingga akan mudah menemukan dimana rumah Amanda."Nyonya, maaf boleh aku bertanya?""Iya.""Apakah Nyonya tahu di mana rumah Amanda?""Amanda? Amanda yang mana?"Jon kebingungan karena dia tidak tahu nama panjang Amanda. "Dia berusia sekitar 22 atau 23 tahun, rambutnya panjang warna coklat terus dia putih. Oh satu lagi, dia hanya punya seorang Ayah.""Oh Amanda itu. Rumahnya ada didepan sana. Nanti kamu lur
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya
6. Hutang Lunas
"Mau kemana anda Tuan?" Jon siap menembak kepala Tuan Pedro yang ingin melarikan diri setelah dia menculik Amanda."Ampun! Ampuni aku!""Berdirilah!" Minta Jon kepada Pedro.Pria tua itu akhirnya berdiri dan mengangkat kedua tangannya. Kancing kemeja yang digunakannya sudah terlepas karena dia ingin menyentuh tubuh Amanda."Jalan!" Dorong Jon pada bahu Pedro untuk berjalan keluar dari dalam rumah. Seluruh anak buah Pedro berhasil dibunuh Jon ketika adu tembak tadi."Angkat tanganmu tinggi-tinggi!" Minta Jon kepada Pedro. Pedro terpaksa menurut perintah Jon karena dia tidak mau mati ditembak oleh pria yang wajahnya tidak terlihat."Jangan tembak Tuan. Ampuni saya!""Aku akan mengampunimu dengan saty syarat. Apa kamu mau mengikuti syarat yang aku buat?""Apa itu Tuan?" jawab Pedro dengan gugup."Jangan pernah memaksa menikah dengan Amanda. Batalkan pernikahan itu dan jauhi keluarganya. Jika sampai kamu ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-15
Baca selengkapnya
7. Kemana?
Nathan sampai meminta seorang hacker mencari keberadaan sinyal terakhir ponsel Gabriel tapi hasilnya tetal sama. Ponsel itu sudah tidak dapat ditemukan lagi dan titik terakhir berada disekitar mobil Gabriel terjatuh. "Kemana lagi aku mencarimu? Minggu depan semua ketua mafia akan berkumpul untuk membicarakan hal penting, tapi kamu tidak ada. Apa yang harus aku lakukan?" Nathan sampai bingung harus mencari keberadaan sahabatnya itu. Sementara Amanda yang telah selamat dari sekapan Tuan Pedro telah diantar oleh Jon ke rumah Amanda. Sebelum Amanda masuk ke dalam rumah, dia dan Jon saling menatap. "Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang tepat waktu." "Jangan berterima kasih Amanda. Apa yang aku lakukan sudah seharusnya sebagai teman." "Ya sudah! Kalau begitu aku masuk. Oh ya, ini ada sedikit uang untukmu membeli makanan. Maaf aku tidak bisa mengantarkan makanan untukmu hari ini." "Tidak usah! Pegang saja, kamu bisa mengg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-08
Baca selengkapnya
8. Menghilang
Gabriel tidak menjawabnya, dia meminta supir untuk segera berjalan sesuai arahan Gabriel kemana dia akan pergi. Gabriel tiba di simpan rumah Amanda. Dia melihat sudah tidak ada sepeda Amanda ada di halamannya. Itu artinya Amanda sedang pergi untuk bekerja. "Masuklah ke dalam rumah itu, Nathan. Berikan uang ini kepada orang yang ada dirumah itu. Katakan ini uang untuk Amanda, ancam dia untuk tidak menggunakannya dan menyerahkannya secara utuh ketangan Amanda." "Amanda? Seorang wanita?" Gabriel menatap tajam ke arah Nathan karena terlalu banyak bertanya saat ini. "Baiklah! Aku akan masuk." Gabriel memperhatikannya dari dalam mobil ketika pintu rumah dibuka. Seorang pria yang tampak kusut baru bangun tidur bertanya kepada Nathan. Nathan memberikan amplop yang ada ditangannya sambil mengeluarkan senjata untul mengancam Ayah Amanda. Gabriel sampai tersenyum kecil ketika melihat aksi sahabatnya yang terlalu berlebihan dalam mengancam Ayah Amanda. Gabriel kembali menaikkan kaca jend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-09
Baca selengkapnya
9. Rapat Penting
Gabriel berdiri di balkon kamar pribadi yang mewah, memegang gelas berisi minuman alkohol di tangan kanannya. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, tapi tidak mampu mengusir panasnya rasa yang membara di dalam dada. Wajah Amanda, dengan senyum lembut dan mata yang berbinar, terus menerus menghantui pikirannya. Tiga bulan mereka bersama, bagaikan suatu mimpi indah yang kini terasa begitu jauh. Dia mencoba mengalihkan pandangannya ke lampu-lampu kota yang berkelap-kelip di kejauhan, berharap bisa menghilangkan bayang-bayang Amanda dari benaknya. Namun, semakin dia mencoba untuk melupakannya, semakin kuat pula kenangan tentang Amanda muncul kembali. Setiap tawa, setiap sentuhan, setiap kata yang pernah mereka ucapkan bersama kembali berputar dalam ingatannya. Dengan frustrasi, Gabriel menghela napas berat dan berkata pada diri sendiri, "Aku harus berhenti memikirkan dia. Aku perlu fokus." Namun, suaranya terdengar getir dan penuh keraguan. Dia tahu, meski berusaha keras untuk melupa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-10
Baca selengkapnya
10. Tidak Senang
Pagi itu, udara masih segar ketika Amanda dengan cekatan menyiapkan segala keperluan ayahnya. Dari menyeduhkan teh hangat hingga menyembunyikan uang dalam amplop cokelat yang diberikan oleh tidak dikenal pada pintu rumahnya. Dengan perasaan yang bercampur antara sayang dan kewajiban, Amanda mengecek kembali semua yang telah disiapkannya di meja dapur. Namun, keheningan pagi itu tiba-tiba terpecah oleh suara ketukan di pintu rumahnya. Zivana. Tok! Tok! Amanda yang sibuk didapur, langsung membuka pintu dan terkejut melihat seorang pria tua berdiri di depan mereka. Pria itu adalah orang yang telah dijodohkan oleh keluarga mereka untuk Amanda. Amanda, dengan mata yang melotot, memandang kebingungan ke arah pintu karena dia tidak menyangka kalau pria itu ada didepannya saat ini. Amanda, dengan apron yang masih terikat di pinggang, berjalan mendekat dengan langkah yang ragu. "Kenapa Anda datang pagi-pagi sekali ke rumah saya?" tanyanya dengan nada yang mencoba tetap sopan namun terde
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-08-12
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status