Share

2. Jon!

Author: Julie
last update Last Updated: 2024-07-13 15:43:11

"Cepat cari dan temukan dia!" Perintah seorang pria yang merupakan komando dari para pria yang tengah berlarian mencari seseorang.

Amanda sendiri dengan kesusahan membawa pria yang dibantunya untuk mencari tempat yang bisa digunakan oleh pria itu.

"Tubuhmu benar-benar berat. Apa begitu banyak dosa dalam dirimu sampai segitu beratnya?"

Pria itu hanya diam, dia tidak banyak bicara sejak ditemukan Amanda. Baginya saat ini hanya segera diobati pada luka yang ada ditubuhnya apalagi diluka tusukan diperut.

"Tunggu disini. Aku akan coba bicara dengan pemilik rumah kecil itu. Siapa tahu kamu bisa tinggal disana sampai sembuh."

Pria itu hanya menganggukkan kepalanya. Dia memilih membaringkan tubub di atas gerobak kayu yang dibawa Amanda. Setelah sepuluh menit, Amanda kembali.

"Kamu harus membayar uang ganti rugi setelah sembuh. Aku terpaksa mengeluarkan uang untuk menyewa rumah ini. Padahal uang itu mau aku gunakan untuk pergi kekota mencari pekerjaan yang lebih bagus." Amanda terus mengomel karena uangnya terkuras habis untuk membayar sewa rumah.

Amanda membantu pria itu turun dari gerobak dan membawanya masuk ke dalam rumah. Didalam rumah itu sendiri hanya ada kasur yang penuh debu dan juga kursi kayu yang bagian sandarannya sudah terlepas.

"Duduklah disini. Aku akan membersihkan kamar tidurmu. Jangan lihat bentuk rumahnya karena hanya ini yang bisa aku bantu."

"Aku berterima kasih kepadamu Nona. Kamu sungguh sangat baik."

"Jika kamu tidak terluka, aku tidak akan mau membantumu."

Amanda membersihkan kamar yang akan ditempati pria itu. Bahkan Amanda menyapu lantai kamar serta memukul kasur agar debunya hilang.

"Ayo berbaringlah didalam kamar. Setidaknya kamu bisa merebahkan diri."

Dengan merangkul bahu Amanda, pria itu mulai berjalan dengan menopang tubuhnya pada Amanda. Amanda berusaha kuat agar tidak terjatuh karena tubuh pria itu sangat berat.

"Aahhh! Tubuhmu benar-benar berat. Tidurlah sebentar disini, aku akan mencari pakaian dan beberapa obat untuk lukamu."

Amanda membalikkan badannya untuk pergi tapi pria itu langsung memegang tangannya. Amanda kembali melihat ke arah belakang dan kaget ketika tangannya disentuh oleh pria yang tidak dikenal.

"Terima kasih kamu sudah menyelamatkan aku. Tapi aku mohon jangan berita siapapun kalau aku ada disini."

"Baiklah!" Jawab Amanda yang merasa terhipnotis dengan wajah serta suaranya yang sedikit berat.

Pria itu melepaskan tangan Amanda. Amanda segera pergi dari rumah kayu itu dengan menutup pintu. Amanda kembali ke rumahnya untuk mengambil beberapa baju yang dikiranya pas dengan ukuran pria tadi.

"Amanda!" panggil Ayahnya yang tahu Amanda sudah pulang.

Amanda tampak cuek karena dia sedang tidak ingim berdebat dengan Ayahnya. Amanda memilih mengambil beberapa baju yang dikiranya muat tas.

"Amanda! Apa kamu tidak mendengar Ayah memanggilmu? Ayah cuma mau mengingatkanmu kalau pernikahanmu dengan Tuan Pedro akan dilakukan tiga hari lagi. Jadi kamu bersiaplah, Tuan Pedro sudah memberikan sejumlah uang untukmu belanja pakaian."

Amanda yang kesal membanting baju yang akan dimasukkannya ke dalam tas dan berjalan keluar kamar untuk mencari Ayahnya.

"Ayah kembali mengambil uang yang diberikan ole si tua bangka itu? Apa belum cukup bagi Ayah menjual anak ayah ini? Sekali lagi aku ingatkan kepadamu, jika kamu terus memaksaku menikah dengan tua bangka itu maka aku tidak akan menganggapmu sebagai Ayahku lagi."

Amanda masuk ke dalam kamar dan mengambil tas ransel yang sudan berisikan beberapa baju serta obat yang akan diberikannya kepada pria tadi.

"Mau kemana kamu Amanda?"

"Bukan urusan Ayah! Bukankah Ayaj hanya peduli dengan uang? Maka makanlah uang yang diberikan oleh pria itu hingga habis. Aku tidak akan menyentuh sepersenpun uang itu. Lebih baik aku bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang."

Amanda langsung meninggalkan kembali rumahnya. Dia tidak mau hatinya kembali terluka jika terus berada didalam rumah. Tapi kenyataannya dia akan tetap kembali kerumah itu jika emosinya mereda.

Amanda pergi menggunakam sepeda yang selalu digunakannya untuk pergi bekerja. Selama diperjalanan dia melihat banyak pria berpakaian rapi menggunakan jas. Amanda tidak tahu apa yang dilakukan oleh pria yang tampaknya seperti seorang bodyguard atau anak buah sebuah kelompok.

Amanda terus berjalan dan tidak mempedulikan pemandangan yang ada didepannya.

"Apakah kalian melihat seorang pria terapung dipantai?"

"Tidak Tuan. Kami tidak melihatnya."

Para pria dengan setelan hitam itu terus mencari dan bertanya kepada warga sekitar soal penemuan tubuh pria yang terapung di pantai. Tapi tidak ada satupun warga yang melihatnya sehingga mereka memilih pergi.

Amanda sampai kembali dirumah kayu kecil tempat dia menyembunyikan pria yang ditemukannya.

"Kamu sudah kembali?" tanya pria itu ketika dia melihat Amanda tiba.

"Ya! Aku tidak akan meninggalkanmu dalam keadaan seperti ini. Sekarang bukah pakaianmu, Aku akan mengobati luka diperutmu itu."

Pria itu membuka kancing kemejanya dan melepaskan kemeja yang penuh dengan darah. Amanda yang mengambil obat didalam tas tidak melihat bentuk tubuhnya. Tapi ketika Amanda membalikkan badannya, Amanda terkejut melihat bentuk tubuh pria yang terbaring diatas ranjang.

"Hmm! Aku akan mengolesi obat ini, jadi kamu bisa menahan rasa sakitnya."

"Lakukan saja!"

Amanda duduk disamping pria itu dengan panjangan yang berusaha dijaganya. Dia melihat tubuh kekar pria itu dengan satu tato yang mencuri pandangan Amanda. Tato bergambar setangkai mawar yang ukurannya tidak terlalu besar dan juga tidak terlalu kecil.

"Nona! Disini lukanya." ucao pria itu ketika dia menyadari Amanda memperhatikan tato yang ada didadanya.

"Iya aku tahu." Amanda mulai mengolesi obat pada lukanya. Pria itu merintih kesakitan karena terasa perih.

"Tahanlah! Ini memang perih tapi bisa membuatmu sembuh dengan cepat."

"Shit! Apa yang kamu berikan? Kenapa begitu perih saat mengenai lukaku?"

"Apa? Kamu memakiku? Aku sudah memberikanmu obat secara cuma-cuma tapi kamu mengatakam sesuatu yang buruk."

Pria itu kembali mengontrol emosinya. Dia tidak bisa bersikap seperti biasa yang penuh emosi dan amarah ketika dia merasa tidak nyaman. Pria itu menahan rasa sakitnya ketika Amanda kembali mengolesi obat dibagian luka tusukan dan baru menutupnya dengan perban.

"Sudah! Lukanya sudah aku tutup dengan perban. Bukannya berterima kasih malah memakiku."

"Maafkan aku! Aku tidak sengaja mengatakannya karena terlalu sakit. Tapu terima kasih kamu mau mengobati lukaku."

"Ya sudah! Tapi siapa namamu?"

Pria itu diam dan menatap lurus kedepan. "Kenapa kamu diam saja? Aku sedang bertanya kepadamu, siapa namamu?"

"Aku tidak ingat! Aku tidak ingat siapa namaku!"

Amanda meletakkan obat tadi disamping dan memilih duduk sambil menatap pria yang sedang bersandar pada tembok.

"Kamu tidak ingat siapa namamu?"

"Iya!"

"Kamu juga tidak ingat sedang berada dimana dan apa yang terjadi denganmu?"

Pria itu kembali menganggukkan kepalanya. Amanda mendekatkan wajahnya dan melihat ke area kepala pria itu untuk mencari luka yang membuatnya sampai lupa dengan semua kejadian bahkan namanya sendiri.

"Tidak ada yang terluka?" Ucapnya kepada pria itu setelah memeriksanya.

Saat Amanda mendekatinya tanpa Amanda ketahui posisi kepanya mendekati kulit leher Amanda sehingga dia bisa mencium aroma vanila pada tubuh Amanda.

"Kamu yakin tidak bisa mengingat semuanya bahkan namamu?" Pria itu kembali menganggukkan kepalanya.

"Aku benar-benar tidak mengingatnya kecuali saat aku membuka mata dan melihatmu ada didepanku."

Amanda berdiri dan berjalan mengambil pakaian yang akan diberikannya kepada pria itu. "Hanya ada ini dirumahku, semoga saja muat untuk kamu pakai."

"Terima kasih." ucapnya sambil mencium aroma vanila yang sama pada pakaian yang diberikan Amanda.

"Vanila! Apa kamu menggunakan parfum aroma Vanila?"

"Bagaimana kamu mengetahuinya? Apa kamu mencium aroma tubuhku?" tanya Amanda dengan kedua tangan dipinggang.

"Disini!" kata pria itu sambil mencium baju yang diberikan oleh Amanda.

"Pakailah! Aku akan pergi membeli makanan untukmu. Nanti malam aku tidak bisa kesini karena harus bekerja."

"Kamu bekerja?"

"Iya. Aku harus bekerja keras lagi. Uangku sudah terpakai untuk menyewa rumah ini dan sekarang akan membelikanmu makanan. Aku pergi, didalam tas ini ada beberapa pakaian untukmu."

Amanda berbalik badan dan pergi meninggalkan kamar pria itu. Saat di pintu rumah, Amanda teringat sesuatu, dia kembali ke dalam dan berdiri didepan pintu kamar.

"Jon! Aku memberi namamu Jon. Bagaimana?"

"Terserah padamu saja."

Amanda tersenyum karena dia melihat Jon memakai baju kaos milik Amanda dengan sangat ketat.

"Apa tampak lucu? Apakah tidak ada yang lebih besar? Ini terlalu sempit untuk aku gunakan."

"Pakai saja untuk malam ini. Jika aku mendapatkan tips yang banyak aku akan membelikanmu baju dengan ukuran lebih besar. Tapi kamu tampak seksi menggunakannya."

Amanda menertawakan Jon sebelum dia pergi. Jon memperhatikan senyuman Amanda yang membuatnya kembali terpesona dengan Amanda.

"Manis!" ucap Jon

Related chapters

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   3. Wanita Spesial

    "Cantik!" Hanya kata itu yang keluar daribmulut Jon ketika Amanda tersenyum kepadanya sebelum dia pergi bekerja.Jon melihat makanan yang sudah disiapkan oleh Amanda sebelum dia pergi. Jon mengambil satu persatu dan menikmatinya karena Jon merasa kelaparan. Setelah menghabiskan makanan itu, Jon mencoba mengintip dibalik jendela situasi dirumah kayu yang disiapkan oleh Amanda."Tampaknya aman. Aku belum bisa pergi dari sini dalam kondisi seperti sekarang. Lebih baik tidak ada yang mengenalku dan mengira aku sudah tiada."Jon kembali ke atas kasur yang jauh dari kata empuk. Jon sama sekali tidak menggunakan baju yang dibawa Amanda karena ukurannya sangat kecil. Tapi Jon menyukai aroma vanila pada baju milik Amanda. Dia meletakkan baju milik Amanda sebagai alas untuk kepalanya."Pesanan dimeja 13 meminta kamu yang mengantarkannya, Amanda.""Kenapa harus aku?" Amanda mencoba mengintip dari dapur ke arah depan untuk melihat siapa yang ada di m

    Last Updated : 2024-07-14
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   4. Diculik

    Setelah semalaman menangis, Amanda ketiduran diatas kasur milik Jon. pagi ini dia harus kembali bekerja karena dia bukan seorang putri kaya raya yang harus menikmati mimpinya dikala pagi.Amanda membuka mata dan terkejut ketika dia melihat Jon duduk dikursi sambil menatapnya."Kamu membuatku kaget saja. Apa yang kamu lakukan disana? Kenapa kamu bangun sangat pagi seperti ini?""Aku sudah duduk disini sejak semalam karena ada seorang wanita menangis semalaman dan tertidur di atas kasurku." Jon bangun dan mengajak Amanda berdiri. "Bangunlah! Aku sudah menyiapkan sarapan seadanya saja."Amanda langsung bangun dan melihat sebuah roti yang telah diberi selai didalamnya. "Cuma itu yang tersisa dari makanan yang kamu bawa.""Lumayan! Setidaknya aku masih bisa mengisi perutku sebelum kembali pulang untuk mengganti pakaian.""Memangnya kamu mau kemana?""Aku harus bekerja! Aku bukan putri bangsawan yang harus duduk manis untuk me

    Last Updated : 2024-07-14
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   5. Mau Kemana?

    Jon mencari petunjuk untuk mengetahui dimana Amanda saat ini. Dia berjalan di sekitar sepeda yang di temukannya. Tapi Jon melihat beberapa orang yang dikenalnya berkeliaran mencari keberadaannya disana.Jon bersembunyi sebelum mereka mengetahui kalau Jon ada didesa itu."Aku harus sembunyi. Aku tidak bisa tertangkap oleh mereka, aku harus mencari Amanda lebih dulu."Jon menyelinap melarikan diri ke arah berlawanan. Dia mencari petunjuk dimulai dari rumah Amanda. Jon tahu kalau desa itu sangat kecil sehingga akan mudah menemukan dimana rumah Amanda."Nyonya, maaf boleh aku bertanya?""Iya.""Apakah Nyonya tahu di mana rumah Amanda?""Amanda? Amanda yang mana?"Jon kebingungan karena dia tidak tahu nama panjang Amanda. "Dia berusia sekitar 22 atau 23 tahun, rambutnya panjang warna coklat terus dia putih. Oh satu lagi, dia hanya punya seorang Ayah.""Oh Amanda itu. Rumahnya ada didepan sana. Nanti kamu lur

    Last Updated : 2024-07-15
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   6. Hutang Lunas

    "Mau kemana anda Tuan?" Jon siap menembak kepala Tuan Pedro yang ingin melarikan diri setelah dia menculik Amanda."Ampun! Ampuni aku!""Berdirilah!" Minta Jon kepada Pedro.Pria tua itu akhirnya berdiri dan mengangkat kedua tangannya. Kancing kemeja yang digunakannya sudah terlepas karena dia ingin menyentuh tubuh Amanda."Jalan!" Dorong Jon pada bahu Pedro untuk berjalan keluar dari dalam rumah. Seluruh anak buah Pedro berhasil dibunuh Jon ketika adu tembak tadi."Angkat tanganmu tinggi-tinggi!" Minta Jon kepada Pedro. Pedro terpaksa menurut perintah Jon karena dia tidak mau mati ditembak oleh pria yang wajahnya tidak terlihat."Jangan tembak Tuan. Ampuni saya!""Aku akan mengampunimu dengan saty syarat. Apa kamu mau mengikuti syarat yang aku buat?""Apa itu Tuan?" jawab Pedro dengan gugup."Jangan pernah memaksa menikah dengan Amanda. Batalkan pernikahan itu dan jauhi keluarganya. Jika sampai kamu ma

    Last Updated : 2024-07-15
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   7. Kemana?

    Nathan sampai meminta seorang hacker mencari keberadaan sinyal terakhir ponsel Gabriel tapi hasilnya tetal sama. Ponsel itu sudah tidak dapat ditemukan lagi dan titik terakhir berada disekitar mobil Gabriel terjatuh. "Kemana lagi aku mencarimu? Minggu depan semua ketua mafia akan berkumpul untuk membicarakan hal penting, tapi kamu tidak ada. Apa yang harus aku lakukan?" Nathan sampai bingung harus mencari keberadaan sahabatnya itu. Sementara Amanda yang telah selamat dari sekapan Tuan Pedro telah diantar oleh Jon ke rumah Amanda. Sebelum Amanda masuk ke dalam rumah, dia dan Jon saling menatap. "Sekali lagi terima kasih atas bantuanmu. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang tepat waktu." "Jangan berterima kasih Amanda. Apa yang aku lakukan sudah seharusnya sebagai teman." "Ya sudah! Kalau begitu aku masuk. Oh ya, ini ada sedikit uang untukmu membeli makanan. Maaf aku tidak bisa mengantarkan makanan untukmu hari ini." "Tidak usah! Pegang saja, kamu bisa mengg

    Last Updated : 2024-08-08
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   8. Menghilang

    Gabriel tidak menjawabnya, dia meminta supir untuk segera berjalan sesuai arahan Gabriel kemana dia akan pergi. Gabriel tiba di simpan rumah Amanda. Dia melihat sudah tidak ada sepeda Amanda ada di halamannya. Itu artinya Amanda sedang pergi untuk bekerja. "Masuklah ke dalam rumah itu, Nathan. Berikan uang ini kepada orang yang ada dirumah itu. Katakan ini uang untuk Amanda, ancam dia untuk tidak menggunakannya dan menyerahkannya secara utuh ketangan Amanda." "Amanda? Seorang wanita?" Gabriel menatap tajam ke arah Nathan karena terlalu banyak bertanya saat ini. "Baiklah! Aku akan masuk." Gabriel memperhatikannya dari dalam mobil ketika pintu rumah dibuka. Seorang pria yang tampak kusut baru bangun tidur bertanya kepada Nathan. Nathan memberikan amplop yang ada ditangannya sambil mengeluarkan senjata untul mengancam Ayah Amanda. Gabriel sampai tersenyum kecil ketika melihat aksi sahabatnya yang terlalu berlebihan dalam mengancam Ayah Amanda. Gabriel kembali menaikkan kaca jend

    Last Updated : 2024-08-09
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   9. Rapat Penting

    Gabriel berdiri di balkon kamar pribadi yang mewah, memegang gelas berisi minuman alkohol di tangan kanannya. Angin malam yang sejuk menerpa wajahnya, tapi tidak mampu mengusir panasnya rasa yang membara di dalam dada. Wajah Amanda, dengan senyum lembut dan mata yang berbinar, terus menerus menghantui pikirannya. Tiga bulan mereka bersama, bagaikan suatu mimpi indah yang kini terasa begitu jauh. Dia mencoba mengalihkan pandangannya ke lampu-lampu kota yang berkelap-kelip di kejauhan, berharap bisa menghilangkan bayang-bayang Amanda dari benaknya. Namun, semakin dia mencoba untuk melupakannya, semakin kuat pula kenangan tentang Amanda muncul kembali. Setiap tawa, setiap sentuhan, setiap kata yang pernah mereka ucapkan bersama kembali berputar dalam ingatannya. Dengan frustrasi, Gabriel menghela napas berat dan berkata pada diri sendiri, "Aku harus berhenti memikirkan dia. Aku perlu fokus." Namun, suaranya terdengar getir dan penuh keraguan. Dia tahu, meski berusaha keras untuk melupa

    Last Updated : 2024-08-10
  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   10. Tidak Senang

    Pagi itu, udara masih segar ketika Amanda dengan cekatan menyiapkan segala keperluan ayahnya. Dari menyeduhkan teh hangat hingga menyembunyikan uang dalam amplop cokelat yang diberikan oleh tidak dikenal pada pintu rumahnya. Dengan perasaan yang bercampur antara sayang dan kewajiban, Amanda mengecek kembali semua yang telah disiapkannya di meja dapur. Namun, keheningan pagi itu tiba-tiba terpecah oleh suara ketukan di pintu rumahnya. Zivana. Tok! Tok! Amanda yang sibuk didapur, langsung membuka pintu dan terkejut melihat seorang pria tua berdiri di depan mereka. Pria itu adalah orang yang telah dijodohkan oleh keluarga mereka untuk Amanda. Amanda, dengan mata yang melotot, memandang kebingungan ke arah pintu karena dia tidak menyangka kalau pria itu ada didepannya saat ini. Amanda, dengan apron yang masih terikat di pinggang, berjalan mendekat dengan langkah yang ragu. "Kenapa Anda datang pagi-pagi sekali ke rumah saya?" tanyanya dengan nada yang mencoba tetap sopan namun terde

    Last Updated : 2024-08-12

Latest chapter

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   33. Kemarahan Gabriel

    Mobil hitam dengan kaca gelap melaju kencang di jalanan kota, mengoyak hening malam. Di dalamnya, Gabriel mengepalkan tinjunya kuat-kuat, urat-urat di dahinya menonjol, menandakan betapa marahnya dia. Setiap kali pikirannya melayang pada serangan yang baru saja dia alami, jantungnya berdegup lebih keras. Sopirnya melirik sekilas melalui kaca spion, menangkap bayangan wajah Gabriel yang terlihat tegang. Di kursi belakang, dua orang anak buahnya duduk dengan waspada, sesekali memeriksa keluar jendela, memastikan tidak ada yang mencurigakan mengikuti mereka. "Amanda... pastikan dia aman," suara Gabriel terdengar parau, mencoba menenangkan diri tapi gagal. Dia mengeluarkan ponselnya, jari-jarinya gemetar saat mengetik nomor Amanda. Tapi, layar ponsel menunjukkan bahwa ponsel Amanda tidak aktif. Hatinya semakin resah. "Boss, saya sudah perintahkan tim untuk mengawasi apartemen Miss Amanda. Mereka akan melaporkan segera jika ada yang tidak beres," kata salah satu anak buahnya, mencoba

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   32. Penyerang

    Gabriel memarkir mobilnya di depan apartemen mewah yang menjadi tempat tinggal baru Amanda. Ia membantu Amanda membawa barang-barang hadiah yang diberikan tadi malam ke lobi gedung tersebut. Amanda, dengan senyum yang tak pernah pudar, berterima kasih kepada Gabriel atas semua kebaikan yang telah diberikan kepadanya, termasuk makan malam yang hangat dan penuh kejutan."Dengan senang hati, Amanda. Semoga kamu suka dengan semua ini," ujar Gabriel dengan senyum simpul, menyembunyikan rahasia besar di balik semua 'fasilitas kantor' yang sebenarnya hanya untuk Amanda.Mereka berdua melangkah masuk ke dalam lift, dan Amanda terus mengagumi detail apartemen baru yang akan menjadi rumahnya. Cahaya lampu yang hangat dan desain interior yang elegan membuatnya semakin takjub. Gabriel hanya tersenyum melihat reaksi Amanda, tahu bahwa semua ini adalah bagian dari rencananya untuk lebih dekat dengan wanita itu."Tidak sabar untuk melihat reaksi kamu saat memakai kalung yang sudah aku berikan tadi,"

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   31. Cerita Sebenarnya

    Gabriel menatap Amanda dengan pandangan yang mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam. "Aku harus menyembunyikan identitasku, Amanda. Jika tidak, musuh-musuhku akan dengan mudah menemukanku di desa ini," ungkapnya dengan nada serius. Amanda mengerutkan keningnya, rasa tidak percaya terpancar dari matanya. "Aku tidak akan pernah memberitahu mereka, Gabriel! Aku tidak akan melakukannya meskipun kamu terus menyembunyikan hal ini dariku," protesnya, suara penuh emosi. Gabriel tersenyum lembut, matanya berkilauan penuh kelembutan. "Aku tahu, Amanda. Aku tahu kamu bukan tipe wanita yang akan mengkhianati kepercayaan seseorang," katanya, suaranya penuh keyakinan. "Itulah mengapa aku memilih untuk percaya dan meminta bantuanmu." Amanda tampak sedikit lebih tenang namun masih penasaran. "Lalu, siapa yang ingin menemukanmu? Siapa musuhmu itu?" tanyanya, rasa ingin tahu jelas terlihat di wajahnya. Gabriel menghela napas, matanya sejenak terlihat gelap sebelum dia menjawab. "Itu cerit

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   30. Jujur

    Gabriel membuka pintu penthouse mewahnya dengan senyum lebar di wajahnya. "Selamat datang kembali, Amanda," ucapnya, sambil memberikan isyarat agar Amanda masuk ke dalam. Ruangan itu tampak terang dengan dekorasi modern yang elegan, sama seperti yang pertama kali Amanda lihat saat Nathan memperkenalkannya beberapa waktu lalu.Amanda melangkah masuk, matahari sore menyinari ruang tamu melalui jendela besar yang menawarkan pemandangan kota yang memukau. Gabriel mempersilakan Amanda untuk duduk di sofa yang empuk. "Aku akan memasak sesuatu untukmu," kata Gabriel sambil berjalan ke dapur terbuka yang terletak tak jauh dari ruang tamu.Amanda, yang masih terkejut dengan keahlian memasak Gabriel, bertanya dengan nada penasaran, "Kamu bisa memasak, Tuan Gabriel?" Dia mengingat Gabriel sebagai pria yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, jarang memiliki waktu untuk hal-hal seperti memasak.Gabriel tersenyum sambil mengambil beberapa bahan dari kulkas. "Tenang saja, Amanda. Aku memang bukan kok

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   29. Makan Malam

    Pukul lima tepat, Gabriel keluar dari ruangannya dengan langkah pasti. Cahaya sore yang mulai redup menyorot wajahnya yang tampak serius. Amanda masih sibuk dengan tumpukan berkas di meja kerja sementara yang telah ia gunakan selama beberapa minggu terakhir. Tiba-tiba, tanpa aba-aba, Gabriel memanggil sekretarisnya dengan suara yang cukup keras sehingga membuat Amanda dan beberapa rekan kerja lainnya menoleh ke arahnya."Saya ingin mulai besok, meja kerja Amanda dan Nathan diletakkan di dalam ruang saya," ucap Gabriel dengan tegas. "Cukup satu meja besar saja untuk mereka berdua."Amanda dan Nathan saling pandang, keduanya tampak terkejut dan bingung dengan keputusan tiba-tiba dari Gabriel. Amanda merasa jantungnya berdegup kencang, bingung harus merespon seperti apa. Nathan, yang biasanya tenang, kali ini terlihat mengernyitkan dahi, jelas tidak senang dengan perubahan mendadak ini.Gabriel kemudian mendekati Amanda, matanya menatap langsung ke dalam mata Amanda yang masih terbuka le

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   28. Pertemuan Beda

    "Samuelllll" teriak Gabriel yang melihat pelipis mata Amanda berdarah.Wajah Gabriel memerah, urat-uratnya menonjol seiring emosi yang memuncak. Dengan langkah yang mantap dan penuh amarah, ia mendekati Samuel yang berdiri dengan tampang tak berdosa. Tanpa peringatan, Gabriel melayangkan pukulan keras ke wajah Samuel. Pria itu tersentak, terlempar ke lantai dengan mulut berdarah.Amanda, dengan mata yang sudah berkaca-kaca, berlari mendekati Gabriel. Ia memegang lengan Gabriel yang masih gemetar karena marah, "Jon, jangan! Tolong, hentikan!" suaranya parau, memohon.Gabriel, dengan nafas yang masih tersengal, menatap wajah Amanda. Matanya yang tajam menelisik, mencari alasan di balik permohonan Amanda. "Mengapa kau memohon untuknya, Amanda? Apa yang membuatmu menaruh belas kasihan pada pria yang telah menyakitimu?" tanyanya, suara berat penuh kekecewaan.Amanda menggigit bibir, matanya semakin berkaca-kaca, "Aku hanya... aku tidak ingin kau menjadi pembunuh, Jon. Itu bukan dirimu," uc

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   27. Surat Wasiat

    Amanda berdiri tegap di ruang tunggu besar yang berhiaskan mahkota kristal di langit-langitnya. Hari ini, dia akan bertemu dengan Gabriel Wilton, bos yang belum pernah dia temui sejak dipekerjakan sebagai asisten pribadi. Rumor yang beredar mengatakan bahwa Gabriel adalah sosok yang keras kepala dan sering kali hilang tanpa kabar ketika marah.Di sisi lain, Nathan, teman sekerja Amanda, tampak gelisah memeriksa jam tangannya berkali-kali. Dia tahu Gabriel biasa menenangkan diri di villa keluarga Wilton ketika sesuatu mengusik emosinya. Nathan berharap bahwa minggu ini Gabriel akan kembali tepat waktu karena hari ini adalah hari penting; hari membaca isi surat wasiat kakek Wilton.Tepat pukul sepuluh pagi, langkah berat terdengar memasuki ruangan. Semua mata tertuju pada pintu masuk. Gabriel, dengan rambutnya yang rapi serta pakaian setelan jas mahal dan pas ditubuhnya membuat penampilan Gabriel sangat memukau. Dia mengenakan setelan jas hitam yang sempurna, namun ada sedikit kerutan d

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   26. Ingin Membunuhnya

    "Ternyata benar, engkau! Mengapa? Mengapa harus kakekku?" desak Gabriel, suaranya bergetar namun penuh kekuatan.Gabriel mendatangi sebuah rumah yang sudah lama kosong. Ternyata itu adalah rumah ketika Kakek Mai muda sebelum menjadi seorang pria kaya raya. Kakek Mai berteman dengan Kakek Wilton saat mereka sama-sama merintih kesuksesan. Hal ini bisa terlihat dari foto kebersamaan mereka yang masih tersimpan didalam rumah itu.Tidak ada satupun orang yang bisa ditemui Gabriel. Bahkan Gabriel tidak tahu dimana Kakek Mai tinggal. Selama ini Gabriel hanya tahu jika Kakek Mai adalah keturunan China yang suka hidup berpindah-pindah. Walaupun perusahaannya ada di Las Vegas tapi Kakek Mai tidak pernah ada ditempat."Aku harus menemukanmu, Kakek Mai. Aku harus tahu kenapa kamu sampai tega membunuh sahabatmu sendiri." Gabriel menatap foto Kakek Wilton yang memeluk Kakek Mai.Gabriel menjejakkan kaki keluar dari bangunan tua yang kosong, dengan foto yang telah lusuh di tangannya; foto itu menam

  • Pak Tua Ditolak, Cinta Mafia Bertindak   25. Sahabat Beliau

    "Baiklah Amanda. Aku rasa sudah semuanya aku beritahu kepadamu. Lusa Tuan Gabriel akan masuk ke kantor dan bertemu denganmu.""Baik Tuan Nathan. Terima kasih sudah mengajarkan dan memberitahuku tugas apa saja yang harus aku lakukan. Kalau begitu, aku permisi pulang Tuan.""Ya!"Saat Amanda meninggalkan ruang tamu penthouse, Gabriel mengirim pesan kelada Nathan agar Amanda pulang diantarkan oleh supir pribadi Gabriel."Amanda! Amanda." Panggil Nathan kepada Amanda yang sudah ada didepan lift."Anda memanggilku, Tuan?""Ya. Kamu pulang diantar oleh supir Tuan Gabriel. Dia sudah menunggundi lobi bawah.""Terima kasih banyak Tuan Nathan."Amanda segera melangkah masuk ke dalam lift yang sudah terbuka, mengayunkan tas tangannya sembari melambaikan tangan pada Nathan yang masih berdiri di luar. Nathan yang bingung dengan kejadian tersebut, menoleh dan berbalik masuk ke dalam penthouse, berniat bertanya kepada Gabriel tentang situasi yang terjadi. Namun, begitu ia memasuki ruang, dia terkeju

DMCA.com Protection Status