"Anisa itu religius, mana mungkin merebut suami orang, kalaupun suami kamu akhirnya tertarik dengan Anisa itu karena kamu yang kurang becus di mata suami kamu, Clara!" Perkataan mertua Clara ketika Clara merasa pertemanan antara Bagaskara Mahendra suaminya dengan Anisa Mutiara terasa mencurigakan. Terlihat alim, santun, dan berpakaian tertutup, membuat semua orang yakin Anisa bukan setannya, dan label setan itu diberikan keluarga suaminya pada Clara Citra Cassandra yang seorang model dan tidak tertutup penampilannya seperti Anisa. Ketika tiba-tiba saja Anisa hamil dan meminta pertanggungjawaban Bagas, suami Clara, siapa yang harus disalahkan?
View MoreTelapak tangan Anisa mengepal tanpa sepengatahuan Pak Christ ketika perempuan itu mendengar Pak Christ memberikan tawaran tersebut padanya.Apalagi, seiring tawaran itu diucapkan oleh Pak Christ, tangan laki-laki itu juga semakin kuat meremas bagian dadanya hingga Anisa semakin merasa kesal bahkan muak sampai ia mendorong tubuh Pak Christ lalu ia beringsut mundur dan pura-pura batuk agar Pak Christ tidak mengira ia sengaja melakukan hal tersebut padanya."Maaf, Mas!" kata Anisa disela batuknya, sampai Pak Christ mengurungkan niatnya untuk mendamprat. "Kau sakit?" tanya Pak Christ dengan kening berkerut."Pengaruh hamil muda, Mas. Aku sering enggak enak badan, jadi aku minta maaf kalau sedikit kurang memuaskan."Anisa memberikan alasan padahal ia sedang muak dadanya diremas seperti tadi oleh Pak Christ itu sebabnya ia sampai melakukan hal seperti tadi pada Pak Christ dan Anisa lega Pak Christ terlihat tidak curiga sama sekali dengan apa yang ia perbuat. "Apa kau benar-benar tidak bis
"Ah, Mama. Aku mau keluar sebentar, sebentar aja, mau pergi sama Hasnah!" bohong Anisa sengaja menyebut Hasnah karena sang ibu mertua pasti akan setuju jika ia pergi dengan Hasnah."Oh, aku boleh ikut, Kak?"Tiba-tiba saja, Bella muncul dan langsung bicara seperti itu dengan wajah penuh harap. Selama kembali dari luar negeri, Bella memang tidak ada kegiatan yang berarti karena ia tidak mau menuruti apa kata Bagas untuk tidak kuliah di luar negeri.Praktis, Bella hanya di rumah, hingga adik Bagas itu merasa bosan. Bepergian dengan Anisa adalah hal yang disukai oleh Bella namun ketika Anisa menolak dengan dalih tidak nyaman dengan Hasnah karena mereka hanya pergi berdua saja Bella merasa kecewa."Ma, Kak Anisa sekarang enggak pernah ngajakin aku jalan, padahal sudah jadi istri Kak Bagas, kayak beda sama dulu waktu belum nikah sama Kak Bagas!" keluh Bella pada Berlina hingga Berlina menghela napas panjang. Sebenarnya, bukan hanya Bella yang mengeluhkan tentang Anisa yang dinilai tidak
Untuk sesaat, Bagas terlihat mati kutu, tidak tahu apa yang akan ia katakan, dibentak sedemikian rupa oleh sang istri, namun itu hanya sesaat. Sebagai pria yang terbiasa melakukan kebohongan semenjak bermain belakang dengan Anisa, Bagas sudah lihai mengucapkan kebohongan untuk membuat posisinya aman."Aku sudah bilang sama kamu, aku khilaf, Sayang. Aku memang khilaf melakukan itu dengan Anisa, tapi bukan aku yang menggoda, dia yang menggodaku dan aku pria normal, wajar jika aku akhirnya tergoda, yang penting bukan aku yang memulainya!" katanya membela diri."Wajar kata kamu? Kalau semua pria punya cara berpikir kayak kamu, enggak ada wanita yang bahagia setelah menikah, Bagas! Banyak kok pria di luar sana digoda perempuan penggoda, tapi mereka menolak, kenapa kamu enggak menolak dan menguatkan diri? Kamu selalu cemburu pada Sean padahal aku dan Sean berinteraksi sewajarnya, tapi kamu dan Anisa?"Clara tetap menyalahkan Bagas tidak terima dengan alasan Bagas yang mengatakan bahwa waja
Rasa marah Bagas membuat pria itu mendorong tubuh sang istri dengan kasar ke atas tempat tidur.Clara berusaha untuk melakukan perlawanan, karena ia sedang marah pada Bagas, tentu saja perempuan itu tidak mau melayani sang suami meskipun sang suami memaksanya sedemikian rupa.Apa yang dilakukan oleh Clara semakin menambah kemurkaan hati Bagas. Pria itu tidak suka ditolak apalagi jika sedang bernafsu seperti sekarang. Satu tangannya menarik paksa pakaian sang istri hingga apa yang dilakukan oleh Bagas membuat tubuh Clara tersentak. Rasa sakit tidak hanya dirasakan oleh Clara di hatinya saja sekarang tapi juga di tubuhnya. Bagas benar-benar memperlakukan dirinya dengan kasar hingga kekuatannya untuk menolak apa yang diinginkan oleh Bagas jadi menurun dan dengan mudahnya Bagas menyetubuhi istrinya yang hanya bisa menangis disentuh dengan kasar oleh sang suami seperti itu."Kau benar-benar memuaskan, Clara!" puji Bagas setelah berhasil mencapai puncak dan terbaring telentang di samping
Seketika, Nina mengakhiri panggilan tersebut, dan ia merenggangkan pelukannya pada tubuh Clara. Ditatapnya Clara yang juga saat itu melakukan hal yang sama padanya."Kenapa?" tanya Clara dengan tatapan mata penuh rasa ingin tahu. "Bagas."Nina sampai tidak bisa membeberkan apa yang dikatakan oleh Bagas ketika ia menerima panggilan itu untuk Clara. Ia hanya mampu mengatakan namanya saja, dan ini membuat Clara semakin penasaran dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh Bagas sampai Nina menampilkan ekspresi demikian padanya. "Bagas cari aku?"Nina mengangguk mendengar pertanyaan Clara, hingga Clara mengambil alih ponsel yang ada di tangan Nina dan bersiap untuk menghubungi balik suaminya tersebut, tapi dengan cepat Nina mencegah. Karena dicegah, Clara menjadi heran, dan ia meminta Nina untuk mengatakan apa yang sebenarnya diucapkan oleh Bagas pada sahabatnya tersebut. Sampai kemudian, sedikit demi sedikit, Nina mulai mengatakan."Bagas ingin kamu pulang, kalau kamu enggak pulang, di
"Mau ke mana kamu?" tanya Berlina tanpa peduli wajah Clara yang terlihat suram dan mata yang masih menyisakan air mata."Aku mau menenangkan diri dahulu, Ma," sahut Clara sambil berusaha untuk melewati ibu mertuanya, tapi itu tidak diizinkan oleh sang ibu mertua karena perempuan itu tetap saja menghalangi Clara hingga Clara tidak bisa mencapai pintu depan untuk keluar."Menenangkan diri? Rumah kamu di sini, buat apa mencari ketenangan di luar rumah? Kamu sama Bagas bertengkar? Soal Anisa? Wajarlah! Anisa lebih baik daripada kamu!"Clara menggeleng-gelengkan kepalanya, tidak mau menanggapi perkataan sinis ibu mertuanya, ingin menerobos sang ibu mertua, tapi Berlina tetap tidak mau membiarkan itu terjadi.Ia mencegah sang menantu keluar karena ia ingin tahu ada apa antara Bagas dan Clara.Bagas akhirnya mampu mengejar istrinya, dan Berlina semakin yakin Anisa adalah topik yang membuat Clara serta Bagas bertengkar ketika ia mendengar berulang kali Bagas mengatakan bahwa antara ia dan An
Sean menarik kembali jemari tangannya yang sempat terulur hingga kemudian untuk sesaat ia terpaksa hanya diam karena tidak tahu apa yang akan ia lakukan untuk membuat Clara terhibur.Yang bisa dilakukannya hanya memberikan sapu tangan pada Clara dan dengan tangan gemetar, Clara menerima sapu tangan itu sambil mengusap sudut matanya dengan punggung tangannya.Clara berusaha untuk menghentikan tangisannya, karena ia sadar tidak seharusnya ia menangis di hadapan orang lain yang notabene tidak tahu detail permasalahannya. "Maaf," katanya pada Sean, hingga Sean menghela napas mendengar permintaan maaf itu diucapkan oleh Clara."Kamu tidak apa-apa?" tanya Sean mengulang kembali pertanyaan yang tadi tidak dijawab oleh Clara."Entahlah. Aku enggak tahu," jawab Clara dengan nada suara yang serak, pertanda ia sangat tidak baik-baik saja sekarang ini."Kamu bisa menuntut dia, Clara," ucap Sean dengan wajah yang terlihat sangat serius. "Menuntut Pak Christ?""Ya!""Masalahnya akan semakin panja
"Oh, jadi kau mengira, aku menekan suamimu? Dengar, Clara, suamimu itu melakukan apa saja untuk membuat perusahaannya bangkit kembali, jadi salah besar jika kau percaya bahwa aku dan Anisa itu menekan suamimu, yang benar adalah, suamimu sudah melakukan perjanjian dengan Anisa, dan setelah semua terealisasi, suamimu tidak menepati janjinya pada Anisa!"Penuturan Pak Christ semakin membuat Clara jadi penasaran, hingga perempuan itu semakin tercambuk ingin mengorek informasi tentang seberapa jauh Anisa dan Bagas melakukan hal di belakangnya dengan dalih atas nama kerja sama."Perjanjian apa yang Bapak maksud?" tanya Clara seraya menahan napas karena sekarang Pak Christ sudah berada sangat dekat dengan dirinya."Kenapa kau tidak menanyakan masalah itu langsung pada suamimu? Dia tidak mau bercerita?" tanya Pak Christ dengan wajah yang masih sangat menyebalkan menurut Clara. "Dia hanya bilang, Anisa membantunya itu saja.""Oh, tentu saja pria yang sedang selingkuh tidak akan berani mengata
Mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh Sean, Clara sebenarnya sedikit terkejut, hingga ia terdiam sejenak dan itu membuat Sean merasa ada yang salah dari isi pertanyaannya tadi pada Clara."Maaf, kalau pertanyaanku tadi mungkin membuat kamu merasa tidak enak hati, tidak apa-apa, tidak perlu dibahas."Sean buru-buru menambahkan, khawatir semakin membuat Clara jadi terpojok. "Kamu kenal Anisa? Atau kita pernah membahas ini tapi aku lupa? Heeem, lupakan pertanyaan tadi, yang ingin aku tahu, kenapa kamu kayak tau banget tentang Anisa? Nina banyak cerita soal dia sama kamu?"Clara akhirnya melontarkan pertanyaan, dan Sean menghela napas mendengarnya. Ditatapnya Clara untuk sesaat, sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Clara yang sekiranya harus ia jawab."Aku tidak kenal dengan Anisa, tapi...."Sean menggantung ucapannya, seolah ragu untuk mengatakan hal yang sebenarnya pada Clara. Namun, karena Clara terlanjur penasaran, Clara meminta Sean untuk meneruskan saja ucapannya yang haru
"Bagas, kamu bilang kamu sakit, jadi enggak bisa jemput aku pulang kerja, tapi kenapa kamu pergi dengan Anisa?" Clara dibuat sangat terkejut, ketika ia memergoki suaminya bersama dengan Anisa, sedang di sebuah pusat perbelanjaan. Apalagi, Anisa adalah seorang perempuan berpakaian syar'i, tentu harusnya segan bepergian dengan suami orang meskipun Clara tahu suaminya dengan perempuan itu berteman. Akan tetapi, bukankah aturan agama tidak mengenal teman atau sebagainya? Apapun alasannya, tetap saja mereka bukan mahram. Namun, mengapa Anisa terlihat begitu menikmati ketika bersama suaminya? Mungkin, mereka bertemu enggak sengaja, jadi berbincang karena mereka teman, bukan pergi secara sengaja.... Hati Clara bicara, berusaha untuk menghibur diri karena entah kenapa pemandangan itu membuat perasaannya jadi bercampur aduk. Dan Clara tidak bisa membantah jika sekarang ia cemburu.... Sementara itu, dipergoki sang istri tengah bersama dengan Anisa membuat Bagas terlihat sedikit gugup. ...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments