Share

MEMBERI PERINGATAN!

last update Last Updated: 2025-01-01 11:56:43

"Aku istri kamu, Bagas. Harusnya, kamu izin aku dulu saat ingin mengantarkan dia!"

Mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, Bagas tersenyum miring. Ia melangkahkan kakinya mendekati sang istri dan ia melipat kedua tangannya di dada.

"Izin? Jadi, sekarang kamu mempermasalahkan soal izin?" tanyanya dengan nada suara yang datar.

"Apa aku salah? Bukankah suami istri itu harus seperti itu?"

"Lalu, apakah kamu juga minta izin saat berpose dengan model pria teman kamu itu?"

"Astaghfirullah, Bagas, sudah aku katakan berulang kali, aku enggak pernah berpose kelewatan sama model pria, kami hanya berdiri bersisian, enggak mesra sama sekali!"

"Bagiku itu mesra! Bagi kamu yang tidak ada batasan, memang itu hal biasa, tapi aku tidak! Aku tidak suka!"

"Tapi ini sudah pernah kita bahas sebelumnya, kan, aku kembali jadi model juga untuk kamu, buat bantu kamu menopang kebutuhan kita!"

"Kamu bisa kan, terima job tanpa model pria? Bisa, kan berfoto sendirian atau sama model perempuan? Gitu aja harus diberitahu, kamu memang tidak pernah menghargai perasaanku sebagai suami!"

Setelah bicara seperti itu, Bagas berbalik dan melangkah menuju kamar mandi untuk segera mandi, tapi suara Clara menghentikan gerakannya, dan Bagas berhenti tapi tidak berpaling.

"Aku sudah bilang sama Nina, aku enggak menerima tawaran berfoto dengan model pria lagi, jadi, aku harap, kamu juga enggak terlalu dekat dengan Anisa!"

Perkataan Clara membuat Bagas membalikkan tubuhnya, dan menatap wajah Clara dengan tatapan mata tidak suka.

"Hanya melakukan satu tuntutan dariku kamu sudah bisa balik menuntut? Lagipula, apa salahnya dengan Anisa? Dia tidak seksi seperti kamu saat pemotretan, tubuhnya tertutup rapat, sopan, kenapa kamu merasa dia itu ancaman?"

"Karena aku merasa enggak nyaman sama dia, Bagas. Enggak nyaman karena ibu kamu terlalu membanggakan dia!"

"Jadi, karena itu kamu benci Anisa?"

"Aku enggak benci dia, aku cuma antisipasi, aku enggak mau dia jadi duri dalam pernikahan kita!"

"Yang jadi duri dalam pernikahan kita itu justru kamu, Clara! Kamu yang enggak bisa membuat ibuku suka sama kamu! Kalau kamu bisa membuat ibuku suka padamu, aku akan penuhi keinginan kamu, menjaga jarak dengan Anisa!"

Bagas tidak lagi memberikan kesempatan pada Clara untuk membantahnya. Ia benar-benar ke kamar mandi untuk mandi tidak peduli dengan perasaan Clara yang benar-benar merasa hancur mendengar ultimatum yang diberikan olehnya tadi.

Setelah perdebatan malam itu, Clara berusaha untuk mencari waktu agar bisa bertemu dengan Anisa.

Sebenarnya, Clara tidak terlalu tahu Anisa tinggal di mana, tapi, Clara tahu Anisa adalah seorang guru TK dan Bagas pernah memuji profesi perempuan itu mulia dibandingkan dengan profesinya sendiri yang menurut Bagas pamer tubuh.

Dari pujian Bagas, Clara pernah mendengar sekolah TK mana yang mempekerjakan Anisa. Setelah meluangkan waktu sedikit untuk mencari informasi, Clara akhirnya menemukan TK tersebut dan butuh waktu sedikit untuk bisa bertemu Anisa karena perempuan itu sedang mengajar.

Beberapa saat kemudian, Anisa menemui Clara dan mereka mengobrol di taman belakang sekolah, atas kemauan Anisa.

"Tumben, datang ke sini, Mbak?"

Setelah mengucapkan salam, Anisa melontarkan pertanyaan itu pada Clara.

Clara menjawab salam dari Anisa, dan ia menatap wajah yang terbingkai kerudung pashmina ungu itu sesaat.

Dia memang cantik. Anggun, dan sepertinya juga lembut, enggak kayak aku, yang kata Bagas jutek juga keras kepala, tapi apa aku salah, merasakan bahwa, perempuan ini adalah ancaman....

Hati Clara bicara, sambil menarik napas sesaat sebelum akhirnya ia menjawab pertanyaan Anisa.

"Ada yang ingin aku bicarakan sama kamu, dan aku minta maaf, mungkin ini kurang nyaman didengar oleh kamu."

"Ya, sudah. Ngomong aja, Mbak."

"Aku enggak suka dengan kedekatan kamu dan suamiku."

Anisa terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, tapi Clara tidak peduli, ia tetap bertekad akan membuat Bagas dan Anisa tidak terlalu dekat karena pasti akan menjadi sesuatu yang menghancurkan baginya.

"Kenapa baru ngomong sekarang? Bukannya semenjak kalian pacaran, aku dan Mas Bagas juga sudah berteman?"

Anisa seolah tidak suka diberikan peringatan seperti itu oleh Clara hingga ia melancarkan aksi protes dan ini cukup mengejutkan Clara.

Dia ini religius, tapi saat mendengar istri sah tidak suka dengan apa yang dilakukannya, kenapa dia justru balik memperlihatkan rasa tidak sukanya itu?

Clara membatin lagi, merasa janggal dengan Anisa yang dinilainya religius.

"Karena sekarang aku merasa terganggu, Anisa. Kalau dulu aku membiarkan saja pertemanan kalian, itu karena kurasa dulu itu masih wajar."

"Memangnya sekarang aku dan Mas Bagas terlihat tidak wajar?"

"Berhenti menyebut Bagas dengan sebutan Mas!"

"Kenapa? Aku menghormati dia, wajar dong aku manggil dia dengan sebutan itu!"

Anisa semakin banyak bicara, dan Clara semakin dibuat tercengang karena hal itu.

Clara yang mengira, Anisa adalah perempuan yang tidak banyak bicara sekarang benar-benar dibuat tidak percaya karena perempuan itu banyak bicara dan pandai mengolah kata.

Membuat rasa sungkan Clara yang pada awalnya menyelimuti hati Clara karena apa yang dilakukannya dinilainya keterlaluan lantaran Anisa religius jadi musnah seketika.

"Aku istri sah, Bagas, Anisa. Aku mohon sebagai sesama wanita, tolong hargai dan mengerti perasaan aku, jika kamu ada di posisi aku, mungkin kamu juga akan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan, tolong, aku tidak mau bertengkar."

Clara menurunkan suaranya, berusaha untuk menetralisir perasaan emosinya karena biar bagaimanapun, tempat yang mereka pakai untuk bicara adalah sekolah, ia harus menjaga sikap.

"Mbak Clara. Aku bilangin sekali lagi, bukan aku yang mau ke rumah kalian waktu itu, itu kemauan ibunya Bagas, terus kalau kamu juga cemburu Bagas mengantarkan aku pulang itu juga kemauan ibunya Bagas, kenapa Mbak Clara marah-marah sama aku?"

"Aku tahu, Anisa. Tapi kamu bisa menolak. Bukan mengiyakan!"

"Kamu sudah ngomong soal ini sama ibunya Bagas?"

Clara terdiam, dan Anisa tersenyum kecut.

"Kamu bicara dulu aja sama mertua kamu, baru datang ke sini buat kasih peringatan sama aku."

Setelah bicara seperti itu pada Clara, Anisa berbalik dan ingin beranjak meninggalkan Clara, namun, Clara menahannya hingga ia mengurungkan niatnya untuk meninggalkan Clara.

"Kamu paham dengan agama lebih baik daripada aku, tentunya kamu tahu hukumnya apa mengganggu pernikahan orang lain, kan?" kata Clara dengan nada suara yang terdengar dingin.

Anisa membalikkan tubuhnya hingga kini ia kembali berhadapan dengan Clara. Ia menentang tatapan mata Clara dengan sorot mata yang sama tajamnya seperti apa yang dilakukan oleh Clara.

"Memangnya apa yang sudah aku lakukan sampai kamu mengatakan aku mengganggu pernikahan kamu? Dengar, Mbak, jangan hanya fokus menyalahkan orang lain, kamu bisa intropeksi diri sendiri enggak? Sudah becus, kah kamu sebagai istri Bagas?"

Related chapters

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TAMPARAN DARI SUAMI!

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Anisa, telapak tangan Clara mengepal, tapi lagi-lagi, Clara berusaha untuk menahan diri untuk tidak marah meskipun sekarang ucapan Anisa benar-benar membuat emosinya terpancing. "Bagaimana bisa kamu mengatakan aku tidak becus menjadi istri Bagas? Tidak becus darimana?" katanya dengan nada suara yang datar tapi dengan sorot mata yang tegas. "Suami kamu sakit, kamu enggak urus dia, mertua kamu lapar kamu enggak berusaha untuk membuatkan beliau makanan yang dia sukai, apa aku harus membeberkan satu persatu agar Mbak Clara paham dengan kesalahan sendiri?" "Siapa yang bicara seperti itu pada kamu? Mertuaku?" "Enggak perlu bertanya aku tahu darimana, tapi itu benar, kan? Mbak, aku itu enggak salah, kalau Mbak Clara merasa keberatan dengan apa yang aku lakukan, Mbak ngomong sama mertua Mbak, jangan sama aku!" Anisa benar-benar pergi setelah bicara seperti itu pada Clara. Meninggalkan Clara yang hanya bisa terduduk lemas di salah satu bangku taman, mera

    Last Updated : 2025-01-01
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KEMBALI MEMERGOKI

    "Perusahaan kamu perlu dana yang banyak untuk bisa stabil lagi, kan? Aku enggak bilang berpakaian tertutup enggak bisa cari uang, tapi untuk job pakaian muslim itu enggak pernah aku dapatkan, Bagas!" "Itu karena sikap kamu yang tidak mencerminkan perempuan muslimah, jadi job seperti itu tidak pernah kamu dapatkan! Banyak model pakaian muslim, mereka dapat uang banyak, tapi tidak menjual tubuh seperti kamu!!" Suara Bagas benar-benar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Clara. Setelah bicara demikian, ia langsung keluar kamar dan membanting pintunya dengan keras hingga Clara hanya menutup telinganya mendengar suara pintu yang dibanting seperti itu. Clara terduduk lemas di lantai kamarnya. Air mata yang sedari tadi hanya menggenang kini perlahan turun ke pipinya dan tidak bisa dikendalikan lagi olehnya. Clara menangis.... *** Setelah pertengkaran yang terjadi malam itu, sikap Bagas pada Clara jadi dingin. Ini membuat sang ibu mertua jadi tahu, bahwa an

    Last Updated : 2025-01-08
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DITAMPAR IBU MERTUA!

    Anisa berteriak, karena kuah sup jagung yang ia masak mengenai kakinya dan itu membuat Bagas langsung mendekati perempuan tersebut lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Anisa. Awalnya, Clara mengira Anisa akan menolak apa yang akan dilakukan oleh Bagas pada kakinya, sebab, bukankah seorang wanita yang menutup aurat seperti Anisa tidak akan membiarkan pria yang bukan mahram menyentuhnya?Namun, dugaan Clara meleset. Anisa membiarkan saja Bagas yang menyentuh kakinya yang tersiram kuah sup jagung tersebut, seolah-olah sengaja memperlihatkan pada Clara bahwa suami Clara peduli padanya. "Jangan sentuh!" seru Clara ketika Bagas semakin intens menyentuh kaki Anisa yang tersiram.Clara buru-buru mendekati posisi Anisa berdiri, dan ia berjongkok sambil menepis tangan suaminya yang memegang kaki Anisa. Akan tetapi, ketika telapak tangan Clara ingin menyentuh kaki Anisa yang tersiram sup jagung yang ia masak, Anisa membuat pergerakan hingga tangan Clara menangkap angin.Keributan di dapur mem

    Last Updated : 2025-01-09
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MEMERGOKI SUAMI

    "Bagas, kamu bilang kamu sakit, jadi enggak bisa jemput aku pulang kerja, tapi kenapa kamu pergi dengan Anisa?"Clara dibuat sangat terkejut, ketika ia memergoki suaminya bersama dengan Anisa, sedang di sebuah pusat perbelanjaan.Tentu saja Clara terkejut, di samping Bagas beralasan sakit hingga ia tidak bisa menjemput Clara, Clara juga tidak habis pikir mengapa wanita seperti Anisa bisa pergi bersama dengan suami orang lain?Yang membuat Clara tidak habis pikir, karena Anisa adalah perempuan yang terlihat religius, ia berpenampilan sangat syar'i, dengan kerudung yang selalu dikenakannya setiap kali keluar rumah, tapi mengapa Clara melihat, Anisa seperti tidak sungkan saat bersama dengan suaminya?Mungkin, mereka bertemu enggak sengaja, jadi berbincang karena mereka teman, bukan pergi secara sengaja....Hati Clara bicara, berusaha untuk menghibur diri karena entah kenapa pemandangan itu membuat perasaannya jadi bercampur aduk. Dan Clara tidak bisa membantah jika sekarang ia cemburu..

    Last Updated : 2024-12-27
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TUNTUTAN DARI SUAMI

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Clara, Bagas jadi kesal. Menurutnya, istrinya tersebut meributkan sesuatu yang tidak seharusnya diributkan karena baginya itu adalah hal yang wajar. Karena itulah, Bagas langsung melepaskan pegangan tangannya seketika. Wajahnya terlihat sekali bahwa ia kesal. Kesal karena Clara membantah apa yang dikatakannya. "Aku, kan sudah bilang, kamu dan Anisa itu berbeda, Anisa tidak pernah keluar rumah sendirian, dia selalu ditemani, jadi cara dia menjaga diri itu tidak sama seperti cara kamu menjaga diri kamu, dia lebih rentan diganggu, Clara!" "Lebih rentan diganggu? Kenapa? Pakaian dia tertutup, siapa yang mau ganggu perempuan dengan pakaian tertutup seperti itu? Yang ada mereka bakal segan!" "Nah, itu masalahnya!" "Apa?" Bagas berbalik dan menatap istrinya setelah tadi sempat memalingkan tubuhnya tidak mau memandang sang istri lantaran terlanjur kesal. "Itu masalahnya aku bilang, kamu sudah tahu dengan memakai pakaian tertutup, kamu tidak akan diga

    Last Updated : 2024-12-30
  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MERASA TERSISIHKAN....

    Clara menghela napas mendengar perkataan Nina yang berujung pertanyaan. Rasanya, ingin sekali ia mengiyakan tebakan yang diucapkan oleh Nina, tapi, Clara tidak ingin pernikahannya hancur. Ia sudah berjanji pada almarhum ibunya bahwa, pilihannya menikah dengan Bagas adalah pilihan yang tepat, karena itulah, Clara masih berusaha untuk bersabar meskipun rasanya ia sangat terluka jika menerima perlakuan Bagas dan ibunya setiap saat ketika ia ada di rumah. "Aku mau bilang sama kamu, untuk job yang berpasangan dengan pria, jangan diambil, itu aja." Wajah Nina berubah mendengar apa yang dikatakan oleh sahabat sekaligus bosnya itu yang diluar ekspektasi. "Menolak tawaran yang memasangkan kamu dengan model pria?Kenapa? Apakah yang sudah-sudah, kurang ajar sama kamu?" "Enggak! Sama sekali enggak. Mereka enggak ada yang kurang ajar sama aku, kok. Mereka semua sopan dan profesional, cuma, aku enggak mau berantem sama Bagas, sekarang ini dia lagi labil, aku cuma mau jaga perasaan dia." "Ya

    Last Updated : 2024-12-31

Latest chapter

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    DITAMPAR IBU MERTUA!

    Anisa berteriak, karena kuah sup jagung yang ia masak mengenai kakinya dan itu membuat Bagas langsung mendekati perempuan tersebut lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Anisa. Awalnya, Clara mengira Anisa akan menolak apa yang akan dilakukan oleh Bagas pada kakinya, sebab, bukankah seorang wanita yang menutup aurat seperti Anisa tidak akan membiarkan pria yang bukan mahram menyentuhnya?Namun, dugaan Clara meleset. Anisa membiarkan saja Bagas yang menyentuh kakinya yang tersiram kuah sup jagung tersebut, seolah-olah sengaja memperlihatkan pada Clara bahwa suami Clara peduli padanya. "Jangan sentuh!" seru Clara ketika Bagas semakin intens menyentuh kaki Anisa yang tersiram.Clara buru-buru mendekati posisi Anisa berdiri, dan ia berjongkok sambil menepis tangan suaminya yang memegang kaki Anisa. Akan tetapi, ketika telapak tangan Clara ingin menyentuh kaki Anisa yang tersiram sup jagung yang ia masak, Anisa membuat pergerakan hingga tangan Clara menangkap angin.Keributan di dapur mem

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    KEMBALI MEMERGOKI

    "Perusahaan kamu perlu dana yang banyak untuk bisa stabil lagi, kan? Aku enggak bilang berpakaian tertutup enggak bisa cari uang, tapi untuk job pakaian muslim itu enggak pernah aku dapatkan, Bagas!" "Itu karena sikap kamu yang tidak mencerminkan perempuan muslimah, jadi job seperti itu tidak pernah kamu dapatkan! Banyak model pakaian muslim, mereka dapat uang banyak, tapi tidak menjual tubuh seperti kamu!!" Suara Bagas benar-benar meninggi ketika ia mengucapkan kalimat tersebut di hadapan Clara. Setelah bicara demikian, ia langsung keluar kamar dan membanting pintunya dengan keras hingga Clara hanya menutup telinganya mendengar suara pintu yang dibanting seperti itu. Clara terduduk lemas di lantai kamarnya. Air mata yang sedari tadi hanya menggenang kini perlahan turun ke pipinya dan tidak bisa dikendalikan lagi olehnya. Clara menangis.... *** Setelah pertengkaran yang terjadi malam itu, sikap Bagas pada Clara jadi dingin. Ini membuat sang ibu mertua jadi tahu, bahwa an

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TAMPARAN DARI SUAMI!

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Anisa, telapak tangan Clara mengepal, tapi lagi-lagi, Clara berusaha untuk menahan diri untuk tidak marah meskipun sekarang ucapan Anisa benar-benar membuat emosinya terpancing. "Bagaimana bisa kamu mengatakan aku tidak becus menjadi istri Bagas? Tidak becus darimana?" katanya dengan nada suara yang datar tapi dengan sorot mata yang tegas. "Suami kamu sakit, kamu enggak urus dia, mertua kamu lapar kamu enggak berusaha untuk membuatkan beliau makanan yang dia sukai, apa aku harus membeberkan satu persatu agar Mbak Clara paham dengan kesalahan sendiri?" "Siapa yang bicara seperti itu pada kamu? Mertuaku?" "Enggak perlu bertanya aku tahu darimana, tapi itu benar, kan? Mbak, aku itu enggak salah, kalau Mbak Clara merasa keberatan dengan apa yang aku lakukan, Mbak ngomong sama mertua Mbak, jangan sama aku!" Anisa benar-benar pergi setelah bicara seperti itu pada Clara. Meninggalkan Clara yang hanya bisa terduduk lemas di salah satu bangku taman, mera

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MEMBERI PERINGATAN!

    "Aku istri kamu, Bagas. Harusnya, kamu izin aku dulu saat ingin mengantarkan dia!" Mendengar apa yang diucapkan oleh Clara, Bagas tersenyum miring. Ia melangkahkan kakinya mendekati sang istri dan ia melipat kedua tangannya di dada. "Izin? Jadi, sekarang kamu mempermasalahkan soal izin?" tanyanya dengan nada suara yang datar. "Apa aku salah? Bukankah suami istri itu harus seperti itu?" "Lalu, apakah kamu juga minta izin saat berpose dengan model pria teman kamu itu?" "Astaghfirullah, Bagas, sudah aku katakan berulang kali, aku enggak pernah berpose kelewatan sama model pria, kami hanya berdiri bersisian, enggak mesra sama sekali!" "Bagiku itu mesra! Bagi kamu yang tidak ada batasan, memang itu hal biasa, tapi aku tidak! Aku tidak suka!" "Tapi ini sudah pernah kita bahas sebelumnya, kan, aku kembali jadi model juga untuk kamu, buat bantu kamu menopang kebutuhan kita!" "Kamu bisa kan, terima job tanpa model pria? Bisa, kan berfoto sendirian atau sama model perempuan? Gitu aja

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MERASA TERSISIHKAN....

    Clara menghela napas mendengar perkataan Nina yang berujung pertanyaan. Rasanya, ingin sekali ia mengiyakan tebakan yang diucapkan oleh Nina, tapi, Clara tidak ingin pernikahannya hancur. Ia sudah berjanji pada almarhum ibunya bahwa, pilihannya menikah dengan Bagas adalah pilihan yang tepat, karena itulah, Clara masih berusaha untuk bersabar meskipun rasanya ia sangat terluka jika menerima perlakuan Bagas dan ibunya setiap saat ketika ia ada di rumah. "Aku mau bilang sama kamu, untuk job yang berpasangan dengan pria, jangan diambil, itu aja." Wajah Nina berubah mendengar apa yang dikatakan oleh sahabat sekaligus bosnya itu yang diluar ekspektasi. "Menolak tawaran yang memasangkan kamu dengan model pria?Kenapa? Apakah yang sudah-sudah, kurang ajar sama kamu?" "Enggak! Sama sekali enggak. Mereka enggak ada yang kurang ajar sama aku, kok. Mereka semua sopan dan profesional, cuma, aku enggak mau berantem sama Bagas, sekarang ini dia lagi labil, aku cuma mau jaga perasaan dia." "Ya

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    TUNTUTAN DARI SUAMI

    Mendengar apa yang dikatakan oleh Clara, Bagas jadi kesal. Menurutnya, istrinya tersebut meributkan sesuatu yang tidak seharusnya diributkan karena baginya itu adalah hal yang wajar. Karena itulah, Bagas langsung melepaskan pegangan tangannya seketika. Wajahnya terlihat sekali bahwa ia kesal. Kesal karena Clara membantah apa yang dikatakannya. "Aku, kan sudah bilang, kamu dan Anisa itu berbeda, Anisa tidak pernah keluar rumah sendirian, dia selalu ditemani, jadi cara dia menjaga diri itu tidak sama seperti cara kamu menjaga diri kamu, dia lebih rentan diganggu, Clara!" "Lebih rentan diganggu? Kenapa? Pakaian dia tertutup, siapa yang mau ganggu perempuan dengan pakaian tertutup seperti itu? Yang ada mereka bakal segan!" "Nah, itu masalahnya!" "Apa?" Bagas berbalik dan menatap istrinya setelah tadi sempat memalingkan tubuhnya tidak mau memandang sang istri lantaran terlanjur kesal. "Itu masalahnya aku bilang, kamu sudah tahu dengan memakai pakaian tertutup, kamu tidak akan diga

  • PELAKOR BERKEDOK SYAR'I    MEMERGOKI SUAMI

    "Bagas, kamu bilang kamu sakit, jadi enggak bisa jemput aku pulang kerja, tapi kenapa kamu pergi dengan Anisa?"Clara dibuat sangat terkejut, ketika ia memergoki suaminya bersama dengan Anisa, sedang di sebuah pusat perbelanjaan.Tentu saja Clara terkejut, di samping Bagas beralasan sakit hingga ia tidak bisa menjemput Clara, Clara juga tidak habis pikir mengapa wanita seperti Anisa bisa pergi bersama dengan suami orang lain?Yang membuat Clara tidak habis pikir, karena Anisa adalah perempuan yang terlihat religius, ia berpenampilan sangat syar'i, dengan kerudung yang selalu dikenakannya setiap kali keluar rumah, tapi mengapa Clara melihat, Anisa seperti tidak sungkan saat bersama dengan suaminya?Mungkin, mereka bertemu enggak sengaja, jadi berbincang karena mereka teman, bukan pergi secara sengaja....Hati Clara bicara, berusaha untuk menghibur diri karena entah kenapa pemandangan itu membuat perasaannya jadi bercampur aduk. Dan Clara tidak bisa membantah jika sekarang ia cemburu..

DMCA.com Protection Status