Share

44. Kamar Pria Dewasa

Bukannya membantu neneknya, Isyana hanya diam saja di rumah Asher. Sampai si pemilik rumah, justru mengantarkan makanan untuk Isyana.

“Nona, ini makanannya.”

Terlihat Asher meletakan dua piring di hadapan Isyana. Sudah lengkap dengan lauknya.

“Kata Nenek, jika masih sakit, nanti selepas Maghrib akan memanggil tukang urut,” ujar Asher lagi.

“Sebentar ya, saya ambilkan Nona minum.”

Asher sudah berdiri untuk melangkah ke dapur. Mengambil air minum untuk Isyana. Dia memang diminta nenek Asma untuk makan di sini saja. Menemani cucunya yang tengah menahan sakit di kaki kiri.

Tidak tega juga bagi Asher untuk menolak. Dari pada Isyana harus sendirian, lebih baik dia juga ikut menemani. Tentunya dengan pintu depan yang terbuka lebar. Takut timbul fitnah.

“Ini Nona.”

Isyana hanya diam saja mendapat perhatian dari Asher. Sebenarnya ada rasa malu yang memenuhi rongga dadanya. Tapi tidak kuasa untuk ditunjukkan.

Menu di piring, begitu enak dalam pandangan Isyana. Akan tetapi, perutnya sedang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status