Share

52. Gerah

Basel membawa Isyana ke lantai paling atas. Di sana memang ada restoran yang mengolah makanan laut.

Pemandangan yang disajikan, berucap hamparan pegunungan yang sangat memanjakan mata. Hijaunya daun bergoyang-goyang membuka tutup puncak gunung Slamet yang siang itu terlihat cerah.

“Basel, untuk apa kita ke sini?” tanya Isyana yang heran dengan tingkah laku Basel.

“Ya tentu saja untuk makan siang. Kita kan belum makan,” ucap Basel santai.

Menepis keraguan, Basel menggandeng tangan Isyana untuk bisa mengikutinya. Dia bahkan terkesan menyeret Isyana. Lantaran gadis itu masih saja terpaku di tempatnya.

“Kau memaksa,” keluh Isyana yang tidak suka dengan bahasa tubuh Basel saat ini.

“Maaf Syan, aku hanya menarik karena kau diam. Tapi terlalu keras ya. Apa sakit?”

Basel langsung memeriksa tangan Isyana. Tidak ada tanda merah di sana. Seharusnya aman saja. Pikirnya, Isyana hanya syok mendapat perlakuan seperti itu.

“Ya tidak masalah.”

Berada di sisi Basel, itu artinya Isyana harus lebih form
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status