Share

50. Lari atau Cincin

Bernegosiasi dengan Indun ternyata mudah. Yang sulit itu menyembunyikan dari Isyana. Padahal dia hanya pergi sebentar saja. Tapi wajah Isyana sudah masam dengan curiga yang menggunung.

“Jadi lo dari mana?” tanya Isyana dengan wajah tidak santai.

“Dari kedai kopi seberang jalan Nona.”

“Tadi pagi kan sudah minum kopi. Lo lupa, kalau Mommy itu kena magh akut.”

“Lah kan yang kena memang Mommy. Saya tidak.”

“Ish.”

Isyana justru menghentak-hentakkan kakinya. Kesal dengan Asher yang begitu polos. Tapi mengingat tadi yang dia katakan dengan Indun, seketika Isyana membuang julukan polos.

“Apa yang Lo sembunyikan dari gue sih Ash! Ngomong aja,” ucap Isyana yang mencecar Asher lagi.

“Apa Nona? Saya memang tidak punya magh. Jadi aman kalau hanya minum kopi dua gelas per hari.”

“Ish, bukan tentang kopinya. Itu mah terserah Lo aja mau minum berapa gelas juga. Gue gak peduli,” ujar Isyana lagi.

“Benar tidak peduli Nona. Namun, tadi tampak begitu khawatir.”

Isyana membuang wajahnya ke sembarang arah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Pendita Keramat
aduh kelambatan banget ceritanya deh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status