Share

Perasaan yang Tersisa

"Ada hal yang paling tidak kusukai dalam diriku, Shof!" ungkap Marti sambil mengobati luka pada tengkuk Shofi. Darah telah dibersihkan dengan air hangat menggunakan kain. Ia telah meneteskan antibiotik supaya tidak terjadi infeksi, kemudian siap menutup dengan perban.

Shofi duduk menghadap jendela, memandang hampa sambil menahan perih dan sensasi sakit luar biasa. Entah sudah berapa kali dirinya terluka. Lingkungan Bos Bagong sangat mengerikan, orang tidak bersalah bisa menjadi pusat pelampiasan amarah. Fisik normal bahkan bisa terluka sewaktu-waktu jika tidak mampu membaca situasi darurat. Ia menarik sebuah garis merah, tempat mencari uang Bos Bagong adalah lokasi berkumpulnya manusia-manusia rusak yang bingung mencari solusi masalah kehidupan.

Detik itu Shofi sedang malas berbicara. Sakit di tengkuk akibat hantaman miras itu sangat menyebalkan, membuatnya malas bersuara apalagi melawan Bawon dan para penjaganya. Maka ia hanya membalas kalimat Marti dengan gidikan kedua bahu.

“Ras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status