Sepasang remaja yang terpaksa harus menikah karena sebuah wasiat. Usia mereka yang belum genap 18 tahun dijadikan alasan untuk merahasiakan pernikahan. Namun, bukan hanya itu saja. Arsen, begitu benci pada Aruna karena telah merusak masa kebebasannya di sekolah maupun di rumah. Berbagai cara dilakukan Arsen agar Aruna menyerah dan mengajukan cerai. Namun ternyata, semua berbalik saat Arsen menyadari jika dirinya telah jatuh cinta. Persahabatan, rasa cemburu dan berbagai masalah datang, membuat Arsen dan Aruna beberapa kali berpisah. Dari datangnya masa lalu Arsen, dan hadirnya laki-laki lain yang siap membahagiakan Aruna. Hingga keputusan Arsen untuk mengumumkan pernikahan, membuat mereka pun memulai semua dari awal. Kehidupan berubah dan mereka pun bahagia.
View More"Kenapa rindu ini begitu menyiksa? Setelah kutahu jejakmu, dalam sekejap kau menjauh entah ke mana. Kembalilah, Aruna."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺"Jadi ....""Iya, Neng. Waktu Nenek wafat, ada sepasang suami istri yang seumuran sama bapaknya Neng. Mereka bilang mau ambil hak asuh Neng Aruna dan menikahkan dengan anak lelakinya," terang Agus.Agus adalah orang yang sudah lama bekerja dengan ayahnya Aruna. Setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Aruna, Agus pun kembali ke kampung halamannya, yaitu tempat neneknya Aruna tinggal.Bu Ningsih tampak mendengarkan dengan santai. Tetangga Aruna itu memang tak berniat untuk ikut campur masalah pribadi. Tetapi, dia juga ingin agar Aruna bisa paham situasi di tempat baru."Nah, Aruna. Jadi, kalau kamu mau tinggal lagi di sini, kamu lapor saja sama aparat desa. Mereka juga pasti paham kalau kamu sudah menikah. Oh iya, di mana suamimu?" tanya Bu Ningsih membuat dada Aruna tiba-tiba sesak.Gadis itu menatap Bu Ningsih dan Agus bergantian. Enta
"Ternyata, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bisa menebus semuanya. Aku menemukan jejakmu. Tunggulah dan jangan pergi lagi."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Bandara Internasional Soekarno HattaHiruk pikuk tempat itu masih sama seperti beberapa waktu yang lalu, saat dia pergi untuk meninggalkan kenangan buruk di kota ini. Namun, dia terpaksa harus kembali ke sana karena keadaan.Mata indah Aruna berkaca-kaca. Sesak rasanya harus kembali menyelami kehidupan yang ingin sekali ditinggalkan. Hanya saja, dia tidak tahu harus pergi ke mana selain pulang ke negeri asalnya.Dengan berat hati, Aruna melangkahkah kaki meninggalkan bandara. Dia tidak tahu harus ke mana. Tidak mungkin juga Aruna pulang ke rumah Arya. Dia masih punya muka untuk sekedar bertatap muka. Apalagi keadaannya sekarang tengah berbadan dua. Bisa saja, Arsen sudah menikah dengan Karisa. Jadi, dia tidak sekalipun terlintas kembali ke rumah megah itu.Sebelum memutuskan ke mana dia akan pergi, Aruna memilih mengunjungi makan ke
"Setelah kesakitan yang kau beri, kini hadir sebuah anugerah, tapi memilukan hidupku. Aku harus bagaimana?"•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺"Positif," gumam Aruna dengan tangan bergetar.Tubuh gadis itu luruh, bersandar pada dinding kamar mandi. Dunianya seketika runtuh. Saat keadaan mulai membaik sesuai keinginan, kenyataan ini membuat mimpinya benar-benar hancur.Air mata terus membanjiri pipi putihnya. Benda persegi panjang yang digenggamnya dengan jelas menampilkan garis dua. Dia hamil. Ribuan jarum serasa menembus dada, Aruna lemah dan terpuruk. Dia tahu, ini hal yang wajar. Tetapi, semua hasil dari kesalahan.Bukan, ini bukan anak haram. Tetapi, Aruna belum siap menghadapi semuanya. Luka yang diberikan Arsen masih basah dan menganga. Lantas, ada malaikat tak berdosa hadir di antara mereka. Dia harus bagaimana?Malam itu, villa menjadi saksi akan tangisan dan kepiluan Aruna. Dia menunaikkan kewajiban seorang istri dengan paksaan dan tuduhan yang menjatuhkan dirinya. Bukan mereguk manisny
"Akan aku lakukan apa pun asalkan bisa menemukanmu. Hukum aku seberat apa pun, tapi jangan menyiksaku dengan cara menghilang. Aku tak sanggup."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺"Ini." Ningrum memberikan sebuah tas berisi berkas penting almarhum anak sulungnya.Arsen menatap bingung sambil sesekali melirik ibunya."Ini apa, Ma?""Aset atas nama kakakmu," jawab Ningrum membuat Arsen tersentak."Aset? Maksud Mama?"Ningrum berjalan menuju kasur dan duduk dengan lemah. Matanya yang berair tak dapat dibendung lagi."Papamu sengaja memberikan aset itu agar kakakmu bisa belajar berbisnis. Mungkin, Karisa sengaja mendekati kakakmu untuk ini. Jatmiko benar-benar menginginkan kehacuran keluarga kita, Nak. Termasuk menguras harta melalui kalian. Namun, kakakmu meninggal. Kami ... awalnya akan membalik nama atas namamu. Tetapi, setelah dipikir, kami takut kejadian sama yang menimpa kakakmu, menimpa pula pada kamu. Jadi, kami simpan ini baik-baik sampai sekarang."Arsen mendengarkan penjelasan Ningrum semb
"Kalau kutahu pengorbananmu sebesar itu, tak kan terbesit menyakiti walau itu dalam mimpi. Maafkan aku."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Bangi, Selangor, Malaysia.Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)Mata Aruna menatap takjup pada pemandangan di balik gerbang kampus ternama di negeri jiran. Ya, tempat barunya untuk memulai hidup baru.Pemandangan yang indah dari balik gerbang dengan gedung-gedung tinggi membuatnya terus berucap takjup. Jangan lupakan hamparan hijau di sekelilingnya, memanjakan mata dan menyegarkan pikiran.Untuk sesaat Aruna melupakan masalahnya. Dia seperti menemukan tempat persembunyian yang aman dan nyaman. Tidak ada yang tahu jika dia berapa di sini, karena Aruna mendapatkan kesempatan ini pun tanpa diduga.Siapa sangka, keisengannya mengukuti tes beasiswa yang disediakan oleh lembaga pemerintah mengantarkannya ke tempat asing itu. Persis seminggu sebelum ujian nasional, Aruna mengikutinya secara online.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Ketidaksengajaannya membuat dia
"Kenapa rasa itu hadir setelah kau menghilang? Lalu, apa yang harus kulakukan untuk mendapatkanmu kembali?"•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Ningrum bergetar membaca surat dari Aruna. Bersamaan dengan itu luruh pula air mata. Dadanya terasa sesak, sampai tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun."Kapan Aruna pergi, Mbok?" tanya Arya sembari mengusap pundak istrinya."Setengah jam yang lalu, Tuan," jawab Mbok Nah dengan wajah sedih.Arya mengembuskan napas dalam, lalu menuntun istrinya untuk duduk. Pasti Ningrum syok mendengar kabar ini."Lalu, Arsen?"Mbok Nah tampak bingung untuk menjawab, terlihat dari raut wajahnya. "Anu, Tuan. Itu, si Mbok juga gak tahu. Soalnya, pas si Mbok tanya keberadaan Den Arsen, Non Aruna hanya diam."Ningrum langsung mendongak mendengar keterangan ARTnya. Firasatnya buruk."Ini pasti ulah Arsen, Pa. Mana mungkin Aruna pulang ke sini tanpa Arsen kalau tidak ada masalah di antara mereka," tebak Ningrum, membuat Arya berpikir sejenak."Bukannya mereka liburan 3 hari,
"Aku bodoh telah terpedaya masa lalu. Saat kebenaran terungkap, saat itu juga aku kehilanganmu. Bisakah kau kembali dan memberiku kesempatan lagi?"•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Laki-laki berkacamata dengan rahang tegas itu mengernyit sambil menatap Hara yang tampak ketakutan. Pasalnya dia mencari Aruna, karena sedari acara jalan-jalan tak melihat sosok itu. Dia membuka lebih lebar pintu kamar, dan berjalan ke hadapan Hara.Mata elangnya menelusuri sudut kamar dan jatuh tepat di lemari yang tebuka."Kenapa lemarinya kosong?" tanya laki-laki yang tidak lain Wildan itu.Mata Hara meredup dengan raut wajah bingung. Dia meremas bajunya, entah harus berkata apa. Yang ditakutkannya adalah jika dia disalahkan. Sedangkan, sejauh yang Hara tahu, Wildan memberikan perhatian lebih pada temannnya itu."A-anu, aku gak tahu, Kak. Aku juga lagi cari Aruna. Dan, lemarinya ...." Hara menggantungkan cerita sambil melirik lemari juga Wildan bergantian.Tidak butuh lama untuk Wildan mengerti ucapan Hara. Tanpa
"Cara menghukum yang paling menyiksa adalah pergi dan tak pernah kembali."•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺Aruna terduduk lemah di kamar villa itu. Kedua kaki ditekuk sembari menyandarkan tubuh di pintu kamar. Wajah yang memerah karena terlalu banyak menangis pun dia tenggelamkan di antara lututnya.Memang kenyataan kadang menyakitkan. Sebagaimana pun dia berusaha tegar, tapi perlakuan Arsen padanya sudah terlanjur menyakitkan. Jika sikap Arsen yang tak adil padanya, Aruna masih bisa tahan. Namun, jika sudah terlalu jauh hingga melakukan hubungan terlarang di atas ranjang, Aruna tak sanggup.Belum lagi alasan perjanjian pernikahan dan peran dirinya yang menjadi alat pribadi untuk Arsen, Aruna rasa itu lebih dari cukup sebagai alasan dirinya mundur dalam pernikahan ini.Sekarang, bukan saatnya untuk Aruna meratapi diri. Dia harus keluar dari lingkarang penderitaan ini. Dengan sisa-sisa tenaganya, Aruna bangkit. Dia meraih tas ransel yang sebelumnya dibawa. Liburan ini akan berakhir dengan kesak
"Aku pikir hubungan kita masih bisa diperjuangkan. Tetapi, ternyata semua hanya fatamorgana saja. Kau berada di duniamu, dan aku hanya setitik warna yang tak terlihat." •Aruna Ardhani• 🌺🌺🌺Suara erangan yang berbarengan dengan benda berjatuhan menggema di kamar tampat Arsen berada. Beberapa kali dia memukuli diri sendiri atau meninju tembok yang diam tak bersalah.Setegah jam. Ya, lewat dari setengah jam dari kejadian itu Arsen mengamuk, frustasi. Bukan karena kesal pada Aruna. Namun, dia menyesali kebodohan diri.Sebelum dia pergi dari kamar Aruna. Dia melihat istrinya tersungkur di pojok kamar dengan keadaan yang menyedihkan. Segala amarah, kecewa, dan rasa cemburu langsung menguap tatkala fakta menyadarkannya, bahwa dia telah berbuat tak adil pada Aruna.Emosinya telah menutupi hati nurani tanpa bertanya kebenaran dari pihak Aruna. Dia telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana kelanjutan hubungannya? Dan, ini akan menjadi masalah yang rumit.Saat semua sudah tumpah ruah, tiba-
"Apakah kesempurnaan sebuah rasa harus selalu nyata untuk mata? Jika itu benar, maka cinta sejati hanya bualan belaka."~Aruna Ardhani~***"Lu tidur di sofa!" serunya, saat kaki sang gadis melangkah melewatinya.Untuk sesaat, Aruna diam sejenak, memindai datar wajahnya yang tak bersahabat. Dengan cepat, Aruna menggerakkan kepala ke bawah, tanda setuju atas seruan yang gadis itu yakini sebagai sebuah perintah.Dia mendengkus seraya berkacak pinggang, mungkin kesal atau marah mendapati respon Aruna.Aruna berjalan menuju sofa hitam di samping ranjang pengantin mereka. Ya, ranjang yang penuh taburan bunga di atasnya. Tetapi, itu hanya formalitas pelengkap rentetan rencana konyol atas dasar wasiat sang ayah.Di atas kasur, dia mendelik pada Aruna. Seperti ingin ber...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments