Beranda / Romansa / My Secret Wife / Bab 2 Sekolah Baru

Share

Bab 2 Sekolah Baru

Penulis: Aira Aiza
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-31 00:47:11

"Tak ada yang perlu disesali dari sebuah takdir. Kadang, apa yang kita rasa baik, belum tentu benar."

~Aruna Ardhani~

***

Suara dentingan alat makan saling beradu, menjadi pemecah kesunyian di antara mereka. Sebenarnya, suasana di ruang makan lebih terasa tegang dibanding canggung. Apalagi laki-laki itu sesekali menatap tajam pada Aruna.

Ah, sudah dipastikan dia menabuh genderang perang. Tentu saja, orang asing seperti Aruna berani bermain kasar dengan membangunkan tidur nyenyaknya. Akan tetapi, semua sudah terjadi. Biarkan saja berjalan semestinya.

Dari ekor mata, terlihat Bu Ningrum mengamati mereka. Posisi duduknya yang ada di antara dua remaja itu seperti penonton gratisan. Sesekali dia terkekeh. Mungkin lucu atau jengah melihat tingkah mereka.

"Ekhm. Sen, jangan melihat Aruna seperti itu. Enggak sopan!" seru Bu Ningrum, memergoki anaknya yang tengah menatap benci pada Aruna.

Arsen hanya menyeringai. Tidak lama kemudian, dia menyudahi sarapan dan bergegas berangkat ke sekolah. Namun, sayangnya laki-laki itu terpaksa kembali duduk.

"Jangan dulu pergi! Duduk!" perintah Bu Ningrum.

Arsen berdecak, dia tetap menurut walau dengan malas. "Ada apa lagi, Ma? Aku bangun terlalu pagi karena cewek bar-bar itu," rutuknya dengan mata yang menatap Aruna tajam.

Bu Ningrum memukul tangan anaknya pelan. Sebagai peringatan atas kata-katanya barusan.

"Jaga itu mulut! Harusnya sedari dulu mama jodohkan kalian, jadi tingkah laku kamu bisa cepat berubah. Lagian, kamu bangun itu sudah agak telat, bukan kepagian," cerocos Bu Ningrum membuatnya cemberut.

Ingin sekali Aruna tertawa lepas mendengar omelan Ibu mertuanya, tapi diurungkan saat mata Arsen kembali mendelik padanya. 

Ish, dasar laki-laki galak!

"Udahan ceramahnya, Ma. Tadi Mama kenapa nyuruh aku duduk?" Arsen sengaja mengalihkan topik pembicaraan, mungkin menghindari omelan Bu Ningrum lebih panjang lagi.

Bu Ningrum berdecak, kesal. Dia lalu mulai memberikan ultimatum yang membuat Aruna dan dirinya semakin terkejut.

"Sen, mulai hari ini Aruna akan sekolah di tempat kamu, Nak."

"Apa?!" Aruna dan Arsen tersentak mendengar ucapan Bu Ningrum.

Ini di luar dugaan. Aruna pikir, pernikahan ini hanya akan berimbas pada kesehariannya di luar sekolah. Akan tetapi, ini semua sungguh membuat gadis itu tak berdaya.

"Enggak! Sekolah dia 'kan masih bisa dijangkau dari sini, Ma. Ngapain pindah segala sih?" protes Arsen dengan muka tegang.

Cih, siapa pula yang sudi satu sekolahan dengan laki-laki enggak punya adab kaya dia.

"Iya, Ma. Biar Aruna sekolah di tempat yang dulu saja," ujar Aruna ikut menentang titah Ibu mertua.

"Enggak bisa, Sayang. Ini perintah Papa. Jadi, kalian akan tetap satu sekolah," papar Bu Ningrum seraya mengusap jilbab putih yang  Aruna kenakan.

Arsen berdecih, dia tampak tak suka dengan gerak-gerik Bu Ningrum yang begitu lembut pada Aruna.

"Ini apa-apaan sih, Ma? Lagian Papa belum pulang, tidak seharusnya ikut campur sampai seperti ini!" Lagi-lagi suami yang enggan diakui itu protes.

"Aku udah setuju dengan menikahi cewek bar-bar itu, tapi kenapa harus satu sekolahan? Nanti apa kata temen-temenku kalau sampai tahu serumah dengan dia!" Kali ini laki-laki itu menunjuk wajah Aruna, benci.

Bu Ningrum melotot pada anaknya. Dia tetap bersikukuh untuk menyekolahkan Aruna di tempat yang sama dengan Arsen.

"Ini sudah final, Sen. Mama dan Papa setuju dengan syarat yang kamu ajukan sebelum pernikahan," ujar Bu Ningrum langsung dibalas dengan helaan napas panjang dari Arsen.

Ya, laki-laki itu setuju menikahi Aruna dengan syarat, identitas si gadis sebagai istrinya harus dirahasiakan sampai waktu yang tidak ditentukan. Bagi Aruna, itu tidak masalah. 

Toh, mereka masih sekolah dan Aruna pun malu mengakui dia sebagai suaminya di depan publik. Bukannya ucapan selamat, malah cemoohan yang didapat dengan berbagai asumsi mereka. Bisa saja mereka mengira Aruna hamil di luar nikah karena pernikahan dini.  

Ah, pusing rasanya kalau membayangkan itu.

"Lagian, kamu itu suaminya. Sudah bertanggungjawab untuk melindungi Aruna. Mama dan Papa hanya bisa membimbing dan mengawasi," lanjut Bu Ningrum.

Arsen hanya diam. Air mukanya benar-benar tak bersahabat. Sudah dipastikan dia menolak keputusan ini. Namun, lagi-lagi mereka tak bisa berbuat banyak.

"Kapan Papa pulang?" tanyanya setelah cukup lama terdiam.

"Besok atau lusa," jawab Bu Ningrum singkat.

Arsen hanya mengangguk, dia lalu bergegas pergi tanpa berucap apa pun.

"Hei, kamu mau ke mana? Arunanya diajak!" seru Bu Ningrum saat Arsen sudah hampir sampai di bibir pintu utama.

"Mama saja yang antar!" Hanya itu yang Arsen ucapkan sebelum hilang di balik pintu.

Rumah megah tanpa sekat antar ruangan kecuali kamar ini, membuat Aruna bisa melihat jelas tubuh Arsen yang pergi dengan kekesalannya. Gadis itu bisa apa? Bahkan untuk menolak saja rasa tak pantas baginya.

***

Arsen berdecak, kesal. Dia mendelik pada Aruna. Gadis itu hanya diam sok imut. 

Ya, aku harus terlihat manis di depan orang baru. Setidaknya di depan guru-guru.

"Nah, Bu Fatma. Ini anak saya juga. Em, maksud saya dia mena--"

"Mama!" potong Haura dan Arsen.

Bu Ningrum langsung menutup mulut, hampir saja dia keceplosan tentang status mereka. Haih, susah kalau jadi ibu-ibu, segala macam susah difilter.

"Ada apa?" tanya Bu Fatma, heran.

Aruna dan Arsen tersenyum kikuk. Sedangkan Bu Ningrum hanya berdehem.

"Enggak ada apa-apa, Bu. Saya cuma mau bilang, Aruna itu termasuk keluarga Arsen juga. Jadi, kalau ada apa-apa hubungi Arsen, ya, Bu." Arsen langsung melotot mendengar pernyataan Bu Ningrum.

Aruna yang masih baru di sini hanya mematung, menjadi pendengar dan pengamat saja. Selebihnya, biarkan saja terjadi sesuai keadaan nanti.

"Oke, Bu. Sesuai kelas yang kosong, Aruna akan ditempatkan di kelas Arsen. Kebetulan ya, Bu?" Bu Ningrum tampak berbinar mendengar ucapan Bu Fatma.

Sebenarnya, usia Aruna 17 tahun kurang 3 bulan. Harusnya masih duduk di kelas XI, tapi Aruna langsung loncat kelas waktu kelas IV. Jadilah, dirinya selalu yang termuda di kelas. 

Sialnya, keberuntungan Aruna menguap karena harus sekelas dengan laki-laki kasar seperti Arsen. Inginnya menolak, tapi apalah daya. Aruna terlalu malu untuk menuntut semua keinginannya.

"Ayo, Nak!" seru Bu Ningrum, seraya menarik tangan Aruna, halus.

Aruna berjalan di belakang Bu Ningrum dan Bu Fatma. Mereka tampak menikmati pembicaraan. Sedangkan Aruna hanya diam mengukuti mereka. Oh, jangan lupakan Arsen yang ada di belakangnya.

"Heh, cewek bar-bar!" serunya pelan. Dia menyamakan langkah kaki dengan si gadis, dan Aruna tak perduli.

"Shit! Gue lagi ngomong sama lu!" serunya lagi, wajahnya tampak kesal.

Tak mau mencari ribut, Aruna pun hanya menoleh dengan mengangkat dagu tanda bertanya.

"Heh, awas ya lu! Jangan bilang ke yang lain kalau lu istri gue. Bisa hilang pamor nanti!" ancamnya masih dengan suara pelan.

Aruna hanya mengedikkan bahu, tak perduli. 

Lagian yang ada namaku bisa tercemar karena harus mengakuinya sebagai suami.

Dia melotot mendapati jawaban yang ambigu dari Aruna.

 ‘Lucu juga bisa buat dia kesal,’ batin Aruna bersorak.

Tidak terasa mereka sampai di depan ruangan yang bertuliskan XII IPA 3.

Itu nama kelas yang akan Aruna tempati. Jantungnya berpacu hebat. Antara senang dan canggung, berharap ada kedamaian selama belajar dua semester ke depan.

Bu Ningrum langsung pulang setelah mengantar Aruna sampai depan pintu kelas. Sedikit berlebihan, mengingat si gadis sudah duduk di bangku SMA. Namun, itu semua membuatnya bahagia. Perhatian seorang Ibu telah kembali lagi.

***

"Perkenalan, nama saya Aruna Ardhani. Saya pindahan dari SMA Bakti Luhur. Terima kasih."

Dengan lancar Aruna memperkenalkan diri. Tak ada yang spesial dari ucapannya. Hanya saja, Aruna ingin ini awal yang baik selama dirinya di sana.

"Njirr, itu siapanya elu, Sen?"

"Wadau, cantik! Kayak ada manis-manisnya gitu!"

"Sen, kalau bukan punya elu, buat gue aja."

Beberapa selentingan ucapan siswa membuat Aruna menahan napas. Mereka berkata begitu dengan terang-terangan. Sudah dipastikan wajah gadis itu memanas, tentu juga memerah. Parahnya, Arsen hanya diam dengan menatapnya tajam.

‘Dasar laki-laki galak!’ rutuk Aruna dalam hati.

"Sudah diam-diam! Jangan buat Aruna enggak nyaman. Nah, Aruna silakan duduk di sebelah Hara," titah Bu Fatma.

Aruna mengangguk dan bergegas duduk di bangku ke tiga dari depan. Teman sebangkunya adalah siswi berkacamata dengan rambut hitam sebahu. Kalem dan tatapannya damai.

"Hai, aku Hara." Dia mengulurkan tangan seraya tersenyum, manis.

Aruna membalas uluran tangan Hara dan memperkenalkan diri. Dadanya terasa lega dari himpitan ketakutan. 

Semoga Hara akan menjadi teman baikku di sini.

Bab terkait

  • My Secret Wife   Bab 3 Aku (Tidak) Peduli

    "Jika kamu berani bermain hati, maka harus siap patah hati. Karena selalu ada dua pilihan untuk satu keputusan. Mati atau bertahan."~Aera~🌺🌺🌺"Hai, nama gue Vando. Temen sengkleknya si Arsen," ucap laki-laki berparas oriental dengan retina coklat, seraya mengulurkan tangan.Belum juga dibalas ulurannya, satu lagi laki-laki menggeser tempat Vando. "Gue Ali. Campuran Arab betawi dengan wajah mirip Aladin," ujar laki-laki dengan kulit hitam dan hidung bangir.Vando yang tidak terima dengan ulah Ali malah memelototinya. Vando dan Ali saling adu pandang, tangan mereka masih sama-sama terulur. Ingin Aruna tertawa, tapi diurungkan saat Arsen kembali menatapnya nyalang."Elah, elu pada caper amat! Dia kagak ada bagus-bagusnya. Ayolah cabut!" seru Arsen, menarik kerah kedua laki-laki itu.

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • My Secret Wife   Bab 4 Hitam di Atas Putih

    "Tak perlu ada hitam untuk menorehkan penjanjian. Cukup ikrar yang mampu menggetarkan hati. Itulah laki-laki sejati."~Aera~🌺🌺🌺Ketegangan begitu kentara di ruangan yang didominasi warna putih dan abu-abu. Sepertinya bernapas pun harus hati-hati karena mendapat tatapan aneh dari Pak Arya--Papa mertua Aruna. Belum lagi Bu Ningrum yang tersenyum mencurigakan, menjadi pelengkap kegundahan hati."Ayo, Pa! Sekarang saja." Bu Ningrum menepuk tangan suaminya, memberi isyarat entah untuk apa.Pak Arya mengangguk, dia menghela napas panjang. Tangannya merogoh sesuatu dari dalam tas kerja. Mata Aruna membulat sempurna saat Pak Arya memberikan kertas di depannya dan Arsen."Apa ini, Pa?" Pertanyaan sama diajukan Arsen. Alis tebalnya saling bertautan.Pak Arya dan Bu Ningrum malah saling pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-31
  • My Secret Wife   Bab 5 Saling Balas

    "Aku benci karena kau yang menaburnya. Tapi, iba masih setia hadir di sanubari. Lalu, jika rasa lain tumbuh, siapa yang salah?"~Aruna Ardhani~🌺🌺🌺Matahari masih malu menampakkan cahaya. Bulan sabit yang mulai memudar pun setia menggantung di cakrawala pagi. Jangan lupakan dengan sepoi angin mengusik ketenangan dari sela ventilasi udara.Baru pukul 04.00, tapi Aruna harus berurusan dengan setumpuk pakaian yang Arsen beri. Entah apa tujuannya? Pagi buta menggedor pintu kamar hanya untuk menyuruh Aruna setrika baju."Nah, elu kan udah jadi istri gue. Jadi, noh baju-baju gue setrikain. Hari Senin gini harus rapi, kan?" Arsen berkacak pinggang seraya menunjuk-nunjuk pakaian putih-abu yang akan dikenakan olehnya."Tapi, ini masih terlalu pagi untuk setrika, Sen," rutuk Aruna sembari melirik ja

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • My Secret Wife   Bab 6 Tragedi

    "Aku pikir, kau melakukannya karena itu hakmu. Tapi, aku salah. Kau menorehkan luka amat dalam dengan dalih balas dendam. Brengsek!"~Aruna Ardhani~🌹🌹🌹Suara bel tanda satu jam mata pelajaran berakhir. Masih dengan guru Bahasa Indonesia, memberikan pelajaran tentang membuat berita tertulis untuk dijadikan tugas. Bersamaan dengan itu, Arsen masuk.Wajahnya masih merah, hasil dari berjemur di lapangan terbuka. Saat dia masuk dan melewati Aruna, matanya melirik tajam. Berhasil menggetarkan sesuatu di dalam sana.Dia duduk di belakang bangku Aruna dan berbisik pelan. "Awas lu! Tunggu pembalasan gue!" ancamnya dengan suara mendesis.Gadis itu menelan ludah dengan susah payah. Semakin gentar keberanian yang sebelumnya sempat berdiri kokoh di batas hati. Aruna tak menoleh atau membalas

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-15
  • My Secret Wife   Bab 7 Berubah

    “Kupikir ini benci, ternyata awal dari perasaan yang tersembunyi.”~Arsen Ganendra~🍓🍓🍓Arsen membuka pintu seraya bersenandung. Dia bahkan bersiul saat melewati Mbok Nah yang sedang menyapu ruang keluarga.“Den, sendiri?” tanya Mbok Nah, polos.Arsen menghentikan langkah dengan alis yang terangkat sebelah. “Iya, Mbok. Kenapa? Emang sama siapa lagi?” ujar Arsen dengan enteng.Mbok Nah tersenyum kikuk. Dia enggak ikut campur, tapi kekhawatirannya pada Aruna membuatnya buka suara.“Non Aruna, Den,” ucap Mbok Nah singkat.Seketika wajah Arsen berubah.Lengkungan senyum menghiasi wajahnya. “Oh, cewek bar-bar itu. Mungkin dia lagi pingsan berdiri, Mbok. Arsen naik dulu, ya.&rd

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • My Secret Wife   Bab 8 Mengalah untuk Kebaikan

    “Kenapa kau mengalah? Berontaklah! Agar rasa ini tak tumbuh semakin mengakar.”~Arsen Ganendra~🍓🍓🍓Malam telah larut, tapi Aruna tak jua memejamkan mata. Pikirannya di penuhi tiga kejadian. Namun, yang paling mengganggu pikiran adalah permintaan Bu Ningrum.“Mama mohon, terus dampingi Arsen. Jika bisa rubah dia, tapi kalau Aruna tak mampu setidaknya jangan tinggalkan dia. Mama tidak mau melihat Arsen lebih buruk dari ini,” pinta Bu Ningrum menutup obrolan di meja makan kala itu.“Ta-tapi, bagaimana jika Kari—““Kamu harus tetap di sampingnya. Harus, Aruna. Hanya itu yang Mama minta. Mama mohon.” Semakin erat genggaman tangan Bu Ningrum pada Aruna.Entah apa yang mendorong Aruna untuk menyetujui permintaan sulit yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • My Secret Wife   Bab 9 Memberi Batas

    “Harusnya aku memberi batas agar kau tak semena-mena memorak-porandakan perasaan yang tengah kususun dengan susah payah. Nyatanya, aku terlalu lemah untuk memberontak.”~Aruna Ardhani~🌹🌹🌹Aruna menunduk dalam saat Arsen terus menatapnya tajam. Jam istirahat masih ada, dan kelas masih kosong. Ini dijadikan kesempatan untuk Arsen berbicara pada Aruna.“Lu kenal dia di mana?” tanya Arsen akhirnya bersuara.Aruna bungkam. Dia bingung harus berkata jujur atau bohong. Pasti akan ada dampak untuk dirinya.“Aruna, jawab!” seru Arsen sembari menggebrak meja.Aruna langsung mendongak, menatap mata Arsen yang masih diliputi emosi.“Di jalan,” jawab Aruna kembali menunduk.Arsen mengernyit bing

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • My Secret Wife   Bab 10 Mistake

    “Harusnya kudengarkan kata hati, tapi terlalu egois karena emosi. Aku menyesal.” ~Aruna Ardhani~ 🌹🌹🌹 “Please, Na. Kali ini aja mau, ya. Gue mau ngomong sesuatu sama elu,” ujar Ahtar memohon. Seperti biasa, Aruna tengah menunggu ojol dan ditemani oleh Ahtar. Sudah beberapa hari Aruna merasa tak nyaman dengan permintaan Ahtar. Namun, kali ini laki-laki itu begitu memelas, membuat Aruna ragu mengambil keputusan. “Em, emang mau ke mana? Aku enggak bisa lama, soalnya orang rumah udah pada nunggu,” ucap Aruna beralasan. Ahtar tampak berbinar mendengar ucapan Aruna. Gadis itu memberi lampu kuning untuknya. Dia hanya perlu meyakinkan Aruna agar mau ikut dengannya. “Kita cuma makan dan nongkrong di kafe. Enggak lama kok.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03

Bab terbaru

  • My Secret Wife   Bab 34 Masih Mencari

    "Kenapa rindu ini begitu menyiksa? Setelah kutahu jejakmu, dalam sekejap kau menjauh entah ke mana. Kembalilah, Aruna."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺"Jadi ....""Iya, Neng. Waktu Nenek wafat, ada sepasang suami istri yang seumuran sama bapaknya Neng. Mereka bilang mau ambil hak asuh Neng Aruna dan menikahkan dengan anak lelakinya," terang Agus.Agus adalah orang yang sudah lama bekerja dengan ayahnya Aruna. Setelah kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Aruna, Agus pun kembali ke kampung halamannya, yaitu tempat neneknya Aruna tinggal.Bu Ningsih tampak mendengarkan dengan santai. Tetangga Aruna itu memang tak berniat untuk ikut campur masalah pribadi. Tetapi, dia juga ingin agar Aruna bisa paham situasi di tempat baru."Nah, Aruna. Jadi, kalau kamu mau tinggal lagi di sini, kamu lapor saja sama aparat desa. Mereka juga pasti paham kalau kamu sudah menikah. Oh iya, di mana suamimu?" tanya Bu Ningsih membuat dada Aruna tiba-tiba sesak.Gadis itu menatap Bu Ningsih dan Agus bergantian. Enta

  • My Secret Wife   Bab 33 Jejak Aruna

    "Ternyata, Tuhan masih memberiku kesempatan untuk bisa menebus semuanya. Aku menemukan jejakmu. Tunggulah dan jangan pergi lagi."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Bandara Internasional Soekarno HattaHiruk pikuk tempat itu masih sama seperti beberapa waktu yang lalu, saat dia pergi untuk meninggalkan kenangan buruk di kota ini. Namun, dia terpaksa harus kembali ke sana karena keadaan.Mata indah Aruna berkaca-kaca. Sesak rasanya harus kembali menyelami kehidupan yang ingin sekali ditinggalkan. Hanya saja, dia tidak tahu harus pergi ke mana selain pulang ke negeri asalnya.Dengan berat hati, Aruna melangkahkah kaki meninggalkan bandara. Dia tidak tahu harus ke mana. Tidak mungkin juga Aruna pulang ke rumah Arya. Dia masih punya muka untuk sekedar bertatap muka. Apalagi keadaannya sekarang tengah berbadan dua. Bisa saja, Arsen sudah menikah dengan Karisa. Jadi, dia tidak sekalipun terlintas kembali ke rumah megah itu.Sebelum memutuskan ke mana dia akan pergi, Aruna memilih mengunjungi makan ke

  • My Secret Wife   Bab 32 Kepiluan Aruna

    "Setelah kesakitan yang kau beri, kini hadir sebuah anugerah, tapi memilukan hidupku. Aku harus bagaimana?"•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺"Positif," gumam Aruna dengan tangan bergetar.Tubuh gadis itu luruh, bersandar pada dinding kamar mandi. Dunianya seketika runtuh. Saat keadaan mulai membaik sesuai keinginan, kenyataan ini membuat mimpinya benar-benar hancur.Air mata terus membanjiri pipi putihnya. Benda persegi panjang yang digenggamnya dengan jelas menampilkan garis dua. Dia hamil. Ribuan jarum serasa menembus dada, Aruna lemah dan terpuruk. Dia tahu, ini hal yang wajar. Tetapi, semua hasil dari kesalahan.Bukan, ini bukan anak haram. Tetapi, Aruna belum siap menghadapi semuanya. Luka yang diberikan Arsen masih basah dan menganga. Lantas, ada malaikat tak berdosa hadir di antara mereka. Dia harus bagaimana?Malam itu, villa menjadi saksi akan tangisan dan kepiluan Aruna. Dia menunaikkan kewajiban seorang istri dengan paksaan dan tuduhan yang menjatuhkan dirinya. Bukan mereguk manisny

  • My Secret Wife   Bab 31 Cara Mencari Aruna

    "Akan aku lakukan apa pun asalkan bisa menemukanmu. Hukum aku seberat apa pun, tapi jangan menyiksaku dengan cara menghilang. Aku tak sanggup."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺"Ini." Ningrum memberikan sebuah tas berisi berkas penting almarhum anak sulungnya.Arsen menatap bingung sambil sesekali melirik ibunya."Ini apa, Ma?""Aset atas nama kakakmu," jawab Ningrum membuat Arsen tersentak."Aset? Maksud Mama?"Ningrum berjalan menuju kasur dan duduk dengan lemah. Matanya yang berair tak dapat dibendung lagi."Papamu sengaja memberikan aset itu agar kakakmu bisa belajar berbisnis. Mungkin, Karisa sengaja mendekati kakakmu untuk ini. Jatmiko benar-benar menginginkan kehacuran keluarga kita, Nak. Termasuk menguras harta melalui kalian. Namun, kakakmu meninggal. Kami ... awalnya akan membalik nama atas namamu. Tetapi, setelah dipikir, kami takut kejadian sama yang menimpa kakakmu, menimpa pula pada kamu. Jadi, kami simpan ini baik-baik sampai sekarang."Arsen mendengarkan penjelasan Ningrum semb

  • My Secret Wife   Bab 30 Rahasia Ningrum

    "Kalau kutahu pengorbananmu sebesar itu, tak kan terbesit menyakiti walau itu dalam mimpi. Maafkan aku."•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Bangi, Selangor, Malaysia.Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM)Mata Aruna menatap takjup pada pemandangan di balik gerbang kampus ternama di negeri jiran. Ya, tempat barunya untuk memulai hidup baru.Pemandangan yang indah dari balik gerbang dengan gedung-gedung tinggi membuatnya terus berucap takjup. Jangan lupakan hamparan hijau di sekelilingnya, memanjakan mata dan menyegarkan pikiran.Untuk sesaat Aruna melupakan masalahnya. Dia seperti menemukan tempat persembunyian yang aman dan nyaman. Tidak ada yang tahu jika dia berapa di sini, karena Aruna mendapatkan kesempatan ini pun tanpa diduga.Siapa sangka, keisengannya mengukuti tes beasiswa yang disediakan oleh lembaga pemerintah mengantarkannya ke tempat asing itu. Persis seminggu sebelum ujian nasional, Aruna mengikutinya secara online.Mungkin ini yang dinamakan takdir. Ketidaksengajaannya membuat dia

  • My Secret Wife   Bab 29 Terusir

    "Kenapa rasa itu hadir setelah kau menghilang? Lalu, apa yang harus kulakukan untuk mendapatkanmu kembali?"•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Ningrum bergetar membaca surat dari Aruna. Bersamaan dengan itu luruh pula air mata. Dadanya terasa sesak, sampai tak bisa mengeluarkan sepatah kata pun."Kapan Aruna pergi, Mbok?" tanya Arya sembari mengusap pundak istrinya."Setengah jam yang lalu, Tuan," jawab Mbok Nah dengan wajah sedih.Arya mengembuskan napas dalam, lalu menuntun istrinya untuk duduk. Pasti Ningrum syok mendengar kabar ini."Lalu, Arsen?"Mbok Nah tampak bingung untuk menjawab, terlihat dari raut wajahnya. "Anu, Tuan. Itu, si Mbok juga gak tahu. Soalnya, pas si Mbok tanya keberadaan Den Arsen, Non Aruna hanya diam."Ningrum langsung mendongak mendengar keterangan ARTnya. Firasatnya buruk."Ini pasti ulah Arsen, Pa. Mana mungkin Aruna pulang ke sini tanpa Arsen kalau tidak ada masalah di antara mereka," tebak Ningrum, membuat Arya berpikir sejenak."Bukannya mereka liburan 3 hari,

  • My Secret Wife   Bab 28 Aruna Menghilang

    "Aku bodoh telah terpedaya masa lalu. Saat kebenaran terungkap, saat itu juga aku kehilanganmu. Bisakah kau kembali dan memberiku kesempatan lagi?"•Arsen Ganendra•🌺🌺🌺Laki-laki berkacamata dengan rahang tegas itu mengernyit sambil menatap Hara yang tampak ketakutan. Pasalnya dia mencari Aruna, karena sedari acara jalan-jalan tak melihat sosok itu. Dia membuka lebih lebar pintu kamar, dan berjalan ke hadapan Hara.Mata elangnya menelusuri sudut kamar dan jatuh tepat di lemari yang tebuka."Kenapa lemarinya kosong?" tanya laki-laki yang tidak lain Wildan itu.Mata Hara meredup dengan raut wajah bingung. Dia meremas bajunya, entah harus berkata apa. Yang ditakutkannya adalah jika dia disalahkan. Sedangkan, sejauh yang Hara tahu, Wildan memberikan perhatian lebih pada temannnya itu."A-anu, aku gak tahu, Kak. Aku juga lagi cari Aruna. Dan, lemarinya ...." Hara menggantungkan cerita sambil melirik lemari juga Wildan bergantian.Tidak butuh lama untuk Wildan mengerti ucapan Hara. Tanpa

  • My Secret Wife   Bab 27 Kabur

    "Cara menghukum yang paling menyiksa adalah pergi dan tak pernah kembali."•Aruna Ardhani•🌺🌺🌺Aruna terduduk lemah di kamar villa itu. Kedua kaki ditekuk sembari menyandarkan tubuh di pintu kamar. Wajah yang memerah karena terlalu banyak menangis pun dia tenggelamkan di antara lututnya.Memang kenyataan kadang menyakitkan. Sebagaimana pun dia berusaha tegar, tapi perlakuan Arsen padanya sudah terlanjur menyakitkan. Jika sikap Arsen yang tak adil padanya, Aruna masih bisa tahan. Namun, jika sudah terlalu jauh hingga melakukan hubungan terlarang di atas ranjang, Aruna tak sanggup.Belum lagi alasan perjanjian pernikahan dan peran dirinya yang menjadi alat pribadi untuk Arsen, Aruna rasa itu lebih dari cukup sebagai alasan dirinya mundur dalam pernikahan ini.Sekarang, bukan saatnya untuk Aruna meratapi diri. Dia harus keluar dari lingkarang penderitaan ini. Dengan sisa-sisa tenaganya, Aruna bangkit. Dia meraih tas ransel yang sebelumnya dibawa. Liburan ini akan berakhir dengan kesak

  • My Secret Wife   Bab 26 Fatamorgana

    "Aku pikir hubungan kita masih bisa diperjuangkan. Tetapi, ternyata semua hanya fatamorgana saja. Kau berada di duniamu, dan aku hanya setitik warna yang tak terlihat." •Aruna Ardhani• 🌺🌺🌺Suara erangan yang berbarengan dengan benda berjatuhan menggema di kamar tampat Arsen berada. Beberapa kali dia memukuli diri sendiri atau meninju tembok yang diam tak bersalah.Setegah jam. Ya, lewat dari setengah jam dari kejadian itu Arsen mengamuk, frustasi. Bukan karena kesal pada Aruna. Namun, dia menyesali kebodohan diri.Sebelum dia pergi dari kamar Aruna. Dia melihat istrinya tersungkur di pojok kamar dengan keadaan yang menyedihkan. Segala amarah, kecewa, dan rasa cemburu langsung menguap tatkala fakta menyadarkannya, bahwa dia telah berbuat tak adil pada Aruna.Emosinya telah menutupi hati nurani tanpa bertanya kebenaran dari pihak Aruna. Dia telah melakukan kesalahan besar. Bagaimana kelanjutan hubungannya? Dan, ini akan menjadi masalah yang rumit.Saat semua sudah tumpah ruah, tiba-

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status