Beranda / Rumah Tangga / Menjinakkan Istri Tantrum / Kepala Pria di Antara Dua Kaki

Share

Menjinakkan Istri Tantrum
Menjinakkan Istri Tantrum
Penulis: sherina vellyn

Kepala Pria di Antara Dua Kaki

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-14 12:49:25

“Ahn...”

Magnus mengerutkan alisnya ketika berdiri di depan pintu suatu ruangan. Dia meraih gagang pintu ruangan tersebut dan memutarnya untuk membuka pintu hingga isi ruangan terlihat olehnya.

Seorang gadis yang tengah melebarkan kakinya di kursi langsung terperanjat kaget dan menoleh ke pintu. Pria yang kepalanya berada di antara kedua kakinya langsung terangkat dan melihat ke pintu bersama gadis itu.

“Aku ingin bicara dengannya berdua, keluar!” Magnus menatapi pria itu yang langsung bangkit.

Cressa, gadis yang hampir meraih puncaknya itu hanya bisa menghela nafasnya sambil memperbaiki rok dan caranya duduk. Wajahnya memerah, antara karena kegiatan panas yang dia lakukan sebelumnya atau justru karena malu baru saja dipergoki oleh tunangannya.

“Apa yang kau inginkan?” Cressa menatap ke arah lain, jelas malu atas tindakannya barusan.

“Bukankah keluarga Montgomery yang terhormat tidak mengizinkan aktivitas seperti itu sebelum menikah?” ejek Magnus sambil berdiri tegap di depan meja Cressa.

Magnus menatapi Cressa yang masih berusaha memperbaiki roknya. Dia melirik nama Cressida Montgomery yang tertera di mejanya.

“Langsung ke intinya saja, apa yang kau inginkan?” Cressa menatapi pria yang bersamanya barusan, tersenyum ringan ke arah pria yang menghilang setelah melewati pintu ruangannya.

“Aku sebenarnya hanya ingin mengecek keadaanmu di sini. Kelihatannya kau bahkan belum mengerjakan tugas ringan yang diberikan kakakmu. Dia benar soal kau membutuhkanku.” Magnus menatapi meja kerja Cressa yang berantakan.

“Aku membutuhkan waktu. Apa menurutmu mudah menemukan negara yang memiliki peluang besar dalam pengembangan—”

“Dan kau menyia-nyiakan waktumu untuk bersenang-senang dengan pria asing?” potong Magnus.

Cressa menghela nafasnya. “Aku bekerja lebih baik dan lebih fokus setelah aku melepaskan oksitosin. Sekarang keluar dari ruanganku! Kau tidak berhak masuk tanpa izin seperti itu!”

Magnus memutar matanya. Dia kemudian berjalan ke belakang meja Cressa, di mana Cressa hanya duduk di tempat duduknya sambil merapatkan kakinya.

Cressa menatap Magnus dengan sedikit tegang saat pria itu berada tepat di depannya.

“Begitukah? Sangat disayangkan pria itu sekarang sudah pergi meninggalkanmu. Tapi tidak apa, aku ada di sini untuk menuntaskan tugas pria itu yang belum selesai,” ucap Magnus seraya memberikan sentuhan halus di ujung jarinya pada lutut Cressa.

“Apa yang kau lakukan?” Cressa menatap Magnus dengan tatapan tajam.

“Membantumu agar fokus bekerja. Kau harus bekerja dengan baik. Aku tidak mau mengajarimu cara mengelola perusahaan dengan baik jika kau sendiri tidak bisa menyelesaikan tugas semudah yang telah diberikan kakakmu.” Magnus berdiri di sisi kursi yang diduduki Cressa.

Cressa menatapi tangan Magnus yang semakin berani naik perlahan dari lututnya ke pahanya. Ujung jemarinya yang lentik itu menyapu halus pahanya, membuat nafasnya memberat perlahan-lahan.

Cressa menahan nafasnya saat jemari Magnus menyingkap roknya. Dia tak bisa menolak ini, tubuhnya sudah hampir mencapai pelepasan sebelumnya, dan Magnus menghentikannya. Dia harus membuat Magnus membayar perbuatannya dengan membantunya meraih pelepasan lainnya.

Tangan Magnus sudah menyusup ke rok Cressa dan membuat Cressa menggigit halus bibir bawahnya saat merasakan ujung jemari Magnus mengusap halus bagian paha dalamnya.

“Kau menyukainya? Kau terkena kutukan atau semacamnya yang membuatmu harus melakukan ini agar fokus bekerja? Kau benar-benar tak pernah gagal dalam mengejutkanku,” bisik Magnus.

Cressa langsung menahan pergelangan Magnus dengan kedua tangannya. Cressa meneguk ludahnya. Dia tidak bisa menolak permainan Magnus, dia sadar itu.

“Jangan memasukkan jemarimu, aku masih perawan. Hanya sentuhan,” pinta Cressa.

Magnus mengangkat alisnya, dia tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari Cressa.

“Kau? Perawan? Aku meragukan perkataanmu.”

“Sungguh.” Cressa menatap ke arahnya dengan sedikit menengadah, untuk meyakinkan Magnus.

Magnus akhirnya hanya mendecak dan menganggukkan kepalanya untuk mengikuti permintaan Cressa. Yang berakhir dengan dia menenggelamkan wajahnya di antara kaku Cressa.

Cressa bergerak gelisah, tangannya berusaha meraih apa pun untuk menjadi pegangan baginya. Hingga dia memegangi rambut Magnus, meremasnya untuk mencari pelampiasan.

***

“Sial...” Cressa menutup wajahnya, mengumpat dengan penuh rasa malu karena terbuai.

Magnus terlalu halus dalam bertindak, membuat lawannya selalu lengah dalam menghadapinya dan mendapatkan keuntungan dari lawannya yang tengah lengah. Itu membuat Cressa mendecak kesal dan marah. Dia merasa dipermalukan oleh Magnus.

Tidak, dia telah mempermalukan dirinya sendiri dengan kepergok olehnya bersama pria lain dan Magnus mengambil kesempatan dari dirinya yang tengah dalam keadaan lengah dan sensitif.

“Ada apa, Nona?” tanya sopir yang tengah menyetir untuknya.

“Tidak ada. Langsung ke rumah kakakku saja. Magnus akan di sana. Aku harus tahu apa yang akan dia bahas bersama Serenia.” Cressa menghela nafasnya.

“Tuan Magnus adalah orang yang luar biasa.”

“Apa bagusnya dia? Dia berasal dari keluarga yang sedang diselidiki karena kasus korupsi. Aku yakin dia sedang berusaha mencari kesempatan lewat kakakku yang sedang sakit sampai membuat kakakku setuju menjadikan dia bagian dari keluarga ini. Mungkin dia ingin panjat sosial.”

“Meski begitu, Tuan Magnus adalah orang yang kompeten. Tanpa Tuan Magnus setahun belakangan ini, Montgomery mungkin sudah bangkrut.”

Cressa menghela nafasnya sambil menatap keluar jendela mobil. Pernikahan yang akan terjadi di antara dia dan Magnus bukanlah keinginannya, melainkan kakaknya. Untuk menyelamatkan perusahaan dari kebangkrutan tahun lalu, dia merekrut Magnus dan membuat kesepakatan dengannya.

Magnus menunggunya lulus kuliah untuk menikah. Dia baru pulang dari menuntut ilmu bulan lalu dan dia akan segera menikah dalam dua minggu lagi.

“Dia menyelamatkan Montgomery pasti karena dia ingin mendapatkan keuntungan besar.”

Cressa memejamkan matanya sesaat.

Begitu tiba di rumah kakaknya, Cressa menatapi mobil asing di tempat parkir.

“Itu bukan mobilnya Magnus.” Cressa mengerutkan alisnya.

Cressa berjalan dan menatapi kakak iparnya yang sedang bersama wanita lain. Melihat betapa beraninya kakak iparnya selingkuh di rumah kakaknya, Cressa langsung berjalan cepat ke arah mereka.

Cressa menatapi mereka yang sekarang bermesraan, saling bersandar di dekat kolam. Cressa tanpa mengatakan sesuatu, Cressa langsung mendorong keduanya ke kolam tersebut. Tak jauh dari Cressa berdiri, ada papan peringatan yang mengatakan kalau kolam tersebut dihuni oleh seekor hiu putih besar.

Sementara itu, Magnus menatapi mobil yang dia kenali sudah terparkir di sana, dia bisa memastikan kalau Cressa sudah tiba lebih dulu. Magnus keluar dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam.

Magnus menatapi Cressa yang sedang menyilangkan tangannya di dekat kolam hiu. Dan dua orang yang sedang panik untuk naik ke daratan hanya ditatap Cressa dengan dingin. Cressa tak memberikan reaksi khusus.

“Tolong! Tolong!” Pria dan wanita itu tergesa-gesa berenang ke tepian dengan wajah paniknya.

“Apa yang kau lakukan?” Magnus mendekati Cressa sambil menatapnya dengan tatapan tak percaya.

Bab terkait

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Gadis Berperingai Buruk

    Cressa menyilangkan tangannya di dada, menatap dua orang yang sekarang berusaha keras menjauhi hiu putih yang sedang asyik berenang di kandangnya. “Chloe sangat suka bermain-main dengan manusia. Tapi terakhir kali aku harus membayar tagihan rumah sakit dan kompensasi untuk orang yang mengurus kolam Chloe, dia kehilangan tangan kanannya, sampai siku.” Cressa cemberut sambil menatap Magnus. Magnus mendengus tak percaya dengan kelakuan Cressa yang satu ini. Magnus menggeleng pelan sebelum akhirnya membantu kakak ipar Cressa dan wanita yang tak dia kenali itu. Beberapa petugas yang sepertinya ditugaskan menjaga kolam juga langsung datang untuk membantu. Cressa hanya tersenyum simpul ke arah kakak iparnya yang sudah berada di pinggir kolam dengan bantuan orang-orang itu. Pria itu tampak sangat panik dan sedang syok, begitu pula wanita itu. “Bocah gila,” umpatnya. Cressa hanya mengangkat alisnya dengan keheranan dan kemudian berbalik. Cressa langsung pergi dari sana. Dia berjalan sambi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Berapa Banyak yang Sudah Menyentuhnya?

    Di hari pernikahan antara Magnus dan Cressa yang dilaksanakan cukup sederhana namun tidak sesederhana kelihatannya itu, Serenia menghela nafasnya sedikit lega.Magnus menatapi Cressa dengan gaun pengantinnya setelah dia sah menjadi istrinya. Cressa tampak duduk sendirian di salah satu meja. Sementara Magnus saat itu sedang mengobrol dengan pria dewasa lainnya. “Aku sudah mendengar semuanya tentang kau yang memutuskan hubungan dengan keluargamu sendiri karena kasus korupsi yang dilakukan ayahmu,” salah satu pria menyinggung soal keluarganya. Magnus hanya tersenyum simpul. “Aku tidak ada hubungan apa pun dengan ayahku sebelum kerajaan memeriksa keluargaku.” “Kakakmu, Garrett sepertinya sengaja menumbalkan ayahmu. Dia melimpahkan semuanya pada ayahmu sementara dia saat ini tengah menikmati kekuasaannya di perusahaan Armstrong.” “Sudah kubilang aku tidak ada lagi hubungan dengan keluarga Armstrong sekarang. Aku anggota keluarga Montgomery sekarang,” ucap Magnus dengan lebih tegas. “K

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kau yang Pertama

    Cressa hanyut dalam permainan Magnus di malam pernikahan mereka. Tangannya mencengkeram erat sprei. Disusul dengan jemari Magnus yang menyelinap masuk ke sela jemari Cressa. Keduanya kini saling mencengkeram satu sama lain, melupakan perkelahian singkat mereka dan fokus pada pertempuran di ranjang malam itu. “Aku terkesan, bagaimana para pria itu bisa tahan meski kau tidak mengizinkan mereka untuk masuk. Kau benar-benar menjaganya untukku?” “Ha-ah... Aku menjaganya karena nama baik keluargaku.” “Kau sepertinya sangat terobsesi atas nama keluargamu sendiri. Montgomery... Bukankah itu tidak membuatmu lebih baik? Hah... maksudku, kau tetap melakukan hal buruk sebelum menikah.” “Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga melakukan hal itu sebelum menikah? Bagi pria, hah... kalian tidak memiliki bekas jika sudah melakukannya.” “Kau yang pertama, Cressida. Kau yang pertama untukku.” *** Cressa terlelap nyenyak di kasur king size kamar hotel tersebut. Sementara Magnus baru saja terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menenangkan Cressa

    “Lepaskan!” Cressa terus memberontak hingga mereka tiba di kamar hotel. Magnus menurunkan Cressa setelah menutup kembali pintu dan menatapi Cressa yang terengah-engah karena terus memberontak, sementara dia terengah-engah karena mengatasi gadis itu. Magnus menatap ke sekitar kamar dan terkejut akan situasi kamar yang sangat berantakan, sepertinya Cressa mengamuk sendirian tadi. Dia lantas menatap pelakunya yang sekarang menatap tajam ke arahnya, dengan darah kering di bibirnya. “Ada apa dengan bibirmu? Kau yang melakukan ini semua? Kenapa?!” Magnus sedikit membentak. “Itu karena kau! Kau pikir kau siapa meninggalkanku begitu saja setelah apa yang kita lalui? Kau pikir aku jalang yang bisa kau tinggalkan begitu saja?! Apa kau menganggapku jalang pribadi karena kita sudah menikah, jadi kau bisa seenaknya?!” gertak Cressa. Magnus mengambil nafas dalam-dalam. Dia berusaha mengontrol dirinya sendiri. Ini salahnya, sepenuhnya salahnya. Dia tahu ini akan terjadi, namun justru m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Perjalanan Bisnis Bersama

    “Karena keluarga akak iparmu kelihatannya sangat menginginkan perusahaan Montgomery.” Magnus menyilangkan tangannya di depannya dengan santai. “Oh, jika itu aku juga menyadarinya. Tunggu... Kenapa kau bisa tahu sampai sana? Maksudku, kita berdua memang tahu tentang perselingkuhan kakak iparku.” Cressa mengerutkan dahinya. “Ayolah, aku ini orang kepercayaan kakakmu. Jadi, mulai sekarang, aku hanya ingin kau bisa diajak bekerja sama. Kita berada di pihak yang sama. Jika kau tahu itu, maka sudah seharusnya kita bekerja sama.”Cressa terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafasnya. Dia juga melakukan pernikahan ini atas permintaan kakaknya. Demi kelangsungan keluarga Montgomery sendiri, dan demi perusahaan Montgomery. Dia harus mempertahan apa yang telah diusahakan oleh tetuanya di masa lalu. “Apakah perceraian sangat dilarang oleh tradisi keluargamu hingga kakakmu hanya diam mengenai perselingkuhan kakak iparmu?” tanya Magnus. Cressa mengangguk. “Selain karena tradisi keluarga, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pertemuan Tak Diinginkan

    “Aku sudah sangat menjaga sikapku! Itu yang terbaik yang bisa kulakukan!” balas Cressa. “Lakukan dengan lebih baik lagi, atau aku akan memperlakukanmu seperti korban pemerkosaan malam ini.” Magnus menatap tajam ke arah Cressa, meski dia terdengar main-main, dia seperti serius di waktu yang sama.“A-apa-apaan itu?” Cressa mengerutkan alisnya, dia jelas kehilangan kata-katanya. “Ck, cat got your tongue?” Magnus meledeknya sebelum melepaskannya dan berjalan lebih dulu. Cressa hanya memutar bolanya dengan malas. Magnus mengawasinya, berusaha mengontrolnya untuk tetap menjaga sikapnya dan cara bicaranya. Cressa mematuhinya dengan enggan. Sebenarnya, perkataan Magnus agak membuat Cressa memikirkannya terus menerus. Sebelum akhirnya dia berusaha memfokuskan diri pada apa yang sedang mereka kerjakan hari ini. Perjalanan bisnis yang cukup jauh ini tidak boleh sia-sia sama sekali. “Aku sudah berkonsultasi dengan seorang kepala proyek untuk merealisasikan gambaran stasiun yang pihak kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Berpikir Berlebihan

    “Apa? Kau berniat memukulku lagi? Ada apa denganmu sebenarnya? Apa kau bocah tantrum yang akan melempar benda pada orang lain? Kau benar-benar kekanakan,” ledek James. Cressa berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu dari mana sikap buruknya datang, yang jelas ini sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Dia ingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan. “Malam itu kita bisa saja menghabiskan malam yang menyenangkan bersama. Aku yakin kau bersikap seperti ini pada semua pria. Suamimu, bukankah dia menikahimu karena kau seorang Montgomery? Oh, dia sangat beruntung.” James mendekati Cressa. “Jangan mendekat! Aku bisa melemparkan ini kapan pun,” ancam Cressa. “Ya, lempar saja!” James menatapnya dengan tatapan menantang, menunggu Cressa melakukannya. Cressa melemparkan vas bunga itu, namun seseorang menangkis vas bunga itu, yang membuatnya jatuh di dekat Cressa. Cressa menjerit pelan dan tersentak mundur. Dia lalu memelototi Magnus yang baru s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Aftercare yang Gagal

    Magnus sudah cukup berkeringat. Dia menatap Cressa yang berada di bawah tubuhnya dengan pasrah. Dia tersenyum simpul saat melihat Cressa terengah-engah dengan alunan halus suara kenikmatan dari bibirnya. Magnus mengecup bibirnya singkat. “Ha—ah...” Cressa sedikit gemetar dan tangannya seketika mencengkeram lengan Magnus. “Oh...” Magnus mengerang pelan, menikmati pelepasannya yang diraih setelah Cressa. Beberapa saat setelah pelepasan yang memuaskan, keduanya berdiam diri di kasur untuk beberapa saat, berusaha memulihkan energi mereka yang hilang. Magnus berbaring miring menghadap Cressa yang terlentang di depannya. “Nasib baik kau bertampang ganteng dan punya tubuh yang bagus.” Cressa menghela nafasnya. “Hm? Apa kau berusaha memujiku tanpa mengakuinya seutuhnya?” tanya Magnus. “Ya, bisa dibilang begitu. Saat kakakku mengatakan ingin memperkenalkan seorang pria ketika aku masih di asrama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10

Bab terbaru

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kejutan

    Tidak ada kabar dari Magnus sama sekali sejak dia pergi ke Luston. Berkali-kali Cressa meneleponnya, sama sekali tidak bisa tersambung pada Magnus. Hingga akhirnya Cressa berhenti menghubungi Magnus dan menunggu Magnus menghubunginya lebih dulu. Sementara itu, yang sebenarnya terjadi saat Magnus tiba di Luston dan langsung menuju ke kediamannya di masa lalu, semuanya tampak normal. Glenn yang akan mengantarkan Agnes ke rumah keluarganya saat Magnus bersama dua bodyguardnya menyelesaikan urusannya. Melihat bagaimana rumah tersebut masih terawat rapi, kelihatannya masih ada beberapa pelayan yang tinggal di sana. Seperti dugaannya, begitu mobilnya berhenti di depan gerbang mansion tersebut, satpam yang membukakan gerbang dan melihatnya langsung terkejut melihat kedatangan Magnus. Dan beberapa pelayan dari dalam juga tampaknya tengah penasaran akan dirinya. Saat mobil terparkir dan Magnus bisa keluar dari mobil tersebut. Magnus keluar sambil merapikan pakaiannya

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kesalahpahaman

    “Kenapa dia pergi bersama Agnes...? Ini ultrasound? Apakah ini milik Agnes?” Sesaat, pikiran Cressa kalang kabut. Namun, dia tahu jika dirinya berpikir yang tidak-tidak, dia malah tidak akan menemukan jawaban yang dia cari. Jadi, dia segera menghubungi Magnus. Tak ingin lagi adanya kesalahpahaman antara dirinya dengan Magnus, dia ingin bertanya langsung pada Magnus. Selama ini, Magnus selaku bersedia menjelaskan apa pun padanya. Jadi, satu-satunya yang dia harapkan saat ini adalah jawaban dan penjelasan Magnus.Lama menunggu teleponnya diangkat hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya, Cressa tak menyerah dan mencobanya lagi. Dia menunggu dengan sabar, awalnya. Sampai dia mulai gelisah sendiri dan menggigit kukunya. Sadar atas apa yang dia lakukan, Cressa menatapi kukunya. Dia tidak pernah setakut ini sebelumnya dan sepanik ini. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan menaruh ponselnya lagi. Ditatapnya layar komputer yang menunjukkan hasil pekerjaanny

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Oversharing

    “Apa kau tahu di mana Garret saat ini dan bagaimana kondisinya? Kau tahu, sebenarnya aku takut jika aku kembali ke Luston bersama dengan Magnus, dia akan tiba-tiba muncul di sana.” Agnes melirik Glenn yang tengah menjemputnya dan membantunya mengambil beberapa barangnya. Dia membawa sebagian barangnya dan membiarkan Glenn membawakan sisanya. “Dia berada di sebuah tempat di mana dia tidak akan bisa keluar dari sana dengan mudah. Kami menggunakan penyamaran tempat, tempat itu berkedok sebagai laundry koin. Letaknya tidak jauh dari kantor Montgomery. Kau tidak perlu khawatir tentangnya, dia sama sekali tidak akan bisa keluar dengan mudah dari tempat itu,” jelas Glenn. “Kelihatannya bahkan tak akan ada siapa pun yang akan mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam tempat laundry koin tersebut. Magnus cukup lucu, dia membangun usaha laundry koin untuk tambahan penghasilannya selama ini?” Agnes terkekeh geli. “Begitulah. Dia benar-benar berusaha bertahan hidup. Ti

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kesendirian Cressa

    “Wah, luar biasa! Saat kau mendapatkan kenaikan posisi, kau juga dapat kabar istrimu hamil.” “Kau benar-benar pria sejati, ya?” Pria paruh baya lainnya kemudian menepuk pundak Magnus. Beberapa orang di ruangan sana tiba-tiba bersorak heboh yang membuat Magnus mengerutkan alisnya, sedikit bingung dengan pernyataan itu. Dia hendak menyangkal kalau Cressa sedang hamil, karena hasil ultrasound yang dia lihat bukan milik Cressa melainkan milik Agnes. “Bukan istriku, ini—”“Sepertinya kita harus merayakan ini, bukan begitu? Ayo traktir kami makan malam ini!” “Ayolah! Untuk merayakan kenaikan Magnus dan juga kehamilan istrinya, kau harus mentraktir kami. Hanya malam ini saja. Kau juga jarang hadir di setiap makan-makan informal.” Magnus hanya mendesah pelan. “Baiklah, baiklah. Aku akan mentraktir nanti malam. Sekarang izinkan aku pergi dulu.” Magnus segera keluar dari ruangan itu. Dia memastikan ulang Glenn mengirimkan foto ultrasound milik Agnes te

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Ultrasound

    “Kau juga akan membawanya ke Luston bersamamu?” Glenn menatap Magnus tak percaya. “Ayolah, ini bukan seperti aku akan kabur bersamanya. Aku hanya akan mengantarkannya pulang.” Glenn menganggukkan kepalanya mengerti. Toh, Magnus ada benarnya. Lagi pula, selama Agnes di sini, kelihatannya Magnus yang akan dibebani oleh biaya hidup Agnes jika Agnes terus seperti ini. Tidak mungkin dia akan terus membantu Agnes sampai wanita itu melahirkan. “Bagaimana jika dia menolak? Kau sudah membicarakan ini saat bertemu dengannya tadi malam, bukan? Aku tidak perlu menjelaskan maksudmu lagi, kan?”“Tentu saja aku sudah menawarkannya tadi malam. Dia sebenarnya tidak menolak, tetapi mengajukan permintaan gila untuk tetap bersamaku. Aku ingin tahu jawabannya dengan jelas. Beritahu dia jika aku akan berhenti membayar biaya motel tempatnya tinggal dan berhenti memberikannya uang untuk makan.” Glenn menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya sebelum dia meninggalkan ruangan

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Yang Kedua

    “Aku tidak masalah menjadi yang kedua.” Agnes menatapnya dengan tatapan memohon. “Tetapi Cressa tidak akan senang jika aku memiliki yang kedua,” balas Magnus dingin. Magnus menyilangkan tangannya di dadanya dan duduk di sofa. Dia menatapi Agnes yang kondisinya sedang lemah karena awal kehamilan. Dia bisa memahaminya kenapa Agnes begitu putus asa dan terlihat begitu haus akan perhatian, itu karena hormon ibu hamilnya. “Aku akan bertanya padamu sekali lagi, kau akan pulang ke orang tuamu di Luston atau tidak? Karena aku akan pergi ke sana beberapa hari lagi. Ada hal yang harus aku urus di Luston. Jadi, aku berniat memulangkanmu juga ke sana,” jelas Magnus. Agnes mengangkat alisnya, dia jelas tertarik dengan keputusan Magnus untuk kembali ke Luston secara tiba-tiba. Dia tentu yakin jika itu masih masalah keluarganya di Luston. “Kau akan ke sana? Ada urusan apa? Ngomong-ngomong, aku juga belum mendengar kabar apa pun dari Garret. Setelah dia menculik istrim

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kesibukan Magnus

    “Aku akan pulang sebentar ke mansion keluarga Armstrong di Luston. Aku yakin tidak ada siapa-siapa selain pelayan di rumah itu, yang mungkin masih di sana,” ucap Magnus. “Kau yakin akan pergi ke sana? Kau tahu, itu bukan pilihan yang bagus menurutku. Bagaimana jika Garret berusaha menjebakmu?“ tanya Glenn sambil menghela nafasnya dengan kasar. Magnus berjalan bersama Glenn di stasiun. Magnus baru saja menyelesaikan masalah yang ada di stasiun tersebut. Dan dia akan pergi mengunjungi Agnes yang sedang sakit karena kehamilannya, dia berencana menengok sebentar sebelum pulang ke Hades Palace. “Kau sudah meminta Paul mengantar Cressa pulang?” tanya Magnus. “Sudah.” Glenn menatapi Magnus yang memasuki mobil untuk duduk di kursi pengemudi. Kelihatannya kali ini Magnus yang akan menyetir. Jadi Glenn duduk di sebelahnya untuk bersantai sejenak. Glenn mengeluarkan camilan yang ada di tasnya. Dia memakan keripik berbumbu asin. Magnus melirik Glenn. Glenn bi

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Perasaan Kotor

    Magnus sempat menduga Cressa akan menolak disentuh olehnya sebagai bentuk dari rasa traumanya atas apa yang dilakukan Garret padanya. Namun, di sinilah dia sekarang, melihat langsung bagaimana Cressa tengah mendambakan sentuhannya lagi. “Kau yakin kau baik-baik saja? Aku tidak tahu kenapa, tapi aku justru mengkhawatirkan kondisimu saat ini,” bisik Magnus seraya menatapi Cressa sambil menahan sedikit erangan. Cressa menyentuh barang yang ada di bawah sabuknya. Magnus menengadah, saat tangan Cressa menyentuh organ intimnya seolah dia tengah sangat menginginkannya. “Tolong bersihkan aku...” Suara pelan itu terdengar putus asa. “Apa maksudmu?” tanya Magnus sambil menatap lagi Cressa, berusaha tetap fokus. “Aku merasa sangat kotor, aku merasa jijik pada diriku sendiri,” bisik Cressa. “Shh, shh... kau tidak seperti itu, Sayang.” Magnus mendekat dan memberikannya pelukan. Untuk beberapa saat, Magnus meyakinkan Cressa jika yang telah terjadi adalah

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Penghukuman

    Garret memalingkan wajahnya dari makanan yang tersaji di depannya, dia kemudian mengeluarkan suara seolah dia akan muntah mencium bau makanan hewan peliharaan yang belum dia pernah cium sebelumnya. Dia tak pernah menyukai hewan, hingga tak pernah mencium bau makanannya. “Huek! Huek!” Garret merasakan perutnya yang kosong makin tersiksa. Magnus duduk sambil menyilangkan tangannya, menikmati pemandangan di mana Garret menungging, dengan makanan hewan peliharaan di depannya. Diberikan pilihan antara makann kering dan basah, Garret malah mengeluarkan asam lambungnya. Tangan Magnus terkepal di sisi wajahnya, dia menyeringai puas melihat kondisi saudaranya tersebut. “Ampuni aku... aku mohon, ampuni aku! Aku mohon! Aku ingin makanan sungguhan! Jika tidak, aku ingin kematianku dipercepat saja!” pinta Garret dengan suaranya yang semakin serak.“Setidaknya kunyahlah makanan itu! Aku ingin kau menunjukkan kalau kau menghargai apa yang aku berikan padamu!” ujar Magn

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status