Share

Menenangkan Cressa

Author: sherina vellyn
last update Last Updated: 2024-11-11 17:43:52

“Lepaskan!” Cressa terus memberontak hingga mereka tiba di kamar hotel.

Magnus menurunkan Cressa setelah menutup kembali pintu dan menatapi Cressa yang terengah-engah karena terus memberontak, sementara dia terengah-engah karena mengatasi gadis itu.

Magnus menatap ke sekitar kamar dan terkejut akan situasi kamar yang sangat berantakan, sepertinya Cressa mengamuk sendirian tadi. Dia lantas menatap pelakunya yang sekarang menatap tajam ke arahnya, dengan darah kering di bibirnya.

“Ada apa dengan bibirmu? Kau yang melakukan ini semua? Kenapa?!” Magnus sedikit membentak.

“Itu karena kau! Kau pikir kau siapa meninggalkanku begitu saja setelah apa yang kita lalui? Kau pikir aku jalang yang bisa kau tinggalkan begitu saja?! Apa kau menganggapku jalang pribadi karena kita sudah menikah, jadi kau bisa seenaknya?!” gertak Cressa.

Magnus mengambil nafas dalam-dalam. Dia berusaha mengontrol dirinya sendiri. Ini salahnya, sepenuhnya salahnya. Dia tahu ini akan terjadi, namun justru menantikan ini.

“Aku ada urusan mendadak.”

“Di tengah malam?!” Cressa tampak tidak mempercayainya sama sekali.

“Ya, sungguh. Aku benar-benar ada urusan mendadak mengenai pembangunan stasiun yang baru.” Magnus menganggukkan kepalanya, berusaha tetap tenang.

Magnus menatap darah kering di bibir Cressa, saat Cressa kelihatannya menggigit bibirnya lagi. Dia tidak tahu ini kebiasaan Cressa atau bagaimana, tapi yang jelas kelihatannya Cressa juga berusaha menahan dirinya sendiri saat ini.

“Aku tidak mengerti kenapa kau bisa sampai seperti ini? Apa karena kau sakit hati karena aku meninggalkanmu? Kau suka aku terus berada di sisimu hingga kau bangun?” Magnus menolak pinggangnya dan mendekati Cressa, berdiri menjulang tinggi di dekatnya.

“Tidak juga. Aku hanya tidak suka jika kau melakukan itu lagi! Pokoknya, aku bukan jalang pribadimu, dan kau tidak seharusnya meninggalkanku di malam pertama kita!” tekan Cressa.

“Kenapa kau begitu putus asa saat aku pergi? Kau takut aku berhasil menghamilimu dan kabur?” Magnus mengangkat alisnya, dia membawa suasana ini lebih santai, dan justru menjadikannya candaan agar Cressa tidak begitu marah.

“Omong kosong! Aku akan menggugurkannya tanpa ragu jika—”

“Itu tidak akan pernah terjadi. Hati-hati dalam bicara! Menggugurkan berarti memutus kesempatan seseorang untuk hidup, itu berarti membunuh.” Magnus menajamkan suaranya.

Cressa mendengus sambil menatap Magnus. Magnus menghela nafasnya saat melihat Cressa lebih tenang sekarang. Mungkin karena dia juga lelah setelah memberontak barusan.

“Apa masih terasa sakit?” tanya Magnus tiba-tiba.

“Apa?” Cressa mengerutkan alisnya, jelas jika suasana hatinya belum pilih sepenuhnya.

“Kau sempat menangis tadi malam. Ya, meski setelahnya kau mendesah keenakan. Aku penasaran, jika bukan aku, mungkin kau sendiri yang akan menganggapku sebagai mainanku dan pergi begitu saja setelah puas denganku. Mengingat kau sendiri mudah untuk dapat lelaki yang kau inginkan.” Magnus menyilangkan tangannya di depan dadanya.

“Kau berbeda, kita sudah menikah.”

Magnus malah dibuat terkejut dengan kalimat Cressa barusan. Dia tidak menyangka Cressa akan mengatakan hal seperti itu. Mulut pedas itu sebenarnya jarang bicara hal bohong.

“Aku lapar,” ucap Cressa seraya menghela nafas dan membuka pintu kamar.

Magnus langsung menaruh tangannya di atas tangan Cressa dan menutup ulang pintu kamarnya. Cressa menoleh, mendapati Magnus sudah berada tepat di belakangnya, menutup tubuh Cressa yang lebih mungil. Itu membuat Cressa menengadah menatapnya.

“Kurasa aku juga lapar, tapi aku menginginkanmu sebagai makananku,” ucap Magnus seraya menaruh salah satu tangannya di perut Cressa dan menekan Cressa ke tubuhnya.

Punggung Cressa menekan dada Magnus. Dan Magnus agak menekan tubuh bagian bawahnya ke Cressa, ingin memberitahu Cressa jika dia saat ini sedang dalam keadaan berdiri.

Cressa sempat merona, sebelum dia akhirnya menepuk tangan Magnus dan menyikut perutnya. Membuat Magnus melotot kaget dan menatap Cressa tak percaya.

“Suasana hatiku buruk jika sedang lapar,” ucap Cressa sambil membuka pintu kamar.

Magnus menghela nafasnya sambil mengikuti Cressa keluar kamar untuk sarapan. Pikirannya tertuju pada fakta dia harus mengurus kekacauan yang dibuat Cressa juga di sana.

Magnus menatapi Cressa dari belakang sambil tersenyum puas. Semalam adalah hal yang menyenangkan. Dan mengetahui Cressa tetap memandang pernikahan sebagai sesuatu yang sakral, dengan caranya membahas jika Magnus berbeda. Itu membuat Magnus makin tertarik dengannya.

Gadis itu sangat sulit ditebak.

Tapi dia berhasil menebaknya semalam, tentang reaksinya pagi ini.

Magnus harus membayar semua kerusakan atas kekacauan yang dibuat Cressa sebelum mereka pergi. Cressa yang semula tinggal bersama dengan kakaknya sekarang akan ikut bersama Magnus. Cressa mengikuti Magnus ke sebuah apartemen mewah yang dikenal sebagai Hades Palace

Tiba di sana, Cressa tidak terpukau sama sekali. Dia terbiasa dengan semua pemandangan kemewahan itu. Cressa mengikuti Magnus yang memasuki ruang kerjanya.

“Buat dirimu nyaman. Hari ini kita akan libur dan besok mungkin kita harus berangkat ke Bericont. Kita perlu investasi yang sangat besar untuk pembangunan stasiun baru di sana.”

Cressa duduk di kursi sambil menatapi Magnus dan menatapi tumpukan dokumen yang menjalar ke lantai.

“Tempat ini sangat berantakan,” umpat Cressa.

“Ya, begitulah. Aku sempat berharap punya istri yang mengandalkanku tentang uang dan aku mengandalkannya tentang urusan rumah,” balas Magnus.

“Aku wanita karier, aku tidak ingin dikurung di sini seharian.” Cressa menatap Magnus ketus.

“Kau mungkin berubah pikiran jika hamil.” Magnus menimpalinya dengan main-main.

“Dengar, sebaiknya kau tidak memikirkan tentang kehamilan dalam waktu cepat! Tugasmu sebagai suamiku adalah membimbingku, mengajariku tentang perusahaan. Aku menghargaimu sebagai suami bukan berarti aku akan membiarkanmu mengontrolku. Aku tetaplah keturunan asli Montgomery!” tekan Cressa.

Magnus mengangkat alisnya, dia terkesan dengan bagaimana Cressa sangat bangga mengenai dirinya dan identitasnya sebagai Montgomery.

“Kalau begitu, kau harus menjadi sangat kuat jika kau tidak ingin dikontrol olehku. Sudah menjadi hukum alam jika yang lemah akan selalu dikalahkan oleh yang lebih kuat,” tantang Magnus.

“Aku tahu itu. Kalau bisa, aku akan menyingkirkanmu dari keluarga ini. Entah kenapa aku yakin jika kau juga ingin menyingkirkanku agar kau bisa bertahan terus di keluarga ini.” Cressa membalasnya tanpa rasa takut.

Magnus sangat tahu jika Cressa amat sangat punya potensi untuk menyingkirkannya. Sebelum itu terjadi, Magnus harus mencapai tujuannya terlebih dahulu. Dia tidak akan bisa mencapai tujuannya tanpa pijakan keluarga ini.

“Kalau begitu, aku ingin kau bekerja sama denganku untuk mencapai tujuanmu itu.”

“Bekerja sama? Kau yakin itu kerja sama? Ini lebih seperti kau akan menusukku dari dekat.” Cressa mendecak.

“Aku pada awalnya tidak mengerti apa tujuan kakakmu menjadikanku suamimu. Tapi, bukankah kau seharusnya sadar tentang ini?”

Cressa mengernyitkan dahinya. “Karena tidak ada yang bisa mengelola perusahaan selain dia.”

“Bukan.”

Related chapters

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Perjalanan Bisnis Bersama

    “Karena keluarga akak iparmu kelihatannya sangat menginginkan perusahaan Montgomery.” Magnus menyilangkan tangannya di depannya dengan santai. “Oh, jika itu aku juga menyadarinya. Tunggu... Kenapa kau bisa tahu sampai sana? Maksudku, kita berdua memang tahu tentang perselingkuhan kakak iparku.” Cressa mengerutkan dahinya. “Ayolah, aku ini orang kepercayaan kakakmu. Jadi, mulai sekarang, aku hanya ingin kau bisa diajak bekerja sama. Kita berada di pihak yang sama. Jika kau tahu itu, maka sudah seharusnya kita bekerja sama.”Cressa terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafasnya. Dia juga melakukan pernikahan ini atas permintaan kakaknya. Demi kelangsungan keluarga Montgomery sendiri, dan demi perusahaan Montgomery. Dia harus mempertahan apa yang telah diusahakan oleh tetuanya di masa lalu. “Apakah perceraian sangat dilarang oleh tradisi keluargamu hingga kakakmu hanya diam mengenai perselingkuhan kakak iparmu?” tanya Magnus. Cressa mengangguk. “Selain karena tradisi keluarga, di

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pertemuan Tak Diinginkan

    “Aku sudah sangat menjaga sikapku! Itu yang terbaik yang bisa kulakukan!” balas Cressa. “Lakukan dengan lebih baik lagi, atau aku akan memperlakukanmu seperti korban pemerkosaan malam ini.” Magnus menatap tajam ke arah Cressa, meski dia terdengar main-main, dia seperti serius di waktu yang sama.“A-apa-apaan itu?” Cressa mengerutkan alisnya, dia jelas kehilangan kata-katanya. “Ck, cat got your tongue?” Magnus meledeknya sebelum melepaskannya dan berjalan lebih dulu. Cressa hanya memutar bolanya dengan malas. Magnus mengawasinya, berusaha mengontrolnya untuk tetap menjaga sikapnya dan cara bicaranya. Cressa mematuhinya dengan enggan. Sebenarnya, perkataan Magnus agak membuat Cressa memikirkannya terus menerus. Sebelum akhirnya dia berusaha memfokuskan diri pada apa yang sedang mereka kerjakan hari ini. Perjalanan bisnis yang cukup jauh ini tidak boleh sia-sia sama sekali. “Aku sudah berkonsultasi dengan seorang kepala proyek untuk merealisasikan gambaran stasiun yang pihak kalian

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Berpikir Berlebihan

    “Apa? Kau berniat memukulku lagi? Ada apa denganmu sebenarnya? Apa kau bocah tantrum yang akan melempar benda pada orang lain? Kau benar-benar kekanakan,” ledek James. Cressa berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu dari mana sikap buruknya datang, yang jelas ini sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Dia ingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan. “Malam itu kita bisa saja menghabiskan malam yang menyenangkan bersama. Aku yakin kau bersikap seperti ini pada semua pria. Suamimu, bukankah dia menikahimu karena kau seorang Montgomery? Oh, dia sangat beruntung.” James mendekati Cressa. “Jangan mendekat! Aku bisa melemparkan ini kapan pun,” ancam Cressa. “Ya, lempar saja!” James menatapnya dengan tatapan menantang, menunggu Cressa melakukannya. Cressa melemparkan vas bunga itu, namun seseorang menangkis vas bunga itu, yang membuatnya jatuh di dekat Cressa. Cressa menjerit pelan dan tersentak mundur. Dia lalu memelototi Magnus yang baru s

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Aftercare yang Gagal

    Magnus sudah cukup berkeringat. Dia menatap Cressa yang berada di bawah tubuhnya dengan pasrah. Dia tersenyum simpul saat melihat Cressa terengah-engah dengan alunan halus suara kenikmatan dari bibirnya. Magnus mengecup bibirnya singkat. “Ha—ah...” Cressa sedikit gemetar dan tangannya seketika mencengkeram lengan Magnus. “Oh...” Magnus mengerang pelan, menikmati pelepasannya yang diraih setelah Cressa. Beberapa saat setelah pelepasan yang memuaskan, keduanya berdiam diri di kasur untuk beberapa saat, berusaha memulihkan energi mereka yang hilang. Magnus berbaring miring menghadap Cressa yang terlentang di depannya. “Nasib baik kau bertampang ganteng dan punya tubuh yang bagus.” Cressa menghela nafasnya. “Hm? Apa kau berusaha memujiku tanpa mengakuinya seutuhnya?” tanya Magnus. “Ya, bisa dibilang begitu. Saat kakakku mengatakan ingin memperkenalkan seorang pria ketika aku masih di asrama,

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kecelakaan dalam Perjalanan Pulang

    Apa dia berniat menyingkirkanku? Cressa menatap Magnus dengan tatapan tak percaya. Dugaannya tentang Magnus yang ingin mengambil alih Montgomery kini semakin kuat. Mungkin setelah kakaknya tiada, atau saat Magnus mendapatkan kesempatan untuk itu. Magnus kemudian duduk di sofa, saat Cressa juga bergerak keluar dari kamar mandi. Magnus menatap Cressa, dan Cressa balik menatap Magnus. Magnus menghela nafasnya sebelum bicara. “Sayangnya kamar di penginapan ini penuh, jadi tidak ada kamar untukku pindah,” ucap Magnus. “Kalau begitu, kau harus tidur di sofa. Bisa saja kau mencekikku saat aku tidur,” balas Cressa sambil duduk di pinggir kasur, mengambil alih wilayahnya terlebih dahulu. Magnus terkekeh mendengar ucapan Cressa. Sepertinya Cressa punya kecemasan. “Ayolah, bagaimana pun kita pengantin baru. Aku tidak berniat mencekikmu sebelumnya, aku hanya terpancing emosi. Kau harus memperhatikan ucapanmu, kau bisa mati cepat jika k

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menggoda Si Overwork

    Magnus melihat ketakutan di wajah Cressa yang membuat dia segera mengulurkan tangannya untuk mendekap punggung Cressa mendekat. Suara penumpang lainnya yang panik memenuhi kereta saat Magnus meraih ponselnya untuk mencari suatu informasi. “Mohon maaf kepada seluruh penumpang Montgomery MO978. Perjalanan kita menuju Metronyx akan terhambat karena terjadi kecelakaan.” Cressa, Magnus, bersama dengan penumpang lainnya mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama. Magnus mengeluarkan ponselnya, sambil tetap mendekap Cressa. “Kereta yang kami gunakan mengalami kecelakaan. Kau bisa memeriksanya?” Magnus menghela nafasnya, dia berusaha untuk tetap tenang. “Apa yang terjadi di depan sana? Mana para awak kereta?” Seorang penumpang bangkit dari tempat duduknya dan mulai membuat keributan. Penumpang lainnya juga mulai menunjukkan kepanikan, mereka semua bangkit dari tempat duduknya dengan waswas takut terjadi ses

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Paul

    Magnus mengangkat alisnya, dia cukup terpesona dengan bagaimana Cressa menggodanya lebih dulu. Sejak awal, Cressa tak malu-malu untuk menutupi hasratnya. Cressa sepertinya memaafkan Magnus sebagai suami dengan sebaik-baiknya. Magnus melambai, mengisyaratkan agar Cressa mendekat. Dan gadis itu tanpa ragu mendekati Magnus yang melepaskan ikat pinggangnya untuk mengeluarkan pedang kebanggaannya. Cressa duduk di pangkuan Magnus, dengan posisi berhadapan dengannya. Cressa memeluk bahu Magnus, sementara Magnus memegangi pinggangnya, memastikan Cressa dalam posisi yang aman dan tidak akan terjatuh. Kaki Cressa bertumpu pada tangan kursi. “Ah, Magnus!” rengek Cressa. “Aku tidak akan menahan diri sama sekali jika kau sendiri yang menggodaku seperti itu. Apakah kau sangat menginginkan ini? Kau menantikannya sejak sebelum menikah, kan? Kau gadis yang nakal.” Magnus berbisik di telinga Cressa saat pinggangnya bergerak untuk menabrak pinggang Cre

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Dilabrak Cressa

    “SIG Sauer P226 X-Five Supermatch? Bagaimana dia bisa mendapatkan pistol dengan edisi terbatas ini? Aku penasaran di mana dia membelinya dan siapa yang menjual ini padanya.” Magnus menatapi tab yang ditunjukkan oleh Glenn. Glenn hanya menganggukkan kepalanya dengan santai mengiyakan perkataan Magnus. Sementara Magnus mendengus dan memejamkan matanya sesaat. Sepertinya Glenn tidak mendengar maksud dari ucapannya. “Tolong bantu aku selidiki itu juga,” tambah Magnus. “Aku? Oh, yang benar saja. Bagaimana aku— Baiklah, baiklah. Aku akan mencari tahu tentang ini.” Glenn hanya bisa menghela nafasnya dengan pasrah, dia tampaknya tak bisa mengelak dari permintaan Magnus ini. *** Glenn keluar dari ruangannya Magnus dengan santai. Sama sekali tak menyangka jika Cressa akan langsung menyerangnya dengan cara memojokkannya ke tembok. Cressa menggunakan lengannya untuk langsung menahan leher Glenn dan membuat Glenn membentur tembok di sebelah pintu

Latest chapter

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kau Berniat Menceraikanku?

    “Jadi, dia suamimu? Kenapa aku tidak diundang ke pernikahanmu?” Melynda cemberut saat mendengar jika Cressa sudah menikah. Dia melirik Magnus, menatapnya sejenak. Melynda sangat terkejut saat Cressa datang bersama pria. Karena untuk pertama kalinya, Melynda diizinkan bertemu pria yang sedang bersamanya. Mengingat selama ini Cressa selalu menyembunyikan pria yang tengah bersamamu dari Melynda. Dan Magnus adalah kasus spesial. “Soal itu... Ayolah, pernikahannya diadakan secara sederhana di sebuah hotel. Tidak ada yang spesial tentang itu. Kau juga sedang ujian minggu lalu,” ucap Cressa mencari alasan. “Dia tampan, dari mana kau dapatkan dia? Carikan aku yang sepertinya.” Melynda menepuk Cressa dengan genit. Magnus tersenyum bangga mendengar pujian dari Melynda. Sementara Cressa meliriknya dengan sinis. Magnus mengangkat alisnya, seolah dia sedang mengisyaratkan jika dirinya memang tampan. “Ibumu yang mempe

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Melynda Montgomery

    Cressa berjalan cepat menerobos ruang kepala sekolah saat mengetahui keponakannya ada di sana. Magnus mengikutinya dari belakang dengan tenang, dia menjaga ketenangan dirinya saat Cressa sama sekali tidak bisa tenang. Seorang gadis remaja yang cantik, Melynda langsung dihampiri Cressa. Tangan Cressa tampak cukup agresif saat mencengkeram bahunya. Cressa berdiri dengan sedikit terengah-engah, jelas jika ekspresinya sedang tidak senang. Apa lagi saat melihat mata Melynda berkaca-kaca. “Kau baik-baik saja? Ada apa?” tanya Cressa seraya menatapnya dengan cemas. Magnus memperhatikan bagaimana sikap Cressa agak berubah. Dia menjadi lebih dewasa di hadapan Melynda. Cressa sangat menyayangi keponakannya tersebut. “Selamat siang, Lady Montgomery!” Kepala sekolah wanita itu mendekat dengan angkuh. Cressa meliriknya, tatapannya langsung berubah. Sangat berbeda dengan caranya memandang Melynda yang sangat lembut dan halus, dia jadi tampak kesal

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Sesuatu di Masa Lalu Cressa

    “Sepertinya memang ada sesuatu di masa lalu Cressa. Aku akan bertanya langsung pada Serenia.” Paul menganggukkan kepalanya dan tersenyum ringan, saat ini hanya Serenia yang tahu apa yang telah terjadi di masa lalunya Cressa, yang membuat Cressa begitu protektif pada dirinya sendiri. Magnus tak ingin terlalu memikirkan tentang apa itu untuk saat ini dan fokus pada strategi yang akan dia buat. Tak lama lagi liburan natal dan tahun baru, tentu akan ada lonjakan penumpang. Belum lagi, dia harus memastikan jika setiap gerbong tidak bermasalah. Cressa bersantai di depan televisi, meski sesekali melirik ke arah ruang kerjanya Magnus yang tertutup rapat. Sepertinya Magnus menyibukkan dirinya sendiri saat dia santai-santai di rumah. Secara perlahan, Cressa mendudukkan dirinya dan memikirkan tentang tindakannya sendiri. Dia tidak boleh berleha-leha seperti ini. Magnus sangat rajin hingga tak mengizinkan dirinya sendiri beristirahat dan terus menerus bek

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Tubuhku Adalah Milikku!

    Perkataan Gabriella tentang Magnus berhasil membangkitkan rasa curiga lagi. Cressa menatapi foto pernikahan mereka yang baru datang hari ini. Beberapa bingkai yang sedang dipasangkan oleh tukangnya di rumah. Cressa memperhatikan foto pernikahannya dengan Magnus. Magnus baru pulang siang itu. Dia memasuki apartemen sambil menghela nafasnya dan menatap Cressa yang sedang duduk santai sambil menikmati teh dan camilan. Magnus tersenyum tipis, entah kenapa merasa senang melihat Cressa masih menggunakan gaun tidurnya di siang hari. “Kau sepertinya tidak punya kegiatan apa pun hari ini?” Magnus melonggarkan dasinya. “Sabtu dan Minggu adalah hari libur. Aku tidak mau bekerja di hari libur. Aku orang yang work-life balance.” Cressa memakan camilannya dengan tenang. “Aku ingin menawarkanmu sesuatu. Bagaimana kalau kau sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga saja dan serahkan semua hal berhubungan dengan pekerjaan padaku?” Magnus duduk di seberangn

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Hades Circle

    “Kebetulan sekali aku punya 0,8% saham Montgomery,” jawab Magnus dengan santai. Cressa tercengang saat mendengar jawaban Magnus. Itu jumlah yang sangat besar. Bahkan dia hanya punya 0,6% saham Montgomery, yang mana jumlah itu dia dapatkan sepenuhnya sebagai hadiah dari kakaknya dan sebagai formalitas untuknya sebagai keturunan asli Montgomery. “Bagaimana bisa kau mendapatkan jumlah sebagai itu?” tanya Cressa. “Aku membelinya sebagian saat harga saat Montgomery turun dan bahkan nyaris diambang kebangkrutan. Ya, walau tentunya aku tidak akan bisa membeli sebanyak itu. Sebagian besar adalah hadiah langsung dari Serenia, dia bilang sebagai hadiah pernikahan,” jawab Magnus. “Kau mendapatkan saham Montgomery dari kakakku sebagai hadiah pernikahan sementara aku hanya mendapatkan vila kecil yang ada di Grimfall? Ck, aku bahkan ragu jika harga tanah di sana akan naik. Tempat itu sangat terpencil. Orang gila mana yang mau menyewa vila di tempat terpenci

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Undangan Khusus

    Tiba di tempat parkir Hades Palace setelah seharian bekerja, Magnus keluar bersama Cressa dari mobil. Tanpa keduanya sadari, ada beberapa penghuni lain Hades Palace yang sedang menatap mereka. Cressa yang menyadarinya lebih dulu, menatap ke arah para ibu-ibu dari komunitas. “Oh, hai! Kau pasti Cressida Montgomery.” Salah satunya menyapa dengan sedikit centil. “Kalian baru menikah beberapa hari dan langsung bekerja seperti biasa. Apa kalian berdua tidak berniat berbulan madu terlebih dahulu?” “Mereka sempat berbulan madu, mereka bermalam di Bericont. Katanya di Bericont akan dibangun stasiun kereta yang baru. Montgomery sudah mengincar tempat itu bertahun-tahun yang lalu.” “Oh, benar. Aku sudah melihat berita itu. Kalian sangat serasi saat sedang bekerja. Mereka tidak butuh bulan madu jika mereka bisa meromantisasi cara mereka bekerja.” Magnus tersenyum dengan ramah mendengar berbagai pujian yang dia teri

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Dilabrak Cressa

    “SIG Sauer P226 X-Five Supermatch? Bagaimana dia bisa mendapatkan pistol dengan edisi terbatas ini? Aku penasaran di mana dia membelinya dan siapa yang menjual ini padanya.” Magnus menatapi tab yang ditunjukkan oleh Glenn. Glenn hanya menganggukkan kepalanya dengan santai mengiyakan perkataan Magnus. Sementara Magnus mendengus dan memejamkan matanya sesaat. Sepertinya Glenn tidak mendengar maksud dari ucapannya. “Tolong bantu aku selidiki itu juga,” tambah Magnus. “Aku? Oh, yang benar saja. Bagaimana aku— Baiklah, baiklah. Aku akan mencari tahu tentang ini.” Glenn hanya bisa menghela nafasnya dengan pasrah, dia tampaknya tak bisa mengelak dari permintaan Magnus ini. *** Glenn keluar dari ruangannya Magnus dengan santai. Sama sekali tak menyangka jika Cressa akan langsung menyerangnya dengan cara memojokkannya ke tembok. Cressa menggunakan lengannya untuk langsung menahan leher Glenn dan membuat Glenn membentur tembok di sebelah pintu

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Paul

    Magnus mengangkat alisnya, dia cukup terpesona dengan bagaimana Cressa menggodanya lebih dulu. Sejak awal, Cressa tak malu-malu untuk menutupi hasratnya. Cressa sepertinya memaafkan Magnus sebagai suami dengan sebaik-baiknya. Magnus melambai, mengisyaratkan agar Cressa mendekat. Dan gadis itu tanpa ragu mendekati Magnus yang melepaskan ikat pinggangnya untuk mengeluarkan pedang kebanggaannya. Cressa duduk di pangkuan Magnus, dengan posisi berhadapan dengannya. Cressa memeluk bahu Magnus, sementara Magnus memegangi pinggangnya, memastikan Cressa dalam posisi yang aman dan tidak akan terjatuh. Kaki Cressa bertumpu pada tangan kursi. “Ah, Magnus!” rengek Cressa. “Aku tidak akan menahan diri sama sekali jika kau sendiri yang menggodaku seperti itu. Apakah kau sangat menginginkan ini? Kau menantikannya sejak sebelum menikah, kan? Kau gadis yang nakal.” Magnus berbisik di telinga Cressa saat pinggangnya bergerak untuk menabrak pinggang Cre

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menggoda Si Overwork

    Magnus melihat ketakutan di wajah Cressa yang membuat dia segera mengulurkan tangannya untuk mendekap punggung Cressa mendekat. Suara penumpang lainnya yang panik memenuhi kereta saat Magnus meraih ponselnya untuk mencari suatu informasi. “Mohon maaf kepada seluruh penumpang Montgomery MO978. Perjalanan kita menuju Metronyx akan terhambat karena terjadi kecelakaan.” Cressa, Magnus, bersama dengan penumpang lainnya mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama. Magnus mengeluarkan ponselnya, sambil tetap mendekap Cressa. “Kereta yang kami gunakan mengalami kecelakaan. Kau bisa memeriksanya?” Magnus menghela nafasnya, dia berusaha untuk tetap tenang. “Apa yang terjadi di depan sana? Mana para awak kereta?” Seorang penumpang bangkit dari tempat duduknya dan mulai membuat keributan. Penumpang lainnya juga mulai menunjukkan kepanikan, mereka semua bangkit dari tempat duduknya dengan waswas takut terjadi ses

DMCA.com Protection Status