Beranda / Pernikahan / Menjinakkan Istri Tantrum / Perjalanan Bisnis Bersama

Share

Perjalanan Bisnis Bersama

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-07 15:34:16

“Karena keluarga akak iparmu kelihatannya sangat menginginkan perusahaan Montgomery.” Magnus menyilangkan tangannya di depannya dengan santai.

“Oh, jika itu aku juga menyadarinya. Tunggu... Kenapa kau bisa tahu sampai sana? Maksudku, kita berdua memang tahu tentang perselingkuhan kakak iparku.” Cressa mengerutkan dahinya.

“Ayolah, aku ini orang kepercayaan kakakmu. Jadi, mulai sekarang, aku hanya ingin kau bisa diajak bekerja sama. Kita berada di pihak yang sama. Jika kau tahu itu, maka sudah seharusnya kita bekerja sama.”

Cressa terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafasnya. Dia juga melakukan pernikahan ini atas permintaan kakaknya. Demi kelangsungan keluarga Montgomery sendiri, dan demi perusahaan Montgomery. Dia harus mempertahan apa yang telah diusahakan oleh tetuanya di masa lalu.

“Apakah perceraian sangat dilarang oleh tradisi keluargamu hingga kakakmu hanya diam mengenai perselingkuhan kakak iparmu?” tanya Magnus.

Cressa mengangguk. “Selain karena tradisi keluarga, dia juga diam demi putrinya.”

“Oh, gadis kecil itu...” Magnus menganggukkan kepalanya, menyadari siapa yang dimaksud Cressa.

Cressa menatapi sekitarnya. Dia berjalan sambil memperhatikan tempat tinggal Magnus itu. Dia menatap keluar jendela, melihat pemandangan yang bisa dia lihat.

“Tidak bisakah kita tinggal di lantai yang lebih tinggi?” tanya Cressa sambil mendecak.

“Tidak, aku sudah nyaman di sini.”

“Oh, kau hanya memikirkan dirimu sendiri! Kenapa kita tidak tinggal di rumahku saja?”

“Aku sudah mengalah untuk menggunakan nama keluargamu.” Magnus menghela nafasnya.

Cressa memutar matanya. “Bukankah kau diuntungkan untuk itu? Nama keluargamu kan, sudah ternoda oleh kasus korupsi yang dilakukan keluargamu. Sementara nama keluargaku sangat bersih dan bahkan kau bisa panjat sosial dengan itu.”

Magnus menatap tajam Cressa. Dia sangat tidak suka mendapatkan penghinaan seperti itu meski benar adanya tentang keluarganya dan dirinya. Apa lagi saat yang melakukan itu adalah istrinya sendiri. Namun, dia berusaha menahan diri.

Hari itu mereka habiskan berdua di apartemen milik Magnus. Cressa hanya menonton seharian itu, berdiam diri di sofa dengan santainya. Sementara Magnus merapikan tempat kerjanya yang berantakan agar lebih nyaman saat kembali bekerja nanti.

Magnus berjalan membawa sekotak sampah dari ruang kerjanya, dan melirik Cressa yang tertidur di sofa. Dia memperhatikan bagaimana tubuh Cressa terbentuk di balik gaunnya hari itu. Kelihatannya Cressa masih kelelahan atas aktivitas malam sebelumnya. Itu membuatnya teringat akan semua yang terjadi di malam pernikahannya. Dia juga meninggalkan tanda di leher Cressa.

Magnus mengambil selimut dan menyelimuti Cressa yang tertidur nyenyak di sofa.

Magnus membuang sekotak sampah yang sudah dia pastikan itu sampah. Dia membuangnya di luar pintu apartemen, membiarkan tukang sampah mengambilnya nanti. Namun, di bagian atas kotak itu, terlihat catatan yang mencatat kegiatan Cressa dua tahun lalu. Ya, dia sudah penasaran tentangnya sejak dua tahun yang lalu.

***

Besoknya, rencana mereka untuk pergi ke Bericont terlaksana. Keduanya duduk di kereta cepat eksekutif milik Montgomery yang sangat nyaman.

“Ngomong-ngomong, kakimu baik-baik saja? Jika kuperhatikan, ada yang salah dengan caramu berjalan kemarin,” ucap Magnus, matanya tidak terlepas dari majalah.

“Ck, aku yakin kau tahu apa alasannya,” balas Cressa sambil mendengus kesal.

Magnus hanya tersenyum sambil membaca majalah. Sementara Cressa membaca sebuah novel untuk membunuh waktu selama mereka di perjalanan.

“Ini gratis.” Seorang pelayan tiba-tiba menyuguhkan sepiring kecil kacang mete.

“Oh, terima kasih!” Cressa langsung mengalihkan perhatiannya pada camilan yang disuguhkan.

Magnus mengernyitkan alisnya. “Hanya kacang?” tanya Magnus.

“Ya?” Pelayan menatap Magnus.

“Bukankah untuk kelas eksekutif, Montgomery menyediakan camilan berupa buah kering dan kacang mete?” Magnus menghela nafasnya, saat menyadari ada sesuatu yang berubah.

Pelayan itu memaksakan diri untuk tersenyum. “Maaf, tapi buah kering yang biasanya disediakan sudah tidak lagi disediakan.”  

Cressa menatap Magnus kebingungan sambil memakan kacang yang tersedia.

“Baiklah, kau boleh pergi.” Magnus kemudian mengambil ponselnya untuk melakukan sesuatu.

“Ada apa?” tanya Cressa dengan polosnya.

“Sepertinya ada dana macet di bagian penyediaan snack untuk penumpang gerbong eksekutif.”

“Korupsi...?” Cressa mengernyitkan dahinya.

“Ya.” Magnus lalu menaruh ponselnya setelah fokus padanya beberapa saat. “Para penumpang gerbong eksekutif membayar cukup mahal untuk fasilitas ini dan kita memberikan kenyamanan yang pantas dengan harga yang mereka bayar.”

“Aku bahkan tidak tahu jika seharusnya ada buah kering. Aku sering menggunakan kereta cepat eksekutif sebelumnya, tapi tidak pernah dapat buah kering.” Cressa mendengus.

“Ya, kita akan menemukan masalahnya segera.” Magnus menganggukkan kepalanya.

“Ah, yang benar saja... Kurasa kita juga harus mengecek fasilitas yang ditawarkan di gerbong kelas lainnya,” ucap Cressa.

Magnus hanya tersenyum melihat betapa antusiasnya Cressa untuk membasmi kasus korupsi di perubahan keluarganya sendiri.

Tiba di Bericont, keduanya disambut hangat oleh pejabat Bericont. Mereka akan membicarakan tentang izin pembangunan stasiun Montgomery yang baru, yang tentunya kemungkinan besar akan membawa keuntungan besar bagi kota yang agak terpencil itu.

“Bericont sangat indah. Sangat disayangkan belum ada akses langsung kereta api ke sini. Yang terdekat berada di pinggir kota Melcont, dan itu butuh waktu cukup panjang untuk tiba di sini.”

Magnus melihat-lihat pemandangan alam yang indah. Cressa di sisinya juga sedang menghirup dalam-dalam aroma khas pepohonan.

Bericont terletak di pegunungan, jadi akses untuk wilayah ini bisa dikatakan sulit. Padahal Bericont menghasilkan hasil panen yang sangat menjanjikan.

“Untuk itulah, kami merasa akan sangat terbantu jika Montgomery menginginkan adanya stasiun untuk kereta khusus yang akan membawa hasil panen kami, sehingga bisa dijual dengan harga lebih murah karena pendistribusiannya yang akan menjadi lebih mudah.”

“Aku heran kenapa tujuh tahun yang lalu, kalian menolak pembangunan stasiun di sini,” ucap Cressa dengan sedikit tidak sopan karena terkesan sarkas, apa lagi gerak tubuhnya yang sama sekali acuh.

“Ah, itu karena penduduk di sini menolak kemudahan itu. Sebagian penduduk di sini juga bekerja sebagai distributor untuk mengangkut hasil panen ke kota lain. Untuk itulah, mereka akan merasa dirugikan.” Walikota Bericont itu terlihat terkekeh dengan canggung.

“Ck, seharusnya mereka bisa berpikir jika mereka bisa mendapatkan pekerjaan baru di stasiun yang baru,” umpat Cressa.

Magnus memutar matanya. Dia merasa sedikit tidak enak pada Walikota Bericont tersebut.

Bahkan, Walikota hanya bisa terkekeh dengan canggung. Dia tampaknya sedikit terkejut dengan sikap blak-blakan Cressa.

“Mari, aku akan tunjukkan lahan tempat pembangunan stasiunnya!” Walikota Bericont berjalan lebih dulu.

Magnus menatap Cressa yang berjalan mengikuti Walikota, namun dia langsung menarik lengan Cressa hingga Cressa tertarik mundur. Magnus mendecak.

“Apa kau tidak mempelajari etika saat berbisnis?” bisik Magnus, dia terlihat agak kesal untuk menegur Cressa.

“Ya, kita harus memberitahukan keuntungan dalam suatu bisnis.”

Magnus memejamkan matanya sesaat untuk menahan dirinya. “Jaga caramu bicara dan bersikap!”

Bab terkait

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pertemuan Tak Diinginkan

    “Aku sudah sangat menjaga sikapku! Itu yang terbaik yang bisa kulakukan!” balas Cressa. “Lakukan dengan lebih baik lagi, atau aku akan memperlakukanmu seperti korban pemerkosaan malam ini.” Magnus menatap tajam ke arah Cressa, meski dia terdengar main-main, dia seperti serius di waktu yang sama.“A-apa-apaan itu?” Cressa mengerutkan alisnya, dia jelas kehilangan kata-katanya. “Ck, cat got your tongue?” Magnus meledeknya sebelum melepaskannya dan berjalan lebih dulu. Cressa hanya memutar bolanya dengan malas. Magnus mengawasinya, berusaha mengontrolnya untuk tetap menjaga sikapnya dan cara bicaranya. Cressa mematuhinya dengan enggan. Sebenarnya, perkataan Magnus agak membuat Cressa memikirkannya terus menerus. Sebelum akhirnya dia berusaha memfokuskan diri pada apa yang sedang mereka kerjakan hari ini. Perjalanan bisnis yang cukup jauh ini tidak boleh sia-sia sama sekali. “Aku sudah berkonsultasi dengan seorang kepala proyek untuk merealisasikan gambaran stasiun yang pihak kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Berpikir Berlebihan

    “Apa? Kau berniat memukulku lagi? Ada apa denganmu sebenarnya? Apa kau bocah tantrum yang akan melempar benda pada orang lain? Kau benar-benar kekanakan,” ledek James. Cressa berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu dari mana sikap buruknya datang, yang jelas ini sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Dia ingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan. “Malam itu kita bisa saja menghabiskan malam yang menyenangkan bersama. Aku yakin kau bersikap seperti ini pada semua pria. Suamimu, bukankah dia menikahimu karena kau seorang Montgomery? Oh, dia sangat beruntung.” James mendekati Cressa. “Jangan mendekat! Aku bisa melemparkan ini kapan pun,” ancam Cressa. “Ya, lempar saja!” James menatapnya dengan tatapan menantang, menunggu Cressa melakukannya. Cressa melemparkan vas bunga itu, namun seseorang menangkis vas bunga itu, yang membuatnya jatuh di dekat Cressa. Cressa menjerit pelan dan tersentak mundur. Dia lalu memelototi Magnus yang baru s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Aftercare yang Gagal

    Magnus sudah cukup berkeringat. Dia menatap Cressa yang berada di bawah tubuhnya dengan pasrah. Dia tersenyum simpul saat melihat Cressa terengah-engah dengan alunan halus suara kenikmatan dari bibirnya. Magnus mengecup bibirnya singkat. “Ha—ah...” Cressa sedikit gemetar dan tangannya seketika mencengkeram lengan Magnus. “Oh...” Magnus mengerang pelan, menikmati pelepasannya yang diraih setelah Cressa. Beberapa saat setelah pelepasan yang memuaskan, keduanya berdiam diri di kasur untuk beberapa saat, berusaha memulihkan energi mereka yang hilang. Magnus berbaring miring menghadap Cressa yang terlentang di depannya. “Nasib baik kau bertampang ganteng dan punya tubuh yang bagus.” Cressa menghela nafasnya. “Hm? Apa kau berusaha memujiku tanpa mengakuinya seutuhnya?” tanya Magnus. “Ya, bisa dibilang begitu. Saat kakakku mengatakan ingin memperkenalkan seorang pria ketika aku masih di asrama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kecelakaan dalam Perjalanan Pulang

    Apa dia berniat menyingkirkanku? Cressa menatap Magnus dengan tatapan tak percaya. Dugaannya tentang Magnus yang ingin mengambil alih Montgomery kini semakin kuat. Mungkin setelah kakaknya tiada, atau saat Magnus mendapatkan kesempatan untuk itu. Magnus kemudian duduk di sofa, saat Cressa juga bergerak keluar dari kamar mandi. Magnus menatap Cressa, dan Cressa balik menatap Magnus. Magnus menghela nafasnya sebelum bicara. “Sayangnya kamar di penginapan ini penuh, jadi tidak ada kamar untukku pindah,” ucap Magnus. “Kalau begitu, kau harus tidur di sofa. Bisa saja kau mencekikku saat aku tidur,” balas Cressa sambil duduk di pinggir kasur, mengambil alih wilayahnya terlebih dahulu. Magnus terkekeh mendengar ucapan Cressa. Sepertinya Cressa punya kecemasan. “Ayolah, bagaimana pun kita pengantin baru. Aku tidak berniat mencekikmu sebelumnya, aku hanya terpancing emosi. Kau harus memperhatikan ucapanmu, kau bisa mati cepat jika k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menggoda Si Overwork

    Magnus melihat ketakutan di wajah Cressa yang membuat dia segera mengulurkan tangannya untuk mendekap punggung Cressa mendekat. Suara penumpang lainnya yang panik memenuhi kereta saat Magnus meraih ponselnya untuk mencari suatu informasi. “Mohon maaf kepada seluruh penumpang Montgomery MO978. Perjalanan kita menuju Metronyx akan terhambat karena terjadi kecelakaan.” Cressa, Magnus, bersama dengan penumpang lainnya mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama. Magnus mengeluarkan ponselnya, sambil tetap mendekap Cressa. “Kereta yang kami gunakan mengalami kecelakaan. Kau bisa memeriksanya?” Magnus menghela nafasnya, dia berusaha untuk tetap tenang. “Apa yang terjadi di depan sana? Mana para awak kereta?” Seorang penumpang bangkit dari tempat duduknya dan mulai membuat keributan. Penumpang lainnya juga mulai menunjukkan kepanikan, mereka semua bangkit dari tempat duduknya dengan waswas takut terjadi ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Paul

    Magnus mengangkat alisnya, dia cukup terpesona dengan bagaimana Cressa menggodanya lebih dulu. Sejak awal, Cressa tak malu-malu untuk menutupi hasratnya. Cressa sepertinya memaafkan Magnus sebagai suami dengan sebaik-baiknya. Magnus melambai, mengisyaratkan agar Cressa mendekat. Dan gadis itu tanpa ragu mendekati Magnus yang melepaskan ikat pinggangnya untuk mengeluarkan pedang kebanggaannya. Cressa duduk di pangkuan Magnus, dengan posisi berhadapan dengannya. Cressa memeluk bahu Magnus, sementara Magnus memegangi pinggangnya, memastikan Cressa dalam posisi yang aman dan tidak akan terjatuh. Kaki Cressa bertumpu pada tangan kursi. “Ah, Magnus!” rengek Cressa. “Aku tidak akan menahan diri sama sekali jika kau sendiri yang menggodaku seperti itu. Apakah kau sangat menginginkan ini? Kau menantikannya sejak sebelum menikah, kan? Kau gadis yang nakal.” Magnus berbisik di telinga Cressa saat pinggangnya bergerak untuk menabrak pinggang Cre

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-13
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Dilabrak Cressa

    “SIG Sauer P226 X-Five Supermatch? Bagaimana dia bisa mendapatkan pistol dengan edisi terbatas ini? Aku penasaran di mana dia membelinya dan siapa yang menjual ini padanya.” Magnus menatapi tab yang ditunjukkan oleh Glenn. Glenn hanya menganggukkan kepalanya dengan santai mengiyakan perkataan Magnus. Sementara Magnus mendengus dan memejamkan matanya sesaat. Sepertinya Glenn tidak mendengar maksud dari ucapannya. “Tolong bantu aku selidiki itu juga,” tambah Magnus. “Aku? Oh, yang benar saja. Bagaimana aku— Baiklah, baiklah. Aku akan mencari tahu tentang ini.” Glenn hanya bisa menghela nafasnya dengan pasrah, dia tampaknya tak bisa mengelak dari permintaan Magnus ini. *** Glenn keluar dari ruangannya Magnus dengan santai. Sama sekali tak menyangka jika Cressa akan langsung menyerangnya dengan cara memojokkannya ke tembok. Cressa menggunakan lengannya untuk langsung menahan leher Glenn dan membuat Glenn membentur tembok di sebelah pintu

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Undangan Khusus

    Tiba di tempat parkir Hades Palace setelah seharian bekerja, Magnus keluar bersama Cressa dari mobil. Tanpa keduanya sadari, ada beberapa penghuni lain Hades Palace yang sedang menatap mereka. Cressa yang menyadarinya lebih dulu, menatap ke arah para ibu-ibu dari komunitas. “Oh, hai! Kau pasti Cressida Montgomery.” Salah satunya menyapa dengan sedikit centil. “Kalian baru menikah beberapa hari dan langsung bekerja seperti biasa. Apa kalian berdua tidak berniat berbulan madu terlebih dahulu?” “Mereka sempat berbulan madu, mereka bermalam di Bericont. Katanya di Bericont akan dibangun stasiun kereta yang baru. Montgomery sudah mengincar tempat itu bertahun-tahun yang lalu.” “Oh, benar. Aku sudah melihat berita itu. Kalian sangat serasi saat sedang bekerja. Mereka tidak butuh bulan madu jika mereka bisa meromantisasi cara mereka bekerja.” Magnus tersenyum dengan ramah mendengar berbagai pujian yang dia teri

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15

Bab terbaru

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kegiatan Sejoli Lainnya

    “Sial, Jeslyn,” umpat Glenn.Glenn sudah berada di kamar mandi, berdiri sambil memegangi batang kemaluannya yang telah dia sembunyikan dari Jeslyn. Dia mungkin tak pernah menggunakan benda itu pada wanita, tapi dia pernah menggunakannya pada alat bantu yang dia beli secara diam-diam. Jeslyn membuatnya gila. Tetapi dia berhasil menahan dirinya, memberikan kesan pertama yang kuat pada Jeslyn. Dia bukannya berbohong dengan personalitas yang dia bangun. Erangan Glenn menggema di kamar mandi. Tubuhnya yang ketat dan kencang juga ternyata selama ini tertutup oleh pakaiannya. Walau bahunya yang lebar tetaplah menonjol jika dilihat keseluruhan. *** “Aku penasaran apa Glenn akan baik-baik saja. Dia kelihatannya cukup dingin pada perempuan. Apa dia gay?” Magnus melirik Cressa sambil menikmati teh yang menemani mereka berdua menonton televisi malam itu. Salju yang turun lebat di luar memperindah suasana yang sedang mereka nikmati. “Dia 100% lurus. Dia hanya merasa kalau dia harus le

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Permainan Tangan Dalam Mobil

    Glenn menatap Jeslyn dengan tatapan tak percaya dengan apa yang diminta Jeslyn. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan gadis yang langsung ke intinya. Sementara dia rasanya tak perlu mengeluarkan usaha lebih untuk itu. Itu membuatnya sedikit... bersemangat. “Tidak,” jawab Glenn dengan kosong, dia tidak mengizinkan Jeslyn untuk menyentuhnya. Jeslyn menyadari bagaimana Glenn menatapnya dengan tatapan kosong, Glenn kelihatannya punya pendirian yang teguh tentang tradisi tempat asalnya tersebut. Itu membuatnya cemberut. “Sungguh? Aku tidak pernah ditolak sebelumnya,” gumam Jeslyn, dia kelihatannya kesal. Antara kesal dan malu, itu yang Jeslyn rasakan. Namun, di sisi lain dia merasa semakin tertarik dengan Glenn. Karena menurutnya, Glenn punya pesona yang tidak dimiliki pria lain. “Ya, kau amat tidak sopan,” balas Glenn, langsung menilai perilaku Jeslyn barusan. “Lebih tidak sopan jika aku menciummu langsung. Aku bisa melakukan hal yang lebih tidak sopan. Namun karena statusmu

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Penguntit

    “Aku hanya sedang ingin bersama temanku malam ini. Aku juga tidak akan pulang terlalu larut, mungkin satu atau dua jam lagi. Apa yang salah denganmu?” Cressa mengomeli Magnus di depan kafe, dia menatap Magnus dengan kesal karena Magnus menyusulnya langsung ke kafe alih-alih menunggunya. Cressa tak tahu bagaimana Magnus mengetahui keberadaannya begitu cepat, namun dia jelas merinding karenanya. “Saljunya akan turun semakin lebat malam ini. Untuk itulah, aku menjemputmu segera sebelum saljunya turun dengan lebat,” balas Magnus dengan santai sambil melahap pastry yang dia pegang. Cressa menatap Magnus dengan kesal. Dia kemudian melihat Jeslyn yang dengan tenang sudah duduk di mobil, di sebelah Glenn. Dia merasakan sesuatu yang aneh pada Jeslyn sekarang.“Jawab dengan jujur, bagaimana kau bisa tahu jika aku ada di sini? Apa kau menguntit aku?” Cressa mengerutkan alisnya, menatap Magnus dengan serius. “Aku tidak punya waktu untuk menguntitmu. Kau tahu jika aku sibuk,” balas Magn

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Perilaku Obsesif

    “Jadi, kau bukan korban kekerasan rumah tangga, kan?” tanya Jeslyn lagi. Cressa menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya. “Aku sudah mengatakannya dengan jelas. Itu bukan suamiku, itu saudara suamiku.““Baiklah, tapi itu tetap tidak benar tentang fakta bahwa dia menamparmu. Apa yang membuatnya sampai melakukan itu padamu? Kau kan adik iparnya, kenapa bisa dia tegas menamparmu?” “Soal itu... sebenarnya panjang jika diceritakan,” gumam Cressa, dia bingung bagaimana menjelaskan alasan Garret menamparnya. “Ayolah, aku punya waktu semalaman untuk mendengarkan ceritamu. Aku sebenarnya khawatir, saat kau meminta bertemu denganku malam ini.” “Dia memintaku ikut bersamanya. Well, singkatnya aku menolak karena aku tahu hubungan dia dengan Magnus sedikit buruk. Aku jadi skeptis padanya. Tetapi dia sepertinya bukan tipe orang tang bisa menerima penolakan, dia memaksaku dan aku memberontak. Jadi, dia menamparku.” Cressa mengetuk lud

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Galeri Ponsel Magnus

    Magnus menatap Cressa yang sudah ada di bawah tubuhnya, dalam keadaan keduanya sudah tidak menggunakan kain apa pun di tubuh mereka. Mereka kali ini melakukannya di atas kasur. Magnus menggerakkan pinggangnya dengan tempo lembut seperti biasanya. Sementara Cressa memeluknya dan mencakar halus punggung Magnus. Gerak tangan Cressa yang membelainya juga merupakan bagian dari sesuatu yang membuat Magnus semakin bergairah kepadanya. Menghadapi stamina Magnus memang bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan pembawaan Magnus yang lembut membuat Cressa tak pernah merasa tertekan saat melakukannya. Apa lagi, Magnus senantiasa mendahulukan pelepasannya. Setelah beberapa saat, Cressa selesai mandi lebih dulu. Magnus yang membantunya mandi karena sebenarnya Cressa sudah malas mandi karena lelah. Dia keluar dari kamu mandi dan menatapi ponsel Magnus yang ada di nakas. Ada pesan baru dari Glenn. Dan itu membuat ponsel Magnus menyala, menunjukkan foto Cressa ya

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Sekutu

    “Tapi, tidakkah kau merasa sedikit takut padanya? Dia baru saja membunuh seseorang.” Cressa menatap Serenia dengan ragu, bertanya dengan suara pelan. Dia menunggu jawaban Serenia.Serenia terdiam untuk beberapa saat. Dia juga tak pernah menyangka Magnus akan melakukan hal sejauh ini. Bohong jika dia tidak terkejut mendengar kematian Kalix setelah beberapa hari dari pertemuannya dengan Cressa di gedung kantor pusat Montgomery. Tanpa perlu bertanya langsung, Serenia sudah bisa memastikan jika Magnus ada campur tangan tentang kematian Kalix. Dan dia hanya diam, tidak melakukan tindakan apa pun.Diam-diam, Serenia senang akan mendengar kabar kematian Kalix. Karena Montgomery sekali pun, dulu tidak menang dari Armstrong dalam mendapatkan keadilan untuk Cressa. Mengetahui Magnus selaku keturunan asli Armstrong, membunuh anggota Armstrong yang telah melukai harga diri Montgomery, jelas adalah sesuatu yang memuaskan. Tidak peduli lagi akan yan

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Saudara

    Magnus menatapi pipi Cressa yang memerah. Langkahnya cepat untuk menggapai Cressa dan dia meraih rahang Cressa yang membuat Cressa langsung menatap ke arah matanya. “Apa yang dia lakukan terhadapmu? Dia menamparmu?” tanya Magnus. Cressa meneguk ludahnya saat melihat mata Magnus mempunyai sorot mata yang mengerikan. Magnus telah membunuh seseorang yang telah melecehkannya di masa lalu. Lalu, apa yang akan dia lakukan jika tahu kalau istrinya telah ditampar saudaranya. “Ya, aku menamparnya. Apa kau akan marah setelah aku meletakkan tanganku pada pipi istrimu yang manis? Maaf ya, tapi dia terlalu banyak memberontak. Dia bahkan menggigitku.” Garret mendengus seraya menatapi tangannya yang berdarah dengan bekas gigi di sekitarnya. “Beraninya kau!” Magnus melepaskan tangannya dari Cressa dan mendekati Garret. Garret memperhatikan saudaranya tersebut dalam diam, senyumannya menunjukkan rasa puas karena melihat saudaranya yang sepertinya ter

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Seorang Bodyguard

    “Jika kau terus memberontak dariku, aku tidak segan-segan untuk melukaimu, adik ipar.” Garret mencengkeram tangan Cressa lebih kuat, yang mana membuat Cressa merintih kesakitan. Karena merasa Garret adalah ancaman, Cressa tanpa pikir panjang mengayunkan lututnya ke atas untuk menendang selangkangan Garret. Namun, seolah Garret tahu apa yang biasanya orang lakukan saat dalam situasi seperti ini, Garret menghindar dengan cepat. Garret tertawa puas saat berhasil menghindar dan perlawanan Cressa menjadi sia-sia. Garret menatap tajam tepat saat dia menghentikan tawanya. Garret kelihatannya tak senang dengan tindakan Cressa barusan dan menampar Cressa dengan kuat.“Akh!” Cressa merintih begitu merasakan pipinya ditampar Garret yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Magnus padanya. Cressa memegangi pipinya dengan salah satu tangannya, mengingat tangannya yang lain sedang dicengkeram Garret. Cressa mendesis dan menatap Garret yang bersikap kas

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Bukan Magnus

    Cressa terdiam di pelukan Magnus. Dia pun tidak tahu atas apa yang sebenarnya terjadi. Antara dia dan Magnus. Dia juga tidak tahu kenapa dia begitu mudahnya Magnus mengendalikan situasi. Keduanya sekarang terbaring bersama. Dengan Magnus yang bertelanjang dada, dan Cressa yang menggunakan gaun tidur dengan tali bahu. Cressa menatap Magnus dengan ragu. “Kau menangnya tidak merasa bersalah sama sekali?” tanya Cressa. “Aku tidak tahu,” jawab Magnus singkat sambil menatap balik Cressa yang kelihatannya masih meragukannya. “Kau sepertinya masih menyimpan skeptis padaku.” “Kau tidak salah. Ngomong-ngomong, kau tidak pernah membicarakan tentang ibumu padaku.”“Bukankah Glenn sudah mengatakan beberapa hal?” “Itu...” Cressa terdiam. “Tidak bisakah aku mendengarnya langsung darimu? Kurasa, kita terlalu melibatkan banyak pihak untuk memahami satu sama lain.” Cressa memalingkan wajahnya. Magnus terkekeh. Magnus setuju dengan a

DMCA.com Protection Status