Chapter: EpilogSelena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana
Terakhir Diperbarui: 2024-10-04
Chapter: Laki-laki atau Perempuan?“Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan
Terakhir Diperbarui: 2024-09-30
Chapter: GendutSelena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge
Terakhir Diperbarui: 2024-09-30
Chapter: Gender BayiSesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana
Terakhir Diperbarui: 2024-09-29
Chapter: Sentuhan yang DirindukanSelena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.
Terakhir Diperbarui: 2024-09-29
Chapter: Seorang AyahDamian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru
Terakhir Diperbarui: 2024-09-28
Chapter: Epilog : Ghiyas dan Keluarga KecilnyaTeriakan Naya menggema di lorong rumah sakit. Dan di ruang persalinan, Naya memegang kuat brankar. Dengan Ghiyas yang berada di sisinya, mengusap halus kepala Naya. Pandangan Naya menuju ke arah kakinya yang terbuka lebar. Membuka jalan lahir untuk bayinya yang sudah tak sabar ingin keluar. Dengan keringat yang membanjiri kening bahkan hingga menetes ke pipinya.Begitu tangis bayi memecah keadaan yang mencekam itu, Ghiyas menengadahkan kepalanya. Untuk melihat bayi yang sekarang dipegangi dokter yang membantu persalinan saat itu.Senyum pria itu mengembang lebar. Matanya melirik ke arah sang istri yang kini menghela nafasnya dan berusaha menstabilkan nafasnya lagi. Kecupan mendarat berkali-kali di kepala Naya begitu Ghiyas merasakan perasaan lega dan melepaskan rasa bahagia yang dia rasakan.“Fadelico Sangga Donzello Eduardo. Itu, kan?” Ghiyas menatapi Naya yang masih terengah.Sorot mata Naya menatap Ghiyas dan menganggukkan kepalanya sambil
Terakhir Diperbarui: 2023-02-28
Chapter: Pria Itu Akan Menjadi AyahGhiyas menenangkan Naya sampai Naya akhirnya tenang, setelah setengah jam. Dan dia bisa kembali berbaring untuk memejamkan matanya. Sambil mendekap Naya yang masih sesenggukan, Ghiyas berusaha untuk tidur lagi. Sementara Naya terus menatapi Ghiyas.“Naya tanyain Gabby, loh. Awas aja, kalau ternyata Mas enggak ke rumah sakit,” ancam Naya.“Iya, tanya aja sana! Orang catatan panggilannya Gabby juga masih ada di handphone Mas. Kamu mau tanya pihak rumah sakit juga boleh. Mau lihat catatan kerja Mas juga boleh.”“Naya mimpi Mas ninggalin Naya, buat orang lain. Mas bakal kayak gitu sama Naya?”“Enggak, Nay. Sama siapa, coba? Mas udah tua, siapa lagi yang mau sama Mas kalau bukan kamu?”“Banyak. Mas ganteng, kok. Mas awet muda, makanya Naya demen. Pasti banyak juga yang demen sama Mas di luar sana. Bukan Naya doang.”“Enggak, Sayang. Jangan ngajak ngobrol dulu, dong! Mas ngantuk, ni
Terakhir Diperbarui: 2023-02-27
Chapter: Kelakuan BumilNaya tengah menunggu Ghiyas pulang, karena Ghiyas akan membawakan beberapa makanan yang sedang ingin dia makan. Ya, dia tengah mengidam dan baru saja menghubungi suaminya yang sedang dalam perjalanan pulang, untuk menitip beberapa makanan.“Assalamu’alaikum.” Ghiyas datang membawakan pesanan istrinya yang tengah mengidam.“Wa’alaikumsalam,” jawab Naya seraya menghampiri Ghiyas dan salim padanya.Ghiyas langsung menyodorkan apa yang dia bawa, membuat Naya tersenyum lebar. Naya menerimanya dan menyajikannya di meja. Ghiyas duduk di sofa sambil menatapi Naya yang belakangan ini kehilangan nafsu makannya, namun punya keinginan yang kuat untuk mencicipi berbagai makanan.“Makannya sedikit-sedikit, nanti mual lagi kalau kebanyakan,” ujar Ghiyas.“Enggak akan. Soalnya Naya mau banget makan ini semua,” jawab Naya dengan yakin.Naya memakan setiap makanan yang dibawakan Ghiyas. Dan Ghiyas se
Terakhir Diperbarui: 2023-02-26
Chapter: KunjunganNaya berbaring di brankar. Matanya tertuju pada dokter yang sekarang menyingkap bajunya dan agak menurunkan sedikit celananya. Ghiyas menemani Naya di ruangan itu, untuk mengecek bayinya. Naya melihat ke arah monitor, tak sabar untuk melihat bayinya.Dokter menuangkan gel di atas perut Naya dan mengusapnya dengan alat ultrasound. Dan tampak kondisi rahim Naya di monitor. Dengan kantung janinnya yang sudah terlihat.“Usia kandungannya masih sekitar 4 minggu, belum terdeteksi detak jantungnya,” kata dokter.Ghiyas menganggukkan kepalanya membenarkan. Ghiyas tersenyum sambil melirik Naya yang menatap ke arah monitor terus. Ghiyas tahu bagaimana perasaan Naya sekarang, sejak rahimnya bersih lagi, Naya sudah menantikan kehadiran bayinya. Hingga sekarang, dia muncul.Setelah dari ruangan dokter, Naya menunggu vitamin yang telah diresepkan di farmasi sambil membaca jurnal kehamilan. Dia sudah pernah membacanya, namun entah kenapa rasanya senang memba
Terakhir Diperbarui: 2023-02-26
Chapter: Hadiah Terbaik“Nay?!” Fely menatap Naya dengan tak percaya, dan melirik ke arah perutnya sendiri yang buncit.“Ini apa?” Ghiyas terkekeh bingung sambil menatapi dua potongan kain yang tak dikenalinya.Naya hanya tersenyum geli melihat reaksi Ghiyas. Sementara yang lainnya sekarang juga demikian, dengan perasaan gemas karena Ghiyas masih belum menyadari apa yang ingin Naya katakan dari hadiahnya itu. Bahkan Kevin sekarang mengerti apa yang menjadi hadiah ulang tahun Ghiyas.“Lebih jelasnya, lihat apa lagi yang ada di bagian bawahnya,” ucap Naya sambil tersenyum.Ghiyas mengernyit dan menarik kertas lain yang menghalangi. Dan dia menemukan sesuatu yang membuat ekspresinya langsung hilang seketika. Ghiyas meraih benda yang sudah lama tak ia lihat lagi. Dan alat seukuran stik es krim itu kini berada di genggaman Ghiyas lebih cepat.“Oh?!” Ghiyas kemudian menatap ke arah Naya dengan penuh keterkejutan.Naya terta
Terakhir Diperbarui: 2023-02-25
Chapter: Surprise! Ghiyas yang ingin tahu apa yang sebenarnya dilakukan Naya, kini hendak membuka pintu. Namun, pintunya terkunci. Dan membuat Ghiyas menggedor-gedor pintunya secara tidak ramah.“Naya! Naya, buka pintunya!” ucap Ghiyas dengan suara yang tinggi.Namun, belum ada yang membukakan pintu untuknya. Akhirnya Ghiyas bahkan memukul pintu dengan perasaan marah. Mengeluarkan segala yang dia pendam belakangan ini. Rasa lelahnya yang datang entah dari mana, emosinya yang mendadak tak lagi stabil.“Naya! Naya, dengar Mas?! Naya, buka pintunya, sekarang!” sentak Ghiyas.Gabby di sana termangu, menatapi Ghiyas. Dia jadi agak khawatir sekarang pada Naya. Dan dalam benaknya bertanya, kenapa Ghiyas seperti ini dan apakah Naya selama ini baik-baik saja?Dan begitu seseorang membuka kunci rumahnya, tanpa membukakan pintu, Ghiyas langsung membukanya. Dan secara tak langsung membanting pintu itu. Perasaan seperti waktu itu, saat memergoki Naya bersa
Terakhir Diperbarui: 2023-02-25
Chapter: Kakak Beradik“Saya enggak bisa tinggal diam. Saya bisa bawa kasus ini ke pengadilan.” Ayesha menyilangkan tangannya, menatapi gadis yang menangis sesenggukan setelah melempar tempat pensil pada Juan hingga menyebabkan pelipis Juan terluka.“Aish... ini cuman masalah anak-anak. Kita enggak harus sampai bawa-bawa ini ke pengadilan, kan? Namanya juga anak-anak,” ucap pria yang kelihatannya ayah dari gadis itu cukup manis untuk membujuk Ayesha yang kini merangkul Juan yang duduk di UKS. “Lagian itu salah anak kamu! Kenapa sampai harus bentak-bentak anak saya. Dia kan, jadi takut. Itu salah satu refleks anak untuk melindungi dirinya sendiri!“ bela ibunya dengan lantang. “Oh...” Ayesha tertawa sinis dan melebarkan matanya dengan kesal. “Ternyata ibu sama anak sama aja. Tukang jual gosip.” “Ayesha!” Izhar menatapi Ayesha dan menyentuh pundaknya, yang langsung ditepis Ayesha. “Apa?! Tukang jual gosip?! Saya enggak sekedar bergosip, itu fakta! Anak yang tu
Terakhir Diperbarui: 2023-06-20
Chapter: Juan dan Arsy“Kamu ketemu Arsy sama ibunya?!” Ayesha melebarkan matanya saat Juan mengakuinya. “Juan... Juan tahu mereka karena lihat beberapa kali fotonya. Juan agak curiga, kenapa ayah enggak tinggal sama kita kayak ayah-ayah lainnya. Ternyata ayah punya keluarga lain,” ucap Juan pelan. Terdengar nadanya kecewa. Dia mungkin sudah menahan perasaannya untuk tak menunjukkan jika dia tahu sesuatu di depan bundanya. Namun Ayesha kemudian menghela nafasnya dan mendekati Juan. Tangannya mengusap halus pundak putranya itu. “Maaf, karena membiarkan kamu terlahir sebagai anak madu,” ucap Ayesha lirih. “Bunda enggak perlu minta maaf. Juan enggak pernah malu punya bunda,” jawab Juan cepat, dia tak ingin membuat bundanya yang telah mengorbankan banyak hal untuknya. Ayesha menghela nafasnya. Lagi pula, Juan memang harus tahu tentang ini. Ayesha menatapi putranya yang sudah beranjak dewasa. Dia kemudian memegangi keningnya, mengangkat sedikit rambut putranya
Terakhir Diperbarui: 2023-06-20
Chapter: Pindah LagiJuan tumbuh dengan pesat. Dia bersekolah di Bogor untuk sekolah dasarnya dan akan pindah ke kota asal ibunya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Juan tumbuh menjadi anak yang aktif. Karena pindah kota lagi, dia bisa dekat dengan ayahnya sekarang. “Arsy juga bakal sekolah di sekolah yang sama,” ucap Izhar tiba-tiba. Ayesha yang sedang menatapi persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar lantas menggeser brosur sekolah yang ditunjukkan Izhar untuk Juan bersekolah di sana. “Aa yakin enggak akan masalah?” Ayesha menatapi Izhar dengan tatapan yang masih sama. “Enggak akan, Ay. Justru supaya Juan sama Arsy saling mengenal. Juan belum pernah main sama Arsy sebelumnya. Kamu enggak pernah izinkan Aa bawa Juan pulang. Neneknya kangen sama Juan,” ucap Izhar seraya menghela nafasnya dengan berat. “Itu buat kebaikan Juan. Aku enggak mau, Juan sampai mendengar sesuatu yang buruk dari ibu Aa.” Izhar menghela nafasny
Terakhir Diperbarui: 2023-06-20
Chapter: Pergi Tanpa Melepas“Ay bakal ikut keluarganya Devan pindah ke luar kota.” “Ay, kamu itu istri Aa. Justru kamu seharusnya itu Aa. Kenapa kamu malah ikut-ikut keluarga Devan?” Izhar merasa tertekan karena mendengar Ayesha akan pergi ke kota lain. Ayesha mengulum senyum dan menatapi Juan yang berada di kursi tingginya. Dia kemudian menyuapi Juan makanannya. Bayi itu terlihat sangat lahap makannya. “Ay kalau enggak sama Devan di sini sendirian. Aa enggak pernah ada sepenuhnya buat Ay, Devan yang malah jadi harus repot sama Ay, meski Ay udah nikah. Jadi, ya mau gimana lagi? Ay di sini atau Ay di sana, kayaknya buat Aa sama aja, kan?” Ayesha tersenyum tipis. Izhar menghela nafasnya. Setelah banyak yang dirinya dan Ayesha lakui, pada akhirnya Ayesha malah ingin pergi. Dia pikir kehadiran Juan akan cukup untuk mengikat Ayesha. Namun sepertinya tidak. Apa lagi dirinya kurang menghadirkan dirinya untuk sosok ibu dari anak laki-lakinya itu. “Juan bakal Ay bawa pa
Terakhir Diperbarui: 2023-06-20
Chapter: SkeptisIzhar tak pernah diizinkan menggendong Juan lagi setelahnya. Ayesha benar-benar mengawasi Juan hingga tak satu pun orang berani menggendong Juan. Bahkan teman-temannya yang ingin bermain dengan Juan dilarang untuk menggendongnya, hanya boleh menyentuhnya saja secara normal. Dan karena Nirmala dan Ayesha mungkin sudah seharusnya tidak berada di atap yang sama, karena mereka benar-benar tak bisa akur, akhirnya Nirmala pulang ke rumah Izhar. Dan pembantu rumah tangga mereka tentunya akan ikut bersama Izhar dan Nirmala. “Emang kamu bisa, rapihin rumah sendiri?” Izhar menghela nafasnya berat. “Devan bakal nyari pembantu buat bantu-bantu Ay di sini. Aa boleh pergi sekarang,” ucap Ayesha, secara tak langsung ingin mengusir Izhar yang sebenarnya memang akan pergi. “Ay, kamu jangan keterusan kayak gini, dong. Ke depannya, Arsy sama Juan bakal tumbuh besar, yang pastinya nanti mereka tahu kalau mereka itu kakak beradik. Jangan sampai Juan sama Arsy nant
Terakhir Diperbarui: 2023-06-20
Chapter: Celaka!“JUAN!” Ayesha memekik keras mendapati Juan yang sudah tergeletak di lantai dengan mulutnya yang terbuka lebar dan menjerit memanggil sang ibu. Ayesha berlari secepatnya untuk meraih Juan. Izhar sendiri segera menaruh Arsy di sofa dan menggendong Juan. Ayesha tanpa pikir panjang langsung merebut Juan dari Izhar. Tampak bagaimana tubuhnya gemetar, seolah merasakan sakit yang sama dengan yang dirasakan putranya. Perempuan itu tak bisa berkata-kata untuk beberapa saat. Tangannya memeluk erat Juan yang menangis sejadinya. Sementara Izhar tampak cukup panik sekarang menatapi Ayesha yang membeku, kaget karena putranya baru saja kenapa-napa. Sementara Arsy ikut menangis karena mendengar tangisan Juan, itu membuat Izhar segera menggendong Arsy juga. Karena itu, Nirmala juga bergegas keluar dari kamar mandi dan menatapi Ayesha dan Izhar. Ayesha tampak hampir menangis menatapi putranya yang menangis sangat kencang, sepertinya dia terbentur cukup keras saat jatuh.
Terakhir Diperbarui: 2023-06-19
Chapter: Kesalahpahaman“Kenapa dia pergi bersama Agnes...? Ini ultrasound? Apakah ini milik Agnes?” Sesaat, pikiran Cressa kalang kabut. Namun, dia tahu jika dirinya berpikir yang tidak-tidak, dia malah tidak akan menemukan jawaban yang dia cari. Jadi, dia segera menghubungi Magnus. Tak ingin lagi adanya kesalahpahaman antara dirinya dengan Magnus, dia ingin bertanya langsung pada Magnus. Selama ini, Magnus selaku bersedia menjelaskan apa pun padanya. Jadi, satu-satunya yang dia harapkan saat ini adalah jawaban dan penjelasan Magnus.Lama menunggu teleponnya diangkat hingga panggilan itu berakhir dengan sendirinya, Cressa tak menyerah dan mencobanya lagi. Dia menunggu dengan sabar, awalnya. Sampai dia mulai gelisah sendiri dan menggigit kukunya. Sadar atas apa yang dia lakukan, Cressa menatapi kukunya. Dia tidak pernah setakut ini sebelumnya dan sepanik ini. Dia mengambil nafas dalam-dalam dan menaruh ponselnya lagi. Ditatapnya layar komputer yang menunjukkan hasil pekerjaanny
Terakhir Diperbarui: 2025-01-17
Chapter: Oversharing“Apa kau tahu di mana Garret saat ini dan bagaimana kondisinya? Kau tahu, sebenarnya aku takut jika aku kembali ke Luston bersama dengan Magnus, dia akan tiba-tiba muncul di sana.” Agnes melirik Glenn yang tengah menjemputnya dan membantunya mengambil beberapa barangnya. Dia membawa sebagian barangnya dan membiarkan Glenn membawakan sisanya. “Dia berada di sebuah tempat di mana dia tidak akan bisa keluar dari sana dengan mudah. Kami menggunakan penyamaran tempat, tempat itu berkedok sebagai laundry koin. Letaknya tidak jauh dari kantor Montgomery. Kau tidak perlu khawatir tentangnya, dia sama sekali tidak akan bisa keluar dengan mudah dari tempat itu,” jelas Glenn. “Kelihatannya bahkan tak akan ada siapa pun yang akan mengetahui apa yang sebenarnya ada di dalam tempat laundry koin tersebut. Magnus cukup lucu, dia membangun usaha laundry koin untuk tambahan penghasilannya selama ini?” Agnes terkekeh geli. “Begitulah. Dia benar-benar berusaha bertahan hidup. Ti
Terakhir Diperbarui: 2025-01-16
Chapter: Kesendirian Cressa“Wah, luar biasa! Saat kau mendapatkan kenaikan posisi, kau juga dapat kabar istrimu hamil.” “Kau benar-benar pria sejati, ya?” Pria paruh baya lainnya kemudian menepuk pundak Magnus. Beberapa orang di ruangan sana tiba-tiba bersorak heboh yang membuat Magnus mengerutkan alisnya, sedikit bingung dengan pernyataan itu. Dia hendak menyangkal kalau Cressa sedang hamil, karena hasil ultrasound yang dia lihat bukan milik Cressa melainkan milik Agnes. “Bukan istriku, ini—”“Sepertinya kita harus merayakan ini, bukan begitu? Ayo traktir kami makan malam ini!” “Ayolah! Untuk merayakan kenaikan Magnus dan juga kehamilan istrinya, kau harus mentraktir kami. Hanya malam ini saja. Kau juga jarang hadir di setiap makan-makan informal.” Magnus hanya mendesah pelan. “Baiklah, baiklah. Aku akan mentraktir nanti malam. Sekarang izinkan aku pergi dulu.” Magnus segera keluar dari ruangan itu. Dia memastikan ulang Glenn mengirimkan foto ultrasound milik Agnes te
Terakhir Diperbarui: 2025-01-15
Chapter: Ultrasound“Kau juga akan membawanya ke Luston bersamamu?” Glenn menatap Magnus tak percaya. “Ayolah, ini bukan seperti aku akan kabur bersamanya. Aku hanya akan mengantarkannya pulang.” Glenn menganggukkan kepalanya mengerti. Toh, Magnus ada benarnya. Lagi pula, selama Agnes di sini, kelihatannya Magnus yang akan dibebani oleh biaya hidup Agnes jika Agnes terus seperti ini. Tidak mungkin dia akan terus membantu Agnes sampai wanita itu melahirkan. “Bagaimana jika dia menolak? Kau sudah membicarakan ini saat bertemu dengannya tadi malam, bukan? Aku tidak perlu menjelaskan maksudmu lagi, kan?”“Tentu saja aku sudah menawarkannya tadi malam. Dia sebenarnya tidak menolak, tetapi mengajukan permintaan gila untuk tetap bersamaku. Aku ingin tahu jawabannya dengan jelas. Beritahu dia jika aku akan berhenti membayar biaya motel tempatnya tinggal dan berhenti memberikannya uang untuk makan.” Glenn menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya sebelum dia meninggalkan ruangan
Terakhir Diperbarui: 2025-01-14
Chapter: Yang Kedua“Aku tidak masalah menjadi yang kedua.” Agnes menatapnya dengan tatapan memohon. “Tetapi Cressa tidak akan senang jika aku memiliki yang kedua,” balas Magnus dingin. Magnus menyilangkan tangannya di dadanya dan duduk di sofa. Dia menatapi Agnes yang kondisinya sedang lemah karena awal kehamilan. Dia bisa memahaminya kenapa Agnes begitu putus asa dan terlihat begitu haus akan perhatian, itu karena hormon ibu hamilnya. “Aku akan bertanya padamu sekali lagi, kau akan pulang ke orang tuamu di Luston atau tidak? Karena aku akan pergi ke sana beberapa hari lagi. Ada hal yang harus aku urus di Luston. Jadi, aku berniat memulangkanmu juga ke sana,” jelas Magnus. Agnes mengangkat alisnya, dia jelas tertarik dengan keputusan Magnus untuk kembali ke Luston secara tiba-tiba. Dia tentu yakin jika itu masih masalah keluarganya di Luston. “Kau akan ke sana? Ada urusan apa? Ngomong-ngomong, aku juga belum mendengar kabar apa pun dari Garret. Setelah dia menculik istrim
Terakhir Diperbarui: 2025-01-13
Chapter: Kesibukan Magnus“Aku akan pulang sebentar ke mansion keluarga Armstrong di Luston. Aku yakin tidak ada siapa-siapa selain pelayan di rumah itu, yang mungkin masih di sana,” ucap Magnus. “Kau yakin akan pergi ke sana? Kau tahu, itu bukan pilihan yang bagus menurutku. Bagaimana jika Garret berusaha menjebakmu?“ tanya Glenn sambil menghela nafasnya dengan kasar. Magnus berjalan bersama Glenn di stasiun. Magnus baru saja menyelesaikan masalah yang ada di stasiun tersebut. Dan dia akan pergi mengunjungi Agnes yang sedang sakit karena kehamilannya, dia berencana menengok sebentar sebelum pulang ke Hades Palace. “Kau sudah meminta Paul mengantar Cressa pulang?” tanya Magnus. “Sudah.” Glenn menatapi Magnus yang memasuki mobil untuk duduk di kursi pengemudi. Kelihatannya kali ini Magnus yang akan menyetir. Jadi Glenn duduk di sebelahnya untuk bersantai sejenak. Glenn mengeluarkan camilan yang ada di tasnya. Dia memakan keripik berbumbu asin. Magnus melirik Glenn. Glenn bi
Terakhir Diperbarui: 2025-01-12