Beranda / Rumah Tangga / Menjinakkan Istri Tantrum / Berapa Banyak yang Sudah Menyentuhnya?

Share

Berapa Banyak yang Sudah Menyentuhnya?

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-14 12:53:36

Di hari pernikahan antara Magnus dan Cressa yang dilaksanakan cukup sederhana namun tidak sesederhana kelihatannya itu, Serenia menghela nafasnya sedikit lega.

Magnus menatapi Cressa dengan gaun pengantinnya setelah dia sah menjadi istrinya. Cressa tampak duduk sendirian di salah satu meja. Sementara Magnus saat itu sedang mengobrol dengan pria dewasa lainnya.

“Aku sudah mendengar semuanya tentang kau yang memutuskan hubungan dengan keluargamu sendiri karena kasus korupsi yang dilakukan ayahmu,” salah satu pria menyinggung soal keluarganya.

Magnus hanya tersenyum simpul. “Aku tidak ada hubungan apa pun dengan ayahku sebelum kerajaan memeriksa keluargaku.”

“Kakakmu, Garrett sepertinya sengaja menumbalkan ayahmu. Dia melimpahkan semuanya pada ayahmu sementara dia saat ini tengah menikmati kekuasaannya di perusahaan Armstrong.”

“Sudah kubilang aku tidak ada lagi hubungan dengan keluarga Armstrong sekarang. Aku anggota keluarga Montgomery sekarang,” ucap Magnus dengan lebih tegas.

“Kau benar-benar mendapatkan pijakan yang bagus. Aku penasaran apa rencanamu dengan menikahi putri bungsu keluarga yang terkenal sangat kuat itu. Montgomery adalah perusahaan lokomotif yang kuat, namun beberapa tahun lalu, sepertinya ada masalah internal yang menyebabkan saham mereka turun drastis.”

Magnus tak ingin mendengarkan celotehan mereka tentang apa yang dia lakukan dan langkahnya yang mungkin sangat bisa dinilai sebagai langkah bijak untuk memutuskan hubungan dengan keluarganya sendiri dan menyerahkan dirimu untuk mengabdi pada Montgomery yang lebih menguntungkan baginya.

Pria itu berjalan menjauhi teman-temannya dan mendekati Cressa yang sepertinya dengan sengaja tidak mengundang teman-temannya hingga dia tak punya teman bicara atau justru menghindari semua orang.

“Aku tahu kau membenci ini, tapi setidaknya berpura-puralah!” ujar Magnus agak tegas.

“Aku tidak suka berpura-pura,” balas Cressa dengan ketus.

“Kau bisa ikut aku, jika kau sangat ingin keluar dari ruangan ini sekarang.” Magnus bangkut dan berjalan pergi dari sana, membuat Cressa langsung bangkit dari tempat duduknya.

Magnus tersenyum puas saat melihat gadis itu ternyata mengikutinya di belakang. Cressa juga tampaknya puas jika akhirnya dia bisa menghindari kerumunan itu.

“Aku dengar kau akan membangun stasiun baru di Bericont. Kau yakin tentang itu? Kakakku pernah mengajukan izin tersebut sekitar tujuh tahun yang lalu, namun ditolak oleh pemerintahan Bericont.”

“Aku sudah mendapatkan izinnya,” jawab Magnus.

Cressa langsung menghentikan langkahnya dan menatap Magnus dengan tatapan heran. Magnus menoleh ke belakang dan menatapi Cressa juga dengan mengangkat alisnya.

“Lalu kenapa kau menyuruhku melakukan analisa pasar di tempat lain saat kau justru sudah menemukan tempat pembangunan stasiun yang baru?” tanya Cressa.

“Aku hanya ingin tahu, kau sebenarnya berguna atau tidak untuk kehidupanku selanjutnya,” jawab Magnus sambil tersenyum simpul pada Cressa dan lanjut berjalan. “Dan kau menunjukkan kalau kau memang cerdas dan bisa menganalisis pasar. Kau menemukan jika jalur menuju Bericont, tepatnya Ebonridge, adalah pasar yang tepat untuk kereta barang agrikultur.”

“Tapi kau mengurus perizinan kurang dari dua minggu setelah aku memberikan analisaku padamu?”

“Soal itu... ya, aku dapat bantuan.”

“Ha! Sudah bisa dipastikan, kau pasti melakukan sogok menyogok, mengingat kau berasal dari keluarga yang korupsi. Kau tidak ada bedanya dengan keluargamu yang—”

Magnus langsung menoleh ke belakang lagi dan mendekati Cressa dengan cepat. Magnus mencengkeram lengan atas Cressa dan membanting Cressa ke dinding, memojokkannya dengan cepat. Cressa bahkan tak punya waktu untuk bereaksi karena betapa cepatnya Magnus.

“Aku berbeda dengan keluargaku. Aku tidak punya hubungan apa pun dengan mereka. Jika kau membahas soal keluargaku lagi, aku tidak akan segan padamu!” Magnus menatap tajam Cressa, bicara dengan suara rendah yang penuh mengancam.

Meski Cressa sempat kaget atas tindakan Magnus, namun kilatan di matanya tak menunjukkan kalau dia takut. Matanya justru balas mengintimidasi Magnus. Dia enggan diintimidasi.

“Oh, ya? Memangnya apa yang kau lakukan? Jangan lupa, jika bukan karena kakakku, kau bukan siapa-siapa melainkan putra dari seorang koruptor! Kau menjijikkan!” Cressa menepis tangan Magnus dan bahkan sempat mendorong Magnus agar menjauh darinya.

Magnus memutar matanya, dia sebenarnya marah karena banyak orang yang menyinggung tentang keluarganya belakangan ini. Dia sepertinya sangat enggan untuk membahas tentang masalah keluarganya. Magnus menarik nafas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.

Magnus kemudian mencengkeram salah satu tangan Cressa dengan kuat, menarik Cressa mendekat. Cressa menengadah menatap pria jangkung itu tanpa rasa takut sedikit pun.

“Jika bukan karena kakakmu juga, aku mungkin sudah menyingkirkan serangga sepertimu sejak awal,” balas Magnus dengan pelan, namun penuh akan tekanan.

Cressa langsung menginjak kaki Magnus, membuat Magnus sempat mengerang pelan dan melepaskan pergelangan tangan Magnus. Cressa mendengus sambil memegangi pergelangan tangannya.

“Serangga? Kau yang serangga di sini! Kau berusaha panjat sosial lagi dengan menikahiku dan menjadi bagian dari Montgomery. Betapa beruntungnya dirimu karena menjadi suamiku,” balas Cressa dengan tajam, dagunya terangkat dengan sombong.

Magnus berusaha menahan dirinya. Magnus mendecak. Dia tahu, menghadapi Cressa dengan cara seperti ini hanya akan membuat Cressa menggila. Magnus menghela nafasnya lagi.

“Kau kelihatannya lelah, ayo kita ke kamar!” Magnus menenangkan dirinya sendiri sambil berjalan lebih dulu.

“Kau berpikir mengubah sikapmu akan mengubah pikiranku? Kau baru saja menunjukkan sikap aslimu. Sangat khas seperti dari anggota keluarga koruptor.” Cressa tidak berhenti, dia terus mencemoohnya sambil berjalan di belakangnya.

Magnus hanya menaikkan matanya, sambil menengadah untuk meredam emosinya menghadapi mulut Cressa yang pedas. Magnus mengeluarkan kartu dan menempelkannya ke kunci pintu hotel. Magnus membukakan pintu sambil menatapi Cressa yang kelihatannya sedang marah.

“Masuklah!” ujar Magnus.

“Jika kau berpikir aku akan menghabiskan malam denganmu—”

Magnus langsung menarik tangan Cressa dan membawa Cressa masuk ke kamar pengantin tersebut.

Belum sempat Cressa bereaksi lagi, Cressa sudah berada di bawah tubuh Magnus yang menindihnya di kasur. Pintu hotel otomatis terkunci setiap kali pintunya tertutup.

“Kau sangat berisik. Bibir kecilmu yang seharusnya manis ini, kenapa begitu pedas?” Magnus menatapnya dengan serius.

“Apa yang kau lakukan?!” bentak Cressa.

Sebelum Cressa lebih banyak bicara, Magnus segera membungkamnya dengan menciumnya lebih dulu. Cressa tipe gadis yang tidak bisa dimintai baik-baik. Magnus harus selalu melakukan gerakan lebih dulu dan mungkin harus agak memaksa. Toh, Cressa juga tak menolak.

Cressa sepertinya lebih suka yang tak banyak bicara.

“Hah...” Cressa mengambil nafasnya dalam-dalam.

“Kuharap itu bukan yang pertama untukmu, karena sepertinya kau tidak berpengalaman sama sekali.”

“Aku tidak pernah mau merusak lipstikku.”

“Jadi, bibir atasmu tidak pernah tersentuh pria lain? Sementara bibir bawahmu... sudah berapa banyak mulut yang menyentuhnya?”

Magnus meluncurkan tangannya untuk masuk ke bawah gaun pengantin yang melekat di tubuh Cressa.

 

Bab terkait

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kau yang Pertama

    Cressa hanyut dalam permainan Magnus di malam pernikahan mereka. Tangannya mencengkeram erat sprei. Disusul dengan jemari Magnus yang menyelinap masuk ke sela jemari Cressa. Keduanya kini saling mencengkeram satu sama lain, melupakan perkelahian singkat mereka dan fokus pada pertempuran di ranjang malam itu. “Aku terkesan, bagaimana para pria itu bisa tahan meski kau tidak mengizinkan mereka untuk masuk. Kau benar-benar menjaganya untukku?” “Ha-ah... Aku menjaganya karena nama baik keluargaku.” “Kau sepertinya sangat terobsesi atas nama keluargamu sendiri. Montgomery... Bukankah itu tidak membuatmu lebih baik? Hah... maksudku, kau tetap melakukan hal buruk sebelum menikah.” “Bagaimana denganmu? Bukankah kau juga melakukan hal itu sebelum menikah? Bagi pria, hah... kalian tidak memiliki bekas jika sudah melakukannya.” “Kau yang pertama, Cressida. Kau yang pertama untukku.” *** Cressa terlelap nyenyak di kasur king size kamar hotel tersebut. Sementara Magnus baru saja terba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menenangkan Cressa

    “Lepaskan!” Cressa terus memberontak hingga mereka tiba di kamar hotel. Magnus menurunkan Cressa setelah menutup kembali pintu dan menatapi Cressa yang terengah-engah karena terus memberontak, sementara dia terengah-engah karena mengatasi gadis itu. Magnus menatap ke sekitar kamar dan terkejut akan situasi kamar yang sangat berantakan, sepertinya Cressa mengamuk sendirian tadi. Dia lantas menatap pelakunya yang sekarang menatap tajam ke arahnya, dengan darah kering di bibirnya. “Ada apa dengan bibirmu? Kau yang melakukan ini semua? Kenapa?!” Magnus sedikit membentak. “Itu karena kau! Kau pikir kau siapa meninggalkanku begitu saja setelah apa yang kita lalui? Kau pikir aku jalang yang bisa kau tinggalkan begitu saja?! Apa kau menganggapku jalang pribadi karena kita sudah menikah, jadi kau bisa seenaknya?!” gertak Cressa. Magnus mengambil nafas dalam-dalam. Dia berusaha mengontrol dirinya sendiri. Ini salahnya, sepenuhnya salahnya. Dia tahu ini akan terjadi, namun justru m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Perjalanan Bisnis Bersama

    “Karena keluarga akak iparmu kelihatannya sangat menginginkan perusahaan Montgomery.” Magnus menyilangkan tangannya di depannya dengan santai. “Oh, jika itu aku juga menyadarinya. Tunggu... Kenapa kau bisa tahu sampai sana? Maksudku, kita berdua memang tahu tentang perselingkuhan kakak iparku.” Cressa mengerutkan dahinya. “Ayolah, aku ini orang kepercayaan kakakmu. Jadi, mulai sekarang, aku hanya ingin kau bisa diajak bekerja sama. Kita berada di pihak yang sama. Jika kau tahu itu, maka sudah seharusnya kita bekerja sama.”Cressa terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafasnya. Dia juga melakukan pernikahan ini atas permintaan kakaknya. Demi kelangsungan keluarga Montgomery sendiri, dan demi perusahaan Montgomery. Dia harus mempertahan apa yang telah diusahakan oleh tetuanya di masa lalu. “Apakah perceraian sangat dilarang oleh tradisi keluargamu hingga kakakmu hanya diam mengenai perselingkuhan kakak iparmu?” tanya Magnus. Cressa mengangguk. “Selain karena tradisi keluarga, di

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Pertemuan Tak Diinginkan

    “Aku sudah sangat menjaga sikapku! Itu yang terbaik yang bisa kulakukan!” balas Cressa. “Lakukan dengan lebih baik lagi, atau aku akan memperlakukanmu seperti korban pemerkosaan malam ini.” Magnus menatap tajam ke arah Cressa, meski dia terdengar main-main, dia seperti serius di waktu yang sama.“A-apa-apaan itu?” Cressa mengerutkan alisnya, dia jelas kehilangan kata-katanya. “Ck, cat got your tongue?” Magnus meledeknya sebelum melepaskannya dan berjalan lebih dulu. Cressa hanya memutar bolanya dengan malas. Magnus mengawasinya, berusaha mengontrolnya untuk tetap menjaga sikapnya dan cara bicaranya. Cressa mematuhinya dengan enggan. Sebenarnya, perkataan Magnus agak membuat Cressa memikirkannya terus menerus. Sebelum akhirnya dia berusaha memfokuskan diri pada apa yang sedang mereka kerjakan hari ini. Perjalanan bisnis yang cukup jauh ini tidak boleh sia-sia sama sekali. “Aku sudah berkonsultasi dengan seorang kepala proyek untuk merealisasikan gambaran stasiun yang pihak kalian

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Berpikir Berlebihan

    “Apa? Kau berniat memukulku lagi? Ada apa denganmu sebenarnya? Apa kau bocah tantrum yang akan melempar benda pada orang lain? Kau benar-benar kekanakan,” ledek James. Cressa berpikir sejenak. Dia juga tidak tahu dari mana sikap buruknya datang, yang jelas ini sudah menjadi ciri khasnya sejak dulu. Dia ingat semua hal buruk yang pernah dia lakukan. “Malam itu kita bisa saja menghabiskan malam yang menyenangkan bersama. Aku yakin kau bersikap seperti ini pada semua pria. Suamimu, bukankah dia menikahimu karena kau seorang Montgomery? Oh, dia sangat beruntung.” James mendekati Cressa. “Jangan mendekat! Aku bisa melemparkan ini kapan pun,” ancam Cressa. “Ya, lempar saja!” James menatapnya dengan tatapan menantang, menunggu Cressa melakukannya. Cressa melemparkan vas bunga itu, namun seseorang menangkis vas bunga itu, yang membuatnya jatuh di dekat Cressa. Cressa menjerit pelan dan tersentak mundur. Dia lalu memelototi Magnus yang baru s

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Aftercare yang Gagal

    Magnus sudah cukup berkeringat. Dia menatap Cressa yang berada di bawah tubuhnya dengan pasrah. Dia tersenyum simpul saat melihat Cressa terengah-engah dengan alunan halus suara kenikmatan dari bibirnya. Magnus mengecup bibirnya singkat. “Ha—ah...” Cressa sedikit gemetar dan tangannya seketika mencengkeram lengan Magnus. “Oh...” Magnus mengerang pelan, menikmati pelepasannya yang diraih setelah Cressa. Beberapa saat setelah pelepasan yang memuaskan, keduanya berdiam diri di kasur untuk beberapa saat, berusaha memulihkan energi mereka yang hilang. Magnus berbaring miring menghadap Cressa yang terlentang di depannya. “Nasib baik kau bertampang ganteng dan punya tubuh yang bagus.” Cressa menghela nafasnya. “Hm? Apa kau berusaha memujiku tanpa mengakuinya seutuhnya?” tanya Magnus. “Ya, bisa dibilang begitu. Saat kakakku mengatakan ingin memperkenalkan seorang pria ketika aku masih di asrama,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-10
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Kecelakaan dalam Perjalanan Pulang

    Apa dia berniat menyingkirkanku? Cressa menatap Magnus dengan tatapan tak percaya. Dugaannya tentang Magnus yang ingin mengambil alih Montgomery kini semakin kuat. Mungkin setelah kakaknya tiada, atau saat Magnus mendapatkan kesempatan untuk itu. Magnus kemudian duduk di sofa, saat Cressa juga bergerak keluar dari kamar mandi. Magnus menatap Cressa, dan Cressa balik menatap Magnus. Magnus menghela nafasnya sebelum bicara. “Sayangnya kamar di penginapan ini penuh, jadi tidak ada kamar untukku pindah,” ucap Magnus. “Kalau begitu, kau harus tidur di sofa. Bisa saja kau mencekikku saat aku tidur,” balas Cressa sambil duduk di pinggir kasur, mengambil alih wilayahnya terlebih dahulu. Magnus terkekeh mendengar ucapan Cressa. Sepertinya Cressa punya kecemasan. “Ayolah, bagaimana pun kita pengantin baru. Aku tidak berniat mencekikmu sebelumnya, aku hanya terpancing emosi. Kau harus memperhatikan ucapanmu, kau bisa mati cepat jika k

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menggoda Si Overwork

    Magnus melihat ketakutan di wajah Cressa yang membuat dia segera mengulurkan tangannya untuk mendekap punggung Cressa mendekat. Suara penumpang lainnya yang panik memenuhi kereta saat Magnus meraih ponselnya untuk mencari suatu informasi. “Mohon maaf kepada seluruh penumpang Montgomery MO978. Perjalanan kita menuju Metronyx akan terhambat karena terjadi kecelakaan.” Cressa, Magnus, bersama dengan penumpang lainnya mendengarkan pengumuman tersebut dengan seksama. Magnus mengeluarkan ponselnya, sambil tetap mendekap Cressa. “Kereta yang kami gunakan mengalami kecelakaan. Kau bisa memeriksanya?” Magnus menghela nafasnya, dia berusaha untuk tetap tenang. “Apa yang terjadi di depan sana? Mana para awak kereta?” Seorang penumpang bangkit dari tempat duduknya dan mulai membuat keributan. Penumpang lainnya juga mulai menunjukkan kepanikan, mereka semua bangkit dari tempat duduknya dengan waswas takut terjadi ses

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-12

Bab terbaru

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Tembakan

    Magnus menghela nafasnya dengan berat sambil menatap dadanya. Di balik mantelnya, kelihatannya peluru itu sudah masuk menembus dada. Dia lantas menatap Cressa yang tampak berkaca-kaca ketika melihat ke arah Magnus. Beberapa anggota pasukan khusus segera masuk untuk mengecek keadaan Magnus dan Cressa. Mereka bisa memastikan keadaan Cressa dalam hitungan detik, melihatnya berdiri tegap dan sehat. “Magnus!” pekik Cressa, gadis itu dengan cepat menghampiri Magnus untuk memastikan keadaannya, dia tampak gemetar saat mengulurkan tangan pada mantel Magnus. Salah satu anggota pasukan khusus berdiri di dekat Cressa, dengan cepat mengambil alih apa yang ingin dilakukan Cressa. Dia juga tampaknya mencari luka Magnus dengan membukakan mantelnya. “Aku baik-baik saja,” ucap Magnus dengan suara yang rendah dan pelan. “Kau tertembak! Apanya yang baik-baik saja!” pekik Cressa. “Dia tidak.” Anggota pasukan khusus itu tidak menemukan luka apa pun. Cressa juga

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Bertemu Magnus

    “Magnus! Kau baik-baik saja?” pekik Cressa saat melihat Magnus dalam keadaan babak belur, lesu, pucat, dan lemahHanya butuh beberapa hari Carlos membuat Magnus yang biasanya rapi dan terawat, menjadi sosok yang tampak seperti gelandangan dan punya banyak luka lebam. Magnus menghela nafasnya, kemudian terkekeh pelan. Kelegaan terlihat di wajahnya. Entah dia merasa lega karena akhirnya bisa melihat istrinya lagi atau senang karena Cressa bahkan mau menyelamatkannya. Magnus bahkan tak mengira kalau Cressa akan datang padanya. “Aku baik-baik saja. Aku senang kau datang.” Magnus menghela nafasnya sambil tetap menatapnya. Cressa tersenyum mendengarnya. Dia mengerti, Magnus sebenarnya putus asa, namun tetap enggan membiarkannya terluka jika datang ke sini. Namun apa boleh buat, sekarang dia sudah di sini, tepat di depan Magnus. “Wah, lihat siapa yang datang, dengan oleh-oleh yang aku inginkan.” Dari pintu yang menghubungkan ke ruangan lainnya, Carlos muncul sa

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Tipuan

    Hamil. Para pelayan wanita itu seketika menatap Cressa dengan tatapan iba seperti yang Cressa harapkan. Kata hamil bagi setiap wanita akan mempengaruhi emosi wanita lainnya, biasanya. Salah satu dari mereka mendekat untuk membantu Cressa membawakan tas uangnya tersebut. “Sebenarnya, ada beberapa tas lagi di luar. Ada empat tas lagi di luar,” ucap Cressa sambil memperhatikan pelayan yang masih bertambah kosong di depannya. Seperti yang diharapkan, mereka semua langsung menuju ke luar, untuk mengambil tas uang tersebut, usaha mereka bertujuan untuk membantu Cressa memasukkan uang tebusan yang dibawanya. Namun, dalam hitungan detik keempatnya tumbang di halaman depan. Cressa menatap pelayan wanita yang sudah berada di atas, menunggu yang lainnya sambil menatap ke depan. Cressa segera naik ke atas, dia memegangi perutnya, trik lain untuk mendapatkan simpati orang itu. Cressa juga dengan sengaja mengeraskan suara nafasnya. Memenuhi keinginan Cressa, pe

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Menyusun Rencana

    Cressa terdiam beberapa saat mendengarkan ucapan Carlos. Dia menatapi Jeslyn yang sebenarnya sudah mendengar semuanya. Cressa tadi menyalakan speaker, yang membuat Jeslyn juga bisa mendengar semuanya. Atau bahkan sopir dan bodyguard yang ada bersama mereka di mobil itu. Malam itu, Cressa dan Jeslyn beserta yang lainnya tiba di Luston. Mereka menginap di markas pasukan khusus yang ada di Luston. Cressa juga sudah memberikan mereka rekaman tentang apa saja yang Carlos katakan padanya, Namum tentu memotong bagian saat dia berbicara dengan Magnus. Itu privasinya. Yang harus Cressa lakukan malam itu adalah beristirahat. Dia sebenarnya masih memikirkan tentang uang tebusan yang diminta Carlos. “Apa aku harus menyiapkan uang tebusannya? Aku akan segera melakukan penarikan jika diperlukan,” ucap Cressa sambil menatapi anggota pasukan khusus Zentana tersebut. “Kau tidak perlu melakukan itu. Kami punya uang palsu yang bisa digunakan untuk memancingnya. Rencananya, kau

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Binatang yang Setia

    “Jadi, semua ini rencanamu? Kau menyekap Magnus dan Glenn? Apa Agnes... bekerja sama denganmu?” tanya Cressa. Cressa bisa menduganya Agnes mungkin menjebak Magnus dan Glenn. Yang membuat keduanya harus segera ke Luston, dan berakhir di tangan Carlos. Dia yang menuntun mereka ke jebakan. [“Ya, dia yang membantuku selama ini, agar aku tahu pergerakannya Magnus dan Garret sekaligus. Hahaha, bukankah itu tidak terduga sama sekali? Gadis itu mau melakukan apa saja, jika sudah berada di pihak yang sama, untuk mendapatkan apa pun yang dia inginkan. Gadis itu penuh tekad.”] Cressa terdiam beberapa saat. Seharusnya dia tidak membiarkan Magnus membantunya. Sayangnya, nasi sudah menjadi bubur. Tak ada yang bisa dia lakukan. Dia semakin kesal lagi mengetahui orang yang dibantu Magnus justru mengkhianatinya, tak tahu caranya berterima kasih. ***Magnus terduduk dalam keadaan tangan terikat ke sebuah kursi. Dia berusaha memberontak. Mendengar suara Cressa, mendengark

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Telepon dari Carlos

    “Siapa?” tanya Jeslyn sambil menatapi Cressa dengan raut yang dipenuhi rasa penasaran. “Magnus yang menelepon. Apa dia ternyata baik-baik saja, ya?” gumam Cressa seraya mengangkat teleponnya tersebut. Untuk sesaat, jantung Cressa rasanya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dia tidak tahu kenapa.“Magnus? Kau baik-baik saja? Ke mana saja kau selama ini? Kenapa aku tidak bisa menghubungimu?” tanya Cressa dengan perasaan cemas. [“Oh, halo, menantu perempuanku. Kau kelihatannya sangat mencemaskan suamimu, ya? Kebetulan aku yang menggunakan ponselnya Magnus. Tahukah kau siapa aku?”] Cressa meneguk ludahnya kasar. Dia bisa menyadari siapa yang ada di telepon saat pria itu mengatakan dirinya sebagai menantu perempuannya. Cressa mencengkeram ujung pakaiannya. “Ayahnya Magnus?” Cressa melirik Jeslyn meski dia sedang berbicara di telepon. Bahkan Jeslyn juga menunjukkan keterkejutannya begitu Cressa menyebutkan siapa yang ada di seberang sana. Sementara

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Terungkap oleh Jeslyn

    Cressa sudah pernah bertemu dengan pamannya Magnus dan kakaknya Magnus, yang sama-sama mengerikan. Dia juga tahu kalau Magnus tidak jauh dari mereka berdua, namun dia memang lebih baik dari keduanya. Sementara itu... sosok Carlos—ayah Magnus? “Sepertinya memang dia,” gumam Serenia sambil menatap Cressa. Serenia bisa melihat jika Cressa sebenarnya takut. Namun, jika kondisinya sudah seperti ini, mereka sekarang tahu jelas siapa yang akan mereka hadapi. “Kelihatannya aku akan pergi ke Luston untuk memastikan Magnus baik-baik saja,” ucap Cressa. Serenia menghela nafasnya berat. Bulan lalu, Cressa yang diculik. Sekarang, mereka tidak tahu bagaimana kabarnya Magnus di Luston. Dan Cressa juga kelihatannya berniat menyelamatkan Magnus seperti Magnus menyelamatkannya. “Aku akan memanggil pasukan khusus Zentana. Carlos adalah tahanan negara, jadi kita tidak perlu mengeluarkan sumber daya kita untuk melawannya. Kita membutuhkan bantuan mereka, setidaknya sumber d

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Rasa Percaya

    “Hey! Kau jalang tak tahu diri!” Glenn berteriak sejadinya dengan marah. Glenn mendengus saat melihat Agnes pergi meninggalkan ruangan itu begitu saja. Rasa frustasi muncul di wajahnya. Dia tidak bisa lagi tenang. Dan dia menyadari kesalahannya. Dengan cepat, Glenn sadar kalau dia memberitahu Agens terlalu banyak dari yang seharusnya Agnes tahu karena pertanyaannya yang terus menjebak. Glenn bisa mengetahui Agnes akan membuat kesalahpahaman dengan Cressa saat ini, yang berhubungan dengan menghilangnya Magnus. “Glenn...” Adel mulai menangis, dia bisa tahu kalau harapan yang disebutkan Glenn sebelumnya sekarang musnah begitu saja. “Maafkan aku,” gumam Glenn pelan sambil memalingkan wajahnya. *** Pagi itu, karena terlalu mabuk semalam, Cressa akhirnya muntah-muntah pagi itu. Dia seharusnya tidak minum terlalu banyak, apa lagi di jadwal sibuk hariannya. “Astaga, kau ini... Kau tahu, kau harus memperjelas apa pun yang terjadi antara kau dan suami

  • Menjinakkan Istri Tantrum   Gadis Bodoh

    “Aku tidak pernah diminta dibesarkan oleh uang hasil korupsi,” balas Magnus. Magnus melirik ke sekitarnya. Tidak ada jalan keluar selain jalan yang saat ini dihadang oleh Carlos. Dan dia penasaran atas apa yang terjadi pada dua bodyguard yang seharusnya mengawasi dari pintu depan. Magnus mendesis pelan, dia telah dipojokkan oleh ayahnya sendiri. “Tapi kenyataannya kau telah dibesarkan seperti itu, dan yang harus kau lakukan adalah membayar atas semua biaya yang aku keluarkan untuk membesarkanmu. Kau seharusnya merasa berhutang budi padaku, bukannya kau kabur begitu saja, mencuci tanganmu dengan pergi ke Metronyx dan mendapatkan pekerjaan lagi keluarga baru. Kau mempermalukan nama keluarga Armstrong, Magnus.” Carlos mendengus, dendam memenuhi matanya saat melihat ke arah Magnus. “Apakah ini jebakan dari awal? Bagaimana kau bisa tahu jika aku menuju ke sini?” Magnus kini terpikirkan tentang bagaimana bisa Carlos bertemu dengannya sekarang saat ini, di sini. Seh

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status