Share

166. Terbagi Dua

“Kau jangan lupa atur perawat supaya bisa mengatur makanan untuk Emran, tiga kali dalam sehari. Jangan sampai dia kelaparan dan mati,” titah Husein.

“Sandi pintunya bagaimana?” tanya Habiba.

“Nanti akan aku suruh dia scan sidik jari supaya bisa masuk melalui sidik jari.” Husein menoleh ke arah dalam ruangan. “Kemana Cindy? Kenapa lama sekali?”

“Apakah aku perlu menjemputnya?”

Tak lama kemudian, Cindy menyusul keluar.

Tatapan Husein menelisik ke arah Cindy. “Lama sekali?”

“Aku bicara sedikit pada adikku,” jawab Cindy.

“Aku mau antar Habiba ke rumah mama,” pamit Husein yang diangguki dengan pasrah oleh Cindy. "Kalau kau mau tetap di sini untuk berbagi waktu dengan Emran, silakan saja. Aku tidak melarang."

"Apa kau tidak mau mengantarku pulang dulu?" tanya Cindy.

"Kau bisa naik taksi. Arah yang kutuju berlawanan.” Husein melenggang pergi.

Habiba merasa sungkan untuk beranjak, mengingat ia akan pergi bersama dengan suaminya Cindy.

"Aku ijin pergi ke rumah mertuamu. Ini murni untuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
entah bagaimana reaksi husein ketika melihat kondisi kedua orang tuanya.dan apakah amira dan alka bersedia menerima permintaan husein ya? mb' emma terimakasih triple updatenya ya ......
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
hmmm.. sebenarnya kemana amira ya?kok rumahnya kelihatan sepi tidak ada orang
goodnovel comment avatar
Emma Shu
sama sama kak. makasih udah baca sayang ......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status