Usai Bercerai

Usai Bercerai

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-13
Oleh:  Srirama Adafi  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.5
16 Peringkat. 16 Ulasan-ulasan
73Bab
120.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arfa dan Alya terpaksa bercerai meski masih saling mencintai. Mereka akhirnya bertemu lagi karena putri semata wayangnya menderita leukimia dan ingin bertemu Arfan. Apakah kondisi putrinya mampu membuat Arfan dan Alya bersatu lagi? Lalu bagaimana dengan Meira, istri baru Arfan?

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

Aku Bukan Dirimu

[Meski pada akhirnya pernikahan kita berakhir atau bahkan kita tidak akan pernah lagi bertemu. Aku cuma mau bilang, aku merasa ... aku sangat beruntung pernah ketemu kamu, menjadi istri kamu, bagian hidup kamu, menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Makasih udah hadir di hidupku, memberi warna hari-hariku, menjadi orang paling lucu, galak, cerewet. Aku enggak pernah nyesel pernah tulus sama kamu. Karena aku sadar, enggak selamanya ... tulus jadi pemenangnya. Makasih laki-laki baik. See you.Alya]Usai menulis pesan itu pada selembar kertas, Alya melipatnya. Menyusun kertas berwarna putih bersih itu bersama buku nikah dan cincin kawinnya di meja kamarnya."Aku pergi ...." Alya berkata lirih seolah-olah sedang berpamitan dengan Arfan. Dengan dada nyeri ia kemudian menyeret koper yang telah ia siapkan menuju taksi online yang telah ia pesan untuk mengantarnya ke terminal.Entah sudah kali ke berapa Alya menyeka air matanya. Buliran bening itu terus mengalir membuat pandangannya buram. N

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Eli Juita
bagus banget ceritanya .senang bacanya..
2024-09-12 05:30:08
0
user avatar
yenyen
baguuuuuussssss banget Arfan sebenarnya mencintai meira juga ye kan?
2024-06-08 22:42:45
0
user avatar
Nia Tania
ceritanya bagus
2024-04-01 06:53:25
0
user avatar
Miranda Zainudin
cerita yang sangat bagus, sopan dan pebjelasanbyg tdk d buat-buat dab tdk berlebihan. kata yang digunakan sangat mudah di pahami. saya berharap cerita cibta antara alya dan arvan berakhir bahagia. semoga kelanjutan dari ceritanya aleta diberikan adik yang lucu dan sehat sehat. semangat terus untuk t
2024-03-16 11:34:41
2
user avatar
Nurul Adhia
kereeeennn bgt cerita gk pasaran bagus gk bertele" jg .... meweeekk trs tp ...
2024-02-22 10:00:08
0
default avatar
AfniArmin Musrah
ceritanya bagus
2023-12-10 23:43:17
0
default avatar
Liana
Ceritanya cukup bagus … mau baca terus
2023-08-12 23:51:44
0
user avatar
Fitri Almira
suka dengan cerita ini
2023-06-05 00:00:35
0
user avatar
Henny Soehirman
semoga kelicikan meira segera terbongkar
2023-04-27 22:46:46
0
user avatar
Nur Afni
up lg thor
2023-04-11 15:51:59
0
user avatar
Dewi Sartika
ditunggu up selanjutnya thor
2023-03-19 09:11:33
0
user avatar
galaxy official
mana lanjutannya thor?? ditunggu lanjutannya thor....ayo thor semangat
2023-02-23 11:34:32
0
user avatar
miss calla
Gak ada lanjutan ya? Padahal ceritanya seru
2022-12-31 06:51:31
1
user avatar
Yuez Rama
keren sekali. lanjutkan thor
2022-12-14 17:54:45
2
user avatar
Tati Marliah
Semangaatttt .........
2022-12-14 10:52:32
2
  • 1
  • 2
73 Bab

Aku Bukan Dirimu

[Meski pada akhirnya pernikahan kita berakhir atau bahkan kita tidak akan pernah lagi bertemu. Aku cuma mau bilang, aku merasa ... aku sangat beruntung pernah ketemu kamu, menjadi istri kamu, bagian hidup kamu, menghabiskan seluruh waktuku bersamamu. Makasih udah hadir di hidupku, memberi warna hari-hariku, menjadi orang paling lucu, galak, cerewet. Aku enggak pernah nyesel pernah tulus sama kamu. Karena aku sadar, enggak selamanya ... tulus jadi pemenangnya. Makasih laki-laki baik. See you.Alya]Usai menulis pesan itu pada selembar kertas, Alya melipatnya. Menyusun kertas berwarna putih bersih itu bersama buku nikah dan cincin kawinnya di meja kamarnya."Aku pergi ...." Alya berkata lirih seolah-olah sedang berpamitan dengan Arfan. Dengan dada nyeri ia kemudian menyeret koper yang telah ia siapkan menuju taksi online yang telah ia pesan untuk mengantarnya ke terminal.Entah sudah kali ke berapa Alya menyeka air matanya. Buliran bening itu terus mengalir membuat pandangannya buram. N
Baca selengkapnya

Sakit yang Sama

Entah kali keberapa Arfan menghela napas. Dadanya begitu sesak. Sampai-sampai semalaman ia tidak bisa tidur. Matanya terpejam, tetapi pikirannya kemana-mana. Sejak Meira menyampaikan kalau Alya meminta bertemu dengannya, pikiran Arfan tidak bisa sejenak pun terlepas dari mantan istrinya itu.Lima tahun sudah mereka berpisah, dan tidak sekalipun Alya menghubunginya. Bahkan saat Alya melahirkan. Karena dulu saat Alya meninggalkan rumah, kondisinya sedang hamil lima bulan. Dan sekarang, Alya meminta untuk bertemu dengannya. Arfan yakin, pasti ada hal besar sehingga wanita yang masih sangat ia cintai itu sampai meminta bertemu dengannya.Arfan beranjak dari ranjang setelah meraup kasar wajahnya."Mau kemana?" Arfan menoleh saat mendengar Meira bertanya."Kamu belum tidur?"Meira menggelengkan kepalanya. "Belum.""Aku ... mau cari udara segar."Tanpa menunggu respon Meira, Arfan meninggalkan tempat tidur mereka. Tempat tidur yang dulu begitu hangat saat Alya masih ada di sisinya. Dan kini
Baca selengkapnya

Mengekang Raga

"Habis dari mana kamu, Fan?" Meira langsung mengejar Arfan yang baru saja membuka pintu rumah. Wanita itu sudah menunggu kepulangan suaminya itu cukup lama di sofa ruang tamu. Dan nyaris tengah malam Arfan baru saja tiba di rumah.Namun, bukannya menjawab apalagi menjelaskan, yang ditunggu malah tidak menghiraukannya sama sekali. Arfan terus melangkah menuju kamar dan meninggalkan Meira yang masih berdiri di ruang tamu. Seolah-olah keberadaan Meira seperti mahluk tak kasat mata di mata Arfan."Fan! Aku tanya sama kamu!" teriak Meira putus asa. Akhirnya dengan menghentak-hentakan kaki, Meira menyusul Arfan ke kamar."Ngapain kamu ke rumah sakit?" tanya Meira lagi setelah dua pertanyaan sebelumnya Arfan abaikan. Dan kali ini pun sama. Arfan masih bungkam seolah-olah tidak mendengar pertanyaan Meira, membuat wanita itu semakin kesal."Apa jangan-jangan keluarga Alya ada yang sakit?" tebak Meira. "Benar? Gitu, Fan?" lanjut Meira karena Arfan masih mengabaikan pertanyaannya. "Terus, ngap
Baca selengkapnya

Harapan Baru

Alya menghempas cekalan tangan Arfan saat mereka sudah berada di dalam lift. "Apaan sih, kamu, Fan!" pekik Alya dengan suara tertahan. Tak mungkin ia berteriak di tempat umum."Maaf." Arfan mengangkat kedua tangannya dan mundur satu langkah. Ia paham Alya tidak suka ia menyentuhnya seperti itu. Apalagi saat ini Alya telah berhijab sempurna dan mereka bukan lagi suami istri."Aku cuma enggak mau Meira mempermalukan kamu seperti itu di tempat umum," jelas Arfan. Ia tidak ingin dalam pertemuan yang singkat ini Alya sampai marah kepadanya."Aku bisa mengatasi dia," ucap Alya datar.Arfan mengangguk. Ia tahu itu benar. Alya bukan lawan bagi perempuan manja seperti Meira. Alya wanita kuat dan bisa mengatasi nyaris semua masalahnya. Meski ada satu hal yang pada akhirnya tidak bisa Alya atasi dan akhirnya ia memilih pergi. Karena dengan cara pergilah Alya mengatasi permasalahan itu. Meski sakit, Arfan menghargai keputusan Alya.Ting!Lift terbuka. Mereka berada di lantai lima karena tadi Arf
Baca selengkapnya

Ingin Bersama Keduanya

"Ta, itu di luar ada Papa," ucap Alya setengah berbisik pada Aleta yang sedang asyik bermain boneka di atas ranjangnya. Anak empat tahun itu menoleh dan menatap wajah mamanya. "Papa pulang?" tanyanya dengan mata berbinar.Alya mengangguk. Ia sebenarnya bingung sendiri dengan pilihan kata pulang yang diucapkan Aleta. Karena Arfan hanya datang untuk menemui Aleta. Bukan pulang seperti yang ada di pikiran Aleta.Alya jadi teringat malam sebelum paginya Aleta tiba-tiba tidak bisa berjalan, anak itu menangis tanpa suara. Saat Alya bertanya, "Aleta kenapa menangis?" Aleta menjawab, "Aleta kangen Papa. Aleta ingin ketemu Papa."Hati ibu mana yang tak hancur, saat mendengar anaknya merindukan papanya yang sudah bahagia dengan keluarga barunya? Apalagi keesokan harinya saat bangun tidur tiba-tiba Aleta menangis karena tidak bisa berjalan.Akhirnya dengan membuang semua ego yang ada pada dirinya, Alya kemudian memutuskan untuk bertemu Arfan. Alya takut, kalau sampai Aleta pergi, anak yang waj
Baca selengkapnya

Cinta dan Bakti

Pak Ihsan yang melihat Aleta merengek minta tidur dengan ditemani kedua orang tuanya, berjalan mendekat ke depan kamar cucunya itu."Ta, sekarang Aleta tidur sama papa dulu, ya? Mama sekarang masih harus masak buat makan malam papa," ucap laki-laki yang masih harus menggunakan alat bantu untuk berjalan itu. Struk yang dialami Pak Ihsan, membuat separuh tubuhnya susah bergerak. Bahkan setelah membaik seperti sekarang ini kaki sebelah kanannya masih tidak bisa digerakkan seperti semestinya."Tapi, kalau mama udah selesai masak nyusul ke kamar, ya?" pinta Aleta. Anak empat tahun itu memang sudah bisa berbicara dengan cukup jelas. Hanya saja memang ukuran tubuhnya sedikit lebih kecil dari anak seusia dia.Alya mengangguk. "Sekarang Aleta bobo sama papa dulu, ya!" "Iya. Ayo, Pa!" ajak anak itu antusias.Sebelum masuk ke kamar Aleta, Arfan menatap Alya sembari tersenyum simpul. Ia merasa sangat bersyukur Alya mau mengenalkannya pada Aleta sejak Aleta bayi. Arfan sangat ingin berterima kasi
Baca selengkapnya

Hujan

Terkadang Arfan merasa kalau perjalanan hidupnya bersama Alya itu seperti sebuah sinetron di televisi. Akan tetapi, pada kenyataannya itu nyata mereka alami. Betapapun ia ingin menolaknya, tetapi nyatanya garis takdir tetap membawanya ke sana.Hari itu Arfan sebenarnya tidak ingin datang ke acara arisan di rumah budhenya itu. Hanya saja Alya memaksa karena tidak tega melihat Arfan terus-menerus dihina dan dijadikan bahan olok-olokan di WAG keluarga besarnya karena saat ada acara besar, mereka berdua tidak datang.Alya merasa tidak tega dan tidak terima Arfan dihina seperti itu. Sehingga seperti apapun keluarga besar Arfan memperlakukannya, Alya tetap meminta untuk datang."Tapi aku enggak mau kamu cuma di dapur, Al," pinta Arfan saat tak bisa menolak permintaan Alya lagi."Aku lebih nyaman di dapur, Fan. Aku lebih nyaman ngobrol sama mbak-mbak di sana," ucap Alya sembari tersenyum. Ia tidak mau membuat suaminya merasa bersalah. Selama ini Arfan selalu merasa bersalah karena tidak mamp
Baca selengkapnya

Bongkahan Penyesalan

Arfan memasuki rumah megah kedua orang tuanya dengan langkah gontai. Pikirannya masih berada di rumah orang tua Alya. Laki-laki itu merasa begitu berat meninggalkan putri yang baru saja ditemuinya. Arfan yakin esok pagi saat bangun, pasti Aleta akan menanyakan keberadaannya."Dari mana kamu, Fan?" Bu Fania bertanya pada anaknya yang baru saja datang itu. Arfan bahkan tidak menyapa keluarga besarnya yang kini sedang menikmati jamuan makan malam ulang tahun Bu Fania.Arfan baru menyadari saat mendengar pertanyaan mamanya itu. Ia kemudian menghela napas, lalu mengangguk hormat pada seluruh keluarganya tanpa menjawab pertanyaan mamanya."Fan, mama kamu tanya, kamu dari mana!" tegur papa Arfan yang bernama Pak Arya. Laki-laki itu geram melihat sikap kurang ajar anak sulungnya itu.Lagi-lagi Arfan menghela napas. Rasanya seperti ada beban berat yang saat ini berada di punggungnya. Ia bahkan tidak menoleh ke arah papanya. Laki-laki itu hanya menekuri piring putih di depannya. Kepala Arfan be
Baca selengkapnya

Terkubur Rasa Bersalah

Bumi seolah-olah berhenti berputar saat Bu Fania mendengar kabar buruk tentang cucunya."A-apa? Le-leukimia?" ulang Bu Fania sembari menautkan kedua alisnya.Arfan mengangguk."Hah ...." Bu Fania memegang dadanya. Tiba-tiba ia merasa begitu sesak. Ia bahkan sampai berhenti bernapas cukup lama. Kepalanya seolah-olah kosong dan tidak bisa ia gunakan untuk memikirkan apapun."Dokter bilang ... di Jakarta ada rumah sakit khusus kanker yang bisa melakukan pengobatan selain kemoterapi," jelas Arfan."Ya, dimanapun! Kamu harus bawa dia berobat! Dia harus dapat pengobatan yang terbaik, Fan!"Arfan merasa begitu lega saat mendengar mamanya mendukungnya untuk membawa Aleta berobat. Karena jika mamanya sudah mendukung, maka tidak ada satu orang pun yang bisa menghalanginya lagi. Meira sekalipun."Iya, Ma. Secepatnya Arfan akan bawa dia."***"Pa! Papa!" Dugaan Alya benar, Aleta bangun tidur mencari Arfan. Alya yang sedari tadi sedang duduk sembari memandangi wajah putrinya itu pun kembali meras
Baca selengkapnya

Tak Peduli

"Dari mana aja kamu? Masih ingat pulang?" tegur Meira dengan sengit begitu Arfan membuka pintu rumahnya.Arfan mematung sejenak sembari menghela napas. Arfan merasa sangat lelah. Lima tahun sudah ia menjalani pernikahan dalam keterpaksaan, dan sampai detik ini tak sekalipun Meira bisa membuatnya merasa nyaman.Arfan merasa seperti berada dalam penjara yang diciptakan Meira. Semua aktivitasnya dipantau 24 jam. Jika ia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan Meira, maka sambutan Meira saat ia memasuki rumah pasti seperti sekarang ini.Arfan meneruskan langkah tanpa memedulikan Meira. Niatnya untuk memberitahu Meira bahwa besok pagi ia akan ke Jakarta, ia tunda. Karena jika ia paksa memberitahu Meira saat ini, Arfan takut tidak bisa mengendalikan diri karena tentu Meira akan menentangnya."Fan! Aku tanya sama kamu!" seru Meira sembari mengejar Arfan. Begitu tiba di depan pintu kamar, Meira berhasil menyusul Arfan. Wanita itu menarik kasar bahu Arfan sampai Arfan berbalik menghadapnya.
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status