Share

143. Kangen-kangen Sebal

Habiba kembali fokus menatap jalan di depan. Ia menarik napas panjang untuk dapat menenangkan diri. Perasaannya sangat kacau saat Qansha terus- terusan menginginkan Husein, Habiba takut Qansha akan dekat dengan Husein. Ia takut Qansha akan lengket dengan ayahnya itu.

Habiba menyentuh keningnya. Kepalanya pusing sekali.

Tidak terdengar lagi suara nyaring Qansha yang biasanya seperti burung beo yang mengoceh terus. Bocah itu diam, sama sekali tidak bicara.

Habiba melirik singkat ke arah Qansha yang duduk di sisinya. Bocah itu duduk dengan posisi pinggang agak berbelok memunggungi Habiba, wajahnya terus menatap ke arah luar.

Habiba membiarkan saja keadaan itu hingga sampai di gedung tempat pertunjukan.

Baru saja Habiba membuka pintu hendak turun dari mobil, Qansha sudah lebih dulu keluar dari mobil dan berlari pergi masuk ke gedung. Tidak ada salam pamitan dari bocah itu.

“Qansha!” seru Habiba menganggil, namun Qansha mengabaikannya. Anak itu terus berlari tanpa peduli dengan pang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
ternyata disudut hati biba, husein masih dicintai oleh biba
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status