Share

150. Kesal Namun Iba

Habiba kembali menatap Qansha dengan tatapan tajam. "Sebenarnya apa maumu? Kenapa kamu tidak bisa anteng dan diam? Kenapa kamu pecicilan sekali? Ada apa dengnmu? Apakah kamu tidak bisa patuh pada orang dewasa? Apa kamu tidak bisa mendengar apa yang diperintahkan tante Inez?" kesal Habiba membuat tangis Qansha semakin keras.

"Tante Inez melepas gandengannya di tangan Qansha. Lalu anak- anak itu menarik- narik rambut Qansha dari belakang. Qansha sudah panggil- panggil tante Inez tapi tante Inez terlalu serius bercerita dengan temannya sehingga tidak mendengar Qansha. Qansha menghindari mereka dengan cara menjauhi mereka. Tapi mereka mengejar Qansha. Mereka mengolok- olok Qansha hingga Qansha tanpa sadar sampai di rooftop." Qansha menceritakan kesedihannya. Koridor itu memang langsung menghubungkan ke rooftop saat ia melintasi pintu.

"Jangan bohong! Kamu akan mama hukum dikurung di kamar mandi selama semalaman jika berbohong," kesal Habiba.

"Qansha tidak berbohong."

Tepat saat itu, dua
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
qansa itu adalah anakmu husein.ayo peluk qansa dan hibur dirinya, husein.jangan biarkan qansa terus bersedih
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
melihat qansa seperti melihat anakku ....... yang diejek oleh teman-temannya karena tidak mempunyai papa....... padahal bukan keinginan anakku jika papanya meninggal dunia ......
goodnovel comment avatar
inggrid LARUSITA Nganjuk
kasihan sekali Qansha.... jujur aja biba bilang semuanya jangan egois. seharusnya husein bisa lihat Qansah mirip sakha apa gk kalau iya berati dia anak kmu jg.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status