Share

151. Tidak Peduli

Penulis: Emma Shu
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-18 13:17:39

“Biar aku yang membujuknya, dia sedang tidak mau denganmu,” ucap Inez pada Habiba.

Habiba keberatan untuk menganggukkan kepala, namun pada akhirnya ia mengangguk juga.

Inez mendekati Qansha. “Qansha, tante sudah sangatlama mengenal mamamu, mamamu adalah sahabatnya tante. Qansha mau kan beli roti sama tante? Kita makandulu ya? Nanti kita akan bicarakan tentang ayahnya Qansa, tidak sekarang.”

Tatapan Qansha penuh harapan pada Inez. “Benarkah Qansha akan tahu dimana ayahnya Qansha?”

Inez melirik Habiba, agak bingung harus menajwab apa. tapi inilah tuntutan seorang anak yang mentalnya telah dijatuhkan oleh teman- temannya. “Mm… Nanti kita bicarakan. Yang penting Qansha ikut tante makan roti dulu ya. Roti durian. Okey?”

Ada harapan berhasil membujuk Qansha. Tangis Qansha sudah berhenti.

“Qansha maunya makan sosis,” sahut Qansha meski masih sesenggukan.

“Baik. Kita makan sosis. Ayo!” ajak Inez sambil menjulurkan tangan ke arah Qansha.

Manik mata Qansha menatap ke arah tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Desty Erlo
ayooo amir selidikim klo perlu tes dna biar si husein ngerasa bersalah ..kasian qansa meluk ayah'y malah di dorong ke lantai kena mental'y itu ank di ejek tmn²nya jatoh ke got trs di dorong sm papah'y sendiri di omelin jg ya allah tega bngt sih itu ank kecil....anjing emng
goodnovel comment avatar
Krista April
kok Husein ngak ngerasa ada kontak batin kh SMA qansha plis lh Husein turunin ego nya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
husein.. husein..masa pemikiran dirimu kalah dengan amir sih.amir saja berpikiran kalau qansa itu adalah anakmu.kok dirimu malah berpikiran sebaliknya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   152. Meyakinkan Habiba

    Husein mengulas senyum sinis. "Lalu apa maumu sekarang? Kau suruh aku mengemis pada Habiba dan menjatuhkan harga diriku dengan mempertanyakan siapa ayahnya Qansha, begitu?""Kau suruh aku memasang muka penuh harapan kepadanya? Tidak, Amir. Aku sudah sangat mengenal Habiba," sambung Husein."Habiba tidak pernah mencintaiku sejak dulu. Habiba selalu melihatku sebagai lelaki yang tidak ada apa- apanya di matanya. Dia membenciku." Husein berapi- api."Turunkan sedikit saja egomu itu, Husien,” ucap Amir antusias."Aku tidak peduli. Sekalipun Qansha benar anakku. Aku tidak peduli," tegas Husein datar."Kau yakin tidak peduli? Kau yakin tidak akan menyesal?""Tidak," tegas Husein makin jelas. "Kalau benar Qansha adalah anakku, Habiba tidak pernah menginginkan aku mengetahuinya. Dia sengaja sembunyikan ini dariku karena dia tidak sudi aku menjadi ayahnya. Jika dia bersedia aku mengakuinya, maka sudah sejak lama dia datang padaku dan mengatakan semua bukan?""Tapi ini tidak, dia malah sembunyi

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-19
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   153. Pengakuan

    "Apa istimewanya aku sampai Husein melakukannya untukku? Bukankah aku tidak ada apa-apanya di matanya?" lirih Habiba. Meski ia tak yakin dengan perkataan Amir, namun jantungnya mengatakan bahwa ia menyukai kalimat itu, terbukti detakannya sanhat kuat. Harapan kalau perkataan Amir benar, menumpuk dalam benaknya. Habiba masih bertanya- tanya kenapa Husein marah pada Sakha dan membakar bonekanya, kenapa Husein menceraikannya hanya karena masalah sepele itu? Apakah kenyataan itu bisa disangkal dengan sikap Husein yang mempertahankan rumah tangganya?"Husein marah padamu dan berusaha melenyapkan boneka- boneka mainan Sakha karena dia cemburu. Dia marah karena tahu bahwa boneka- boneka itu pemberian Irzan," sambung Amir.Habiba terkejut. Bagaimana Husein bisa tahu kalau bonek- boneka otu adalah pemberian Husein?"Husein melihat chat antara kau dan Irzan, kau tidak bisa mengelak lagi bahwa boneka itu benar pemberian Irzan," imbuh Amir."Hanya karena Irzan memberiku boneka, lantas Husein s

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-20
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   154. Merebut Dia Dariku

    Habiba mengusap keringat di pelipisnya dengan punggung tangan. Hanya itu yang bisa ia lakukan. "Kembalilah pada Husein. Husein akan tetap mempertahankan egonya yang tidak akan pernah menunjukkan rasa cinta kepadamu sebelum kau terlihat jatuh cinta kepadanya. Menjadi pria yang ditolak sama saja menjatuhkan harga diri. Itulah yang ada di kepala Husein," kata Amir.Habiba membeku sejenak sebelum akhirnya ia berlalu meninggalkan Amir. Tidak ada lagi kata- kata yang ingin ia sampaikan kepada Amir. Semuanya sudah jelas. Dan sekarang hatinya malah jadi kacau. Menyesal sekali kenapa baru tahu sekarang kalau sebenarnya Husein menyayanginya. Kenapa ia tidak peka sejak lama? Padahal pengorbanan Husein tidak main- main.Habiba berjalan di koridor itu sambil memeluk lengannya sendiri. Ia masuk ke lift. Termenung sepanjang lift bergerak turun menatap piala di tangannya. Ini adalah piala pemberian Husein. Pria itu tetap berusaha menyenangkan hati Habiba di tengah kondisi hatinya yang tidak baik-

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-21
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   155. Jangan Ambil Dia

    Husein menatap Habiba tajam kemudian berkata, "Kau tidak rela berpisah dari anakmu, hm? Itulah yang aku rasakan. Kau sudah memisahkan aku dari anakku."Habiba terkejut. "Ini maksudmu apa?""Kau harus merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan." Husein melangkahkan kaki yang langsung dihadang oleh Habiba."Tidak. Jangan lakukan itu. Aku ibunya. Jangan ambil Qansha dariku. Plis." Habiba memohon. "Kau ibunya. Dan aku adalah ayahnya. Apa kau pikir aku tidak punya hak atas Qansha?"Habiba tergugu di tempat. Ya benar, Husein berhak atas Qansha."Kenapa kau sembunyikan kenyataan ini dariku? Kau ingin menguasai semuanya sendirian. Lalu kau menjalani hidupmu bersama dengan Irzan. Kulihat kemana- mana kau selalu bersamanya. Biarkan aku mengambil hakku selama empat tahun terakhir. Yaitu hidup bersama dengan Qansha." Husein berjalan meninggalkan Habiba dengan langkah lebar."Tidak, Husein. Kita bisa bicarakan ini baik- baik. Jangan ambil Qansha dariku!" Habiba mengejar, namun langkahnya ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-22
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   156. Aku Mencintaimu

    "Halo, kenalkan aku tante Cindy." Cindy membungkuk untuk menjajarkan pandangan pada Qansha. "Ayo, kemarilah! Ikut tante dulu ya." Cindy mengajak Qansha duduk di kursi santai lantai dua, dekat jendela kaca. Ia menyuguhkan makanan ringan pada bocah itu, lalu duduk di depan Qansha. Ia mengurai senyum.“Hai, jangan takut! Aku orang baik,” sebut Cindy dengan senyum ramah. Ia mengusap air mata di pipi Qansha.Merasakan kelembutan itu, Qansha pun menganggukkan kepala. Raut ketakutan mulai memudar.“Baiklah, anak pintar! Makanlah!” Cindy menyodorkan makanan ringan.Cindy patuh. Tangannya masuk ke toples kaca dan mengambil makanan, lalu menyantapnya di tengah lehernya yang masih menyisakan sesenggukan.“Kamu siapa?” tanya Cindy.“Qansha,” polos anak itu.Cindy tersenyum. “Maksudku, kamu siapa kenapa bisa dibawa Om Husein kemari?”Qansha tampak bingung mau jawab apa.“Apakah kamu mengenal Om Husein?” Cindy malah jadi seperti wartawan.Qansha menggeleng, namun kemudian mengangguk.Cindy

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-23
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   157. Dilamar Lagi

    Sudut bibir Husein tertarik sedikit. Senyum meremehkan. "Omong kosong yang hanya kau pakai untuk merayuku supaya aku menyerahkan Qansha."Husein balik badan, kemudian berlalu pergi. Namun langkahnya langsung terhenti begitu lengan mungil Habiba melingkar ke perutnya dari arah belakang. "Kamu bisa membohongiku, bahwa kamu membenciku. Tapi kamu tidak bisa membohongi dirimu sendiri," lirih Habiba. Saat ini, ia tahu bahwa Husein sebenarnya juga mencintainya, tapi sifat angkuh itu terbentang tinggi membentengi. Maka dengan cara beginilah Habiba berharap hati Husein akan luluh. "Tanyakan pada dirimu sendiri, apakah benar kamu tidak peduli padaku?" sambung Husein. "Aku hanya ingin kamu tahu, bahwa aku tidak pernah punya niat untuk mengkhianatimu sejak dulu. Bahkan sampai kini pun aku masih mencintaimu."Husein memaku, kata- kata Habiba berhasil menghipnotisnya. Entah kenapa sejak dulu ia selalu takluk pada wanita ini. Apa yang ditawarkan Habiba hingga Husein mudah terpengaruh? Dulu, seti

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-24
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   158. Dikerjain Husein

    Terkesiap, Habiba memutar kata sambil menyelipkan rambut ke belakang daun telinga. "Mm..." "Jangan gugup! Kamu bisa tarik napas panjang dan membuangnya secara perlahan jika merasa seperti sedang ditodong senjata api."Habiba mencubit lengan Husein cukup keras, namun Husein tampak tenang seolah tak terpengaruh oleh cubitan itu."Tentu kamu masih ingat dengan perkataanku, bahwa ada Cindy di hidupmu. Dia tidak akan mungkin hidup diantara kita bukan?" ucap Habiba dengan senyum. Ia bahagia bisa berhubungan sedekat ini dengan Husein, namun juga sedikit canggung mengingat mereka kini bukanlah siapa- siapa."Apa kau tidak mau menjadi istriku meski Cindy menerimamu menjadi madunya?" tanya Husein."Tidak. Kamu sudah memiliki kehidupan lain yang harus dijaga.""Kau tau kalau aku tidak akan mungkin menceraikan Cindy begitu saja tanpa alasan." Husein menyesalkan keadaan yang sedang dia alami sekarang. Ibarat makan buah simalakama, maju mundur salah. "Jalani saja hubunganmu dengan Cindy," sahut

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-25
  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   159. Lima Belas Menit

    Habiba berpapasan dengan Husein di lantai dua. Ia membawa sekotak es krim cokelat kesukaan Qansha. Ternyata Husein hobi juga stok es krim di kulkas.“Dimana Qansha?” tanya Habiba saat berpapasan dengan Husein.Pria itu melenggang dengan santai. Diamatinya wajah Habiba yang penuh harapan. Kemudian, pundaknya mengedik ringan.“Bagaimana mungkin kamu tidak tahu Qansha dimana, dia di rumahmu. Kamu yang membawanya kemari.” Habiba mulai tegang.Senyuman Husein yang terkesan meledek pun muncul juga. “Cari saja kalau bisa. Aku bahkan akan memberimu hadiah jika kau berhasil menemukannya.Sial! Lelaki ini malah sengaja mengajak Habiba main petak umpet begini. Husein sedang berusaha mengerjai Habiba dengan cara ini.“Kamu sembunyikan dia dariku, hm?” tanya Habiba.Husein berjalan menuju ke sofa, kemudian duduk dengan santai di sana tanpa menanggapi pertanyaan Habiba. Ia menuangkan air dari teko kaca ke gelas lalu meneguknya santai.Oh ya ampun! Husein benar- benar mencari pasal dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-11-26

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   335. Akhir Dari Segalanya

    Husein menyentil ujung dagu Habiba. "Aku mencintaimu.""Jangan terus- terusan ucapkan kalimat itu, aku bisa terharu. Lihatlah air hidungku meleleh jadinya." Husein mengernyit. "Air mata, sayang. Kenapa jadi air hidung?""He hee...""Aku boleh menciummu?" bisik Husein."Jangan nakal. Ini di tempat umum, bukan di kamar.""Ini masih terlalu pagi, belum ada yang bangun." Husein mengecup singkat bibir Habiba."Cie cieeee....."Husein dan Habiba serentak menoleh ke sumber suara. Ada Qasam dan Qansha yang berdiri di ambang pintu. "Papa cium mama nih yeee..." Qasam terkekeh.Habiba membelalak kaget. Bukan kaget karena Qasam meledeknya, tapi kaget karena Qasam menggendong Wafa. Sedangkan Qansha memegangi kaki Wafa yang masih mengenakan piyama tidur lengkap dengan pampers tebal yang isinya sudah sangat berat dengan air kecil."Ya ampun. Qasam, jangan gendong Wafa. Nanti bisa jatuh. Kamu belum saatnya menggendong dia, Nak." Habiba menghambur dan mengambil alih tubuh Wafa dari gendongan Qasam.

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   334. Selamat Dari Ancaman

    Habiba tak bisa tidur. Malam itu sampai jam lima pagi, ia terjaga. Pikirannya menerawang pada kejadian yang baru saja dia saksikan. Ia berharap tidak akan terjadi apa pun pada Husein, dan tentu saja pada Amir juga. Jika sampai drama penahanan terjadi lagi pada Husein, Habiba tak tahu lagi harus berbuat apa. “Habiba!” Habiba terkejut mendengar suara yang memanggilnya. Suara Tomy.Habiba yang tengah duduk di kasur itu pun menghambur keluar kamar.“Mas Tomy!” Habiba menghampiri Timy yang berdiri di tengah- tengah ruang tamu. “Ada apa pagi buta begini Mas Tomy ke sini?”“Aku mendengar Irzan meninggal, kena tembak. Husein sedang mengurus masalah ini di kantor polisi. Maksudnya, kena tembak kenapa?” Tomy bingung.“Mas Tomy dapat kabar dari siapa?” “Dari polisi yang meneleponku dan menanyakan beberapa hal terkait Irzan, aku dianggap sebagai teman dekat yang mungkin mengetahui sesuatu tentang Irzan. Katanya, Husein yang melaporkan kematiannya. Aku ke sini karena ingin tahu hal ini. Ak

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   333. Dia Mati

    "Tidak!" Habiba menjerit keras sekali. Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Tangisnya pecah. Bruk. Tubuh yang tertembak itu terjatuh dan ambruk ke tanah. Tembakan tepat mengenai sasaran. Habiba ambruk menjatuhkan lutut ke tanah sambil sesenggukan."Mama!" Qasam berlari mendekat pada Habiba. Cepat Habiba membuka wajah dan memeluk Qasam erat. "Papamu, Nak!""Itu papa, Ma!" Qasam menunjuk Husein. “Jangan lihat!” Habiba memaksa wajah Qasam supaya menatap ke arahnya, jangan melihat Husein.“Ayo kita mendekat pada papa, Ma!” rengek Qasam.Pelan, kepala Habiba menoleh ke arah Husein meski ia tak sanggup bila harus menyaksikan suaminya terkapar bersimbah darah. Loh, kok Husein masih berdiri tegap? Pria itu dalam keadaan baik- baik saja. Dan saat Habiba menoleh pada Irzan, justru ia melihat tubuh Irzan tergeletak di tanah bersimbah darah. Dari punggung pria itu mengeluarkan darah segar. Senjata api di tangannya terlepas.Habiba menutup mata Qasam dengan telapak tangannya. Qas

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   332. Tembakan

    "Lepaskan dia!" seru Husein."Ya, tentu aku akan melepaskan anakmu ini. Asalkan kau bersedia mati di tanganku. Tak peduli setelah itu aku akan masuk penjara, yang jelas kau harus mati. Aku dendam padamu. Aku muak padamu. Biarkan semua orang mengataiku kejam, yang penting aku puas. Ha ha haaa..."Setan apa yang merasukinya. Loh itu kan lirik lagu. Kok Husein malah nyanyi? Entah kenapa lagu itu main templok saja di otaknya. Irzan yang dulu terlihat kalem, kini berubah seperti kerasukan setan hanya karena keinginannya untuk bisa hidup bersama dengan orang yang dia cintai tidak terwujud. Otaknya seperti sudah geser satu ons. Jika disebut sebagai orang baik, jelas Irzan dulu adalah orang baik. Dia selalu melakukan hal- hal baik pada semua orang. Tapi saat dia merasa patah hati, dia berubah menjadi sosok yang berbeda. yang isi di hatinya hanyalah merasa tersakiti. Harapannya dipatahkan berkali- kali."Kau sudah gila. Apa kau pikir Habiba akan bersedia menikah dan hidup bersamamu setel

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   331. Terancam Oleh Irzan

    "Setiap melakukan kesalahan, kau selalu bersembunyi. Begini cara seorang pengecut, hm?" Husein melangkah maju.Irzan melangkah mundur. "Setelah kau berusaha melecehkan istriku, maka aku tidak akan mengampunimu. Kau sudah menginjak- injak marwahku." Husein mencengkeram lengan Irzan, namun dengan gesit Irzan menangkisnya. Segera Irzan melayangkan tinju, namun dengan cepat Husein mengelak, matanya dengan mudah menangkap gerakan lawan hingga tendangan Irzan hanya mengenai udara.Irzan kembali melayangkan serangan tinju namun kalah cepat dengan gerakan tangan Husein yang dengan cepat menangkap lengan Irzan dan memelintirnya ke belakang. "Aku tidak bisa melupakan Habiba," ucap Irzan dengan suara terbata menahan sakit di tangan yang dipelintir."Itu karena obsesimu yang terlalu tinggi. Kau telah merusak moralmu sendiri dengan hal ini. Jika kau menjalani kehidupan lain, tanpa harus terus- terusan mengenang Habiba, tentu kau tidak akan terus kepikiran dia.""Sudah sejak lama aku mengharapkan

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   330. Bertemu Irzan si Pengkhianat

    "Paman itu siapa, Pa?" tanya Qansha menatap Panjul dengan tatapan heran."Namanya Paman Panjul," jawab Husein."Jelek sekali namanya," ceplos Qansha sekenanya, membuat semua orang tertawa."Jelek- jelek tapi orangnya tampan," sahut Panjul berusaha menyikapi dengan manis."Iya tampan. Cocok sama tante Inez." Qasam menyahuti.Muka Inez mendadak memerah. Malu."Mm.. rasanya aku tidak nyaman di sini. Bagaimana kalau aku ajak adikmu ke meja lain?" tanya Panjul meminta ijin pada Husein."Oh, bukankah gerak- gerik kalian justru akan terpantau olehku saat kalian bersamaku? kalau kau membawa adikku pergi, apa kau menjamin bahwa kau bisa menjaganya?”“Aku jamin, aku yang membawanya, tentu aku bertanggung jawab atas dia,” jawab Panjul meyakinkan.Padahal Husein hanya berseloroh saja, namun Panjul menanggapi dengan serius. Husein tertawa kemudian mengangguk. “Baiklah, bawalah adikku bersamamu. Tapi kau akan berhadapan denganku jika kau macam- macam padanya," tegas Husein. "Ya, aku tahu siapa

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   329. Jodoh Untuk Adik

    Setelah itu, ustaz Adi Hifayah mendapatkan kesempatan untuk memberikan tausiah.“Sebuah kehormatan besar saya bisa berada di sini. Dan di sini saya selaku penceramah, pembimbing, dan orang tua bagi Shaka El Qasam, ingin menyampaikan sedikit hal tentang besarnya peranan anak laki- laki bagi keluarga. Dia akan bertanggung jawab merawat orang tua ketika orang tuanya sudah berumur. Menanggung nafkah orang tuanya ketika orang tua sudah berusia lanjut. Dia juga menjadi pelindung bagi istri, adik perempuan dan kakaknya.”“Laki- laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Tuhan melebihkan kondisi fisik lelaki dari wanita. Dan di sini, ada banyak anak laki- laki yang akan menjadi generasi penerus bangsa, menjadi pemimpin negeri ini, demikian juga Qasa yang akan menjadi calon penerus negeri ini. jadilah sosok yang bertaqwa, beriman dan tangguh.”Ustaz Adi menelan saliva. “Baiklah, mari kita berdoa, tundukkan kepala. Semoga Nak Qasam menjadi anak yang berbakti dan bermanfaat

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   328. Jangan Buli Lagi

    Tak disangka, Qasam yang dulu terlihat penakut, pendiam dan tak banyak tingkah, kini terlihat gagah berani melangkah maju tanpa rasa gentar. Di hadapan banyak orang, di hadapan para gurunya, serta di hadapan teman- temannya yang sering membuly nya sebagai anak aneh, ia tampak penuh percaya diri."Qasam, kau tahu kenapa mama dan papamu bangga terhadapmu?" tanya Irfan Sadim sambil memegang pundak Qasam yang sudah berdiri di sisinya."Karena aku anak yang pintar," jawab Qasam lantang, menggunakan mikrofon yang diberikan oleh Irfan Sadim."Benar. Dan satu lagi, kau pemberani."Qasam tersenyum bangga."Dulu, ketika Om Irfan masih seusiamu, Om punya cita- cita sebagai pemain sepak bola. Om berasal dari keluarga sederhana yang untuk makan pun sulit, bagaimana Om bisa menjadi pesepak bola?""Om bermimpi, terus bermimpi. Om mengumpulkan uang jajan yang sedikit demi sedikit. Tak Lain uang logam. Rela tidak jajan demi mengumpulkan uang untuk membeli sepatu bila. Dan akhirnya, siapa sangka uang

  • Menjadi Istri Rahasia CEO Dingin   327. Pertunjukkan

    "Kalau begitu Qasam sudah bisa dibawa ke acara itu?" tanya Qasam penuh percaya diri."Tentu sudah bisa. Kita semua sudah siap, bukan?" jawab Husein."Kalau Qansha bagaimana, Pa? Sudah cantik?" Qansha memutar badannya. Memperlihatkan pakaian mengembang warna kuning yang dia kenakan. Rambutnya diikat satu. Make up di wajahnya minimalis. Sendal putih hak tinggi melapisi kakinya. "Beautiful. Perfect!" Husein tersenyum menatap putrinya. "Yeey!" Qansha menjingkrak. "Yang ini bagaimana? Apakah sudah kelihatan cantik?" Habiba mengayunkan Wafa di gendongannya."Seperti mamanya," sahut Husein sekenanya. Habiba pura- pura sebal melihat tingkah suaminya. Berakhir dengan hidung yang dijepit oleh Husein.Fara berdiri di pintu menatap keluarga yang sudah siap dengan pakaian serba bagus. Ia gigit jari. Kepingin ikutan."Mbak Fara, jaga rumah ya!" pesan Habiba."Iya." Fara mengangguk pasrah. Membayangkan pesta besar, isi kepalanya mendadak ambyar. "Ya sudah, kita berangkat sekarang! Let's go!" Hu

DMCA.com Protection Status