Share

151. Tidak Peduli

“Biar aku yang membujuknya, dia sedang tidak mau denganmu,” ucap Inez pada Habiba.

Habiba keberatan untuk menganggukkan kepala, namun pada akhirnya ia mengangguk juga.

Inez mendekati Qansha. “Qansha, tante sudah sangatlama mengenal mamamu, mamamu adalah sahabatnya tante. Qansha mau kan beli roti sama tante? Kita makandulu ya? Nanti kita akan bicarakan tentang ayahnya Qansa, tidak sekarang.”

Tatapan Qansha penuh harapan pada Inez. “Benarkah Qansha akan tahu dimana ayahnya Qansha?”

Inez melirik Habiba, agak bingung harus menajwab apa. tapi inilah tuntutan seorang anak yang mentalnya telah dijatuhkan oleh teman- temannya. “Mm… Nanti kita bicarakan. Yang penting Qansha ikut tante makan roti dulu ya. Roti durian. Okey?”

Ada harapan berhasil membujuk Qansha. Tangis Qansha sudah berhenti.

“Qansha maunya makan sosis,” sahut Qansha meski masih sesenggukan.

“Baik. Kita makan sosis. Ayo!” ajak Inez sambil menjulurkan tangan ke arah Qansha.

Manik mata Qansha menatap ke arah tangan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Krista April
kok Husein ngak ngerasa ada kontak batin kh SMA qansha plis lh Husein turunin ego nya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
husein.. husein..masa pemikiran dirimu kalah dengan amir sih.amir saja berpikiran kalau qansa itu adalah anakmu.kok dirimu malah berpikiran sebaliknya
goodnovel comment avatar
Renita gunawan
duuh, husein.jangan karena gengsi,mata hatimu tertutupi akan kemungkinan kebenaran bahwa qansa itu adalah anakmu
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status