Share

21. Gunjingan

Penulis: Noorie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-31 10:50:44

"Mbak Tami marah ya ke aku? Aku ada salah?" tanya Lova.

Akhir-akhir ini Khatami seperti menghindari Lova. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya di lantai atas.

"Tidak." Khatami menangkup sebelah pipi Lova. "Aku kan tidak boleh membuat keributan. Jadi aku di kamar saja."

"Apa harus sampai seperti itu, Mbak?"

Khatami tertawa. "Kayaknya iya. Para pekerja di sini juga setuju kalau aku yang sering bikin masalah lebih dulu."

"Terus sekarang Mbak mau ke mana? Mbak belum sembuh benar."

Khatami menyerahkan tasnya kepada Weni untuk dia simpan di dalam mobil. "Aku mau ke florist. Aku mau mengambil alih lagi kepengurusannya. Daridapa diam saja."

"Oh."

"Aku pergi dulu ya."

Lova mengangguk. Dia tetap merasa ada yang janggal. Senyum Khatami tidak lepas lagi. Seperti ada beban besar yang dia pikirkan. Apa pun itu, Lova berdoa semoga urusan Khatami selalu dimudahkan.

Sorenya, Lova tiba-tiba ingin makan martabak manis. Di dalam benaknya, makanan berbahan tepung terigu itu terus berputar-putar. Lova ba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   22. Membuka Hati

    "Mas, aku baik-baik saja," ucap Lova sambil menarik kakinya. "Sebaiknya Mas Ardhan menyusul Mbak Tami."Ardhan menghela napas. "Untuk apa, Lova? Dia sendiri yang memilih bertahan dengan laki-laki yang tidak mencintainya."Lova berusaha berdiri. Ardhan hendak membantunya, tetapi Lova menolak. "Aku saja yang menyusul Mbak Tami.""Kaki kamu terluka.""Kaki Mbak Tami juga terluka. Lagi pula, sakit karena goresan beling ini tidak seberapa daripada sakit hatinya Mbak Tami."Ardhan berdecak. "Dia yang mencari penyakitnya sendiri."Lova mengikuti Khatami ke taman bunga melati mentomori. Perempuan itu duduk di salah satu bangku semen yang dibentuk seperti batang pohon. Khatami menangis."Mbak," panggil Lova. "Aku ... minta maaf.""Maaf untuk apa?" Khatami bertanya dengan suara serak."Karena ... sudah ceroboh menjatuhkan gelas. Mungkin hal ini tidak akan terjadi. Mbak tidak akan menangis."Khatami tertawa sumbang. "Sudahlah, Lova. Lebih baik kamu istirahat saja. Biarkan aku sendiri.""Apa Mbak

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-31
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   23. Hampir Terbongkar

    "Aku dengar kamu hamil, Mi."Khatami memutar bola mata. Dari sekian banyak orang, kenapa Freya harus menjadi pelanggan toko bunganya? Khatami tidak masalah kehilangan satu pembeli. Apalagi jika itu Freya."Iya." Khatami menjawab malas. "Tapi, dari mana kamu tahu?""Tante Sekar."Khatami mencebik. Padahal waktu itu Sekar pernah menertawainya. Sekarang dia malah ikut bersandiwara."Selamat ya."Khatami memaksakan diri tersenyum. "Ya. Terima kasih.""Tante Sekar akhirnya punya cucu dari Ardhan. Soalnya ya, Mi. Tante Sekar itu sangat dekat dengan Xavier. Beliau bahkan menyuruh Xavier memanggilnya Oma.""Oh."Khatami lalu beralih pada pegawainya yang sedang membuat buket bunga daisy. "Bunga pesanan Freya sudah jadi belum? Jangan buat pelanggan saya kecewa karena keleletan kamu!"Padahal maksud Khatami adalah : Bunga pesanan Freya sudah jadi belum? Dia harus segera pergi. Aku muak melihatnya lama-lama."Se-sebentar, Bu." Pegawainya yang kena semprot buru-buru menyelasaikan tugasnya."Eh, ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   24. Perkara Tahu

    "Saya akan mencarinya," ucap Ardhan.Lova segera menutup pintu kulkas. "Tidak usah, Mas. Sudah malam. Dan lagi, Mas Ardhan belum tidur. Aku takut Mas Ardhan pusing atau bagaimana.""Tapi kamu sangat menginginkannya kan?"Lova menggeleng. "Tidak juga. Tidak selamanya ngidam harus selalu dituruti, apalagi yang memberatkan. Tidak akan berpengaruh juga ke bayinya.""Kamu yakin?" tanya Ardhan memastikan.Ardhan memang sudah mengantuk. Jika Lova sangat menginginkan tahu sumedang itu, Ardhan harus mencarinya sendiri. Sangat tidak bijak kalau dia membangunkan Pak Agus sopirnya.Lova tersenyum meyakinkan. Namun, ini bukan soal bayi yang akan ngeces jika ngidamnya tidak dituruti. Saat Lova naik ke tempat tidur dan mulai memejamkan mata, Lova bisa melihat tahu-tahu itu. Rasa gurihnya bahkan menyentuh lidah Lova.Semakin kuat Lova menolak, keinginannya makan tahu justru semakin kuat. "Kenapa aku seperti ini?" Lova berguling ke kiri dan kanan ranjang. Dia frustrasi. "Jangan tahu sumedang! Aku haru

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   25. Kehilangan

    "Non Lova jadi lebih banyak diam sejak pulang dari Sumedang," ucap Bu Mar sambil menyuguhkan sup ayam."Aku kan memang jarang bicara, Bu.""Bedalah, Non. Sekarang itu seperti ada yang Non pikirkan."Lova menuangkan sup ayam ke mangkuk. "Manusia kan setiap hari memang berpikir.""Ah, Non Lova ini. Bisa saja jawabnya."Lova tertawa pelan. "Mbak Ika mana? Waktunya makan siang.""Ada di atas sedang angkat jemuran.""Bu Mar juga makan." Lova menyerahkan mangkuk yang sudah terisi sup itu kepada Bu Mar.Memang benar setelah pulang dari Sumedang satu minggu yang lalu, Lova terus kepikiran ucapan Ardhan. Anaknya nanti mungkin akan menganggap Khatami sebagai ibu terbaiknya. Sedangkan Lova, baginya mungkin tidak pernah ada.Lova sudah tahu sejak awal akan seperti ini. Namun, kenapa sekarang rasanya sakit sekali?"Hasil pemeriksaan bagaimana, Non?"Lova kembali tersadar dari lamunan. "Alhamdulillah tidak ada masalah, Bu. Semoga lancar sampai aku lahiran nanti."Tidak lama, Mbak Ika bergabung di me

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   26. Keinginan Freya

    "Rafael?"Lova langsung bangkit berdiri dan bersiap berlari."Tidak usah menatapku seolah aku ini hantu."Faktanya, bagi Lova, Rafael lebih menyeramkan dari hantu."Mas Ardhan ada di dalam, jadi jangan macam-macam!" Lova mengancam."Ooh ... jadi, kalau Mas Ardhan tidak ada, aku boleh macam-macam?" Rafael menyeringai.Menanggapi orang gila seperti Rafael hanya akan membuat Lova tertular gilanya. Lova bersiap pergi. "Hai, Lova. Aku harus membayarmu berapa biar kamu mau sama aku?"Lova mengepalkan tangan. "Aku sudah bilang kalau aku bukan perempuan panggilan!""Kamu menikahi Mas Ardhan yang sebelas tahun lebih tua dari kamu. Aku yang hanya terpaut satu tahun kamu tolak.""Keluarga kamu yang lainnya sedang berduka. Tapi, kamu justru meributkan hal itu?"Rafael bersedekap. "Terus kenapa? Selama ini Papa tidak pernah menyayangiku. Di mata Papa, anaknya cuma Mas Ardhan dan Mbak Indi. Aku cuma figuran.""Pak Heru menasihati kamu juga kemarin. Artinya beliau peduli."Rafael mengerling malas.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   27. Hadiah

    80% saham milik Heru di PT Nuraga Group diwariskan kepada anak-anaknya. Setelah melalui kesepakatan, Ardhan ditunjuk sebagai wakil pemegang saham. Indira sejak awal tidak tertarik melibatkan diri dengan perusahaan, begitu juga suaminya yang menjadi Chef Eksekutif di sebuah restoran bintang lima.Sedangkan Rafael, dia bersikeras ingin membuka usahanya sendiri meskipun Sekar sempat menentangnya."Kamu akan membuka bisnis apa, Rafael?" tanya Ardhan. "Perlu modal berapa?" Meskipun kesal bukan main kepada Rafael, tetapi dia tetaplah adiknya. Heru bahkan secara langsung menitipkan Rafael kepada Ardhan.Rafael kontan tertawa sinis. "Bisnis ilegal. Jual beli organ, misalnya. Dan tidak! Aku tidak butuh modal dari Mas!"Ardhan mengepalkan tangannya. "Sepertinya saya harus mendengarkan saran Tami untuk mengirim kamu ke Sentienel."Khatami bersorak menyetujuinya di dalam hati.Rafael tersenyum mencurigakan. "Kalau sama Lova, aku mau. Di manapun pasti terasa seperti liburan bulan madu."Ucapan Raf

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   28. Perubahan Lova

    "Bayinya perempuan," ucap dokter Farhana sambil menunjuk gambar di layar.Lova seketika melirik Ardhan karena ingin tahu bagaimana reaksinya. Namun, Ardhan justru sedang berpandangan dengan Khatami. Keduanya melemparkan senyuman untuk satu sama lain.Lova segera membuang muka. Dadanya terasa perih. Lova tahu seharusnya dia tidak memiliki perasaan itu. Lova juga sedang berusaha menyingkirkan perasaan itu, tetapi melakukannya ternyata tidak semudah mengedipkan mata."Kita akan punya tuan putri," ucap Khatami setelah mereka di mobil. "Sekarang aku sudah bisa beli barang-barang yang sesuai.""Jangan terlalu berlebihan." Ardhan menimpali."Iya, Papaaaa." Khatami menirukan suara anak kecil.Ardhan tertawa pelan sambil menggeleng sebelum akhirnya dia fokus lagi memonitor pekerjaan dari jauh.Usia kandungan Lova sudah menginjak di bulan keenam. Perutnya tentu sudah menonjol, menandakan bahwa benar-benar ada kehidupan di dalamnya. Lova tidak sabar melihat wajahnya secara langsung.Namun, di si

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   29. Keputusan Ardhan

    Ardhan hanya bisa menggeleng karena kelakuan Lova yang aneh. Setelah Ardhan setuju akan tinggal di rumah ini sampai tengah hari nanti, Lova tidak beranjak dari sisi Ardhan. Bahkan saat Ardhan ke kamar mandi, Lova mengikutinya."Saya hanya ingin buang air, Lova." Ardhan benar-benar gemas.Wajah Lova tiba-tiba murung. "Iya, maaf sudah berlebihan," ucapnya dengan nada merajuk.Perempuan itu langsung pergi dari hadapan Ardhan ke kamarnya. Lova merasa ditolak. Rasanya sangat sakit. Lova tidak bisa menahan air matanya turun."Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu." Ardhan yang sudah selesai dengan urusannya segera menemui Lova. Dia memeluk perempuan hamil itu dari belakang."Aku hanya ingin melihat Mas Ardhan," ucap Lova di sela isak tangisnya."Melihat saya buang air?""Bukan!" Lova melepaskan dirinya dari dekapan Ardhan. Wajahnya ditekuk masam. "Mas Ardhan pulang ke Mbak Tami saja.""Jangan marah. Jangan marah." Ardhan meraih kedua tangan Lova, lalu mencium punggungnya bergantian. "Saya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-24

    "Mengapa Anda menusuk suami Anda sendiri sebanyak tiga kali?" tanya hakim ketua."Mungkin ada cara lain untuk menghentikan Kak Shaka yang ingin membunuh Kak Xavier. Namun, yang ada di pikiran saya hanya itu karena ada gunting berada di dekat kaki saya," jawab Almaira."Kenapa Anda harus menusuk sebanyak tiga kali?"Almaira menghela napas. "Saya emosi karena sebelumnya Kak Shaka memaksa saya meminum obat penggugur kandungan. Saya marah karena Kak Shaka mengancam akan membunuh keluarga saya satu per satu. Saya sangat kecewa karena ...."Almaira menjeda ucapannya. Dia malu mengatakan hal itu. Namun, Almaira tetap harus mengungkap semua yang terjadi hari itu. "Saya kecewa dan malu karena Kak Shaka melakukan hal menjijikan dan serendah itu. Dia ... menggauli saya di depan Kak Xavier.""Apa Anda tahu motif Saudara Arshaka Lesmana melakukan hal itu.""Kak Shaka cemburu. Dia berpikir saya dan Kak Xavier masih saling mencintai. Kak Shaka

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-23

    "Di mana Maira?" tanya Xavier."Untuk apa kamu mencari istri orang?"Keduanya sama-sama melemparkan tatapan permusuhan."Mama dan Papa memintaku memastikan keadaannya.""Aku ini suaminya. Mereka sudah tidak punya hak, apalagi sampai mengutus orang lain.""Terserah apa katamu. Tapi aku tidak akan pergi sebelum memastikan Almaira baik-baik saja.""Aku bisa memanggil warga untuk mengusirmu."Xavier berdecak. "Sial. Aku sudah tidak bisa bersabar." Pria itu meringsek masuk. "Maira! Mai!" panggilnya berteriak.Shaka tentu tidak diam saja. Dia membalik badan Xavier, lalu melayangkan tinju ke pipinya.Xavier terhuyung. Dia segera menegakkan tubuh dan membalas pukulan Shaka."Keluar dari rumahku!" bentak Shaka."Di mana Maira?"Suara benda jatuh terdengar dari atas. Xavier segera menaiki tangga. Namun, Shaka tidak membiarkannya begitu saja. Shaka menarik Xavier, lalu mengempaskannya ke

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-22

    "Gugurkan kandungan itu!" ucap Shaka tegas.Almaira membelalak. Dia refleks melindungi perutnya menggunakan kedua tangan. "Tidak.""Aku tidak menginginkannya!""Tapi aku menginginkannya. Dia anakku. Anak kita."Shaka mengetatkan rahang. Padahal dia sudah vasektomi. Vasektomi memang tidak 100% mencegah kehamilan. Tahu begini Shaka akan tetap memakai pengaman."Kamu harus menggugurkannya, Sayang." Shaka mendekati sang istri.Almaira langsung mundur beberapa langkah sambil terus melindungi perutnya. "Tidak! Aku bukan pembunuh. Aku tidak mau membunuh anakku sendiri.""Al, mengertilah."Almaira menggeleng. Air mata berkejaran jatuh ke pipinya. "Kak Shaka yang seharusnya mengerti.""Aku tidak ingin ada orang ketiga di antara kita.""Dia darah daging Kak Shaka!" Almaira menjerit."Aku tidak peduli, Sayang. Aku hanya mencintai kamu."Pria itu kembali melangkah mengikis jarak. Almaira

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-21

    "Aku tidak membawa keycard saat menyusul Kak Shaka. Aku tidak bisa masuk, lalu Kak Tamara memaksaku menunggu di sana." Almaira berusaha menjelaskan kepada suaminya yang tampak sangat marah. Matanya bahkan memerah."Sejak kapan kamu tahu Xavier tinggal di sini?" tanya Shaka sinis."Tadi. Mereka juga pindah baru dua hari yang lalu.""Kita pergi dari sini," ujar Shaka sambil melangkahkan kakinya ke kamar, lalu ke walk in closet. Pria itu segera mengemasi pakaian dirinya dan Almaira.Almaira menghela napas. Dia sudah menebak akan seperti ini jadinya. "Aku bantu," ucap perempuan itu.Almaira tidak protes Shaka akan membawanya pindah. Dia sudah membuat keputusan akan mengikuti suaminya ke manapun. Shaka adalah rumahnya. Shaka adalah tempat Almaira pulang."Tidak bilang Mama dan Papa dulu, Kak?"Shaka membalas Almaira dengan tatapan tajam, membuat perempuan itu menutup mulutnya.Mereka kembali pindah ke rumah Shaka. Se

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-20

    "Kak, geli!" Almaira berusaha menarik kakinya yang sedang dikelitiki oleh Shaka.Selama empat bulan tinggal di apartemen, Almaira dan Shaka tidak pernah sekali pun bertengkar. Mereka justru semakin romantis dari hari ke hari. Keduanya menjadi pasangan yang tidak bisa terpisahkan meski hanya sesaat.Siapa itu Xavier? Almaira bahkan melupakan eksistensinya. Hati dan pikiran perempuan itu selalu dipenuhi oleh Shaka. Almaira telah jatuh cinta kepada Shaka.Tempat terbaik bagi Almaira adalah di samping suaminya itu. Sekarang dia benar-benar malas keluar unit. Almaira sudah seperti tidak memiliki kehidupan di luar sana. Lovara saja dia bebankan kepada sang adik."Ini akibatnya karena kamu pura-pura tidur." Shaka tidak memedulikan jeritan Almaira. Dia terus menarikan jari-jarinya di telapak kaki sang istri.Setelah memperkerjakan otaknya untuk naskah, Shaka akan meminta jatah kepada Almaira. Almaira justru pura-pura terlelap. Bukan ingin menolak

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-19

    "Pesawatnya masuk ke goa ... aaaaa." Almaira mengarahkan sendok ke mulut Shaka setelah memutarnya di udara.Shaka justru melengos. "Kamu tidak perlu seperti ini.""Kenapa? Selama ini Kak Shaka selalu merawatku padahal aku baik-baik saja. Sekarang giliran." Almaira kembali mengarahkan sendok.Namun, Shaka menggeleng pelan dengan mulut terkunci rapat."Kak Shaka." Almaira merengek. "Aku marah, nih. Adik-adikku bilang kalau aku lebih galak dari Mama."Shaka mengernyit. Ekspresinya seperti sedang meledek Almaira."Oke. Aku marah." Almaira menyimpan piring di nakas. Dia lalu bersedekap.Shaka mencubit pipi istrinya. "Aku merasa gagal menjadi suami kamu kalau kamu sampai menyuapiku seperti ini.""Loh, kenapa?""Karena aku ingin meratukan kamu.""Kalau aku ratu, Kak Shaka rajanya, kan?"Shaka tersenyum samar. "Apa aku pantas disebut raja? Status kita jelas berbeda."Almaira menghela

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-18

    "Chy akan menikah dua hari lagi. Aku ingin menghadirinya," ucap Almaira kepada Shaka.Mereka sudah satu bulan berada di kota itu. Pada akhirnya Shaka membawa Almaira kembali ke rumahnya dengan alasan tidak ingin merepotkan sang bibi. Toh, masih satu kota. Setidaknya Shaka bisa langsung pergi menemui nenek seandainya terjadi sesuatu kepada beliau."Iya," jawab Shaka tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Tangannya sibuk mengetik.Beberapa hari terakhir Shaka lebih banyak menghabiskan waktu dengan menulis. Dia bisa sampai begadang. Almaira sangat khawatir dengan kondisi Shaka. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas."Iya apa?" Almaira meminta penjelasan lebih."Kita akan menghadirinya."Perempuan itu langsung berbinar. "Serius?"Shaka menutup laptop. "Aku tidak setega itu, Sayang.""Terima kasih, Kak," ucap Almaira dengan senyum lebar.Pria itu menghampiri istrinya di tempat tidur. "Ha

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-17

    "Sayang," panggil Shaka riang sambil membawa nampan berisi sarapan yang sudah telat.Almaira bangkit ke posisi duduk, lalu mengikat rambutnya yang acak-acakan.Shaka menaruh nampan di nakas."Terima kasih, Kak Shaka," ucap Almaira. Dia tersenyum, sebagai penghargaan untuk Shaka yang sudah membuatkannya makanan sementara dia hanya bermalas-malasan."Aku memiliki informasi yang penting," tutur Shaka sambil mengarahkan sendok berisi nasi dan lauknya kepada Almaira."Apa itu?" tanya Almaira sebelum menerima suapan dari suaminya."Aku sudah menemukan alamat keluarga Ibu.""Benarkah?" Almaira senang mendengarnya."Iya. Besok kita ke sana, ya."Besok seharusnya mereka kembali ke Jakarta.Almaira mengangguk. Dia tidak mungkin memaksa Shaka kembali ke Jakarta saat pria itu ingin pergi ke tempat keluarganya yang tidak pernah dia temui. Shaka sudah terlalu lama hidup sendiri. Dari ekspresinya saja sudah

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-16

    "Kak Shaka mengancam?" Almaira mengangkat sebelah alisnya."Itu bukan ancaman, Sayang. Hanya peringatan kecil. Selama ini aku sudah bersabar menahan diri karena kamu belum bersamaku. Tapi, kali ini tidak. Kamu hanya milik Arshaka Lesmana."Shaka mengusap pipi lembut Almaira, yang langsung perempuan itu tepis. "Aku bukan barang yang bisa dimiliki siapapun, termasuk Kak Shaka. Kak Shaka hanya suamiku, imamku, bukan pemilik hidupku. Kita sangat bisa berpisah."Shaka mengetatkan rahang. Dia tidak suka mendengar kata 'berpisah' keluar dari mulut istrinya. "Aku tidak akan membiarkan hal itu," ucap Shaka tegas."Kalau Kak Shaka terlalu mengekang aku, aku akan pergi." Almaira balik mengancam.Shaka semakin emosi. Dia lantas mencekal kedua lengan Almaira. "Kamu tidak akan pergi ke mana pun. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dariku, Al." Tatapan pria itu menajam."Kalau aku betulan pergi, Kakak mau apa?" Almaira justru menantang dengan

DMCA.com Protection Status