Share

25. Kehilangan

"Non Lova jadi lebih banyak diam sejak pulang dari Sumedang," ucap Bu Mar sambil menyuguhkan sup ayam.

"Aku kan memang jarang bicara, Bu."

"Bedalah, Non. Sekarang itu seperti ada yang Non pikirkan."

Lova menuangkan sup ayam ke mangkuk. "Manusia kan setiap hari memang berpikir."

"Ah, Non Lova ini. Bisa saja jawabnya."

Lova tertawa pelan. "Mbak Ika mana? Waktunya makan siang."

"Ada di atas sedang angkat jemuran."

"Bu Mar juga makan." Lova menyerahkan mangkuk yang sudah terisi sup itu kepada Bu Mar.

Memang benar setelah pulang dari Sumedang satu minggu yang lalu, Lova terus kepikiran ucapan Ardhan. Anaknya nanti mungkin akan menganggap Khatami sebagai ibu terbaiknya. Sedangkan Lova, baginya mungkin tidak pernah ada.

Lova sudah tahu sejak awal akan seperti ini. Namun, kenapa sekarang rasanya sakit sekali?

"Hasil pemeriksaan bagaimana, Non?"

Lova kembali tersadar dari lamunan. "Alhamdulillah tidak ada masalah, Bu. Semoga lancar sampai aku lahiran nanti."

Tidak lama, Mbak Ika bergabung di me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status