Share

29. Keputusan Ardhan

Ardhan hanya bisa menggeleng karena kelakuan Lova yang aneh. Setelah Ardhan setuju akan tinggal di rumah ini sampai tengah hari nanti, Lova tidak beranjak dari sisi Ardhan. Bahkan saat Ardhan ke kamar mandi, Lova mengikutinya.

"Saya hanya ingin buang air, Lova." Ardhan benar-benar gemas.

Wajah Lova tiba-tiba murung. "Iya, maaf sudah berlebihan," ucapnya dengan nada merajuk.

Perempuan itu langsung pergi dari hadapan Ardhan ke kamarnya. Lova merasa ditolak. Rasanya sangat sakit. Lova tidak bisa menahan air matanya turun.

"Maaf, saya tidak bermaksud seperti itu." Ardhan yang sudah selesai dengan urusannya segera menemui Lova. Dia memeluk perempuan hamil itu dari belakang.

"Aku hanya ingin melihat Mas Ardhan," ucap Lova di sela isak tangisnya.

"Melihat saya buang air?"

"Bukan!" Lova melepaskan dirinya dari dekapan Ardhan. Wajahnya ditekuk masam. "Mas Ardhan pulang ke Mbak Tami saja."

"Jangan marah. Jangan marah." Ardhan meraih kedua tangan Lova, lalu mencium punggungnya bergantian. "Saya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status