Share

34. Guncangan

Penulis: Noorie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-07 09:52:08

"Aku pikir kamu itu perempuan polos, Lova. Ternyata kamu sama saja dengan perempuan-perempuan penggoda di luar sana."

Lova menelan saliva.

"Penampilan memang bisa menipu." Khatami berdecak. "Sekarang aku tahu kenapa kamu selalu menyuruhku meninggalkan Mas Ardhan. Biar kamu bisa merebut posisiku, begitu?"

Lova menggeleng. "Tidak, Mbak. Aku tidak punya keinginan merebut Mas Ardhan."

"Oh ya? Kamu pikir aku percaya?"

"Mbak Tami tidak percaya juga tidak apa-apa."

Khatami tertawa. "Ya iyalah. Karena kamu sudah mendapatkan Mas Ardhan. Kamu membuat Mas Ardhan menjauh lagi dariku padahal hubungan kami sudah membaik. Kamu ternyata sebusuk ini ya?"

Lova menunduk. "Maaf, Mbak. Aku sudah berusaha tidak mencintai Mas Ardhan. Tapi, perasaan itu hadir begitu saja."

Khatami bertepuk tangan. "Wah, Lova. Aku sampai tidak bisa berkata-kata. Ternyata benar apa kata orang. Yang paling berpotensi mengkhianati kita itu orang terdekat kita. Orang yang paling kita percaya. Kamu mengecewakan, Lova. PENGKHIANAT.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   35. Rasa Bersalah

    Kondisi Lova pagi harinya perlahan membaik. Ardhan semalaman tidak beranjak dari sisi istrinya. Dia terus memeriksa dan mengganti handuk yang digunakan untuk mengompres."Ini bukan salah kamu, Love," ucap Ardhan sambil mengecup kening Lova. Semalam Lova terus mengigau meminta maaf kepada Khatami. "Bukan salah kamu kalau saya mencintai kamu."Lova mengerjap. Dia menatap Ardhan yang duduk di sampingnya. "Mas Ardhan tidak ke kantor?" tanya Lova."Saya nanti pergi agak siang.""Oh." Lova melemparkan pandangan ke arah jendela kamar yang gordennya setengah terbuka. Tidak ada yang bisa dia lihat selain bagian belakang mobil hadiah dari Heru yang terparkir.Ardhan mengusap pelipis istrinya. "Kamu jangan sampai stress. Bahaya untuk kesehatan bayi kita."Lova menghela napas. Inginnya juga seperti itu. Namun, masalah dengan Khatami sepertinya tidak akan pernah bisa Lova lupakan begitu saja. Rasa bersalah akan terus bercokol di hati Lova seumur hidupnya.Apa Lova bisa melalui semua ini?"Love." A

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-08
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   36. Ingatan Masa Lalu

    Ardhan langsung mengambil sikap. Dia menarik Khatami ke belakang tubuhnya, menjadikan dirinya sendiri tameng. Tatapan Ardhan menajam. Masih segar di ingatan apa yang Brandon lakukan kepada Khatami dulu."Saya tidak akan melakukan sesuatu yang buruk kepada Khatami," ucap pria bernama Brandon tersebut.Khatami segera menarik lengan kemeja Ardhan. "Kita pergi saja, Mas."Ardhan mendengkus."Tunggu dulu, Khatami. Ada sesuatu yang ingin saya katakan.""Apa sesuatu yang penting? Apa hal itu akan menguntungkan istri saya?" Ardhan yang menyahut.Khatami menahan senyumnya karena Ardhan tiba-tiba berubah posesif. "Kamu mau bilang apa?" tanya Khatami kepada Brandon. "Katakan di sini saja. Singkat, jelas, dan cepat.""Saya hanya ingin meminta maaf untuk yang saya lakukan di masa lalu.""Kalau Anda ingin meminta maaf. Kalau Anda benar-benar menyesal, seharusnya Anda menyerahkan diri ke polisi sejak lama." Lagi-lagi Ardhan yang menanggapi.Wajah Khatami menghangat. Dia tidak menyangka Ardhan masih

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   37. Serangan dari Berbagai Arah

    "Aku masih tidak menyangka loh kalau kamu itu ternyata madunya Tami."Lova menghela napas. "Lalu?" tanyanya."Ah, tidak. Aku cuma mau ke toilet."Lova menyingkir. "Silakan, Mbak.""Aku sudah tahu cerita lengkapnya. Kalau dipikir-pikir, kasihan sekali ya Tami."Lova mengepalkan tangan. "Bukannya Mbak Freya mau ke toilet?""Memangnya tidak boleh aku mengatakan hal itu? Sebagai sesama perempuan, aku hanya ingin menunjukkan rasa simpatiku."Lova lantas tertawa singkat. "Aku belum lupa saat Mbak Freya dengan sengaja menjatuhkan mental Mbak Tami saat di mal. Ke mana rasa simpati Mbak Freya saat itu? Kenapa sekarang Mbak Freya seolah-olah ada di pihak Mbak Tami? Tujuan Mbak hanya ingin memojokkan aku saja kan?"Freya menggertakkan gigi."Sudahlah, Mbak. Mbak tidak perlu ikut campur masalah kami. Mbak tidak pernah ada di posisi aku atau Mbak Tami. Apa yang Mbak Freya ucapkan terdengar hanya omong kosong."Lova kemudian pergi, meninggalkan Freya yang jengkel setengah mati. Perempuan itu menonj

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   38. Datang dan Pergi

    "Bertahanlah, Love. Kamu pasti bisa. Saya di sini," ucap Ardhan.Lova mengalami kontraksi hebat setelah mengerjakan salat subuh. Bu Mar langsung menelepon Ardhan yang berada di rumah Khatami. Sebenarnya Ardhan ingin menemani Lova karena sudah mendekati hpl. Namun, Lova memaksa Ardhan tetap ke rumah Khatami sesuai gilirannya.Pria itu segera memboyong Lova ke rumah sakit. Panik menjalari dirinya.Lova menggenggam erat tangan Ardhan, menyalurkan rasa sakit yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Air mata Lova menetes. Tiba-tiba wajah mendiang ibunya terbayang. Mungkin seperti inilah sang ibu saat melahirkannya dulu.Lova masih remaja saat ibu pergi. Dia belum bisa membanggakan beliau. Belum bisa membahagiakan beliau. Lova ingin ibunya ada di sini, menemaninya. Air mata Lova menitik lagi. "Ibu," gumam perempuan yang tengah berada di antara hidup dan mati itu."Love. Sayang." Ardhan terus memanggil. Sejak tadi dia berkeringat dingin melihat perjuangan sang istri melahirkan putri pertama

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   39. Sebuah Keputusan

    "Mbak Tami pergi?" Lova segera merapikan pakaiannya setelah memberi asi kepada Almaira. "Pergi ke mana, Mas?"Ardhan membungkuk di depan box bayi, lalu menyentuh pipi lembut Almaira yang lebih banyak mewarisi garis wajah Lova menggunakan telunjuknya. "Ke rumah orang tuanya.""Kenapa Mbak Tami ... pergi?" Lova sangat berharap Ardhan tidak mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia dengar."Tami ingin menyerah dengan pernikahan ini," jawab Ardhan tanpa mengalihkan tatapannya dari Almaira yang tertidur lelap.Lova menggeleng. "Tidak mungkin. Mbak Tami sangat mencintai Mas Ardhan."Ardhan menghela napas. "Kenyataannya, Tami sudah pergi, Love. Tami membawa sebagian pakaiannya.""Lalu kenapa Mas Ardhan ada di sini? Kenapa Mas tidak mengejar Mbak Tami?" Lova mengguncang tubuh suaminya. Mata perempuan itu memanas. Rasa bersalah semakin tumbuh besar di hatinya."Saya sudah berusaha, Lova. Tami tetap ingin pergi."Lova mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   40. Memulai Kembali

    Lova tidak bisa pergi tanpa rencana yang matang. Dia harus menentukan ke mana tujuannya akan melanjutkan hidup. Lova juga harus tahu kapan saat yang tepat. Namun, di sisi lain, Lova tidak boleh memakan waktu terlalu lama atau pernikahan Ardhan dan Khatami benar-benar tidak bisa diselamatkan.Sekarang, selain membuat daftar hal apa saja yang harus dia lakukan, Lova juga ingin memanfaatkan kebersamaannya dengan Almaira. Menggendong, mencium, dan memberi putri kecilnya itu asi selagi bisa.Decitan ban mobil dengan aspal di depan rumah menyita perhatian Lova. "Papa sudah pulang, sayang. Mama melihat Papa dulu ya?" Lova tersenyum hangat meskipun Almaira sedang tidur.Lova baru saja akan membuka pintu kamar ketika tiba-tiba pintu berwarna hitam itu terbuka lebih dulu. "Mas?" Lova sedikit terkejut karena Ardhan pulang dengan wajah masam."Saya akan ke Bali malam nanti," jawab Ardhan sambil melepaskan jasnya."Apa ada masalah?" tanya Lova hati-ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   41. Pergi

    Keputusan ini sangat berat. Lova tidak henti-hentinya menangis sejak Ardhan pergi. Lova tidak tahu kapan Ardhan akan kembali. Yang harus dia lakukan hanya sudah meninggalkan rumah sebelum suaminya itu datang.Lova bergegas mengemasi pakaian. Tidak terlalu banyak. Dia membawa tiga gamis dan kerudungnya, serta pakaian dalam. Sisanya, Lova bisa membeli yang baru meskipun sebenarnya dia anti menghamburkan uang saat barang yang lama masih layak pakai.Lova tidak boleh kelihatan mencolok."Mbak Ika," panggil Lova.Beliau datang kurang dari satu menit. "Iya, Non.""Aku mau ke rumah Bu Salma.""Sekarang, Non?""Iya.""Sendirian?""Iya.""Tidak menunggu Bu Mar dulu? Mungkin sebentar lagi pulang. Mobilnya juga dibawa kan?"Justru Lova sengaja pergi saat Bu Mar sedang belanja."Tidak usah, Mbak. Aku juga sudah pesan taksi online kok." Lova tersenyum.Mbak Ika tampak ragu. Setahu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   42. Lembaran Baru

    [Mas Ardhan dan Mbak Tami, tolong jaga Almaira. Aku sengaja pergi, jadi jangan cari aku.]Ardhan meremas kertas yang Lova tinggalkan di kamarnya, lalu melempar gumpalan kertas itu ke sembarang arah."Kenapa kamu pergi, Love? Saya menyuruh kamu menunggu. Saya bilang semuanya akan baik-baik saja. Tapi kenapa kamu membuat keputusan sendiri? KENAPA, LOVA?"Pria itu meninju tembok. Dadanya naik turun dengan napas menderu. Ardhan tidak memedulikan tangannya yang sakit karena hatinya jauh lebih sakit. Berteriak memanggil Lova sampai pita suaranya putus juga percuma saja. Perempuan itu sudah pergi. Dia bahkan tidak ingin dicari.Jejak terakhir Lova tertangkap CCTV di rumah Salma sedang berlari keluar ke arah kanan jalan. Di sana ada lahan kosong yang kemungkinan menjadi tempat Lova menunggu taksi online. Dari CCTV rumah tetangga yang paling dekat, lumayan banyak mobil yang lewat hari itu karena ada yang sedang seserahan. Entah yang mana yang membawa Lova.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-24

    "Mengapa Anda menusuk suami Anda sendiri sebanyak tiga kali?" tanya hakim ketua."Mungkin ada cara lain untuk menghentikan Kak Shaka yang ingin membunuh Kak Xavier. Namun, yang ada di pikiran saya hanya itu karena ada gunting berada di dekat kaki saya," jawab Almaira."Kenapa Anda harus menusuk sebanyak tiga kali?"Almaira menghela napas. "Saya emosi karena sebelumnya Kak Shaka memaksa saya meminum obat penggugur kandungan. Saya marah karena Kak Shaka mengancam akan membunuh keluarga saya satu per satu. Saya sangat kecewa karena ...."Almaira menjeda ucapannya. Dia malu mengatakan hal itu. Namun, Almaira tetap harus mengungkap semua yang terjadi hari itu. "Saya kecewa dan malu karena Kak Shaka melakukan hal menjijikan dan serendah itu. Dia ... menggauli saya di depan Kak Xavier.""Apa Anda tahu motif Saudara Arshaka Lesmana melakukan hal itu.""Kak Shaka cemburu. Dia berpikir saya dan Kak Xavier masih saling mencintai. Kak Shaka

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-23

    "Di mana Maira?" tanya Xavier."Untuk apa kamu mencari istri orang?"Keduanya sama-sama melemparkan tatapan permusuhan."Mama dan Papa memintaku memastikan keadaannya.""Aku ini suaminya. Mereka sudah tidak punya hak, apalagi sampai mengutus orang lain.""Terserah apa katamu. Tapi aku tidak akan pergi sebelum memastikan Almaira baik-baik saja.""Aku bisa memanggil warga untuk mengusirmu."Xavier berdecak. "Sial. Aku sudah tidak bisa bersabar." Pria itu meringsek masuk. "Maira! Mai!" panggilnya berteriak.Shaka tentu tidak diam saja. Dia membalik badan Xavier, lalu melayangkan tinju ke pipinya.Xavier terhuyung. Dia segera menegakkan tubuh dan membalas pukulan Shaka."Keluar dari rumahku!" bentak Shaka."Di mana Maira?"Suara benda jatuh terdengar dari atas. Xavier segera menaiki tangga. Namun, Shaka tidak membiarkannya begitu saja. Shaka menarik Xavier, lalu mengempaskannya ke

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-22

    "Gugurkan kandungan itu!" ucap Shaka tegas.Almaira membelalak. Dia refleks melindungi perutnya menggunakan kedua tangan. "Tidak.""Aku tidak menginginkannya!""Tapi aku menginginkannya. Dia anakku. Anak kita."Shaka mengetatkan rahang. Padahal dia sudah vasektomi. Vasektomi memang tidak 100% mencegah kehamilan. Tahu begini Shaka akan tetap memakai pengaman."Kamu harus menggugurkannya, Sayang." Shaka mendekati sang istri.Almaira langsung mundur beberapa langkah sambil terus melindungi perutnya. "Tidak! Aku bukan pembunuh. Aku tidak mau membunuh anakku sendiri.""Al, mengertilah."Almaira menggeleng. Air mata berkejaran jatuh ke pipinya. "Kak Shaka yang seharusnya mengerti.""Aku tidak ingin ada orang ketiga di antara kita.""Dia darah daging Kak Shaka!" Almaira menjerit."Aku tidak peduli, Sayang. Aku hanya mencintai kamu."Pria itu kembali melangkah mengikis jarak. Almaira

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-21

    "Aku tidak membawa keycard saat menyusul Kak Shaka. Aku tidak bisa masuk, lalu Kak Tamara memaksaku menunggu di sana." Almaira berusaha menjelaskan kepada suaminya yang tampak sangat marah. Matanya bahkan memerah."Sejak kapan kamu tahu Xavier tinggal di sini?" tanya Shaka sinis."Tadi. Mereka juga pindah baru dua hari yang lalu.""Kita pergi dari sini," ujar Shaka sambil melangkahkan kakinya ke kamar, lalu ke walk in closet. Pria itu segera mengemasi pakaian dirinya dan Almaira.Almaira menghela napas. Dia sudah menebak akan seperti ini jadinya. "Aku bantu," ucap perempuan itu.Almaira tidak protes Shaka akan membawanya pindah. Dia sudah membuat keputusan akan mengikuti suaminya ke manapun. Shaka adalah rumahnya. Shaka adalah tempat Almaira pulang."Tidak bilang Mama dan Papa dulu, Kak?"Shaka membalas Almaira dengan tatapan tajam, membuat perempuan itu menutup mulutnya.Mereka kembali pindah ke rumah Shaka. Se

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-20

    "Kak, geli!" Almaira berusaha menarik kakinya yang sedang dikelitiki oleh Shaka.Selama empat bulan tinggal di apartemen, Almaira dan Shaka tidak pernah sekali pun bertengkar. Mereka justru semakin romantis dari hari ke hari. Keduanya menjadi pasangan yang tidak bisa terpisahkan meski hanya sesaat.Siapa itu Xavier? Almaira bahkan melupakan eksistensinya. Hati dan pikiran perempuan itu selalu dipenuhi oleh Shaka. Almaira telah jatuh cinta kepada Shaka.Tempat terbaik bagi Almaira adalah di samping suaminya itu. Sekarang dia benar-benar malas keluar unit. Almaira sudah seperti tidak memiliki kehidupan di luar sana. Lovara saja dia bebankan kepada sang adik."Ini akibatnya karena kamu pura-pura tidur." Shaka tidak memedulikan jeritan Almaira. Dia terus menarikan jari-jarinya di telapak kaki sang istri.Setelah memperkerjakan otaknya untuk naskah, Shaka akan meminta jatah kepada Almaira. Almaira justru pura-pura terlelap. Bukan ingin menolak

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-19

    "Pesawatnya masuk ke goa ... aaaaa." Almaira mengarahkan sendok ke mulut Shaka setelah memutarnya di udara.Shaka justru melengos. "Kamu tidak perlu seperti ini.""Kenapa? Selama ini Kak Shaka selalu merawatku padahal aku baik-baik saja. Sekarang giliran." Almaira kembali mengarahkan sendok.Namun, Shaka menggeleng pelan dengan mulut terkunci rapat."Kak Shaka." Almaira merengek. "Aku marah, nih. Adik-adikku bilang kalau aku lebih galak dari Mama."Shaka mengernyit. Ekspresinya seperti sedang meledek Almaira."Oke. Aku marah." Almaira menyimpan piring di nakas. Dia lalu bersedekap.Shaka mencubit pipi istrinya. "Aku merasa gagal menjadi suami kamu kalau kamu sampai menyuapiku seperti ini.""Loh, kenapa?""Karena aku ingin meratukan kamu.""Kalau aku ratu, Kak Shaka rajanya, kan?"Shaka tersenyum samar. "Apa aku pantas disebut raja? Status kita jelas berbeda."Almaira menghela

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-18

    "Chy akan menikah dua hari lagi. Aku ingin menghadirinya," ucap Almaira kepada Shaka.Mereka sudah satu bulan berada di kota itu. Pada akhirnya Shaka membawa Almaira kembali ke rumahnya dengan alasan tidak ingin merepotkan sang bibi. Toh, masih satu kota. Setidaknya Shaka bisa langsung pergi menemui nenek seandainya terjadi sesuatu kepada beliau."Iya," jawab Shaka tanpa mengalihkan pandangannya dari layar laptop. Tangannya sibuk mengetik.Beberapa hari terakhir Shaka lebih banyak menghabiskan waktu dengan menulis. Dia bisa sampai begadang. Almaira sangat khawatir dengan kondisi Shaka. Lingkaran hitam di bawah matanya terlihat jelas."Iya apa?" Almaira meminta penjelasan lebih."Kita akan menghadirinya."Perempuan itu langsung berbinar. "Serius?"Shaka menutup laptop. "Aku tidak setega itu, Sayang.""Terima kasih, Kak," ucap Almaira dengan senyum lebar.Pria itu menghampiri istrinya di tempat tidur. "Ha

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-17

    "Sayang," panggil Shaka riang sambil membawa nampan berisi sarapan yang sudah telat.Almaira bangkit ke posisi duduk, lalu mengikat rambutnya yang acak-acakan.Shaka menaruh nampan di nakas."Terima kasih, Kak Shaka," ucap Almaira. Dia tersenyum, sebagai penghargaan untuk Shaka yang sudah membuatkannya makanan sementara dia hanya bermalas-malasan."Aku memiliki informasi yang penting," tutur Shaka sambil mengarahkan sendok berisi nasi dan lauknya kepada Almaira."Apa itu?" tanya Almaira sebelum menerima suapan dari suaminya."Aku sudah menemukan alamat keluarga Ibu.""Benarkah?" Almaira senang mendengarnya."Iya. Besok kita ke sana, ya."Besok seharusnya mereka kembali ke Jakarta.Almaira mengangguk. Dia tidak mungkin memaksa Shaka kembali ke Jakarta saat pria itu ingin pergi ke tempat keluarganya yang tidak pernah dia temui. Shaka sudah terlalu lama hidup sendiri. Dari ekspresinya saja sudah

  • Menjadi Istri Bayangan Untuk Pria Konglomerat   S2-16

    "Kak Shaka mengancam?" Almaira mengangkat sebelah alisnya."Itu bukan ancaman, Sayang. Hanya peringatan kecil. Selama ini aku sudah bersabar menahan diri karena kamu belum bersamaku. Tapi, kali ini tidak. Kamu hanya milik Arshaka Lesmana."Shaka mengusap pipi lembut Almaira, yang langsung perempuan itu tepis. "Aku bukan barang yang bisa dimiliki siapapun, termasuk Kak Shaka. Kak Shaka hanya suamiku, imamku, bukan pemilik hidupku. Kita sangat bisa berpisah."Shaka mengetatkan rahang. Dia tidak suka mendengar kata 'berpisah' keluar dari mulut istrinya. "Aku tidak akan membiarkan hal itu," ucap Shaka tegas."Kalau Kak Shaka terlalu mengekang aku, aku akan pergi." Almaira balik mengancam.Shaka semakin emosi. Dia lantas mencekal kedua lengan Almaira. "Kamu tidak akan pergi ke mana pun. Aku tidak akan membiarkan kamu pergi dariku, Al." Tatapan pria itu menajam."Kalau aku betulan pergi, Kakak mau apa?" Almaira justru menantang dengan

DMCA.com Protection Status