"Aku butuh bapakmu! Bukan mahar sekeranjang!" Arjuna pusing diminta datang bersama ayahnya sebagai persyaratan untuk melamar puteri dari klan bangsawan. Padahal ia tidak tahu di mana ayahnya berada. Arjuna berusaha mencari ayahnya dengan berbekal kujang emas yang tertinggal di malam terkutuk itu. Satu peristiwa membawa Arjuna ke zaman kerajaan di mana situasi sedang kacau, ia mendapat warisan ilmu kuno untuk menguasai dunia. Dapatkah Arjuna menemukan bapaknya dan hidup bersanding dengan puteri bangsawan?
Lihat lebih banyakPerjalanan jadi kurang menyenangkan, keributan terjadi hampir di sepanjang jalan. Bajang memilih diam, Kong juga. Ketiga perempuan itu tidak puas dengan keputusan Arjuna menyerahkan pataka dan kujang emas. Padahal Arjuna seharusnya menjaga baik-baik, melaksanakan amanat gurunya dengan penuh tanggung jawab. "Kelihatannya kalian begitu ingin aku menjadi ketua persilatan," kata Arjuna. "Padahal aku sendiri ingin pulang secepatnya." "Kau sudah jauh melangkah," sahut Chitrangada. "Sekarang kau ingin pulang tanpa ayahmu." "Apakah aku bilang begitu tadi? Jangan berasumsi." "Bagaimana kau pulang secepatnya dengan membawa ayahmu?" Mereka melewati dataran rumput hijau yang dikelilingi pepohonan. Arjuna turun dan melepas kuda untuk makan sekenyang-kenyangnya. Kemudian ia mencari air untuk minumnya. Bajang dan kingkong turut pergi mencari air. "Aku dapat membaca siasatmu, maka itu aku diam," kata Bajang. "Kau ingin menghemat energi dengan membiarkan mereka bertarung memperebutkan patak
Arjuna menghentikan kudanya. Lima pendekar dengan rambut panjang dipilin menghalangi jalan kudanya. "Jadi kabar yang tersiar benar," kata pendekar berkumis panjang. Kuku tangannya juga panjang. Wajah saja yang menjadikan dirinya pantas disebut lelaki. "Resi Kamandalu sudah menyerahkan ketua rimba persilatan kepada muridnya." "Resi Kamandalu terlalu merendahkan kita," ujar pendekar berjenggot panjang bak rambut jagung. "Padahal seharusnya diadakan kompetisi untuk menentukan siapa yang paling pantas." "Arjuna!" seru pendekar berhidung buntet persis burung kakatua. "Kau serahkan pataka ketua secara baik-baik, atau kami paksa!" Arjuna heran mereka mengenal dirinya. Ia baru bertarung dengan Sepuluh Utusan Neraka dan semua tewas, kemudian berjumpa dengan legiun prajurit. Mereka berhasil dilumpuhkan dengan racun kodok emas dan lupa dengan kejadian itu, seakan mereka tak pernah berjumpa. Lalu lima pendekar itu mendapat kabar dari mana? Barangkali ada pendekar yang luput dari perhatian
Arjuna keluar dari goa. Ia cukup lama menunggu, tapi ratu ular tidak muncul. Arjuna melihat mereka menunggunya di pinggir sungai. Mereka tampak ceria, kekhawatiran mendapat serangan anaconda hanyalah kesalahpahaman belaka. "Kau cepat sekali muncul," kata Chitrangada. "Aku kira purnama depan baru selesai." Arjuna dapat menguasai kitab kuno dengan cepat berkat bantuan energi kujang emas. Arjuna demikian mudah mempelajari gerakan- gerakan di dalam kitab, termasuk jurus pedang. Kujang emas adalah separuh jiwanya. "Aku tidak melihat ratu ular," kata Arjuna. "Apakah kalian membunuhnya?" "Ratu ular pergi ke hilir sungai," sahut Chitrangada. "Ia ingin bersenang-senang karena sudah bebas menjalankan tugas." "Ia tampak kecewa," bisik Bajang. "Ia sudah menunggu ratusan tahun tapi tidak mendapatkan upah." Arjuna tersenyum kecut. "Aku menunggunya di dalam goa." Arjuna tahu apa yang diinginkan ratu ular, tapi ia malah pergi tanpa pamit. Arjuna hanya dingin kepada calon istrinya, Chitra
Kitab itu berusia ribuan tahun, dan tertulis pesan supaya dihancurkan setelah dipelajari. Inti dari ajaran itu adalah meditasi, menyatukan ruh dan jasad dengan semesta alam untuk mengendalikan energi tubuh dalam mencapai tujuan tertentu. Meditasi yang diajarkan Resi Kamandalu berguna sekali, menjadi dasar untuk menguasai ilmu dalam kitab kuno itu. "Ajian Saifi Angin adalah ilmu meringankan tubuh dan berpindah tempat." Arjuna membaca aksara kuno pada lembaran mukadimah. "Ilmu ginkang tertinggi di Jawa Dwipa, satu tingkat di atas Kidang Kuning dan Asma Gunting." Ajian Saifi Angin adalah ilmu para wali di pantai utara, ilmu ini sering digunakan untuk pertemuan di lokasi yang jauh dengan padepokan mereka. Arjuna heran bagaimana ilmu itu tercatat di kitab ribuan tahun lalu, kemudian dimiliki para wali. Apakah ada kitab lain? Padahal kitab ini adalah kitab satu-satunya. Barangkali hasil tirakat dengan menggabungkan ruh dan jasad dalam kegaiban alam semesta. "Eyang resi saja
Beberapa jam lalu Arjuna menelusuri tepian sungai mencari Ulupi, tiba-tiba anaconda muncul dari permukaan air dan menyambar dirinya. Arjuna menghindar dengan berjumpalitan di udara, anaconda memburu, merasa terdesak ia mengeluarkan kujang pusaka. Anaconda terdiam kaku dengan mata tak berkedip memperhatikan kujang yang dipegangnya. Kemudian wujudnya berubah menjadi sosok ratu cantik jelita. "Jadi kau pemuda yang bernama Arjuna?" tanya sang ratu. "Aku mendapat wangsit untuk menunggumu di sungai ular." Arjuna mengusap-usap kepala. Ia jadi penasaran siapa sebenarnya yang memberi wangsit itu. "Leluhur Jawa Dwipa memberi wangsit padaku," kata sang ratu. "Resi Kamandalu juga menerima wangsit dari sosok yang sama." "Kau juga ingin menurunkan ilmu padaku?" Arjuna tampak lesu. Sebenarnya ia tidak butuh ilmu kanuragan, ia butuh informasi tentang ayahnya. "Aku sudah menunggumu selama ratusan tahun. Aku diminta untuk menyerahkan beberapa kitab kuno dan pedang Mustika Manik kepadamu sebaga
Ulupi muncul bersama kingkong di saat matahari sudah tenggelam. "Kau pergi lama sekali," kata Chitrangada. "Aku kuatir terjadi apa-apa." "Aku berusaha membujuk sahabatku untuk ikut," sahut Ulupi. "Ia takut kalian keberatan mengembara bersamanya." "Tentu saja tidak," jawab Larasati. "Aku senang banyak teman." Sahabat Ulupi ini adalah spesies gorila timur, tinggi sekitar dua meter, berat dua kuintal lebih, memiliki otot sangat kuat, dapat memukul dan mematahkan anggota tubuh lawan, bisa mengangkut beban sepuluh kali lipat dari berat badannya. Kingkong adalah binatang mandiri. Jadi tidak akan menyusahkan dalam perjalanan. "Namanya siapa?" tanya Chitrangada. "Panggil saja Kong," jawab Ulupi. "Aku biasa memanggil begitu." "Kelihatannya Kong kurang suka sama aku," ujar Bajang. "Ia tidak mencium pipiku seperti pada kalian." "Aku saja enek," gerutu Larasati. "Bisa-bisanya Sang Hyang Tunggal menciptakan manusia sejelek itu." Bajang mengangkat ayam bakar dari tungku api, sea
Chitrangada terkejut. "Bagaimana kau bisa memikirkan pria lain padahal sebentar lagi menikah?" Sebelum menempuh perjalanan waktu ke masa lampau, Ulupi beberapa hari lagi menikah dengan Tun Ghazar. Semestinya ia memikirkan persiapan pesta, bukan memikirkan Arjuna. "Pertemuanku dengannya membuka kembali catatan masa lalu yang belum tertutup sepenuhnya." Celaka. Kalau semua mantan Arjuna cintanya bersemi kembali, berapa banyak perempuan yang ikut pergi bersamanya ke era ini! Chitrangada akan sibuk meredam kebisingan hatinya, ketimbang membantu Arjuna mencari ayahnya. Mereka belum menemukan titik terang. Sulit mendapatkan petunjuk tentang keberadaan Senopati Aryaseta. "Bagaimana ceritanya kau sampai tertangkap prajurit istana?" "Aku sedang mencari kingkong sahabatku, aku terjerat perangkap binatang yang mereka pasang. Mereka rupanya lagi berburu." "Pantas tubuhmu sangat dekil." "Aku belum pernah mandi sejak kedatanganku ke hutan ini. Aku belum mampu menaklukkan anaconda
Tiga komandan legiun berpakaian lengkap melompat turun dari dahan pohon. Puluhan prajurit keluar dari rumpun semak mengepung mereka. "Aku senang kalian menampakkan diri," kata Bajang tenang. "Aku kira kalian lagi main petak umpet." Padahal Bajang kaget melihat kemunculan mereka. Ia tidak tahu di balik rumpun semak ada prajurit mengintai. "Bagaimana kalau kau main pengantin-pengantinan?" ujar Arjuna. "Aku lihat ada perempuan bersembunyi bersama dua prajurit." Perempuan yang bersembunyi di rumpun ilalang bangkit berdiri. Chitrangada terkejut melihat perempuan itu. Ia diapit dua prajurit dengan tubuh dirantai. Wajah dan pakaiannya sangat lusuh. "Ulupi...!" pekik Chitrangada tertahan. "Kau kenal perempuan ini?" selidik prajurit. "Apakah ia temanmu?" "Pertanyaanmu aneh sekali," sindir Bajang. "Sudah jelas puteri keraton memanggil namanya, berarti ia kenal." Kepala legiun senior tercengang. "Puteri keraton...?" "Ya," sahut Arjuna. "Puteri Sultan Trenggono ... Ratu Kal
Mereka bangun saat matahari memancarkan sinarnya. Mereka kaget melihat mayat yang bergeletakan di tanah lenyap. "Apakah mereka hidup kembali?" ujar Larasati. "Lalu pergi diam-diam." Bajang menimpali, "Jangan-jangan benar utusan dari neraka." "Untuk membawamu ke neraka maksudnya?" sindir Chitrangada. "Coba periksa milik kalian ada yang hilang tidak, milik yang paling berharga." "Semua yang ada pada diriku sangat berharga." Arjuna muncul sambil membawa kantong berisi air nira. Kemarin sore Arjuna menyadap nira, pagi-pagi diambil. Tuak nira sangat manis dan nikmat. "Kalian cari apa?" tanya Arjuna melihat mereka mondar-mandir di sekitar pohon. "Mayat hilang," jawab Larasati. "Waktu kau bangun mayat itu ada tidak?" "Ada." "Nah, berarti benar mereka hidup lagi!" "Mayat itu aku pindahkan ke punggung kuda, kemudian kuda membawa pergi." Biasanya kuda akan membawa majikannya pulang. Arjuna ingin mereka dikebumikan secara layak. Mereka akan menjadi santapan bina
"Aku tidak tahu siapa bapakmu!" Dewi Priti sudah habis kesabaran menghadapi pertanyaan Arjuna sejak SD hingga sekarang sudah menjadi CEO. "Aku tidak pernah bertemu lagi sejak malam terkutuk itu!" Dua puluh lima tahun silam, Dewi Priti dan beberapa teman SMA mengadakan pesta kelulusan di sebuah diskotik, minumannya ada yang membubuhi obat perangsang, ia meminta seorang eksekutif muda yang bertemu di koridor hotel untuk membebaskan hasrat yang menggila. Cinta satu malam itu menimbulkan bencana sehingga ia diasingkan ke pelosok untuk menjaga kehormatan keluarga. Dewi Priti sudah putus asa mencari pria itu, semua pegawai hotel ditemui, bahkan ia mendatangi alamat tamu pria yang menginap malam itu, tapi tak ditemukan. "Carilah calon istri yang tidak peduli siapa bapakmu!" kata Dewi Priti kesal. "Perempuan bukan hanya Chitrangada!" Arjuna terduduk lemas di sofa beludru. Ia sulit memahami hingga kini, bagaimana keluarganya sampai kehilangan jejak pria itu padahal mereka mempunya...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen